Seorang wanita karir dikhianati oleh sang suami, namun demi putrinya dia memendam semuanya sendirian.
Pernikahan yang hambar, kekecewaan yang teramat besar pada sang suami mengakibatkan Maura frustasi hingga tak sengaja melakukan one night stand bersama laki-laki yang lebih muda darinya.
Disaat Maura akhirnya sudah berpisah dengan sang suami, percikan api cinta kembali muncul kepada pria selain suaminya. Namun saat itu ia mengetahui, jika putrinya juga mencintai pria yang sama.
Haruskah Maura mengalah sekali lagi, demi sang putri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Sandiwara.
Deva menatap penampilan dari Daniel, terlihat mata gadis itu mengerjap terkejut. Bagaimana tidak? Daniel merubah style rambut rapinya, kini model rambut pria yang lebih dewasa darinya itu bergaya ala boy band Korea. Mirip salah satu personil Bangtan, Taehyung.
“Dih! Apa-apaan ini? Kenapa kamu cosplay jadi TaeTae, aku nggak ikhlas ya! Rubah lagi sana style rambut nya, mau di mirip-miripin sama Ayang Mpii-ku ya kagak bisa mirip! Jauhhhhh... sejauh hati kita berdua!!!“ cibir gadis itu seraya melewati tubuh Daniel.
Grep!
Daniel menahan lengan Deva, “Om jelek, beneran?“
Deva mendengar suara Daniel yang nggak percaya diri, dia menahan senyumnya ingin membalas perbuatan lelaki itu dengan mengerjainya.
“Jelek banget, kalo mau rubah style itu kayak Bang komenggg uhuyy yang sekarang jadi dewan. Ganteng nya polllll...!“ Deva mengangkat jempolnya.
Wajah Daniel berubah pucat, dia harus mengikuti style artis kocak yang sekarang jadi dewan itu.
“Ogah ah! Kamu pasti lagi ngerjain Om, kan!“
“Dih! Emang kenapa sama Bang Komeng? Dia ganteng loh!“
Bibir Daniel terkatup rapat, dia takut menyebut Babang kOmeng jelek ngeri kena pasal pembull1an.
“Dah lah, aku capek! Om pergi aja!“ Deva mengusir Daniel, namun tiba-tiba ada sebuah ide dalam kepalanya.
Grep!
Kini giliran gadis itu menarik tangan Daniel sampai wajah keduanya kini hanya berjarak beberapa cm.
Deg Deg Deg
Jantung Daniel berdebar kencang, ia kira cintanya pada Maura begitu kuat dan akan sulit menemukan cinta baru... ternyata tak sekuat itu. Ia kini benar-benar sudah jatuh cinta pada Deva, gadis kecil yang selalu ia jaga selama ini.
“Om, mau aku maafin. Beneran?“
Daniel mengangguk antusias.
“Kalo gitu Deva minta Om ikuti sandiwara Deva, ya. Deva ingin Om memarahi Deva, panggil kurang ajar kek nggak tau diri kek. Apa aja! Yang penting Om harus terlihat marah sama Deva. Oke?“
“Om nggak ngerti.“
“Intinya orang lain harus melihat kita seperti kayak bertengkar, kalo Om masih berbuat baik atau so perhatian sama aku.... Deva nggak akan pernah maafin Om selamanya.“
"Om ngerti, oke oke!“ Daniel paham.
“Sekarang dorong tubuh Deva, lalu ngomong kasar yang keras biar orang di dalam rumah mendengarnya!“
Bugh!
Daniel menurut, ia mendorong tubuh Deva menjauh darinya.
“Dasar gadis nggak tau diri! Kau berani menghinaku, padahal aku udah berusaha keras meminta maaf dan terus perhatian padamu! Tapi apa yang aku dapatkan darimu! Kau malah bilang aku laki-laki messumm!!!“
Bravo,Om! Deva membulatkan bibirnya, tak percaya Daniel bisa akting.
“Hei Duda lapuk! Siapa yang minta situ perhatian sama gue! Denger yak, Om Duda nggak laku! Gue nggak mau diganggu lagi! Sono pergi! Hussss.... jauh-jauh!!!“
Daniel menahan perasaan tak enak hatinya, dia tidak tau alasan Deva menyuruhnya bersandiwara tetapi jika ia sampai tak menurut hancur sudah harapannya untuk dimaafkan. Tetapi, bertengkar seperti saat ini benar-benar tak nyaman baginya.
“Jadi cewek tuh jangan sok cantik! Banyak wanita di sekeliling ku! Ngapain aku terus-terusan ngejar gadis bau kencur kayak kamu yang nggak punya attitude! Cih! Bye!!!“ Daniel membalikkan tubuh pergi dari halaman rumah.
Deva sampai ternganga dengan sandiwara Daniel, bibirnya sebisa mungkin menahan tawanya yang ingin menyembur.
Deva membalikkan badan, dia berjalan seraya membawa ranselnya di bahu kemudian berjalan masuk ke dalam rumah.
“Tunggu!“ cegat Sandra yang sejak tadi mendengarkan.
“Eh, Tante. Ada apa, Tan?“ Deva menampilkan wajah innocent nya.
“Kenapa kalian bertengkar, suara kalian terdengar kesini tadi.“
“Oh itu, Om Daniel itu aneh Tan. Dia ngejar-ngejar aku terus padahal aku udah nolak dia. Dasarnya pria bebal, bikin kesel aja. Ya udah... tadi aku katain aja dia Om-om mwsuum. Dia marah, terus balik ngata-ngatain aku. Ck! Dasar Duda nggak laku! Ups, sorry. Dia kan mantan Tante ya, apa Tante selingkuh dari Om Daniel... karena sifatnya yang pemaksa itu? Wajar sih, aku aja risih!“ Deva mengangkat bahunya dengan raut wajah kesal.
Baguslah kalo nih bocah nggak bales perasaan Bang Daniel dan terus menolaknya, aku nggak perlu mengkhawatirkan kehadiran dia lagi! Lagian, Bang Daniel tadi terlihat marah banget sama dia! Batin Sandra senang.
Sandra tersenyum fake pada Deva, dia menepuk-nepuk pundak gadis itu.
“Kau benar, dia pria keras. Aku dulu berselingkuh darinya karena sifat nya itu, aku yakin nggak akan ada wanita yang kuat dengannya!“
“Nah kan, bener! Ck! Sudahlah, aku juga nggak mau berurusan lagi dengan nya. Tante, aku masuk kamar dulu ya.“
“Oke.“ Sandra bersikap lebih lembut pada Deva, ia pikir Deva bukan lagi saingannya.
Blam
Deva menutup pintu kamar dengan sedikit keras agar disangka ia masih emosi dan terdengar oleh Sandra.
Baru saja Deva menaruh tas ransel nya, panggilan dari Daniel sudah memenuhi layar ponselnya.
“Huh! Nggak sabaran banget sih!“
Deva mengangkat panggilan.
“Hei! Nggak sabaran banget sih!“
“Om nggak mau tau! Jelasin sama Om alasan mu minta Om sandiwara seperti tadi!“
“Aku jelasin besok, kita bertemu di tempat pemancingan. Gimana?“
“Oke, Honey."
“Satu lagi, jangan panggil aku Honey seperti dulu! Aku nggak suka! Aku bukan gadis kecil mu lagi, aku sudah menjadi seorang wanita! Paham!!!"
Tutttt...
Sebelum Daniel menjawab, Deva mematikan panggilan. “Dasar nggak peka! Aku nggak mau dianggap gadis kecil kayak dulu lagi, aku sama dia kan udah berbagi cairan tubuh sampai kami punya anak!“
Mengingat tentang calon anaknya, Deva menghela nafas berat. “Mama harus mengikhlaskan kamu ya, Nak. Apa kamu mau Mama memaafkan Papa mu?“
Deva menarik foto USG dari dompetnya, dia tersenyum sedih namun tekad dalam hatinya untuk mengikhlaskan membuatnya tetap kuat.
.
.
Di dalam mobilnya, Daniel berteriak senang. Akhirnya Deva mau bertemu dengannya secara pribadi dan mereka akan bertemu berdua saja.
Daniel pun teringat kasus penabrak4n pada Deva, dia ingin mengetahui kelanjutan kasusnya. Gegas Daniel menelepon polisi yang bertugas menangani kasus nya.
“Halo, Pak. Saya Daniel, ingin menanyakan tentang kasus Nona Deva.“
“Maaf, Pak Daniel. Plat nomer mobil pelaku yang tertangkap oleh dashcam mobil ternyata palsu, kami juga sudah memeriksa Cctv di sekitaran namun wajah orang itu tertutup masker dan topi sulit sekali mengidentifikasi pelakunya. Kami masih berusaha mencari titik lain, semoga kami bisa menemukan nya.“
“Baik. Pak. Terimakasih kerja kerasnya.“
Daniel mulai mencurigai dua orang, setelah kejadian di restoran memang Daniel memutuskan kerjasama dengan Denisa.
Apa wanita itu dendam padaku atau Deva, karena gara-gara kejadian di restoran... aku menjauhinya dan memutuskan kerjasama kami?
“Satu lagi yang patut aku curiga, Sandra!“
Daniel menelepon Gavriel, akan meminta Gavriel mengawasi gerak-gerik Sandra karena Gavriel dan Maura serta Deva sementara akan tinggal satu rumah dengan Sandra.
d tunggu karya selanjutnya💜