Karya terbaru dari Author "Berondong Bayaran CEO Cantik."
Ig : oh_ya_ra
tiktok : link di ig
Ananta Nayra Santoso, tiba-tiba mengandung anak dari sahabatnya sendiri yakni Sean Alejandro Blanco. Semua bermula ketika mereka pergi ke sebuah bar dan mabuk berat. Keduanya sama-sama tak sadar telah melakukan hal tersebut. Mendengar kabar kehamilan Nayra, orang tua mereka yang berselisih selama ini pun kembali cekcok. Nenek keduanya menginginkan mereka menikah, tetapi mereka berdua sudah memiliki kekasih masing-masing. Bagaimana kah kisah selanjutnya?. Ikuti saja cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pratiwi Devyara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Yang Berbeda
"Belum tidur?"
Sean mengirim pesan singkat di WhatsApp kepada Nayra, usai mata mereka saling bertemu.
"Belum." jawab Nayra.
"Masih banyak pikiran." lanjutnya lagi.
"Sama." balas Sean.
Lalu Sean pun menelpon dan Nayra mengangkatnya.
"Nay."
"Ya." jawab Nayra.
"Gue benar-benar minta maaf. Gue nggak nyangka kita akan berada dalam situasi kayak gini." ujar Sean.
Nayra terdengar menarik dan menghela nafas agak dalam. Seperti sedang mencoba menetralkan perasaan.
"Mau diapain, Sean. Semua udah terjadi." jawab perempuan itu.
"Kita cari lagi kliniknya lusa ya." ujar Sean.
"Iya." jawab Nayra.
"Tapi gue ragu, Sean." ujar perempuan itu.
Mendadak Sean pun terdiam mendengarnya, sebab ia juga merasakan hal yang serupa.
"Gue juga kayak merasa bersalah sih." ujar pemuda tersebut.
Sejenak mereka sama-sama membeku, sebab tak bisa berkata apa-apa lagi. Ini begitu berat bagi keduanya. Nayra baru berusia 25 tahun dan Sean 24 saat ini. Bahkan Nayra satu tahun lebih tua darinya.
Tak ada yang tau masalah mereka, kecuali diri mereka sendiri dan Tuhan. Tak ada tempat berbagi dan tak ada tempat meminta pendapat.
"Nanti kita pikirkan lagi, Nay." jawab Sean.
Mereka lalu melanjutkan obrolan tersebut hingga larut. Tak lama kemudian keduanya pergi tidur.
***
Esoknya.
"Hmmph."
Nayra merasa terganggu dengan bau ruangan pagi itu. Tiba-tiba saja ia menjadi mual dan bolak-balik ke kamar mandi untuk muntah.
"Ini rumah kita koq bau banget sih, ngepelnya pake apa coba?"
Siti yang baru selesai membereskan rumah dan berada di dapur tersebut, jadi bingung sekaligus merasa tak enak hati. Viola dan Jonathan yang ikut menyaksikan juga sama herannya.
"Bau apaan?. Perasaan ini ruangan wangi koq." ujar Viola.
"Iya tapi bau nya nggak enak, mi. Kayak bau toilet." ujar Nayra.
"Ini kan karbol yang biasa dipakai mbak Siti setiap hari." ujar Viola.
Memang Siti tak pernah mengganti wangi cairan pengepel lantai, dan selama ini tak pernah ada masalah. Hanya saja saat ini Nayra sedang hamil, makanya penciuman perempuan itu jadi makin sensitif.
"Kamu kayak orang hamil aja." ujar Viola lagi.
Tiba-tiba Nayra tersentak dan terdiam seribu bahasa. Mendadak ia takut sikapnya tadi akan membuat curiga semua orang. Ia tak ingin kehamilannya diketahui.
"Mami dulu waktu hamil kamu juga begini, iya kan pi?"
Viola bertanya pada sang suami dan Jonathan memberikan sebuah anggukan. Sementara Nayra makin tenggelam dalam diam.
"Kayaknya hidung Nayra emang lagi sensitif aja mi."
Ia lalu berusaha meredam suasana agar tak muncul banyak prasangka.
"Ya sudah, sarapan dulu."
Kali ini Jonathan yang bersuara. Lalu Nayra pun memaksakan diri untuk makan sambil menahan rasa mual.
***
"Hueeek."
"Hueeek."
Nayra kembali muntah di jalan. Kali ini ia berangkat ke kantor bersama Sean. Semula Nayra menolak, dan tetap ingin membawa mobil sendiri. Tapi kemudian Sean memberikan ancaman.
"Kalau lo nggak mau berangkat bareng gue, gue akan bilang ke om Joe dan tante Viola kalau lo lagi hamil anak gue." ujar Sean dengan suara pelan.
"Lo ngancem gue?" tanya Nayra dengan nada kesal.
Sejatinya hal seperti ini kerapkali terjadi diantara mereka. Mereka seperti mengalami deja vu, sebab baik Sean maupun Nayra sama-sama sering memberikan ancaman jika kehendak mereka tak dituruti selama ini.
"Gue kasih tau ai Nina kalau lo kemaren ngerokok."
Begitulah ancaman yang sering diberikan Nayra, jika ia tengah minta ditemani oleh Sean. Tetapi Sean sedang tidak bisa.
"Gue bilangin lo lagi pacaran."
Sean membalas di lain waktu, ketika ia ada permintaan pada Nayra dan tak dipenuhi oleh perempuan itu. Kini semuanya terulang, tetapi Sean bermaksud baik.
Nayra sedang hamil dan ia khawatir jika perempuan itu mengemudikan mobil sendirian. Bukan apa-apa, Sean takut tiba-tiba Nayra merasa mual dan pusing di jalan seperti ini. Sehingga konsentrasinya dalam mengemudi bisa terganggu.
"Hueeek."
"Hueeek."
Sean kembali mendekat dan mengusap-usap punggung Nayra. Hingga perempuan itu selesai muntah dan kembali ke mobil dengan wajah yang pucat. Sean memberikannya air mineral dan menunggu dulu sampai Nayra tenang.
"Masih mual?" tanya nya kemudian.
Nayra mengangguk lemah, Sean sendiri lalu mengelus perut perempuan itu dengan lembut.
"Jangan bikin mamanya tersiksa ya nak." ujarnya
Dan tiba-tiba saja tubuh Nayra berdesir hebat. Ada kehangatan dan keharuan yang menjalar di hatinya kini.
Tak lama setelah itu rasa mual diperutnya pun berkurang. Sean menanyakan kembali apakah Nayra sudah siap untuk melanjutkan perjalanan. Lalu Nayra mengangguk dan mereka kembali menyusuri jalan demi jalan.
***
Siang hari di kantor.
Nayra mendadak ngidam rujak mangga, sehabis melihat sebentar ke laman sosial media tiktok dan menemukan seorang influencer yang sedang makan makanan tersebut.
Tetapi di kantin kantor tak ada yang menjual. Adanya di tikungan jalan yang cukup jauh.
"Lo pengen makan apa siang ini?"
Sean tiba-tiba mengirim pesan singkat melalui WhatsApp.
"Gue pengen banget makan rujak." jawab Nayra.
"Tapi di kantin nggak ada." lanjutnya lagi.
"Di tikungan yang mengarah kesini kan ada." balas Sean.
"Iya, tapi mager." jawab Nayra.
"Ya udah, tunggu bentar. Nanti gue yang beli." balas Sean.
Nayra pun langsung merasa gembira, sebab keinginannya dipenuhi. Ia bahkan lupa jika saat ini dirinya sedang berada dalam masalah yang besar. Selang beberapa saat Sean kembali mengirim pesan padanya.
"Mau gue titip di loby atau lo ke bawah dan sekalian makan siang di kantin?" tanya pemuda itu.
"Gue turun aja deh." balas Nayra.
Tak lama perempuan itu pun turun untuk menemui Sean di kantin. Lewat beberapa menit tiba-tiba Steffi heboh dan berbicara pada teman-teman satu divisinya.
"Eh, lo pada tau nggak kalau bu Revita istri bos lagi nyari selingkuhan bos di kantor kita."
Ia berbicara dengan nada pelan, sebab takut terdengar oleh bos mereka yang masih berada di ruangan kerjanya.
"Hah?"
"Pak Harris selingkuh sama anak kantor sini?" tanya salah seorang dari teman Steffi, diikuti tatapan mata yang lainnya. Baik karyawan laki-laki maupun perempuan sama-sama mendengarkan gosip tersebut.
"Iya, bu Revita nge-wa Fadly dan nanya ke dia. Kan si Fadly wara-wiri mulu tuh sama bos." jawab Steffi.
"Fadly anak divisi sosmed?" tanya salah seorang dari mereka lagi.
"Iya, dan Fadly bilang nggak tau. Emang dia nggak tau sih katanya." jawab Steffi.
Lalu mereka semua sama-sama terdiam.
"Siapa ya kira-kira?" gumam mereka seraya melihat ke sekitar. Tepatnya memperhatikan para karyawan wanita yang belum turun untuk makan dan istirahat.
"Ting."
Tiba-tiba muncul notifikasi di handphone Steffi. Ia membaca pesan tersebut lalu bibirnya menganga karena kaget.
"Gaes, Fadly bilang ke gue selingkuhan si bos kita lagi hamidun."
"Hah?"
Satu divisi tersebut kaget dan mereka terdiam untuk beberapa saat. Sampai kemudian bos mereka keluar dan mereka sama-sama kembali ke meja masing-masing, lalu terlihat sok sibuk.
mudah2an g terjadi perang bintang y....