Pelukan Untuk Argezia

Setelah mengutarakan perasaanya,zia pun di antar pulang dengan selamat.

Zia merasa senang,karena ada yang perduli sama dirinya,bahkan menjadikan dirinya ratu di keluarga Robert.

"Makasih yah udah nganterin aku,dan Makasih atas rasa kepedulian kamu":Ucap zia tulus.

"Sama-sama,kamu harus cerita kalau kamu lagi ada masalah atau lelah sama apapun.Kamu tinggal kerumah dan jangan sungkan":Balas Robert lembut,membuat hati zia terasa deg degan.

Ada perasaan menghangat menjalar di perasaannya,setiap perlakuan Robert terhadapnya,bahkan membuat pernafasnya pun terkadang menjadi sulit.

"Hey,muka kamu kok jadi merah,kamu kenapa?":Ucap Robert panik,sembari menangkup wajah zia,membuat dada zia bertambah deg degan.

"A-aku gapapa kok,kalau gitu aku masuk dulu,kamu hati-hati":Balas zia,membuat Robert tersenyum tipis saat tahu bahawa gadis di hadapannya ini tengah bulshing.

"Oky,oky kamu masuk,dan istirahat,aku pulang":Zia menganggukan kepala mengerti,dan buru-buru memasuki rumahnya,ia merasa malu.

Apa ia udah mulai jatuh cinta,tapi gak mungkin secepat itu,ahh memikirkan itu membuat jantung zia semakin berdetak tak karuan.

...

"Hy kak,bagaimana kabar kalian?":Tanya zia saat tiba di Cafe.

"Baik,kamu gimana bocah":Balas dimas dan yang lain.

"Baik juga kak,dan zia bukan bocah":Kesal zia,membuat yang lain tertawa gemas dengan zia.

"Udah-Udah gak usah di godain anaknya,entar nangis":Ucap jihan,membuat mereka pun cengengesan.

Mereka pun memilih kembali bekerja dari pada mereka kena amukan bos dan di pecat sama-sama kan gak lucu,auto jadi pengangguran dan beban negara sih.

"Zia,ini kamu antar pesanan nomor 28,hati-hati yah":Pintah Gea.Zia pun membawa pesanan ke meja nomor 28.

"oky kak":Zia memegang napan berisi pesanan dengan benar agar tak terjatuh.

"Misi mas,mbak,ini pesananya":Ucap zia,dan setelah itu ia mendongkakakn kepalanya,dan ia terkejut saat melihat kedua paru baya yang saat ini juga terkejut melihat dirinya.

"Wahh,ternyata keluar dari rumah kamu bekerja disini,tapi cocok sih":Ucap wanita paru baya yang tak lain dan tak bukan adalah mama dan papa zia,alias mantan orang tua.

"Yah bener sayang,tapi bukan kah lebih baik memang seperti itu,kita juga gak perlu keluar banyak uang,dan juga bikin malu kelaurga":Mendengar itu zia menatap kedua orang dingin,dan santai.

"Maaf nyonya tuan,saya disini bekerja untuk kebutuhan saya sendiri,dan saya pun tak kenal sama kalian":Ucap zia.

"KURANG AJAR,BERANI SEKALI ANAK PEMBAWA SIAL SEPERTIMU BERBICARA SEPERTI ITU":Bentak papa zia membuat mereka menjadi bahan tontonan.

"Kenapa tuan dan nyonya marah,saya memang tak kenal sama kalian,sejak saya keluar dari rumah kalian,dan kalian memperlakukan saya seperti bintang.Kalian menyiksa saya,apakah kalian pantas menjadi orang tua":Ucap zia,ia tak perduli masalahnya di tau,tapi dengan itu ia mau membut orang tau seorang direktur wiliam itu bukan orang yang bijaksana.

"Dan untuk kehidupan saya itu bukan urusan kalian.Kalian mengatakan saya pembawa sial,kalian seperti tidak didik dengan benar":Lanjut zia,ia tak masalah jika ia dianggap kurang ajar oleh orang lain.