Lizda adalah gadis muda yang polos. Bertemu dengan Daniel saat merantau dan terbuai jerat cinta nya hingga memutuskan untuk menikah. Satu per satu masalah mulai muncul. Masalah yang di anggap sepele justru menjadi bencana besar, hingga dirinya memergoki sang suami berselingkuh dengan wanita lain saat hamil.
Lalu Lizda memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi.
Apakah semua permasalahan rumah tangga adalah murni kesalahan sang laki-laki atau justru ada kesalahan perempuan yang tidak di sadari? Konflik rumah tangga dari kebanyakan orang ternyata bukan lah bualan semata.
Terima kasih untuk semua support kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
"Papa ini mengarahkan kamu ke hal baik, supaya nanti ke depan nya kamu tidak salah jalan!" suara lantang menggelegar itu membuat seisi rumah terdiam, hanya satu orang yang berani menjawab nya.
"Aku tidak ingin di atur soal pekerjaan, aku ingin bekerja di Bali dengan teman ku. Nanti jika aku ingin melanjutkan salah satu usaha papa baru aku akan melakukan nya atas kemauan ku sendiri bukan kemauan papa!!" pekik Lizda menantang papa nya Marco Syailendra pengusaha terkenal di bidang otomotif.
Bengkel mobil yang sudah memiliki beberapa cabang di beberapa kota dan penjualan mobil-mobil second adalah usaha dari papa Lizda. Ekonomi mereka jauh dari kata kekurangan, bisa di katakan mereka sangat berkecukupan.
"Pa, sudah lah biarkan saja kalau dia mau merantau ke Bali. Nanti juga kalau tidak betah dia akan balik sendiri," ucap Maryam ibu tiri Lizda dengan ketus.
Lizda memalingkan muka nya dan beranjak pergi ke kamar untuk berkemas. Alasan Lizda ingin merantau adalah dia masih belum bisa menerima keadaan di rumah nya. Papa dan Mama kandung nya bercerai sudah 8 tahun yang lalu saat usia nya 15 tahun, tetapi dia masih belum bisa menerima ibu tiri nya itu.
*
*
"Hey, diam saja dari tadi aku perhatikan." seseorang menepuk pundak Lizda di tengah lamunan nya.
Lizda yang sedang duduk di pinggir pantai sembari membayangkan kejadian dua bulan lalu saat dirinya akan meninggalkan rumah pun terkejut. Ternyata itu Nini, teman dekat Lizda yang memaksa nya pergi ke Bali bersama.
"Kamu ini mengagetkan ku saja, Ni. Ada apa?" sahut Lizda.
"Kamu masih kepikiran sama keluarga mu? Sudah lah, menurutku hal biasa merantau meninggalkan orang tua ketika kita sudah beranjak dewasa. Lagian dia juga bukan ibu kandungmu. Kamu kan anak broken home sama seperti ku," Nini selalu memberikan kata-kata seperti itu.
"Sebenarnya jika di lihat aku juga tidak punya masalah secara pribadi ke ibu tiriku itu,"
"Sudah sudah jangan di bahas, aku itu mau mengenalkan mu dengan temanku. Lihat laki-laki yang sedang membawa minuman ke sini, ganteng bukan?" tunjuk nya ke laki-laki berpostur tinggi, kulit nya putih bersih terlihat tampan.
Laki-laki itu mendekat ke arah Lizda sembari membawa minuman dan tersenyum. Tampang palyboy sangat melekat di dirinya.
"Ini aku belikan minuman dingin." laki-laki itu menyodorkan es kelapa muda dari kafe dekat pantai.
Lizda menerima nya dengan tersenyum lalu mengulurkan tangan nya ke laki-laki itu "Aku Lizda,"
"Daniel," jawab nya singkat. Daniel menatap Lizda dengan tatapan tajam, memperhatikan dari atas ke bawah penampilan Lizda. Hal itu sedikit membuat Lizda tidak nyaman karena tampang nya yang mesum.
Mereka bertiga sempat berbincang terkait pekerjaan masing-masing. Daniel berasal dari satu kota yang sama dengan Lizda dan Nini.
Daniel dan Nini memang sudah lebih dulu berteman sejak sekolah, jadi mereka terkesan memang lebih akrab.
Hari mulai malam Lizda dan Nini pulang menuju ke kost, mereka tinggal bersama. Berbeda dengan Daniel yang enggan pulang saat itu. Lizda juga tidak menanyakan alasan dia masih ingin berada di pantai malam hari.
"Aku berencana menyuruh Daniel untuk kost di samping kamar kita saja, jadi kalau kita butuh apa-apa kan enak," cetus Nini di perjalanan.
"Hah untuk apa kita kan ada motor mau kemana-mana tinggal pergi saja. Aku kurang nyaman kalau nanti nya dia sering berkunjung ke kamar kita!" sahut Lizda dengan suara samar menyatu dengan angin akibat mengendari motor.
"Aku tidak dengaaarr... Pokoknya mulai lusa dia akan pindah ke samping kamar kita, aku ingin menjodohkan dia dengan mu," teriak Nini.
Sesampainya di kost, Nini setengah memaksa Lizda untuk dekat dengan Daniel entah apa yang dia rencanakan. Sedangkan Lizda terlihat belum menemukan kecocokan di antara mereka.
"Ihh!! Gimana mau kan kamu pacaran dengan Daniel?" ucap Nini mendekat ke arah Lizda yang sedang memakai skincare sebelum tidur.
"Apa sih ini kan baru hari pertama ketemu, aku belum suka sama dia. Lagian kenapa kamu maksa aku sih?" Lizda mengernyit.
"Aku cuma ngga pengen kamu jomblo, Liz."
"Kamu aja lah yang pacaran sama dia, kan kamu sudah kenal dekat juga." jawab Lizda sembari menepuk pundak Nini.
"Dia saja minta aku untuk kenalin ke cewek lain," ucap Nini meruncingkan bibir nya.
***
Dua hari berlalu sejak pertemuan pertama itu...
Lizda yang lelah setelah lembur di kantor ingin segera merebahkan diri nya di kasur, kamar nya berada di lantai 2 paling pojok. Dia melihat kamar di dekat tangga lantai 2 terbuka saat dirinya hendak lewat.
"Siapa juga yang bersih-bersih sampai malam begini." gumam nya sembari mencuci tangan di wastafel umum yang ada didekat tangga setiap lantai.
Dengan cuek dia hanya melewati kamar itu tanpa menoleh sedikitpun.
"Hey, nyelonong aja sih?!" suara tidak asing memanggil diri nya. Lizda pun membalikkan badan nya untuk melihat apa suara itu benar memanggil nya atau bukan. Karena hanya dia yang lewat saat itu.
"Lho kamuuu..." jari nya menunjuk ke arah laki-laki itu, ya betul itu Daniel.
"Baru kali ini aku di cuekin sama wanita, hemmmm." Daniel mengernyit.
"Katanya kamu pindah di sebelah kamar ku, ternyata ada di ujung dekat tangga," seru Lizda.
"Iya aku lebih suka di sebelah sini. Sini lah lihat-lihat kamar ku atau bantu aku membereskan kamar," ucap Daniel. Karena merasa tidak enak Lizda mendekat ke kamar Daniel untuk melihat dan sedikit membantu nya.
Sambil bercakap Lizda membantu Daniel menata baju-baju nya ke dalam lemari. Setelah cukup lama berbincang Lizda berpikir bahwa Daniel tidak seburuk itu. Ternyata dia anak yang baik dan asik untuk di ajak berbicara.
"Kamu yang pindahan tapi merepotkan orang lain." cetus Lizda yang masih menata baju-baju Daniel.
"Apa kamu bilang?" Daniel mendekat ke arah Lizda yang duduk di pinggir kasur dan menggelitik bagian perut nya.
Lizda yang kegelian berusaha menghindar hingga tubuh nya terjatuh di kasur dengan posisi terlentang. Daniel yang melihat itu bukan nya mundur justru semakin mendekat dan terus menggelitik nya.
"Cukup cukup ini geli sekali," Lizda tertawa terbahak-bahak.
Daniel justru menindih dengan badan nya agar Lizda tidak lolos. Seketika keadaan nya menjadi canggung, tanpa disadari tubuh Daniel sudah berada di atas Lizda. Harum wangi tercium dari tubuh Daniel membuat Lizda membeku sejenak.
Daniel mendekat, semakin mendekat dan bibir mereka pun menyatu bercium*n, laki-laki itu lihai memainkan lidah nya mengoyak seluruh bibir Lizda. Nafas yang terengah-engah menandakan hasrat mereka sudah naik...
"Emmmhhh" suara des*han Daniel membuat Lizda merinding....