Istri Cantik Si Pewaris Lumpuh

^^^Usaha tidak akan mengkhianati hasil katanya, tapi tampaknya tidak bekerja untuk takdirku. Sudah belasan tahun, tapi aku tak kunjung bertemu dengan adikku.^^^

^^^-Nelson-^^^

...****************...

Di markas rahasia Nelson Bouttier, pria bertopeng wajah tua itu duduk sambil menghisap cerutu kayunya yang antik.

Kedua kakinya naik ke atas meja, dia bersandar sambil melemparkan pandang ke arah Chandra yang bersinar indah malam ini.

Memorinya melayang ke masa lalu, masa di mana adiknya masih hidup dan memiliki kebahagiaan yang sempurna.

Ayah dan Ibunya adalah orang yang kejam, seumur hidup Nelson bahkan tak mau bertemu dengan mereka. Bahkan sampai detik ini, Nelson tidak ingin melihat wajah ayah dan ibunya.

Sesekali dia membuang nafas kasar, ditatapnya potret bisu sang adik yang sangat cantik dan menawan saat usianya masih 5 tahun.

" Di mana kamu Rin? " gumamnya pelan.

Alasan Nelson bertahan sampai detik ini adalah penantiannya akan waktu pertemuan dengan sang adik. Dia sangat berharap dia bertemu sang adik sesegera mungkin, tetapi sayang sekali, delapan belas tahun berlalu begitu saja tanpa bisa melihat wajah adiknya.

Saat Nelson meratapi nelangsa kehidupan yang dia jalani, Perez tangan kanan pria itu masuk ke dalam ruangannya setelah mengetuk pintu.

" Tuan, ini saya, Perez," ucapnya dengan penuh hormat.

" hmmm... Katakan!" ucap Nelson tanpa memandang Perez.

" Bagas telah ditangkap dan diserahkan pada kepolisian, yang menangani Bagas adalah anjing gila dari tim penyidik, si perwira tinggi itu." terangnya.

Nelson seolah langsung tersentak," Bagaimana bisa!? bagaimana bisa si anjing gila yang menangani kasus ini!?" tanya Nelson tak percaya.

" Ada laporan anonim tentang semua transaksi yang dilakukan Bagas juga laporan tentang operasi plastik yang dilakukan bajingan itu tuan!"

" Ini sebabnya sejak awal saya tidak setuju anda membawa masuk sampah busuk seperti dia ke dalam rencana ini!" ucap Perez dengan tatapan dingin.

Posisi Perez dalam organisasi yang dipimpin Nelson sangat kuat, bahkan terkadang Nelson meminta Perez untuk mengatur semuanya agar pekerjaannya terasa ringan.

Nelson terkejut bukan main," Apa kalian sudah menemukan anonim itu?" tanya Nelson.

Perez menggelengkan kepalanya," Anonim ini tidak bisa dilacak, hanya dalam sehari setelah laporan diberikan pada Kevin, seluruh informasi tentangnya menghilang seolah tidak pernah ada!" ucap Perez.

" Apa kau punya spekulasi?" tanya Nelson.

Baru kali ini dia mendengar kekonyolan ini. Bagaimana bisa ada seseorang yang sama sekali tidak bisa dilacak bahkan oleh Perez yang seolah hacker handal sekalipun?

" Tidak tuan, sangat sulit, karena di dunia ini hanya sekitar 6 orang saja selain saya yang sanggup melakukan hal seperti ini, dan empat dari keenam orang itu sudah pernah berhadapan dengan saya, untuk dua lainnya sedang saya selidiki tuan!" tutur Perez.

Nelson mengeraskan rahangnya," Tidak masalah, selama nama Bouttier tidak terseret di dalamnya!"

" Mengambil Bagas dalam misi ini juga adalah rencanaku untuk menjebloskan manusia sampah itu ke dalam neraka derita, dia sudah terlalu banyak menyakiti anak-anak dan perempuan, hukuman ini bahkan masih kurang untuknya,"

"Kirimkan saja semua bukti kejahatan Bagas pada anjing gila itu, biar dia tahu memberikan hukuman yang cocok untuk bajingan keparat yang bahkan tidak pantas untuk mati itu!" ucap Nelson.

Perez masih saja dibuat kagum dengan sifat Nelson. Di balik kengerian dan sebutannya sebagai tiran kejam, dia memiliki hati yang lembut pada wanita dan anak-anak.

Tak muluk-muluk, Nelson mendirikan yayasan Bouttier yang peduli terhadap penyandang disabilitas dan juga anak disertai perempuan. Memberikan perlindungan bagi yang tak terjangkau.

"Cara anda selalu membuat saya kagum tuan, tapi dendam anda masih tak kunjung memudar bahkan setalah belasan tahun berlalu!" ucap Perez.

Nelson hanya diam, yang bisa berbicara seperti itu pada dirinya hanyalah Perez seorang. Jika itu orang lain, mungkin dia sudah kehilangan kepalanya hari ini.

" Sudah jangan banyak bicara, lama-kelamaan kau mirip kakek tua!" ucap Nelson seraya menggerakkan jemarinya, mengusir Perez dari ruangannya.

" Cari tahu anonim itu, mungkin kita bisa merekrutnya sebagai bawahan yang handal!" ucap Nelson.

Sementara di tempat lain, hal yang sama juga terjadi. Grup Carat Seraphim, tim Sigma dibuat terkejut dengan laporan anonim yang disebutkan oleh perwira Kevin. Mereka juga sama terkejutnya, bahkan tidak bisa menebak siapa yang melakukan hal itu.

Kembali ke kediaman Arin. Malam yang dingin tanpa derita itu dilalui dengan percakapan kecil diantara dua sejoli yang punya visi berbeda tentang kehidupan.

Arin dan David duduk di dekat jendela samping rumah Arin yang berhadapan langsung dengan bulan indah di atas laut.

" David, apa kau percaya akan keajaiban?"tanya Arin sambil menyantap makan malamnya.

Bakso ikan yang harum dan lembut, yang kuahnya meleleh di mulut, menebarkan aroma rempah yang memanjakan lidah si penikmat.

" Tidak, " jawab David dengan cepat.

" jelas sih, karena wajahmu selalu ditekuk setiap kali kau terlelap!" ucap Arin.

" Hah?? Maksudnya Arin?" tanya David.

" Ya, setiap kali kau tidur, kau selalu bergumam dan keningmu ini," Arin menekan kening David," Selalu berkerut seperti pantat ayam!" ucap Arin.

" Tapi setelah kupegang tanganmu, kau baru diam lalu lanjut tidur dengan nyenyak!" ucapnya.

" Mungkin penyakit bawaan," ucap David dengan enteng.

Arin segera menggelengkan kepalanya, tangannya juga sampai menepuk lengan David," bukan!" seru gadis itu sambil menatap David.

"Bukan penyakit bawaan tapi penyakit dari sini!"

Tukk!!

Arin menepuk dada David, "Penyakit hati, penyakit yang paling susah buat sembuh!" ucap Arin.

David seketika terdiam mendengar ucapan Arin. Memang benar, bahwa kenyataannya penyakit mental yang diderita David berasal dari hati yang tidak pernah tenang sejak kecelakaan itu terjadi.

"Apa David tidak ingat sedikitpun tentang masa lalu David?" tanya Arin perlahan.

Pria itu menatap Arin sejenak, berpikir apakah dia harus memberitahukan Arin sedikit saja tentang cerita hidupnya? Dia merasa aman dekat Arin, bukankah tidak ada alasan untuk menutupinya?

" Aku.... Menyebabkan kecelakaan besar yang mengakibatkan ayah dan ibuku meninggal dunia," tuturnya dengan tatapan sendu.

Laksana menerima selongsong senapan api, Arin sangat terkejut dengan penuturan singkat dari bibir pria di hadapannya.

Sejenak Arin tak bisa berkata-kata, seolah setiap kata yang hendak keluar tertahan di tenggorokannya.

"David ingat?" tanyanya lembut.

Keturunan Adam itu mengangguk lemah," Sangat.. Aku sangat ingat saat ayah dan ibu meninggal di tengah ledakan dan kobaran api yang besar itu!" ucapnya sambil mengeratkan kepalan tangannya.

David tidak sepenuhnya membohongi Arin tentang ingatannya. Dia perlahan mulai terbuka pada gadis itu.

" Pasti berat bagimu, " ucap Arin.

"Tapi... David harus bersyukur karena Tuhan masih memberikan kehidupan kedua untuk David,"

"Tidak peduli masa lalu seperti apa yang kamu alami, semuanya pasti berlalu," ucap Arin.

"Tidak Arin, tidak!"

" Kau tidak mengerti rasanya menjadi aku, sakit, dan memalukan, setiap hari aku dihantui rasa takut dan kesedihan, setiap hari aku bermimpi buruk bahkan saat ingatanku belum kembali, "

" Aku melihat rekam kecelakaan yang sama, terus menerus sampai aku muak!"

"Orang seperti mu mana mungkin mengerti perasaan orang cacat seperti diriku!" tukas David dengan nada kesal dan sedikit menggerutu.

Arin membisu di sana, melemparkan pandangannya pada Chandra di langit malam.

"Ya.... Kau mungkin benar David, orang cacat seperti diriku mungkin tidak tahu bagaimana perasaanmu!" ucap Arin yang tiba-tiba berdiri.

" Selamat malam, nikmati malammu David, ku harap kau tidak mimpi buruk," ucap Arin yang langsung pergi begitu saja tanpa menunggu balasan David.

" Cih... orang sepertiku memang tidak akan mengerti!" ucap Arin dengan kesal.

"A-Arin... Bu-bukan begitu... Aku hanya terbawa emosi, maafkan aku!" ucap David dengan perasaan bersalah menutupi hatinya.

Arin menghentikan langkahnya lalu berbalik dan kembali ke tempat duduknya sambil menatap David dengan intens.

Srukk!!!

" lihat ini dengan mata kepalamu David, apa mungkin kondisiku ini kurang mengerikan di matamu?! Sampai kau yang punya kesempatan sembuh saja mengeluh seolah duniamu benar-benar sudah hancur!" ucap Arin.

Gadis itu tampak marah. Apa yang akan dia lakukan di hadapan David? Bagaimana kelanjutan hubungan mereka nantinya?