NovelToon NovelToon
Pendekar Bangau Emas

Pendekar Bangau Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Harem / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Slyterin

Tang Xiao Tian seorang pemuda berasal dari Desa di puncak gunung Huang yang memiliki keinginan untuk melakukan tugas penting bagi seluruh dunia persilatan dari ketiga orang guru yang membesarkannya selain itu Ia juga ingin mencari tahu identitasnya yang selama 20 tahun di rahasiakan oleh para gurunya. Selamat datang dan membaca novel pertama ku di sini.. Follow, like, rate 5,komentar positif dan share ya😘terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peta Lembah Danau Merah Muda Berhasil Ditemukan.

Nona Hua meringis ketika gadis itu menyentuh pundak kanannya yang mengalami cedera akibat pukulan maut yang nyaris membunuhnya dari serangan salah seorang anggota sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang yang pada akhirnya tewas di tangan Xiao Tian.

"Aku baik-baik saja, kak." jawab Nona Hua tak ingin terlihat lemah oleh kakak seperguruannya yang telah membuatnya jatuh cinta secara diam-diam ketika pria muda tampan itu menghampirinya dengan raut wajah cemas terhadap dirinya.

Pendekar Besar Shi mengabaikan jawaban gadis itu. Ia menyentuh pundak kanan adik seperguruannya dan ia meletakkan tangannya yang mengalihkan hawa panas yang berasal dari ilmu tenaga dalam sekte Lun San Pai tingkat tinggi sehingga nyeri di pundak kanan Nona Hua telah hilang.

"Pundakmu sudah sembuh, hmm sebaiknya kita segera mencari dan menyelamatkan Nona He dari ketua kedua sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang yang telah membawanya ke arah sana," kata Pendekar Besar Shi menoleh ke pintu arah kanan di dekat podium aula utama sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang yang di masuki oleh kakek tua mesum itu.

"Iya, Kak. Ayolah.." sahut Nona Hua segera melompat berdiri lalu melesat ke arah yang kakak seperguruannya pergi dengan diikuti oleh para saudara- saudarinya yang lainnya.

Dan, ketika mereka tiba di ruangan yang pintu terbuka. Mereka tercengang bukan main saat menemukan Nona He tergantung pada lehernya di langit-langit ruangan ini di dekat lantai ada mayat ketua kedua sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang yang telah membiru.

"Eh, mereka sudah meninggal dunia.." kata pemuda di dekat pintu ruangan tersebut usai melihat Pendekar Besar Shi menurunkan mayat Nona He dan memeriksa jasad itu dengan teliti sekali.

"Siapakah yang telah membunuhnya tanpa kita ketahui kedatangan orang itu?" tanya Nona Hua kaget sekali.

"Entahlah.." Pendekar Besar Shi memukul pahanya usai menyadari sesuatu di ingatannya."Eh dimana bocah laki-laki yang telah membantu kita untuk menghabisi sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang?"ia cepat- cepat melesat kembali ke aula utama sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang bersama dengan para saudara- saudarinya di belakangnya.

"Bocah ini tak ada disini," Nona Hua menoleh ke segala penjuru aula utama sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang untuk mencari dan menemukan bocah itu tetapi bocah itu benar-benar sudah pergi dari markas besar sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang secara diam-diam.

"Hmm, kita harus segera menemukannya supaya kita bisa tahu apakah dia berhasil menemukan peta Lembah danau merah muda dari Nona He," Pendekar Besar Shi cepat berpikir , lalu mengajak semua saudaranya pergi meninggalkan sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang.

Di sisi lain, Xiao Tian yang mereka cari ternyata masih ada di markas besar sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang. Anak laki-laki ini berada di kamar utama ketua pertama sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang usai anak laki-laki itu mendengar suara tangisan seorang anak perempuan dari aula utama sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang saat ia menyelamatkan sekte Lun San Pai. Maka, ketika ia melihat Pendekar Besar Shi dan anggota sekte Lun San Pai ke arah kanan Podium aula utama sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang. Ia memilih ke arah kiri podium aula utama sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang yang temboknya ada gambar ular Cobra hitam sedang tidur.

Disanalah, ia berhasil menemukan seorang gadis kecil wajah cantik jelita sekali berusia enam tahun meringkuk di sudut tempat tidur dengan wajah anak perempuan itu begitu pucat, rambutnya yang kecoklatan itu kusut, dan sekujur tubuh yang terlihat oleh sepasang mata Xiao Tian semuanya memar seperti luka- luka pukulan keras dari sebuah rantai besi yang tergeletak tak jauh dari sisi tempat tidur.

"Kau jangan takut karena aku datang bukan untuk aku bisa menyakitimu melainkan aku ingin menolongmu," ia secara halus berbicara kepada gadis kecil malang itu.

"Jangan mendekat.." Gadis kecil itu mencegahnya untuk ia mendekati gadis itu dengan tatapan mata anak itu ke arah lantai dengan ketakutan sekali.Ia pun cepat sadar bahwa disekeliling lantai itu adalah racun ular Cobra hitam untuk mengurung anak kecil itu.

"Hmm..Apakah kau masih bisa bertahan dengan racun di lantai kamar ini?" tanya Xiao Tian sambil mencari cara untuk menetralisir lantai kamar tidur dari ketua pertama sekte Lun San pai kepada gadis kecil itu yang menganggukkan kepala untuk menjawabnya.

"Bisa, tapi kau pasti tak bisa, jadi sebaiknya kau pergi saja dari tempat ini." gadis kecil itu lebih mencemaskan keselamatannya daripada keselamatan gadis kecil itu sendiri. Ia melihat gadis kecil itu menatap ke pintu di belakangnya,maka ia pun tahu maksud dari tatapan mata gadis kecil itu.

"Jangan khawatir karena orang-orang jahat itu sudah menjadi mayat di tanganku dan orang-orang sekte Lun San Pai yang mengacaukan markas besar mereka." Xiao Tian menjelaskan agar gadis kecil itu merasa tenang. Ia lantas mengerahkan ilmu tenaga dalam api tiga raksa yang disalurkan pada kedua telapak tangannya yang ia arahan secara langsung ke lantai kamar tidur itu, lalu racun yang tersebar di lantai kamar tidur itu telah ia hanguskan dan menjadi debu tak tersisa.

Anak perempuan kecil itu memperhatikan setiap gerak- geriknya dan terkagum-kagum melihat ia berhasil dalam menghilang racun ular Cobra hitam yang tersebar di kamar tidur itu untuk dijadikan sebagai tempat gadis kecil itu di kurung oleh mantan ketua pertama sekte Lun San Pai. Kini, gadis kecil itu memperhatikan Xiao Tian menarik paksa rantai besi yang mengikatnya lalu ia kaget sekali ketika melihat Xiao Tian telah mematahkan rantai besi itu dengan mudahnya.

"Kau sudah bebas sekarang. Ayo, kau bangun dan ikut aku pergi dari sini." kata Xiao Tian tersenyum ramah dan bersahabat kepada gadis kecil itu.

"Ya, terimakasih untuk kebaikanmu ini," sahut gadis kecil itu gembira. Gadis kecil itu mengambil sesuatu dari kolong tempat tidur dan membuka kotak kecil dari sana. Ia melihat gadis kecil itu mengeluarkan kertas tua yang kini di ulurkan kepadanya."Kau ambillah kertas tua ini dan aku hanya ingin minta satu hal kepadamu usai kita keluar dari tempat busuk ini."lanjut gadis kecil itu di hadapannya usai ia menerima, melihat dan senyuman di bibirnya melebar saat membaca kertas tua itu.Ia lantas menyimpannya di dalam saku pakaian dalamnya.

"Baiklah, apa itu?" ia menyanggupinya dengan tegas.

"Aku ingin menjadi saudari angkatmu agar diriku selalu bersamamu," kata gadis kecil itu dengan tatapan mata memohon kebaikannya sekali lagi.

"Mmmm, ceritakan dulu tentang dirimu sebelum aku ini bisa mengabulkan permintaanmu." Xiao Tian tak mau salah pilih untuk menjadikan gadis kecil tak dikenalnya sebagai saudari angkatnya.

"Namamu Yang Lan, aku mantan putri agung dari Raja suku Yang di daerah tenggara Barat daratan tengah. Aku dan sukuku telah di musnahkan oleh para ketua sekte ular Cobra hitam cabang Kota Bulan Huang.Kini aku sebatang kara tak punya siapapun lagi di dunia ini, dan sekarang aku bertemu denganmu yang kuyakin sebagai orang yang baik sehingga aku ingin menjadi adik angkat bagimu. Apa kau bisa menerimaku?" Gadis kecil itu kini menangis meminta pertolongannya dengan tulus.

"Hmm, baiklah, aku bisa menerimamu sebagai adik angkatku dan memberikan margaku untukmu, maka aku memberimu nama baru yaitu Xiao Lan bukan Yang Lan," ia mengulurkan tangannya untuk meraih tangan mungil gadis kecil manis di depannya.

"Ya, aku bersedia untuk mengganti margaku. Aku mulai hari ini bermarga Xiao dan namaku Lan, jadi aku adalah Xiao Lan. Eh namamu siapa, Kakak baik?" Xiao Lan di depannya tersenyum ceria membuatnya senang.

"Namaku Xiao Tian, adik Lan." jawab Xiao Tian lembut.

Bersambung!!

1
Wendy Xu
mantap
Ismaeni
cerita awal yang cukup menarik. ..bahasa nya enak tidak berat. semangat update-nya yaa thor
Bryan Kennedy
Cher ami, allez, j'ai hâte de lire votre roman, j'adore les histoires classiques
Bryan Kennedy
L'esprit Nami, L'histoire de ce roman est agréable à lire de nombreuses fois car j'ai l'impression d'entrer dans l'histoire.
anggita
iklan, like☝👍.. moga lancar novel barunya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!