Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.
Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.
Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Senjata Bulan sabit.
Laras kemudian mengeluarkan jurusnya andalannya yaitu jurus pedang terbang menyapu badai.
"Mampuslah kau ular ular sialan."Teriak Laras.
Laras mengayunkan pedangnya wuuuus...selarik sinar meluncur kearah para ular kecil yang berada di hadapannya duuuaaarrr....!!! ular ular itu langsung hangus dan terpental hingga berterbangan.Laras kemudian melompat tinggi menebas ular kecil kecil yang melayang di udara itu.Kreeeess....!!! kresss.. !!!Kresss...!!!
"Pergilah kalian semua ke neraka."Teriak Laras begitu melihat para ular kecil terpotong potong menjadi dua.
Tapi para ular kecil itu tidak serta merta hilang mereka terus berdatangan tanpa henti, hingga membuat Laras harus bekerja keras untuk menyingkirkan mereka.
Di sisi lain,Barata dan ular besar terlibat pertarungan yang cukup sengit.Barata yang masih berada di tingkat pendekar kelas bawah tahap menengah harus bekerja lebih keras untuk menghadapi serangan-serangan ganas ular itu.
Barata di buat jatuh bangun berkali kali oleh serangan ular besar yang begitu ganas menyerangnya.Secara kekuatan tanpa bantuan naga Welang, Barata jelas bukan tandingan ular tersebut ,tapi secara kecepatan Barata masih lebih sedikit unggul di bandingkan oleh ular besar itu.
Hiiiaaaaat.... deeees....!!! Tendangan Barata berhasil mengenai tubuh ular itu, tapi serangan Barata itu tidak berpengaruh apa apa padanya.
"Ternyata kulit ular ini sungguh keras."Desis Barata seraya melompat mundur menjauhi darinya.
Ular besar berwarna hitam kelam itu mendesis desis penuh kemarahan setelah terkena serangan Barata tadi.Ular besar berukuran pohon kelapa itu kemudian menyemburkan cairan kearah Barata wuuuus.....!!!
Barata membuang tubuhnya ke kiri untuk menghindari serangan itu hingga serangan itu mengenai rerumputan di sekitarnya.
Rumput yang terkena serangan itu langsung berasap dan melepuh , Barata tidak bisa membayangkan jika tubuhnya terkena sempurna cairan itu.
Merasa serangannya gagal ular itu kemudian menyerang Barata kembali dengan menyembuhkan cairan dari mulutnya wuuuus.....wuuuus....!!!! Barata segera melompat tinggi berjumpalikan di udara menghindari serangan beruntun dari ular itu.
Hup...! Barata kemudian mendarat di tanah dan langsung dengan sigap melepaskan jurus pukulan cakar naga hitamnya . Hiaaattt...!! wuuuuss.......!!! Duuuuuaaaarr.....!!!
Ular besar tadi hanya menggeliat saja setelah terkena serangan itu dan tidak mengalami luka apa apa.
"Bagaimana ini kenapa serangan ku tidak berarti apa apa."Ucap Barata.Dengan penuh rasa heran.Padahal ia sudah mengerahkan dengan sekuat tenaganya.
"Barata ular ini bukan sekedar ular biasa, pukulan cakar naga hitam mu tidak akan bisa melukai dia karena tenaga dalam mu masih terlalu lemah, kecuali aku menyalurkan kekuatan ku baru bisa untuk menjatuhkan dia."Ucap naga Welang.
"Kalau begitu tunggu apa lagi Naga Welang, cepat kau bantu aku untuk mengatasi ular sialan itu."Ucap Barata dengan rasa panik.Karena dengan kekuatannya sendiri belum mampu untuk mengalahkan ular hitam itu.
"Baiklah ."Ucap Naga Welang.
Naga Welang di dalam tubuh Barata langsung bersinar bertanda ia mulai memberikan kekuatannya pada Barata.Seketika itu tubuh Barata bergetar mendapatkan limpahan tenaga dalam dari naga Welang.
Ular hitam yang sudah marah itu kemudian menyerang Barata kembali, wuuuus..... cairan warna putih menyembur deras ke arah barat.
Barata yang sudah siap dengan jurus cakar naga hitamnya segera melompat kesamping untuk menghindari serangan itu, kemudian melesat ke udara.
"Jurus cakar naga hitam hiaaattt....!"Barata meluncur deras kearah ular hitam menerobos semburan cairan dari mulut ular itu ,lalu cruuub..... kreeeeees......!! Tubuh ular itu langsung tertembus oleh jurus Naga hitam Barata.Ular besar itu membuka mulutnya lebar lebar seakan berteriak kesakitan.Dan sesaat kemudian ular itu tergeletak tidak bernyawa.
Barata langsung mengambil nafas panjang setelah berhasil membunuh ular itu karena tenaganya terkuras habis.
Para ular kecil langsung berhamburan lari terbirit-birit begitu melihat pemimpin mereka sudah tewas.Laras keheranan melihat para ular kecil pergi dengan sendirinya.
Ia segera menoleh kearah Barata dan melihat ular besar tadi sudah tergeletak tak bernyawa.Ia pun segera menghampirinya dengan penuh rasa heran.
"Kau tidak apa-apa Barata."Ucap Laras ketika melihat Barata masih terengah-engah.
"Aku tidak apa apa Laras, aku hanya kehabisan tenaga saja,ayo kita lanjutkan perjalanan."Sahut Barata.
Laras masih memandangi Barata dengan rasa heran, sulit baginya untuk percaya kalau Barata mampu mengalahkan ular besar itu.Ia tidak akan percaya jika tidak melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
"Laras ayo kita lanjutkan perjalanan."Ucap Barata mengulangi perkataannya.
"Ba... baiklah ."Ucap Laras seraya berjalan mengikuti Barata.
Setelah mengalahkan ular besar tadi, Perjalanan mereka berdua menjadi lancar.Mereka tidak khawatir lagi dengan para ular di sekitar lembah itu, karena mereka yakin kalau para ular kecil tadi tidak akan berani muncul lagi.
Beberapa saat kemudian sampailah mereka berdua di makam pedang yang mereka tuju.Di sana terdapat ribuan pedang yang sudah ditinggalkan oleh pemiliknya.Berbagai jenis pedang semua ada di makam itu, mulai dari yang pendek, panjang dan berukuran sedang.Selain pedang di sana juga ada tombak,perisa baja dan senjata lainnya.
"Kira kira semua pedang itu milik siapa Laras kenapa dibiarkan saja di tempat ini."Tanya Barata.Sambil memperhatikan tempat itu.
"Kemungkinan milik orang orang terdahulu Barata atau kemungkinan ditempat ini dulu adalah tempat peperangan."Ucap Laras.Mencoba menafsirkan.
"Kalau begitu ayo kita pilih pedang yang cocok untuk kita."Ucap Barata.Lalu berjalan melihat lihat pedang yang tertancap di tempat itu.
"Baiklah aku ke sana, siapa tahu di sana aku bisa mendapatkan pedang yang masih bagus."Ucap Laras Seraya berjalan ke arah kiri berlawanan dengan Barata.
Barata memperhatikan setiap pedang yang di laluinya untuk memilih yang cocok untuk dirinya.Ada rasa heran di kepala Barata memikirkan pedang pedang yang ada di situ, bagaimana bisa pedang yang ada disitu masih terlihat bagus dan kuat padahal sudah bertahun tahun terbengkalai dan tidak digunakan.
Barata kemudian menghampiri sebilah pedang panjang yang tertancap di depannya,ia memperhatikan pedang itu dalam dalam,ia merasakan ada aura menyeramkan dalam bilah pedang itu.
"Pasti ini bukan pedang biasa,jika dilihat dari auranya."Ucap Barata mencoba mencabut pedangnya itu.
"Tunggu Barata jangan kau sentuh pedang itu karena tidak cocok untuk mu."Ucap naga Welang tiba-tiba.
"Memangnya kenapa naga Welang."Tanya Barata.Seraya membatalkan niatnya untuk menyentuh pedang itu.
"Itu adalah pedang iblis yang haus darah,kau akan menjadi budak pedang itu jika nekad mengambilnya."Ucap naga Welang.Memperingatkan kan Barata.
Barata seketika tersentak mendengar ucapan Naga Welang itu, untunglah dirinya tidak sampai mencabut pedang itu.
"Pedang iblis pantas saja auranya begitu kuat dan sangat pekat."Ucap Barata.
"Siapa pun yang memegang pedang itu, pasti akan menjadi orang yang selalu haus darah dan menyukai pertarungan, karena pedang itu diciptakan khusus untuk menumpahkan darah."Ucap Naga Welang.
Barata mengangguk angguk mendengar penjelasan dari naga Welang itu.Kemudian melanjutkan langkahnya menuju ke tempat lain.
Sementara itu Laras yang berjalan di sebelah kiri Barata sudah mendapatkan pedang yang cocok dengan dirinya. Pedang itu berukuran sedang tidak terlalu besar atau pun kecil dengan gagang berukir kepala elang.
Setelah berhasil menemukan pedang yang di carinya Laras segera menunggu Barata sambil memperagakan jurus pedang menyapu badai dengan pedang itu.Laras menyalurkan tenaga dalamnya kepada pedang barunya.
Kemudian mengayunkan kearah tebing wuuuus..... duuuaaarrr.....!!! Tebing yang terkena hantaman pedang itu langsung berguguran dengan berlubang.
Laras terkejut merasakan perbedaan kekuatannya dengan pedang barunya .Ia tidak menyangka kalau kekuatan menjadi lebih meningkat dari sebelumnya.
Setelah sekian lama mencari senjata yang cocok ,akhirnya pilihan Barata jatuh pada sebuah senjata berbentuk bulan sabit.Sebuah senjata yang memiliki ketajaman di sisi lengkungan bagian dalam dan berbentuk runcing di bagian ujung kiri dan kanannya.
"Bagaimana menurut mu dengan senjata pilihan ku ini naga Welang."Tanya Barata.
"Mmm.. tidak buruk Barata ,aku rasa kau cocok dengan senjata itu, kalau kau terampil menggunakan senjata itu kau akan menjadi seorang pendekar nomor satu di dunia persilatan ini."Ucap Naga Welang.
"Baiklah ayo sekarang kita temui Laras dan segera kembali ke perguruan."Ucap Barata dengan bergegas menghampiri Laras yang sudah menunggunya.
"Laras ayo kita kembali."Ucap Barata setelah tiba di hadapannya.
"Lalu mana pedang pilihan mu Barata."Tanya Laras.
Barata kemudian menunjukkan senjatanya yang berbentuk bulan sabit kepada Laras.Melihat senjata itu Laras langsung tertawa terbahak bahak karena terlihat lucu menurutnya.
"Kenapa kau tertawa begitu Laras apa yang lucu dengan senjata ini."Ucap Barata.
"Tidak... tidak...ada aku hanya berfikir,apa nanti kau bisa menggunakan senjata itu , karena untuk pertarungan jarak dekat rasanya kau akan mengalami kesulitan dengan senjata seperti itu Barata."Ucap Laras.
"Kalau itu masalahnya kau jangan pikirkan Laras,itu urusan ku sebaiknya mari kita segera kembali karena guru sudah menunggunya."Ucap Barata.
"Baiklah ayo kita kembali."Sahut Laras.
Barata dan Laras segera meninggalkan makam pedang dan kembali ke perguruan setelah mereka mendapatkan senjatanya masing-masing.