Erik, seorang tenaga medis menyinggung orang berpengaruh dan hendak dihabisi! namun pada saat kritis, dia memperoleh warisan ilmu pengobatan, dan sejak saat itu Erik mempunyai kekuatan super yang bisa membawa dia kepuncak kejayaan. namun kesuksesannya terasa hampa, karena keberadaan orang tua dan kerabat kandungnya belum ditemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menawarkan Diri Jadi Sandera
Kekuatannya jauh melampaui siapapun yang ditemui Erik sebelumnya. Bahkan lebih kuat dari jendral nomor satu, Tiger dan Bona.
Tidak mengherankan kalau organisasi sebesar itu didirikan oleh Lolita kecil ini. Sayangnya dia masih bukaan tanding Erik.
Kekuatan regina dekat dengan kekuatan batin. Tapi Erik adalah seorang praktisi yang melampaui Kekuatan batin, keduanya tidak berada dilevel yang sama. Makanya dia tidak berhasil menyentuh Erik sedikit pun.
Erik tidak ingin memiliki pandangan yang sama dengan gadis kecil itu, yang mengira akan terus menerus bertarung dengannya, namun apa daya gadis kecil itu tidak berhenti, dia terus menyerang
Erik pun hanya bisa menghentikannya.
"Cukup, jangan bertarung lagi!"
Tapi regina tidak mendengarnya, karena jurus andalannya blm digunakan, dan sekaran dia benar-benar mengunakan jurus pamungkasnya semakin menggila.
Erik tidak berdaya, jadi dia tidak punya pilihan selain mengatakannya, dia meraih punggung regina dan meletakan dipundaknya.
"Ah!"
Regina berseru "Lepaskan aku!"
Erik pun berujar; "Melepaskan mu itu bukan masalah, tapi kamu harus menjamin kalau kedepannya jangan perna cari masalah denganku.
"Jangan harap ... Ah!"
Kata-kata regina berhenti tiba-tiba sebelum dia menyelesaikan ucapannya. Hanya menyisakan satu seruan saja, karena Erik menampar dan terus menamparnya dengan ganas
Mata indah regina sedikit terbuka dia malu dan marah, bajingan ini, dia, dia, dia benar-benar menamparnya.
Tempat ini adalah tempat paling pribadi bagi seorang perempuan.
Erik, Erik malah ...
Erik teru bertanya, kamu masih mau mencari masalah denganku?
"Kamu!"
Sebelum kata-kata itu selesai Erik menampar lagi
"Aaaa! Aku akan membunuhmu!
Plak plak plak!
Tiga tamparan mendarat lagi. Semakin keras dia berteriak, semakin keras pula Erik menamparnya. Anak kecil kalau tidak patuh ya, harus ditampar pantatnya.
Setelah tiga tamparan itu, Regina berkata lagi "kamu ... Kamu menggertak ku ..."
Erik berkata tanpa daya "Kamu yang duluan nakal. Bagaimana? Kamu masih mau cari masalah?
"Tidak akan lagi, turunkan aku, turunkan aku, huhu ..."
Regina benar-benar menangis. Wajah mungilnya penuh dengan air mata yang membuat orang kasihan padanya..
Erik tidak menyangka kalau gadis kecil ini terus memukulnya, akhirnya dia pun menurunkannya.
Erik menyentuh hidungnya dan berkata dengan malu-malu "Ingat kataku, jangan ganggu aku lagi dimasa depan! Jadilah anak kecil yang memegang janjinya!"
Erik pun pergi setelah mengatakan itu. Memang dia sedikit meras bersalah, karena regina masih terlalu mudah. Dimatanya dia hanyalah seorang anak kecil, jadi dia mengunakan metode menghukum anak kecil.
Namun setelah melakukan semua itu, Erik baru menyadari bahwa regina sudah dewasa!
Dan apa yang dia lakukan barusan terlalu berlebihan untuk seorang gadis ...
pada malam harinya Erik menerima telepon dari sang kekasih Lidya.
Lidya berkata "sedang apa?"
Tidak lagi ngapa-ngapain saya dirumah, Erik menjawabnya begitu saja.
"Benarkah?" nyalakan panggilan vidio aku mau melihatnya!" Erik hanya terdiam dan langsung beralih ke panggilan video.
Lidya sangat lega melihat Erik benar-benar dirumah dan tidak keluar untuk main-main.
Erik juga sangat beruntung, untungnya panggilan video bukan tadi malam.
"Suamiku, kamu hebat sekali, aku beri kamu satu ciuman. Lidya mengerjakan ciuman. Diujung telpon sana.
Erik juga sangat merindukan gadis kecil itu keduanya menghabiskan malam dengan menelpon. Sebelum mengucapkan satu SMA lain
Sebelu tidur Lidya meminta Erik agar pergi kekantor pos ketika dia punya waktu. Setelah dia tiba dikota Riev, dia kirim beberapa kartu pos pada Erik, harusnya besok sudah sampai.
Pagi keesokan harinya, Erik pergi kekantor pos. Saat melewati salah satu bank, jalannya diblokir. Ada tanda peringatan panjang didekat ada banyak orang yang menonton keramaian.l
Erik mengerutkan keningnya, lalu melihat banyak sekali polisi berdiri diblokade dan belasan mobil polisi terparkir.
Ada empat pria bertopeng menghadapi polisi dipintu bank tersebut. Dibawah kaki mereka ada belasan tas besar yang berisikan uang. Kondisi didalam bank sangat kacau, barang-barang pecahan kaca berserakan dimana-mana.
Dengan sekali lihat Erik sudah bisa tau kalau bank sedang dirampok belasan pria bertopeng.
setelah semu isi bank sudah terkuras habis beberapa pria bertopeng berpakaian hitam lainnya keluar dari bank, para perampok menyandera seseorang.
Begitu sandera muncul, kehebohan pun terjadi, bagaimana tidak sandera tersebut adalah seorang wanita yang sangat cantik.
Pupil mata Erik menyusut, setelah dia perhatikan beberapa kali, ternyata sanderanya adalah Lilyana!
Ada begitu banyak calon sandera dibank, kenapa mesti Lilyana? Apa karena dia terlalu cantik? Tapi Erik tidak peduli alasannya, saat ini wanitanya dalam situasi berbahaya!
Erik melihat dara menetes sedikit dibagian leher yang ditodong dengan Beliti oleh para perampok, dia pun sangat marah, tapi dia berusaha tetap tenang.
"Siapkan aku mobil! Siapkan senjata, biarkan kami pergi! Kalau tidak aku akan membunuhnya!"
"Kamu tenang sedikit!"
Negosiator itu berkeringat deras dan berkata, "Bahkan kalaupun kamu diberikan mobil dan senjata, kamu tetap tidak bisa melarikan diri. Lebih baik menyerah saja ..."
"Diam!!!"
perampok itu berteriak, "Cepat! Kalau tidak aku akan langsung membunuhnya!"
Dia mendorong keras, lalu Lilyana tiba-tiba berteriak kesakitan, hati Erik bergejolak hebat melihatnya. Dia tiba-tiba menerobos blokade polisi dan mendekati para perampok.
Saat ini polisi sudah menyerahkan mobil anti peluru dan senapan mesin atas permintaan para perampok itu.
Para perampok sangat senang dan hendak pergi, namun. Salah Satu dari perampok melihat keberadaan Erik, dia kira Erik adalah polisi yang menyamar, preman itu langsung berteriak
"Waspada!!!"
"Mau apa kamu? Mau apa? Mau sandera ini mati?"
"Kakak tenang sedikit, aku bukan polisi."
Erik dengan cepat berpura-pura mengosongkan sakunya, dan menunjukan kalau dia tidak membawa senjata apapun. "Kakak tenang saja, Aku tidak punya senjata!"
para polisi itu juga meneriaki Erik," Disini sangat berbahaya, cepat pergi dari sini!"
Melihat Erik tidak terlihat seperti polisi, para perampok itu menghela nafas lega. Lalu seorang pria botak bertanya; siapa kamu?mau apa kamu?
"Aku hanya kebetulan lewat saja, aku ingin menjadi sandera kalian."
"Ingin menjadi sandera? Dia menawarkan diri jadi sandera? Apa otak anak ini sedang kemasukan air?
"Menjadi sandera?"
"Betul sekali." Erik melanjutkan "kalian pikir saja apa satu orang cukup? lebih banyak sandera, akan lebih terjamin, dilepas satu masih ada yang lain, jadi peluang lolosnya akan lebih tinggi kan?"
pria botak itu tersenyum dan berkata, apa ada yang salah dengan otakmu? Bagaimana orang biasa ingin menjadikan dirinya sebagai sandaran?
"Kakak, aku ini ingin cari pengalaman!" Erik berkata dengan ekspresi kagum. "sebenarnya aku sangat ingin menjadi pahlawan orang miskin seperti kalian! Sayang sekali tidak punya kesempatan! Hari ini bisa dibilang telah menemukan organisasinya."
"sungguh kah?"
Alasan Erik benar-benar sangat konyol, para perampok itu pun tercengang.
"Sungguh! Lebih sungguhan daripada emas dan permata. Selama kakak-kakak mau menerimaku, aku akan mengarungi lautan api untuk mengabdi."
para perampok itu saling memandang, lalu pria botak itupun berkata; "Baiklah, kalau begitu bantu aku mengangkat tas-tas ini kedalam mobil. Mata para perampok itu penuh dengan penghinaan. Rasanya seperti keluar rumah lalu menemukan alat, alat pasti memiliki fungsinya sendiri.
Mereka tidak menyangka akan ada orang bodoh. Seperti itu didunia ini. Orang yang menyembah sekelompok perampok? Otak anak ini benar-benar bermasalah.
Kekecewaan pun muncul di wajah Lilyana, dari awal dia sudah mengenal Erik, dia pikir Erik muncul untuk menyelamatkannya.
"Kakak aku sudah pindahkan semuanya. Ayo kita pergi sekarang!"
"Aku menutup bagian depan!" setelah memindahkan uangnya Erik menawarkan diri untuk melindungi mereka.
Beberapa perampok sangat gembira, mereka tidak menyadari kalau Erik sedang mendekati Lilyana saat ini!.
Sebelumnya mereka pasti akan bereaksi, namun sekarang kewaspadaan terhadap Erik menurun drastis. Terlebih lagi Erik terlihat lemah dan kurus, bahkan jika dia ingin bertarung pun, pasti mudah untuk dikalahkan!"
mau hiatus kah ???