NovelToon NovelToon
The One Who Give Me Butterflies Feeling

The One Who Give Me Butterflies Feeling

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Cerita cinta dari masa remaja saat SMU hingga dewasa.
Bagaimana proses pendewasaan terbentuk karena mengenal cinta.
Cinta itu seperti permen dengan berbagai rasa, manis, asam, juga rasa mint yang kadang terasa pedas tapi menyegarkan.

Aku membuat cerita ini tidak dalam bentuk panjang, tidak banyak drama dan bertele-tele.
Cerita fiksi yang berdasarkan detail kebenaran.

Semoga kalian menyukainya.
Full of love from me,
Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10: Move on

3 Bulan sebelum ulang tahunku, aku jadian dengan kakak kelas dari jurusan lain. Usia kami terpaut 2 tahun, Armand namanya.

Aku bertemu dengannya di kost, ya aku pindah ke kost campur. Kost aku yang sebelumnya khusus untuk perempuan. Karena teman-temanku pindah ke kost lain, jadi aku juga pindah.

Aku pindah ke kost Armand karena bentuk kost nya menarik, tiap kamar memiliki toilet pribadi di dalam kamar masing-masing. Kost ini terdiri dari 2 lantai, lantai bawah adalah khusus deretan kamar lelaki, dan lantai 2 adalah khusus deretan perempuan. Bentuk kost ini persegi panjang, di tengahnya terdapat taman, jadi setiap pintu kamar pasti menghadap taman. Meskipun kost campur, tapi ada kamar khusus satpam di bangunan kecil di depan terpisah dari bangunan penghuni kost. Lalu ada ruang bersama, berupa dapur kecil, meja makan bersama dan ruang duduk untuk menonton TV bersama.

Armand melakukan pendekatan kurang lebih selama 6 bulan, dia baru saja lulus dan diwisuda. Di hari dia menembakku, adalah hari dia baru diterima kerja di perusahaan retail di Bandung. Armand sendiri berasal dari Jakarta. Dia tidak setampan Danny, juga tidak sekaya Danny, ia hanya memiliki motor sebagai kendaraan pribadinya.

Yang membuatku menerimanya adalah pembawaannya yang dewasa, aku merasa memiliki kakak jika bersamanya. Armand juga suka bercanda, dan pembawaannya yang suka bercanda membawa suasana riang di kost kami. Itulah yang kubutuhkan saat itu, orang yang bisa membuatku tertawa, yang bisa membuatku melupakan Danny.

Aku tau aku salah karena ada kata Danny dalam hatiku saat aku menerimanya. Tapi aku sungguh menyukai Armand. Kupikir aku bisa mencintai Armand seiring waktu.

Saat ulang tahunku Armand mengajakku makan malam di salah satu cafe terkenal di Bandung, dengan pemandangan yang bisa melihat lampu-lampu di kota Bandung. Dia hanya memberikanku bunga mawar yang dibelinya dari mahasiswi yang berjualan bunga di depan cafe. Tapi itu tidak masalah aku sangat senang, karena aku tahu untuk duduk di cafe ini, Armand pasti harus booking tempat dulu, jadi aku senang dia mempersiapkan sesuatu untuk ulang tahunku dari 1 minggu sebelumnya. Aku pesan makanan yang paling sederhana, aku tahu Armand baru saja diterima kerja dan belum mendapatkan gaji pertama.

Sepulang kami dari cafe itu, aku dan Armand masuk kamar kami masing-masing, untuk membersihkan diri, Armand berkata dia akan ke kamarku setelah selesai mandi untuk mengobrol sebentar denganku.

Sambil menunggu Armand datang ke kamarku, aku melihat lihat isi WA ku, lalu aku melihat pesan dari Danny.

Ya, Danny mengirimkan pesan selamat ulang tahun sekitar jam 3 pagi. Tentu saja aku sedang tidur di jam itu. Mungkin dia mengirimkan pesan jam 3 pagi karena tidak sengaja tertidur, atau memang dia sudah tertidur lalu terbangun lalu saat melihat hp ada reminder ulang tahunku di kalendernya. Entah apa alasannya, saat ini Danny pasti memiliki pasangan, dan aku juga berbahagia dengan Armand.

Meskipun WA dari Danny memberiku perasaan butterflies saat aku membacanya tadi pagi, tapi itu hanya berlangsung beberapa detik saja. Saat ini pesan ulang tahun hanyalah formalitas pertemanan dan aku mulai mencintai Armand.

Armand datang ke kamarku, kami menonton beberapa youtuber makanan, sambil mengobrol tentang segala hal. Lalu kami berciuman. Awalnya dia menciumku perlahan dan lembut, aku membiarkan lidahnya mengeksplorasi mulutku. Lalu semakin lama semakin memperdalam dan menuntut, lidah kami saling bertautan saling bereksplorasi masing-masing saling bersahutan.

Kami melepaskan bibir kami saat mulai kehabisan nafas. Lalu kembali berciuman, aku tahu aku harus berhenti berciuman setelah ini aku tidak ingin melakukan lebih dari ciuman saat ini. Mungkin Armand juga berpikiran yang sama, setelah ciuman kami entah yang keberapa, dia lalu meminta minum padaku, dan ijin menggunakan toiletku sebentar.

Saat Armand ke toilet, aku menenangkan diriku dan mengatur nafasku. Setelah Armand keluar dari toilet kami melanjutkan mengobrol sambil menonton YouTube.

Aku mulai mengantuk, lalu Armand berkata: "Tidurlah, aku akan berada disini sampai kamu tertidur. Nanti saat kamu tidur aku akan menutup pintunya, menguncinya lalu menutup jendelanya".

Aku naik ke atas tempat tidur, Armand duduk dilantai disamping tempat tidurku, dia memegang tanganku sambil menonton TV menungguku terlelap. Samar-samar aku menyadari Armand mencium pipiku lalu terdengar suara pintu yang ditutup pelan.

Armand berulang tahun di bulan Februari 1 minggu setelah Valentine. Saat Valentine Armand hanya memberiku coklat yang dibelinya di toko tidak jauh dari tempatnya bekerja, tidak ada makan malam bersama, karena dia juga pulang agak malam dari kantornya. Malamnya kami menghabiskan waktu dikamarku. Seperti biasa kami berciuman lalu dia akan menungguku tertidur baru turun ke kamarnya.

Ada kalanya Armand ikut tertidur saat menungguku, tetapi dia tidak pernah naik tempat tidurku, dia pasti akan pindah turun ke kamarnya.

Pada satu ulang tahunnya, pagi-pagi sebelum Armand pergi ke kantor, aku pergi ke kamarnya dan memberikannya jaket, karena Armand mengendarai motor, maka jaket adalah hadiah yang tepat pikirku. Dia merasa sangat senang, dia memelukku dan mencium kepalaku dan pipiku berkali-kali. Lalu aku tertawa karena tingkahnya. Kamipun berciuman, dan dia pamit pergi kerja, jaket itupun langsung dipakainya kekantor.

Di hari ulang tahunnya pun kami makan malam masing-masing, karena tahu akan pulang telat, jadi dia makan di kantor. Sepulang kerja, jika melihat lampu kamarku menyala, biasanya Armand akan langsung menyapaku ke kamar. Jika lampu kamarku mati, dia tau berarti aku berada di luar kost, dan kadang suka menungguku di ruang bersama di bagian depan sambil menonton TV.

Armand langsung menyapaku sesampainya di kost, "Sudah makan kan Fann?".

"Sudah Mand" jawabku, lalu dia pamit untuk beberes dan membersihkan dirinya.

Sambil menunggu Armand aku menonton film komedi romantis Korea. Di tengah-tengah film dia masuk lalu duduk di samping sambil memegang tanganku, berusaha ikut menonton dan memahami jalan ceritanya. Sesekali dia bertanya kenapa alurnya begini, apa hubungan pemeran yang ini, sampai film berakhir. Filmnya sendiri happy ending, tapi ada adegan-adegan yang membuatku terharu dan menangis. Armand sibuk menggodaku dan tertawa melihatku menangis hanya karena film.

"Fann kamu lucu sekali kalau menangis, mukamu merah, mata kamu tapi jadi berbinar karena air mata" Kata Armand sambil memegang wajahku dengan kedua tangannya.

Karena merasa malu akupun memukulnya dengan bantal. Lalu kami berciuman.

Kali ini Armand tidak memulainya dengan lembut, dia langsung menggigit bibirku, dan memintaku untuk langsung bertautan dengannya, menuntutku untuk menyambut lidahnya bereksplorasi dengan mulutku. Tangan kirinya memegang bagian belakang kepalaku supaya tidak langsung menyentuh tembok. Tangan kanannya turun mulai memegang pundakku, lalu turun ke arah dadaku.

"Mand..." Desahku sambil memegang tangan kanannya.

"Fann aku berjanji tidak akan memintanya, jadi boleh ya" Kata Armand.

Mungkin karena aku terbuai dengan suasana, dan aku percaya kalau dia tidak akan memintaku lebih, maka aku menganggukkan kepalaku.

Perlahan sambil berciuman tangan kanannya membuka kancing bajuku. Saat itu aku memakai piyama model kemeja dengan celana pendek. Semua kancing baju terlepas, tetapi aku masih memakai kemejaku. Ciuman Armand turun ke arah leherku lalu dadaku.

"Aku bisa mendengar jantungmu Fan, jangan takut aku akan memegang kata-kataku Fann".

Aku sungguh terbuai oleh perlakuannya, aku memegang kepalanya, menikmati setiap ciuman yang dia berikan. Tangan kanan Armand membimbing tanganku kearah bawah. Aku bisa merasakannya menegang. Tangan Armand membimbingku untuk bergerak naik turun. Aku bisa merasakan rembesan basah dari celananya. Lalu dia memelukku sangat erat, lalu melepas tanganku.

Tanganku masih berada di posisi yang sama, otakku berusaha mencerna yang baru saja terjadi. Armand mencium keningku, dan berkata "Terima kasih Fann".

"Ya" jawabku pelan.

Armand lalu membantuku mengancingkan kemejaku, lalu berkata : "Fan aku ke kamar dulu ya, nanti aku balik lagi".

Sambil menunggu Armand kembali, aku masuk toilet dan melihat tampangku, ya ampun bibirku sedikit agak bengkak, mungkin tadi Armand terlalu banyak menggigitku. Kubuka kancing kemeja ku, ada banyak tanda kemerahan karena ciuman Armand.

Lalu kuperiksa leherku, ya ada 1 tanda kepemilikan Armand juga disana. Kebereskan rambutku, mencoba menutupi tanda leherku dengan rambut, ya agak sedikit tertutup, tapi tetap saja terlihat, aku besok pagi harus bangun lebih awal untuk menutupnya dengan make up.

"Mand... lihat nih ulahmu" Kataku sambil menunjuk leherku, sesaat setelah kembali ke kamarku dan duduk di sampingku.

"Biar kalau ada cowok lihat kamu, dia tau kamu udah ada yang punya, jadi ga perlu lihat-lihat" Kata Armand sambil terkekeh.

Lalu dia berkata lagi: "Maaf ya, aku janji tidak akan mencium lehermu seperti tadi lagi, jadi jangan membalasku dengan memberikan tanda dileherku ya Fann, malu aku ke kantor."

"Ya kamu pikir, aku ga malu" semprotku.

"Ya kamu kan punya alat make up sayang" Kata Armand sambil memelas dan mencium pipiku.

Lalu Armand berkata: "Kali ini apa aku boleh menunggumu sambil tiduran di kasurmu?".

"Ya" Kataku sambil bersiap siap tidur.

Armand memelukku, membelai rambutku, dan mencium keningku, sambil berkata, "Terima kasih Fann".

Aku hanya menjawab "mmmm...", lalu tertidur dalam pelukan Armand.

Saat Armand berusaha mengeluarkan tangannya dari bawah leherku, aku agak sedikit terbangun tapi masih memejamkan mataku, kumerasakan bibir Armand sekilas di bibirku, dan terdengar pintu kamarku terbuka dan tertutup perlahan.

1
Jayrbr
Jiwa saya terkoyak!
fien: terima kasih kakak 🥰
total 1 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Abis baca cerita ini, bikin aku merasa percaya sama cinta lagi. Terima kasih banget thor!
fien: waahhh seneng banget dengernya. nantikan bab selanjutnya ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!