Diakhir hidupku, akira sangat menyesal karena tak pernah menikmati hidup dan jika tuhan memberi ia kehidupan kedua maka ia akan hidup bersenang senang.
Tapi nyatanya hidup tetaplah sebuah perjuangan bukan hanya tempat untuk bersenang senang.
"Adelia yang kamu selamatkan itu sudah mati, Jendral Agra. Dia sudah mati. Dan aku bukanlah Adelia Putri Kerajaan Akris, aku bukan adik dari sahabat mu, aku bukan tuan putri yang hidup lemah lembut dan pemalu. Aku adalah jiwa yang berasal dari masa depan."
Penasaran gimana Akira yang pindah ke tubuh Adelia menjalani hidup di dunia kuno yang penuh dengan trik,
cus baca 👉👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
Jendral meminum air putih untuk meredakan tawanya. Sungguh sudah lama ia tidak tertawa lepas seperti ini dan rasanya ada suatu kelegaan di dalam hatinya sekarang.
"Maaf karena telah mengganggu waktu istirahat jendral. Sebenarnya Putri ini kesini karena ingin mengundang Jendral untuk datang ke ulang tahun Putri di Istana kekaisaran." Ucap Putri Aurora sambil memberikan sebuah amplop emas yang sangat mewah.
Putri Aurora duduk di samping kiri Jendral sedangkan Adelia di sebelah kanan dan dua orang selir berjarak satu kursi dari mereka sedangkan Jendral tentu saja duduk di kursi utama.
"Dan aku juga berharap agar bibi datang ke acara ulang tahunku," ucap Putri Aurora sambil menampilkan sebuah senyuman lembut tapi membuat Adelia muak dengan hal itu.
'Dia pikir aku tidak bisa membaca isi otaknya itu, pasti aku di suruh datang karena ingin mempermalukanku di Istana,' ucap Adelia dalam hati.
"Tentu saja aku datang, bagaimana pun kamu adalah keponakan Suamiku dan sebagai bibi bukankah aku harus memberikan doa untuk keponakan ku," ucap Adelia tak kalah lembut tapi berhasil menampar Putri Aurora dengan kenyataan bahwa ia dan jendral adalah keponakan dan paman.
Senyum Putri Aurora menjadi kaku karena perkataan Adelia.
"Sebenarnya Putri tidak perlu repot repot mengantarkan undangan kesini tanpa undangan pun kami tetap akan datang ke ulang tahun anda," ucap Jendral Agra dengan nada penuh wibawa.
Inilah yang membuat banyak wanita selalu mendambakan Sang Jendral perang ini, karena ia terlalu tampan dan sangat berwibawa.
"Tak apa jendral, aku juga ingin melihat wajah bibi karena saat kalian menikah aku tidak bisa hadir makanya aku datang kesini," ucap Putri Aurora dan tak lupa senyuman manis yang bikin diabetes.
"Jikalau begitu bukankah putri seharusnya pulang sekarang karena hari akan semakin larut dan takutnya ada bahaya di luar yang akan melukai Putri dan prajurit istana ini akan turut mengantar Putri pulang ke istana Kaisar." Itu bukan sebuah bentuk kekhawatiran, itu adalah pengusiran secara halus.
"Tidak bisakah aku ting...." Ucapan sang putri di potong Jendral.
"Anda juga harus banyak banyak istirahat karena baru sembuh dari sakit dan tentu saja kediaman di istana kaisar sangat lah nyaman untuk istirahat."
Jendral tidak membiarkan Sang Putri meminta sedikitpun karena Jendral tau kalau sempat permintaan keluar dari mulut sang putri dan Jendral tidak mengiyakan maka urusannya akan panjang, apalagi ia meminta tinggal untuk bermalam di istana Jendral.
"Aku senang Jendral mengkhawatirkan Putri ini, baiklah aku akan pulang dan aku harap jendral serta bibi dapat hadir besok." Akhirnya Putri Aurora pun bangkit dari kursi.
Dan tentu saja yang lain juga harus berdiri karena itu adalah salah satu etiket bangsawan.
"Tentu putri," jawab Jendral.
"Kalau begitu aku pergi dulu, salam kepada Jendral dan bibi," ucap Putri Aurora lalu ia pun berlalu pergi.
"Hmm hati hati."
.
.
"Kalau aku ikut ke acara ulang tahun, apakah aku harus bawa kado juga Sa?" tanya Adelia pada Asa saat mereka lagi jalan mau ke kamar.
"Biasanya sih iya nyonya, tapi karena nyonya datang dengan Jendral hal itu juga tidak diperlukan," jawab Asa sambil mengikuti dari belakang.
Adelia tampak terdiam sejenak memikirkan sesuatu.
"Sepertinya aku barus bawa hadiah buat jaga jaga karena takutnya ia mempermalukan aku saat acara berlangsung," guman Adelia.
"Iya nyonya, jangan mau di permalukan tunjukkan kalau kita ini orang Katani."
(Katani adalah nama ras yang ada di negri Adelia dulu tinggal.)
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote
salam hangat dari author