NovelToon NovelToon
THEY ARE GEMSTONES

THEY ARE GEMSTONES

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:544
Nilai: 5
Nama Author: Putri Yais

Keluarga Haven bukanlah keluarga sembarangan. Haven merupakan suami dari perempuan bernama Amber. Mereka memiliki kemampuan supranatural yang sangat tinggi. Mereka memiliki tiga orang putra, dan dua orang putri. Mereka adalah pemilik mata dewa. Ambisi mereka sangat besar untuk menguasai dunia. Sebelum mata dewa itu terbuka, sampai kapanpun mereka tidak akan mencapai tujuan besarnya itu.

Mata dewa hanya bisa dibuka dengan lima batu permata yang memiliki kekuatan sangat dahsyat.

Tidak ada yang tahu jika kelima batu permata itu ternyata berubah menjadi lima gadis cantik dimana mereka akan menjalani aktivitas layaknya manusia biasa, hanya saja ketika dalam keadaan darurat maka kekuatan besar yang tersimpan dalam diri mereka akan muncul.

Kelima gadis cantik itu tinggal di sebuah tempat bernama "Home Blue" dimana pemilik tempat itu adalah seorang perempuan bernama Lin.

Yuk! ikuti perjalanan serunya dalam karya baruku ini. Jangan lupa mampir, like, dan komen. Terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Yais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUA PENGURUS BARU

Keempat gadis sudah kembali ke kelas. Hanya saja mereka tidak melihat Shapire.

"Dimana Shapire?" tanya Ruby.

"Tadi dia di belakang ku," jawab Emerald.

Tidak lama Shapire datang.

"Kau dari mana?" tanya Berlian.

"Tadi aku harus kembali ke aula karena ada barang ku yang tertinggal," jawab Shapire.

"Ooh..."

Saat istirahat, semua murid ramai berlari ke lapangan. Kelima murid kebetulan sedang makan di kantin.

"Kenapa mereka berlarian seperti itu?" tanya Kyanite sedikit heran.

Ruby pergi untuk bertanya pada salah satu murid. "Ada apa?"

"Pengurus baru sudah tiba di sekolah," jawab murid itu.

"Apa katanya?" tanya Kyanite.

"Akan ada pengurus baru di sekolah ini," jawab Ruby. "Mereka sudah tiba di sekolah."

Kelima gadis sangat penasaran dengan pengurus baru itu. Mereka pergi untuk melihatnya. Sudah ada Jeff yang menyambut kedatangan mereka. Saat dilihat ternyata pengurus baru itu tidak lain adalah Arvind dan Melvin.

"Pria itu?" ucap Ruby kaget. "Untuk apa dia ada disini?"

"Apa kau mengenalnya?" tanya Emerald.

Ruby menatap Shapire. Dia memberikan isyarat untuk tidak memberitahu yang lain.

"Aku mengenalnya? Hahaha... yang benar saja. Sepanjang hari aku bersama dengan kalian, jadi tidak mungkin aku mengenal pria itu," ucap Ruby mengelak.

"Kedua pria itu tidak kalah tampan dengan ketiga pemilik sekolah ini," gumam Berlian.

Keempat temannya menatap Berlian bersamaan. "Apa yang sebenarnya ada dalam pikiranmu itu?" tanya Kyanite.

"Tidak apa-apa, wajar saja jika teman kita ini mengagumi mereka. Sekarang ada lima pria tampan di sekolah ini, dan kita hanya tinggal memilihnya saja," ucap Ruby.

"Kau ini sama saja," ucap Emerald.

"Hahaha..."

Saat bel masuk telah berbunyi, Jeff meminta petugas untuk mengumpulkan kembali semua murid di aula. Semua murid berdesakan masuk untuk duduk dibarisan paling depan hanya karena ingin melihat dua pengurus baru itu dari dekat. Saat akan memulai perkenalan, kelima gadis baru saja tiba. Mereka meminta izin pada Jeff untuk masuk.

"Gadis itu? Kenapa aku harus bertemu dengannya di sekolah ini?" batin Melvin menggerutu.

"Masuklah!" ucap Jeff. "Jika saja kalian bukan murid baru, tentu aku tidak akan mengizinkannya."

"Duduklah!" Alvin dan Melvin mulai memperkenalkan dirinya.

Saat kedua orang tuanya pergi, Jeff berdiskusi dengan keempat adiknya untuk mengangkat pengurus baru. Key School adalah sekolah yang sangat besar. Jeff tidak bisa mengurusnya hanya dengan bantuan kedua adiknya. Dia membutuhkan orang lain untuk itu.

****

Dua hari sebelumnya, setelah Arvind bertemu dengan Shapire dia terus mencaritahu setiap kegiatannya termasuk dimana dia bersekolah. Saat tahu Shapire bersekolah di Key School, Arvind mencari cara untuk bisa masuk ke sana. Kebetulan saat malam harinya Melvin datang menemuinya. Dia bercerita tentang pertemuan ibunya dengan Amber. Gemma dan Amber adalah sahabat dekat. Dia meminta bantuan putranya untuk membantu Jeff mengurus Key School selama ia dan Haven pergi. Gemma membutuhkan dua orang yang menjadi pengurus baru di sekolahnya. Awalnya Melvin menolak karena ia sedang menjalani bisnis di perusahaannya. Amber merasa tidak enak menolak permintaan teman dekatnya itu, dia mencoba membujuk putranya untuk pekerjaan itu dan akhirnya Melvin setuju hanya jika dia bekerja bersama Arvind. Tanpa banyak pertimbangan, Arvind langsung menyetujuinya. Di sekolah itulah dia bisa bertemu dengan Shapire setiap hari.

****

Setelah pertemuan selesai, Jeff membubarkan semua murid. Mereka kembali belajar di kelasnya. Identitas semua orang masih tersembunyi satu dengan yang lain. Kelima gadis permata itu belum tahu jika Arvind dan Melvin adalah bangsa serigala. Begitupun identitas keluarga Haven yang masih tertutup rapat. Kelima gadis menjalani hari-harinya di sekolah seolah-olah mereka adalah gadis biasa yang sama-sama belajar magic di sekolah itu. Mereka harus bisa menyembunyikan kekuatan besarnya dari semua orang.

Saat bel pulang sudah berbunyi, salah satu petugas menghampiri kelima gadis di kelasnya. Mereka diminta datang ke ruangan Jeff saat itu juga.

"Huhh..., untuk apa lagi pria itu meminta kita ke ruangannya," ucap Kyanite sedikit kesal. "Apa tidak cukup pertemuan di aula tadi?"

"Pelankan suaramu itu!" ucap Ruby. "Panggil pria itu dengan panggilan Mr. Jeff, jangan asal bicara."

"Apa kalian sudah selesai bicaranya?" tanya petugas itu dengan tatapan sinis.

"Tidak perlu menatap kami seperti itu," ucap Ruby sambil memegang tangan petugas itu.

"Aww..." Petugas itu merasa kesakitan. Dia langsung menyingkirkan tangan Ruby darinya. Saat dilihat pergelangan tangannya memerah seperti terbakar. Petugas itu langsung pergi meninggalkan mereka.

"Apa yang sudah kau lakukan padanya?" tanya Emerald.

"Aku hanya menggunakan kekuatan api dalam tubuhku untuk membakarnya," jawab Ruby.

"Kenapa kau ini sangat ceroboh? Bagaimana jika petugas itu menunjukkan lukanya pada Jeff dan memberitahu dia jika kau yang sudah melukainya," timbal Kyanite.

"Maaf, aku hanya tidak suka saja cara petugas itu menatap kita," ucap Ruby.

"Kalian pergilah lebih dulu ke ruangan Mr. Jeff!" ucap Shapire.

"Memangnya kau akan kemana?" tanya Berlian.

Shapire pergi begitu saja tanpa memberitahu keempat temannya. Dia mencari petugas itu untuk menyembuhkan lukanya. Di satu sisi, petugas tadi berada di UKS kesakitan. Dia mencoba untuk mengobati lukanya sendiri. Dia merasa aneh dengan luka di tangannya itu. Kelihatannya seperti luka bakar, padahal gadis itu memegangnya pelan. Saat melihat petugas itu, Shapire langsung masuk.

"Untuk apa kau disini?" tanya petugas itu.

Shapire memberinya sebuah benda kecil yang membuat petugas itu tidur seketika. Dia mulai menyembuhkan luka itu dengan kekuatan supernya. Seketika luka di tangan petugas itu menghilang tanpa jejak. Shapire segera pergi dari ruangan itu sebelum orang lain melihatnya. Dia mengambil kembali benda kecil itu dari tangan petugas. "Kau akan segera siuman dalam dua menit," ucapnya sambil beranjak pergi.

Saat Shapire keluar dari UKS, dia tidak sengaja berpapasan dengan Arvind. Shapire langsung menundukkan kepalanya sebagai tanda penghormatan.

"Tidak perlu memberiku penghormatan khusus seperti itu," ucap Arvind.

Shapire langsung mengangkat kepalanya. "Tapi bagaimana pun kau adalah pengurus baru sekolah ini. Sesuai aturan yang ada jika semua murid harus memberikan penghormatan," jawab Shapire.

"Itu benar, tapi aku sendiri tidak memberlakukannya untukmu," ucap Arvind. "Jika bertemu denganku lain kali, bersikap biasa saja. Tidak perlu memberikan penghormatan khusus seperti tadi."

"Permisi!" Shapire langsung pergi dari hadapan Arvind.

Saat Arvind berjalan melewati ruang UKS, dia melihat salah satu petugas sekolah yang sedang terbaring. Dia masuk untuk melihatnya. Saat diperiksa petugas itu baik-baik saja. Tidak lama dia sadarkan diri. Petugas itu terkejut saat melihat luka di tangannya ternyata sudah membaik seperti tidak terjadi apa-apa.

"Apa yang terjadi denganmu?" tanya Arvind.

"Gadis itu datang dan menyembuhkan luka di tanganku," jawab petugas. "Apa kau lihat? Luka bakar di tanganku hilang begitu saja. Benar-benar ajaib."

Petugas itu kembali bekerja. Sementara Arvind masih tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Di satu sisi, keempat gadis sudah sejak tadi berada di ruangan Jeff. Dia membiarkan mereka menunggu sampai Shapire datang.

"Tok... Tok... Tok..."

"Masuklah!" ucap Jeff.

"Akhirnya kau datang juga," ucap Berlian.

"Kau tahu? Dia sengaja membuat kita menunggu. Pria itu bilang jika dia tidak akan bicara sampai kau datang," ucap Kyanite menunjuk Jeff.

Keempat temannya tertegun menatap Kyanite yang berani-beraninya bicara seperti itu di depan Jeff langsung.

"Apa kau sadar apa yang baru saja kau katakan?" bisik Berlian pelan.

Kyanite meminta maaf pada Jeff atas perkataannya itu. Sekarang dia tidak berani menatapnya. Jeff memberitahu mereka jika besok mereka harus datang ke sekolah seperti biasa.

"Bukankah besok hari libur? Kenapa kita tetap harus datang ke sekolah?" tanya Ruby.

"Pembicaraan sudah selesai. Kalian bisa pergi dari ruanganku sekarang juga," ucap Jeff.

Jeff tidak menjawab pertanyaan Ruby. Dia memang terlihat sangat dingin dan tidak banyak bicara. Sepertinya dia tidak suka dengan orang yang terlalu banyak bertanya. Dia juga tidak memberitahu mereka alasannya untuk tetap datang ke sekolah. Tapi dengan berani Ruby mendekati Jeff dan menatapnya serius.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku Mr. Jeff," ucap Ruby.

"Jaga sikapmu itu!" ucap Jeff. "Jangan lupa jika posisimu itu hanya seorang murid. Aku bisa saja memberikan hukuman berat padamu karena sudah menatapku lancang seperti itu. Tapi sudahlah, kau ini hanya anak baru. Masalah hari ini bisa kau jadikan pelajaran untuk ke depannya. Tapi ingat! Jika kau berani lagi menatapku seperti tadi, aku tidak akan segan untuk menghukum mu."

Amarah Ruby memuncak. Dia tidak senang dengan perkataan Jeff terhadap dirinya. Dia bertingkah seakan dia itu seorang raja yang sangat berkuasa. "Akan aku beri perhitungan padanya," ucap Ruby dalam hati. Saat akan menggunakan kekuatannya, dengan cepat Shapire membawa Ruby pergi dari ruangan itu. Jika tidak maka masalah besar akan terjadi. Kepergiaan mereka diikuti oleh ketiga gadis lainnya.

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!