NovelToon NovelToon
Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Cinta Terlarang / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Dua bersaudara kakak beradik yang sudah lama memainkan MMORPG menggunakan kapsul DDVR (Deep-Dive Virtual Reality) tiba-tiba berpindah dunia disaat mereka sedang menunggu tutupnya server.

Adik perempuan yang bernama Rena sudah bertahun-tahun menggunakan kapsul DDVR yang sekaligus digunakan sebagai penunjang kehidupan karena dirinya yang mengalami koma akibat kecelakaan di masa lalu, akhirnya bisa mengalami dunia nyata meskipun dengan tubuh yang berbeda dan di dunia yang berbeda pula.

Berbeda dengan kakak laki-lakinya, Reno, yang sudah mempersiapkan pernikahannya sementara semua impiannya hampir sudah tercapai semua kini harus dihadapkan dengan situasi yang berbeda, di dunia dan dengan tubuh yang berbeda, sama sekali tidak memiliki jalan untuk kembali.

Apakah Reno akan mengalah dengan adiknya, Rena, dan hidup di dunia baru sebagai seorang Penakluk? atau dia akan tetap berusaha mencari jalan pulang sementara meninggalkan adiknya di dunia yang asing dan kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#16 – Berdua : Menjadi Petualang Bersaudara II

Perjalanan panjang pun dimulai. Perjalanan yang belum pernah mereka lakukan di dunia sebelumnya, kini terjadi di dunia baru yang asing ini. Dengan menggunakan kuda sebagai tunggangan, keduanya pun terus menyusuri jalanan berbatu tanpa adanya kendala seakan mereka sudah pernah melakukan hal yang sama sebelumnya.

Kini di perjalanan yang panjang, hari pun semakin sore, sementara mereka belum merasa lelah dan berhenti sama sekali untuk sekadar beristirahat sejenak sejak memulai perjalanan tadi pagi. Mereka tidak merasakan lelah apalagi haus dan lapar. Keduanya merasa baik-baik saja tanpa kebutuhan dasar yang dimiliki oleh seluruh makhluk hidup.

Di tengah perjalanan, Ouros yang berjalan di depan juga terus menggunakan [Clairvoyance] nya untuk memeriksa apakah ada entitas yang mendekat. Namun semenjak perjalanan dimulai, ia sama sekali tidak menemukan apapun.

Berbeda dengan Auriel yang berjalan di belakangnya, ia terus acuh tak acuh bersenandung sambil menikmati perjalanan dengan sesekali memberikan petunjuk arah kepada Ouros. Dan oleh karena itu, keheningan yang syahdu pun tercipta di antara keduanya, di tengah kesunyian perjalanan yang diiringi dengan hutan di sekeliling mereka serta suara alam yang ikut menyahuti nya.

Ouros menoleh, dan mulai membuka pembicaraan. "Potion yang kamu kasih ke mereka … apakah itu potion untuk newbie di bawah level 40 agar langsung naik ke level 100?"

Auriel berhenti bersenandung seketika. "Mhm … aku kasih ke mereka agar bisa dipakai untuk melawan musuh mereka. Karena aku yakin bahwa musuh yang menjebak mereka adalah orang yang jahat, seperti yang sudah kita dengar dari pertukaran pembicaraan mereka ketika kita masih di mode terbang."

Potion of Awakening, adalah sebuah ramuan berwarna putih bening yang bisa dibuat oleh player untuk membantu player newbie agar langsung bisa mencapai level 100 atau mencapai taraf awakened.

Namun, terdapat pula efek samping dari ramuan ini yakni mereka akan melewatkan semua kesempatan emas untuk mencapai potensi terbaik mereka ketika masih di bawah level 40. Seperti double stats setiap naik satu level, dll. Oleh karena itu, para player menggunakan ramuan ini hanya ketika mereka mencapai level 39.

"Jika mereka sudah berada di atas level 40, maka mereka tidak akan sama sekali terefek. Namun jika mereka masih di bawah level 40, apalagi jika jauh di bawah level 40, maka potensi mereka tidak akan maksimal. Lagipula, aku jadi penasaran, apakah ramuan untuk newbie bisa bekerja untuk mereka? Secara ini adalah dunia nyata, bukan game," ucap Ouros bertanya-tanya.

"Jika kemampuan saja bisa menjadi nyata, maka, secara logika item dari game juga bisa menjadi nyata dan berguna di dunia ini—"

"Kecuali … kecuali dunia ini masih lah berupa game, dan kita terjebak di dalamnya," potong Ouros ditengah pernyataan Auriel.

"Ugh … sumpah, pernyataan yang kakak—ahem, kamu buat malah justru membuat suasana ini menjadi depresi. Dan juga, bisakah kita tetap bersikap seperti halnya kakak adik seperti sebelumnya ketika kita sendiri? Aku mulai merasa aneh—"

"Tolong dibiasakan, kalau begitu," Balas Ouros menoleh dan menatap Auriel dengan serius. "Aku tidak mau ketika kita di depan umum, kamu malah blunder. Lagipula, ini kan cuman merubah bentuk panggilan saja agar terlihat, dalam tanda kutip, lebih intim satu sama lain sehingga terlihat seperti pasutri sungguhan. Memangnya kamu merasa aneh karena apa? Kita kan tidak melakukan kegiatannya."

***Di-skakmat lagi! Luar biasa punya kakak yang jago ngomong!***Pikir Auriel sedang dirinya terdiam setelah diberi jawaban oleh Ouros.

Bitcoin! Tambang nikel! Kebun sawit! Sial! Sementara itu Ouros mulai terpikirkan tentang ssegala asetnya setelah seharian berada di dunia asing ini dengan ekspresi datar nya.

Ouros mendongak menatap langit yang sudah mulai menguning dan kemerahan, sementara dirinya tidak merasa lelah sama sekali, begitu juga dengan semua kebutuhan alami makhluk hidup yang seakan hilang begitu saja.

Kemudian tampak ekspresi datar Ouros mulai berubah menjadi kekhawatiran, dan mulai kembali menoleh ke belakang. "Sudah sampai sini dulu untuk hari ini. Kita istirahat dulu, bagaimana? Kita tidur sekalian. Meski tubuh kita tidak bisa merasakannya, tapi kuda kita bisa."

Auriel mengangkat kedua alisnya kemudian mulai menunjuk. "Oh, kalau begitu di sana saja, di minimap aku bisa melihat sungai kecil di sebelah sana."

Keduanya pun mulai berjalan ke lokasi yang ditunjuk oleh Auriel, sekitar 200 meter dari titik mereka berdiri saat ini.

****.

Sesampainya di tepian sungai kecil, keduanya pun turun dari kuda mereka masing-masing lalu mengikat kuda-kuda tersebut, dan mulai membangun tenda masing-masing yang ada di inventaris mereka.

Ouros menyalakan api unggun dengan sihir terlemah-nya bernama [Sparkle], yang mana sihir-sihir terlemah nya tetap masih ada meskipun sudah ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi, hanya saja sewaktu di dalam game mereka harus tetap menggunakan ikon-ikon konsol untuk menggunakan sihir dan kemampuan sehingga penggunaan kemampuan dan sihir sangat lah terbatas.

Namun kini, dengan semua kemampuan dan sihir yang terdaftar dan bertransformasi menjadi sesuatu yang dapat dikendalikan melalui kesadaran, Ouros dan Auriel dapat menggunakan semua kemampuan dan sihir yang keduanya miliki sejak level 1.

Api unggun menyala dan matahari pun mulai tenggelam. Ouros duduk berhadapan dengan Auriel, sementara keduanya hanya duduk sambil memainkan api unggun yang ada di depan mereka dengan sedikit berbincang hal-hal ringan.

"…. Kamu … kamu dari tadi sedang memikirkan apa, sih? Seperti ada yang sedang kamu pikirkan saja?" tanya Auriel di tengah pembicaraan ringan, sedang dirinya mulai terbiasa untuk memanggil Ouros dengan panggilan yang lebih intim dan kasual. "Apakah kamu memikirkan dunia kita? Apa kamu ingin kembali?"

Ouros yang sedari tadi sedikit berbicara dengan sesekali menatap kosong ke kehampaan, tampak dari wajahnya seperti seseorang yang sedang memikirkan banyak hal. "Jika ditanya, apakah aku ingin kembali atau tidak, maka aku akan berbohong kepada kamu jika aku mengatakan tidak. Tapi di sisi lain, aku mana bisa dan tega meninggalkan adik ku satu-satunya, ya kan?"

Auriel tersipu dan tersenyum. "Ka-kalau begitu, jika ada cara untuk kembali … apakah kamu ingin kembali?"

Ouros menghela nafas panjang sembari menatap Auriel. "Mari kita coba melogikakan semua kejadian ini. Jika ini bukan sebuah game yang terlalu nyata, maka tidak ada pilihan lain untuk mengakui bahwa dunia ini memang nyata. Kemudian, jika dunia ini adalah dunia nyata di dimensi yang berbeda, maka tubuh kita, kemungkinan juga sudah mati, atau … sudah menyatu dengan tubuh ini … entah bagaimana caranya, aku bukan seorang michio kaku."

Ouros kemudian agak membungkukkan tubuhnya, menatap Auriel dengan lebih serius. "Dan jika dunia ini adalah dimensi yang berbeda, maka ada kemungkinan besar bahwa ada cara untuk kembali. Setahuku, meski aku bukanlah seorang michio kaku, aku sedikit paham tentang fisika kuantum. Tapi hal yang tidak bisa dijelaskan adalah tubuh ini, tubuh dari game yang menjadi diri kita dan juga semua kemampuan dan sihir yang seharusnya hanyalah fiksi dan fantasi belaka. Tidak ada cara sains yang bisa menjelaskan semua ini.

"Kecuali jika tubuh ini adalah tubuh yang mirip dengan tubuh yang ada di akun game kita yang hidup di dunia nyata di antara triliunan semesta paralel, sementara kesadaran kita merupakan parasit yang mengontrol tubuh ini entah bagaimana caranya, maka mungkin itu bisa dijelaskan. Namun sekali lagi, semua yang ada pada tubuh ini terlalu mirip dengan karakter game kita, dari kemampuan sampai semua item yang kita punya.

"Dan jika ini sebuah game … yang entah bagaimana kesadaran kita masuk ke dalam simulasi ultra realistis, well … semoga beruntung, deh."

Auriel yang mendengar penjelasan Ouros pun hanya bisa terpukau sambil menganggukkan kepala nya. "Mau bagaimanapun juga, kita sudah berada di sini, di dunia yang belum bisa kita pahami. Huhhh … mungkin suatu saat, di masa depan kita bisa memahami semuanya."

"Nah, oleh karena itu, kita harus terus tersembunyi, jangan biarkan konflik eksternal mengalihkan fokus kita untuk mencari tahu tentang dunia ini, iya kan?" tambah Ouros mencari validasi.

Auriel tersenyum sambil memiringkan kepalanya, menatap Ouros yang tampak sudah bersemangat kembali. Lalu karena apa yang sudah dijelaskan oleh Ouros kepadanya, ia pun menjadi penasaran dengan fungsi tubuh nya dan mulai menyentuh-nyentuh dan mencubit-cubit kulit nya.

"Kalau ini merupakan simulasi, aku salut sih dengan siapapun yang telah menjebak kesadaran kita di dalam proyek mereka," ucap Auriel sambil menatap lebih dekat kulitnya yang terus ia cubit dan rasakan.

"Kamu ngapain?" tanya Ouros ikut penasaran.

"Tidak … aku hanya penasaran saja dengan tubuhku ini."

"Hmmm, benar juga. Memang seharusnya tubuh kita lah yang menjadi objek pertama untuk mencari tahu tentang dunia ini." Ouros pun mulai mencoba mencubit-cubit dan meraba-raba sekujur tubuh nya. Sampai tiba lah ia di bagian selangkangan nya.

"Wow … aku bisa merasakan sesuatu disini!" ucap Ouros tiba-tiba.

"Ada apa? Ada apa—huh?" Auriel dengan semangat bertanya, namun ia tidak berharap bahwa Ouros sedang memegang bagian selangkangannya.

"Sepertinya aku punya alat kelamin."

"Terus?"

"Ya … mengingat tubuh ini adalah tubuh dari game sebelumnya, dan kita belum pernah melihat apa yang ada di dalam tubuh kita ini, aku jadi penasaran untuk mengeceknya," jawab Ouros masih meraba-raba bagian genitalia nya.

"Oke … sepertinya tidak perlu di cek, deh. Cukup dirasakan saja."

"Memangnya kamu tidak penasaran? Bagaimana jika kamu ternyata selama ini punya genital laki-laki sedangkan kamu tidak pernah mengeceknya?"

Sesaat mendengar itu, tatapan Auriel pun menjadi panik dan langsung berdiri seketika, lalu melepas seluruh pakaian nya tepat di depan Ouros sambil mulai menyentuh bagian bawahnya. "Yes … huhhh … aku masih perempuan!"

"Iya … dan ternyata kamu punya puting juga, dan coklat," ucap Ouros dengan datarnya sambil menatap tubuh telanjang Auriel.

"Huh?" Auriel sementara itu masih loading … "Kyaaaah!" dan ia pun berteriak sambil meringkuk mencoba menutupi seluruh tubuhnya.

"Hahahahaha, lucu sekali reaksi kamu, tuh. Kenapa harus malu sama kakak sendiri, padahal kan kakakmu ini yang merawat tubuh koma mu."

"Tentu saja malu! Ini kan beda tubuh!"

"Ya tapi kamu kan—"

Dan Ouros pun mulai sadar kalau itu bukan lagi tubuh adiknya. Dengan kata lain, ia telah melihat tubuh telanjang wanita asing yang telah  dirasuki adiknya. Selain itu, ia juga akhirnya sadar bahwa melihat tubuh telanjang wanita dewasa meskipun memiliki hubungan darah, tetap bukanlah hal yang seharusnya dilakukan.

Sht.*

Setelah itu, setelah adegan memalukan itu, Ouros yang tersadar pun mulai merasa canggung, begitu juga dengan Auriel yang telah menunjukkan kemolekan tubuhnya ke mata pria asing, meski kesadarannya adalah milik kakak nya.

Kemudian di tengah kecanggungan itu, sementara tidak ada lagi topik yang bisa diobrolkan, keduanya pun masuk ke tenda masing-masing dan mulai tidur, walau keduanya tidak merasakan kantuk.

****.

Bersambung ….

****.

1
arfan
semangat up bos
Alif R. F.
thank you /Pray/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!