oowekk..oowekk.. ooweekk..
suara bayi melengking terdengar dari ruang bersalin sebuah rumah sakit.
"Selamat Nona, bayi anda perempuan."Ucap sang dokter setelah selesai membersihkan bayi baru lahir dan segera menyerahkannya pada Asya.
Asya nampak termangu, ia sangat bahagia melihat bayi mungil yang ada dalam gendongannya, tapi bagaimana dengan suaminya Yang menuntut Asya agar melahirkan anak laki-laki ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada suatu hal yang ingin dipastikan
Bab 11
.
.
"Kak. aku hanya menyarankan. Kakak berhak menuntut Kak Alwi jika dia memang kelewatan dan keterlaluan dengan kakak. Kak Alwi memang kakak kandungku, tapi itu tidak akan mempengaruhi kesalahan dia."Nasehat Martin.
Asya hanya diam membisu saja.
Martin yang cukup kesal dengan sikap sang kakak ipar yang hanya menurut membuang kasar nafasnya. "Ya sudah. Aku harus kekantor juga. Papa memintaku datang."Martin beranjak dan langsung keluar.
Asya hanya bisa menatap nanar kepergian adik iparnya itu. "Andai bukan demi papa, mungkin aku sudah mundur sejak lama dari pernikahan terpaksa ini Martin."Gumam Asya dengan suara lirih.
.
Brakkk !!!
Wajah Alwi terlihat merah karna menahan amarah saat diruang mitting.
Tanpa meminta persetujuan darinya, Sang papa william mengumumkan Martin adik bungsunya sebagai pengganti sang papa diperusahaan sementara dengan jabatan CEO.
Yang bertambah membuat Alwi.bertambah marah, Bram yang termasuk kakak Martin juga malah setuju dan mendukung keputusan papanya.
"Aaakkhhh !!!" Alwi mengamuk dengan semua yang ada dimejanya ia obrak abrik.
"Pria tua itu benar-benar membuatku ingin marah sekali !!! Dia katakan akan memberikan jabatan itu padaku, tapi apa ini ?!!!" Protes Alwi dengan berapi-api.
"ini semua gara-gara Asya, kalau anak ketigaku laki-laki, pasti papa tidak akan begini.. Aaahhhh !!!" Alwi begitu kesal sekaligus marah.
Tak ingin bertambah emosi, Alwi memilih keluar dari kantor.
Saat Alwi keluar dilobby tak sengaja Bram melihat kakaknya itu terburu-buru keluar. Bram bisa melihat ggurat kekesalan diwajah Alwi barusan.
Bram tak jadi menegur sang kakak, ia memilih masuk menuju ruangan sang papa saja.
.
.
Tok..tok..tok..
"Masuk.."
Bram masuk kedalam ruangan luas dimana sang papa tengah duduk bersama adik bungsunya.
"Duduklah Bram.."Perintah sang papa
Bram pun menurut dan langsung duduk disisi Martin.
"Apa kau juga mau protes dengan keputusan papa tadi ??" William langsung bicara.
"Tidak pa. Aku sama sekali tidak keberatan dengan itu. Hanya saja kelihatannya, kak Alwi terlihat kecewa. Aku barusan bertemu dia dilobby, dia keluar kantor."tutur Bram.
"Aku sudah duga Pa, Kak Alwi akan marah dengan keputusan papa yang mendadak seperti ini ?? Lagian papa aneh-aneh sekali, aku baru mau mulai berbisnis, kenapa malah langsung jadi pemimpin ??" Protes Martin.
William menghela nafasnya panjang kemudian menatap dua putranya yang bersifat jauh berbeda dengan Alwi putra pertamanya.
"Ada suatu hal yang ingin aku pastikan. Aku tidak mau menambah dosa lagi. Papa harap kalian bisa membantu papa dengan tidak menanyakan alasan kenapa papa melakukan semua ini."Terang William.
Bram dan Martin saling tatap. Keduanya hanya mengangguk patuh. Segala sesuatu yang sang papa katakan pasti demi kebaikan.
.
.
Tujuan Martin adalah sebuah cafe. Ia bertemu teman-temannya guna menghilangkan kekesalannya.
"Kau kenapa Wi ?? Bertengkar dengan istrimu ??" tegur Rendi.
"Diam kau !! Aku sedang marah sekali ini."Balas Alwi yang seketika membanting tubuhnya dikursi.
"Hey..hey.. Kalau marah jangan dibawa kesini dong !!? Memangnya kita salah apa ??" Timpal Dio.
"Aku kesal sekali dengan papaku.. Aahh... Sialan !!! Jika ingat ucapannya aku ingin sekali memukul wajahnya. Tapi dia papaku !!!!" Cerocos Alwi berapi-api.
"Pasti karna warisan kan ?? Kau ini, gila sekali dengan warisan.."Terka Rendi.
"Bukan hanya itu !!!? Papaku mengumumkan adik bungsuku menjadi pengganti sementara dia selama papaku masih menjalani masa pengobatan. Padahal dulu dia menjanjikan kepemimpinan itu untukku jika aku mau menikahi Asya !!! Ternyata semuanya bulsit !!! Aahhh !!!" Alwi meluapkan emosinya.
"Tenang bro.. Tenang dulu.. Jangan langsung emosi.. Memang Martin sudah pulang ?? Bukannya dia Kuliah diluar negeri ??" Dio mencoba menenangkan.
"Sudah. Dan itu membuatku muak !!! Hah, aku mau pulang !! Bicara dengan kalian malah membuatku tambah pusing !!!" alwi beranjak dari duduknya.
Emosi serta kekesalan yang menjadi satu dalam hatinya membuat ia begitu ingin meluapkan semuanya.
.
.
kenapa masih 1 thn
Selamat buat Asya smoga mendapat kebahagiaan di Chicago.dan berjodoh dg laki laki baik macam Mike.😘😘