Bad Girl Transmigrasi

Seluruh siswa pun mulai berdesakan keluar dari kelas,karena bel pulang telah berbunyi,dan ada juga yang masih Santai termasuk Ica dkk,mereka memilih diam  dan menunggu semuanya kelar dulu.

Setelahnya Ica dkk pun ikut keluar dari sana, dan berjalan di koridor sekolah dngn Ica yang memimpin di depan.

Ica hanya menampilkan wajah datarnya serta tatapan tajamnya,siswa yang masih ada di koridor itu,terus memperhtikan ketiga,mereka kembali jadi perbincangan bagi siapa yang melihat mereka, tetapi yang di bicarakan hanya cuek dan terus melanjutkan langkah.

"Ca,jadi ngga hari ini Lo ke mension?" Ujar alim menatap teduh pada gadis itu.

Ica menatap pada pemuda itu,lalu mengerditkan keningnya,untuk apa pergi ke sana pikirnya. "Ngapain?" Ujarnya.

"Kan Lo belum ke sana ca" sahut Wulan dngn lembut sedangkan alim hanya melayangkan tatapan sininya pada gadis itu.

"Gimana sih Lo! Lo kan belum ketemu sama bokap nyokap Lo anjirt!" Sarkas alim dngn ketus.

Ica hanya mengangguk- anggukan kepala tanda mengerti,tidak lama ketiga pun sampai di parkiran,dan di sana masih banyak siswa yang sedang menunggu jemputan ada jga yang lagi nongkrong.mereka kembali menjadi bahan perhatian dan pembicaraan.

Sedangkan Jessi yang bersama tunangannya serta sahabat dari tunangannya itu pun berada tidak jauh dari sana,mereka melongo melihat penampilan ica yang sudah berubah lebih cantik dari pada dulu.

"Itu si  Ica? Seriusan anjirt! " ujar Doni yang merasa kaget.

"Waowww! Kayak bukan Ica yang dulu!" sahut vano yang  terus menatap pada gadis itu.

Sdngkan yang lainnya pun terpengarah dngn perubahan dari ggadis itu,mereka begitu takjub dngn penampilan dari gadis itu.

"Itu si cupu? Ko jadi cantik bangat!" Batin kenzo yang masih tidak percaya.

"CK! Lo pikir gue cinta sama Lo! Setelah Lo mengubah seluruh penampilan Lo!" Batin afan yang bedecih.

"Si cupu! What! Ngga mungkin,itu bukan si cupu? Dia kan masih di RS! Kapan sadarnya itu bocah!" Batin Jessi yang terkejut melihat perubahan saudara tirinya.

"Apa papa udah tahu ya,kalo si cupu udah sadar? Ini ngga bisa di biarin! Sial!".

"Gue harus cepat² sampai di mension dan ngasih tahu mama,kalo si cupu udah masuk sekolah tanpa sepengetahuan papa" lanjutnya yang merasa prustasi.

***

Beda dngn Ica yang hanya menampilkan wajh datarnya,ia pun sempat bersitatap dngn seorang pemuda,ia pun mengerditkan kan keningnya karena dirinya mengenal pemuda itu.

"Regan?" Batinnya.

"Jadi dia mantan  tunangan si cupu?".

"Wow....seru kali ini! Bisa gue mainan lah!" Sambungnya dngn senyuman tipis yang tidak bisa di lihat oleh siapapun.seprtinya ia sudah memiliki rencana untuk membalas semua kejahatan yang di lakukan oleh mantan tunangan si pemilik tubuh yang dia tempati.

Setelah ketiga pun melesat pergi dari sana dan. Meninggalkan sekolah dan juga siswa yang terus menatap kepergian mereka terutama geng demon.

"Yok balik! Ngapain pada bengong,kayak ngga pernah lihat cewe cantik aja Lo pada" ujar doni yang tersenyum miring,sehingga membuat semuanya melayangkan tatapan kesal.

"Bacot Lo! Mata lu juga ijo kan? Lihatin di Ica" sarkas vano kesal.

"Berisik!" Sahut bintang yang melayakang tatapan tajam pada kdua sahabatnya itu.

"Mampus! Emang enak?" Timpal Kenzo yang tersenyum miring.

Beda dngn afan yang hanya terdiam,ia berpikir kenapa si cupu tidak mengenali sama sekali,padahal dia sempat bersitatap dngn gadis itu.

"Ko dia ngga ngejar gue? Apa dia ngga ingat sama gue ya?" Batinya yang bertanya²dirinya sangat berharap di datangi oleh Ica.

Sedangkan satria hanya diam sedari tadi,ia kepikiran tentang perkataan dari alim. "Sial! Alim ngga pernah main² sama omongnnya" batinya. "Kalo Sampai Dady tahu gue pernah ngebully si cupu bisa mati gue" lanjtnya.

Plakkk!!

"Anjing! Sakit Bangsat!" Umpat satria pada Doni karena sahabtnya itu mengeplak keplanya.

"Kenapa Lo? Tumben Lo diam Baek dari,biasanya Lo yang paling receh" shut Doni.

"Ngga papa,gue cuman lagi malas aja".

"Ohh..datang bulan Lo?".

"Gue cowo anjing! Lo kira gue bencong?".

Doni pun hanya menganggukkan kepalanya,lalu menaiki motornya karena yang lainya sudah pergi meningglkn mereka berdua tanpa mengajak.

"Lahk! Si monyet udah pada ningggalin" gumamnya yang kesal.lalu keduanya pun langsung melajukan motor sportnya dngn kecepatan tinggi.

****

Sedangkan Ica yang sudah berada di mension keluarga Bintara,bersama kedua sahabatnya,mereka pun di persilahkan masuk oleh satpam yang berjaga

"Assalamualaikum" ujar Wulan dngn sopan.tetapi tidak ada jawaban dari dalam,beda dngn Ica yang langsungnya masuk begitu saja.

Ia pun melihat seorang wanita paruh baya sedang duduk bersama seorang pria baya,kedua sedang asik bercerita dan juga sama² tertawa, bahkan kedatangan nya tidk di hiraukan oleh keduanya.

"Dasar orang tua luknuk!" Btinnya kesal.

"Assalamualaikum om,Tante" sapa wulan dngn sopan.

Pasangan suami istri itu pun mendonggak dan menatap ketiga anak muda itu.

"Walaikum salam" sahut tuan Alvian yang tersenyum hangat.

"Maaf,siapa? Ko Tante baru lihat kalian?" Timpal Safira yang menatap ketiga dngn bergantian.

"Kalian temannya anak Tante ya?".  "Aduh maaf bangat ya sayang,anak Tante baru aja keluar sama tunangannya" .

Alim pun maju dan melayang kan tatpn sinis pada wanita itu. "Kita bukan teman anak anda,tapi kita teman Ica,dan kita kesini sekalian mengantar Ica" sarkasnya dngn nada ketus.

Ica hanya diam dan menatap pada sang papa,terlihat dari sorot matanya jika dirinya sangat merindukan pelukan hangat dari pria itu,yang di akui ayahnya. "Perasaan apa ini? Apa mungkin ini perasaan si cupu" batinnya yang mengatai si pemilik tubuh.

"Ica?" Ujar tuan Alvian..

"Iya om,kita ingin mengantar ica kemari,sini ca" sahut Wulan sambil menarik tangan gadis itu.

Ica pun hanya pasrah di tarik oleh sahabatnya itu, sedangkn Alvian dan istrinya merasa terkejut dngn keberadaan gadis itu,Mereka pikir gadis itu masih di rumah sakit.

"Ica? Ini kamu nak" ujar Safira yang berpura² terharu..

"? Ini kamu putri papa?" Ujar Alvian,dan ingin mengelus kepala anak gadis nya,tetapi di hempas oleh Ica.

"Jangan sentuh saya! Apa anda pantas di sebut seorang ayah?" Ujar Ica dngn nada datar serta tatapan tajamnya.

Alvian pun merasa terkejut dngn perubahan anak gadisnya itu,hatinya merasa tersayat dngn perkataan dari putrinya itu.

"Ica,apa maksud mu ngomong seperti itu nak"timpal Safira dngn lembut,lebih tepat nya wanita itu hanya berpura² baik di depan suaminya.

Ica pun terkekeh kecil, menurutnya wanita itu sangatlah pandai memerankan aktingnya di depan papanya.

"Kenapa? Ada yang salah dngn perkataan saya?".  "Bukankah kalian selama ini merasa senang,karena saya tidak meropotkan kalian?".

"CUKUP!".

Tuan Alvian pun menatap marah pada anak gadisnya itu,ia berpikir jika putrinya itu sudah berubah tetapi sama saja kayak dulu.

"KENAPA? APA ICA SALAH? LIHAT, KARENA ULAH  PAPA ICA JADI SEPERTI INI!".

"Plakkk!"

"BERANI KAMU NGEBENTAK SAYA, SAYA INI PAPA KAMU ICA!".

wajah gadis itu pun tertoleh ke samping dan telht dngn jelas jika pipinya memerah dan memanas.

"HAHAHA....ANDA LUCU SEKALI TUAN! APA ANDA MASIH PANTAS DI SEBUT SEORANG AYAH?".

"SAYA ADALAH ANAK KNDUNG ANDA, DAN ANDA TEGA SEKALI MEMISAHKAN SAYA DGN PRIA YANG SAYA CINTAI".

"PUTRI ANDA ITU ADALH SAYA! BUKAN ANAK YANG DI BAWA OLEH WANITA GILA INI!".

"PLAKK!  DIA MAMA KAMU! DI MANA SOPAN SATUNMU?".

Ica pun hanya terkekeh dan tidak merasakan sakit sekali pun.lalu kembali menatap pada pria baya itu yang seharusnya dia panggil ayah,justru pria itu lah yang memberikn luka pada.  "Jadi seperti ini kehidupan yang ko hadapin cupu?" Batinnya dng perasaan sedih.

"Ca" Wulan dngn suara lirih,ia sampai menutup mulut dan matanya karena tidak sanggup melihat sahabatnya terluka,ini lah yang dia takutkan jika gadis itu kembali ke mension keluarganya.

"Ca,udah ca,mending kita kemar Lo aja,tenangin diri Lo! Lo belum sepenuh sembuh anjirt!" Ujar alim lembut,yang mencoba membujuk.

Tetapi Ica tidak menghiraukan keduanya,ia kembali menatap pada papanya lalu ia menatap ibu tirinya yang diam² tersenyum jahat. "Wanita gila!" Batinnya.

"Anda berbicara tentang sopan santun?".

"Maaf,saya tidak pernah diajarkn sopn santun oleh orang tua saya".

"Karena orang tua saya,tidak mengharapkn kehadiran saya,jadi saya sudah menganggap orang tua saya mati!" Ujar Ica dngn penuh penekanan.dan membuat tuan Alvian tertohok  dan tidak bisa berbicara,lidahnya terasa keluh,ia hanya bisa menahan amarhnya dan rasa sakitnya.

Ica pun langsung pergi dari sana meningglkn pasangan suami istri itu,dan jangan lupakan kedua sahabatnya yang terus membuntinya..