Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya
Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya
Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian
"Hanita! Bangun!" Teriak Satya panik
Lelaki itu langsung menggendong sang istri lalu membaringkannya ke atas ranjang besar mereka. Satya tertegun karena merasakan suhu tubuh Hanita yang tinggi
"Dia sakit?" Gumamnya
Tidak berselang lama, Dokter Richard datang ke mansion untuk mengecek keadaan Hanita atas panggilan dari Satya.
"Apa yang terjadi pada istri saya,Dokter? Dia tiba-tiba saja pingsan dan suhu tubuhnya tinggi" adu Satya panik
Tidak ada kepura-puraan sama sekali, karena Satya memang mengkhawatirkan Hanita, istrinya.
"Dokter Hanita sedang stress berat,Tuan. Tekanan darahnya tinggi, ini yang membuat beliau pingsan" sahut Dokter Richard
"Tapi istri saya baik-baik saja kan?" Satya memastikan
Dokter Richard mengangguk seraya tersenyum tipis, "Saya sudah menyuntikkan obat untuk menurunkan demam dan tensinya. Beliau akan merasa segar saat bangun di pagi nanti."
"Saya permisi,Tuan. Semoga Dokter Hanita lekas sehat seperti sedia kala." Ucap Dokter Richard, pria paru baya itu pamit pulang setelah menyelesaikan pemeriksaan terhadap Hanita
Satya memilih duduk ditepi sang istri, mengamatinya dengan seksama. Terbesit rasa bersalah karena sudah membentak istrinya ini padahal wanita itu sebenarnya sedang sakit
Tangan Satya terulur, mengusap lembut kening dan pipi sang istri. Jika di ingat lagi, ternyata ini yang pertama kali Satya melihat Hanita sampai serapuh dan sehancur sekarang ini.
Sekian tahun mereka bersama, Hanita selalu terlihat tangguh dan kuat. Dia bahkan tetap tenang saat Dokter menyatakan kalau Kenzie menderita penyakit jantung bawaan, yang menyebabkan jantungnya tidak berkembang normal sebagaimana mestinya.
Satya dan seluruh keluarga merasa hancur saat Kenzie harus menerima operasi ketika usianya bahkan baru genap 8 bulan. Kala itu, hanya Hanita yang tetap terlihat tegar serta jangan lupakan eskpresi wajahnya yang datar dan dingin itu.
''Apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu terlihat serapuh ini?" Gumam Satya pelan
Satya enggan untuk beranjak dari sisi Hanita, ia memutuskan untuk menunggui istrinya itu. Takut kalau nanti kondisi Hanita tiba-tiba memburuk
Lelaki itu hanya beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Lalu setelahnya, Satya berencana kembali menyusul Hanita naik ke atas ranjang mereka
Setelah pintu kamar mandi tertutup rapat, kedua mata Hanita langsung terbuka lebar. Menatap pintu kamar mandi dengan tajam, kepalan tangannya erat di dalam selimut
"Aku akan memberimu satu kesempatan lagi,Sat. Tinggalkan wanita itu lalu kembali padaku dan anak-anak. Atau kamu akan menerima hukumanmu" monolog Hanita lalu kembali memejamkan kedua matanya dengan erat
Tidak berselang lama, Satya keluar dari kamar mandi sudah dalam keadaan menggunakan piyama tidurnya
Lelaki itu mendekati sang istri, mengusap keningnya dengan lembut. "Tidurlah,Nita. Aku akan menjagamu malam ini" bisik Satya lalu sebuah kecupan singkat ia daratkan ke atas kening istri cantiknya itu
Satya juga menidurkan tubuhnya ke samping Hanita, tangan kanannya melingkar ke atas perut sang wanita
"Hanya malam ini saja, biarkan aku memelukmu" ungkap Satya
Jika boleh jujur, Satya sebetulnya merasa bersalah pada Hanita. Mendengarkan suara parau wanita itu serta tatapannya yang penuh kehancuran saat bertanya kenapa Satya membencinya. Sukses menusuk relung hati Satya yang terdalam
Satya yakin kalau sikap Hanita yang seperti ini ada hubungan dengannya. Satya berpikir kalau Hanita hanya terlalu memikirkan hubungan mereka yang sangat kacau. Sama sekali tidak curiga kalau istrinya itu sudah tahu kebenaran mengenai hubungan antara dia dan Shanum.
Hingga pagi mulai menyapa,
Hanita masih terlelap diatas ranjang besarnya, mungkin pengaruh obat yang diberikan Dokter Richard semalam cukup kuat.
Satya sudah rapi, menggunakan setelan kerja lengkapnya. Lelaki itu mendudukkan tubuhnya ke tempat kosong di samping sang istri
Kembali mengecek suhu tubuh Hanita dengan cara meletakkan tangan ke atas kening istrinya itu.
"Masih sedikit hangat" gumam Satya
Ponsel milik Satya berdering, rupanya itu adalah panggilan dari Shanum.
"Iya,Shanum. Aku masih di mansion, Hanita sedang sakit" kata Satya
Entah jawaban apa yang Satya dengar dari Shanum, lelaki itu mengulum senyuman tipis. Melirik jam mahal dipergelangan tangannya
"Aku berangkat 10 menit lagi, kamu langsung ke tempat saja. Jangan lupa bawa materinya" ujar Satya lalu segera mengakhiri panggilannya
Eksistensi lelaki itu kembali tertuju pada sang istri, sebenarnya tidak tega jika harus meninggalkan Hanita yang sedang sakit sendirian. Tapi meeting dengan client pun tidak bisa dia tinggalkan
"Aku akan meminta Kepala Pelayan untuk menjagamu. Tunggulah sampai aku pulang" bisik Satya
Satya berdiri, baru akan beranjak tapi Hanita sudah lebih dulu menarik pergelangan tangannya. Membuat Satya menolehkan kepala ke arah Hanita, lega karena sang istri sudah bangun
"Sudah bangun?"
Hanita mengangguk lemah, "Jangan tinggalkan aku,Sat. Tetaplah bersamaku"
"Aku disini kan? Bersamamu" sahut Satya
Hanita bergeming, kedua maniknya berkaca-kaca. Tanpa tunggu lama lagi, Hanita langsung memeluk erat pinggang Satya
"Jangan tinggalkan aku sendirian,Sat. Aku takut, tolong jangan pergi. Temani aku..." gugu Hanita
Satya tercengang bukan main, apa dia sedang berhalusinasi? Hanita memeluknya bahkan meminta agar tidak ditinggalkan olehnya. Sudah sangat lama Hanita tidak bersikap manja, lemah lembut seperti ini. Dan itu membuat Satya tertegun
"Kamu takut kalau aku tinggalkan sendirian?" Tanya Satya yang diangguki lemah oleh Hanita
Satya mengulum senyuman hangatnya, sama seperti hatinya yang tiba-tiba terasa hangat karena sikap manja Hanita. Satya menangkap wajah Hanita, menatapnya dengan lembut
"Baiklah, aku tidak akan kemana-mana. Aku akan menemanimu hari ini" ujar Satya
Hanita tersenyum lega mendengarnya,wanita itu kembali menyandarkan wajah ke depan perut Satya. Memeluk tubuh suaminya itu dengan erat seolah tidak ingin melepaskannya
"Makasih" ucap Hanita
"Sama-sama, aku suamimu. Sudah tugasku untuk menjagamu" sahut Satya
Pelukan dari Hanita rupanya bersambut dengan baik. Satya juga memeluk tubuh Hanita sambil mengusap punggung dan pucuk kepala istrinya itu
Aku akan merebutmu kembali, Sat. Tidak akan kubiarka siapapun berani mencurimu dariku. Tegas Hanita
Sementara di tempat lain,
''Baiklah, aku mengerti. Temanilah Hanita, semoga dia cepat sembuh" ujar Shanum dengan nada lembutnya
Tepat setelah panggilan itu berakhir, Shanum seketika menunjukkan ekspresi senduhnya.
Jujur saja, hatinya sakit tidak terima karena Satya lebih memilih menemani Hanita yang sedang sakit. Dibanding datang bekerja, melakukan meeting penting bersama dengan Shanum dan client mereka dari Kuala Lumpur.
Shanum tidak dapat menyembunyikan rasa sedihnya, wanita itu meneteskan air mata. Semakin yakin kalau Satya memang masih mencintai Hanita, dan selama ini hubungan antara Shanum dan lelaki itu tidak lebih hanya sekedar pelampiasan saja.
"Aku...tidak rela kehilangan kamu,Sat. Kumohon jangan kembali pada Hanita" lirih Shanum
.
Tbc
kasian hanita dapet barang bekas shanum terus😅