NovelToon NovelToon
Brondong Gila,Bulan

Brondong Gila,Bulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Cintamanis / Playboy / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:92.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Realrf

Sang Dewi Nemesis Hukum Nolite, yang jutek harus berkelahi dengan berondong teknik yang Playboy itu. Iyuuuuh .. nggak banget!!!!!


Tapi bagaimana kalau takdir berkata lain, pertemuan dan kebersamaan keduanya yag seolah sengaja di atur oleh semesta.

"Mau lo sebenernya apa sih? Gue ini bukan pacar lo Cakra, kita udah nggak ada hubungan apa-apa!" Teriak Aluna tertahan karena mereka ada di perpustakaan.

Pria itu hanya tersenyum, menatap wajah cantik Aluna dengan lamat. Seolah mengabadikan tiap lekuk wajah, tapi helai rambut dan tarikan nafas Aluna yang terlihat sangat indah dan sayang untuk dilewatkan.

"Gue bukan pacar lo dan nggak akan pernah jadi pacar lo. Cakra!" Pekik Aluna sambil menghentakkan kakinya di lantai.

"Tapi kan waktu itu Kakak setuju mau jadi pacar aku," pria itu memasang ajah polos dengn mata berkedip imut.

"Kalau lo nggak nekat manjat tiang bendera dan nggak mau turun sebelum gue nuritin keinginan gila lo itu!!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wira

Cakra masih terpaku di tampar dengan hati yang terbakar api cemburu, meski ia belum tahu siapa pemuda yang bercanda bersama Aluna kesayangannya. Entah saudara atau teman, tapi sentuhan Aluna pada pemuda itu membuat hati Cakra gatal.

Ponsel Cakra bergetar, tanpa mengalihkan tatapan pada jalan raya dimana Bulannya menghilang. Cakra mengambil benda pipih dari saku. Sekilas ia melihat foto gadis berseragam putih abu-abu yang ia gunakan untuk wallpaper sebelum mengeser logo hijau untuk mengangkat telepon yang masuk.

"Hallo."

"Hallo Cak, lo dimana? udah pulang ngampuskan? bengkel rame banget nih, kalau bisa lo pulang sekarang,"ucap seorang laki-laki di ujung lain sambungan telepon.

"Iya, gue pulang sekarang," jawab Cakra lalu menutup sambungan teleponnya.

Meski Cakra masih ingin di sana menunggu Aluna pulang, tapi Cakra tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya sebagai mekanik bengkel tempat ia bekerja dan tinggal sekarang, meski dia sedang sakit, sakit badan dan sakit hati juga.

Pemuda tampan itu mengambil nafas dalam, sebelum berjalan menghampiri motor hitam miliknya. Suara mesin motor seketika menderu kencang, seiring tarikan gas yang semakin ketat. Kuda besi beroda dua itu membelah ramainya jalanan dengan kecepatan tinggi.

Sementara itu di dalam mobil berwarna ungu yang sedang melaju, Aluna hanya diam. Tatapannya kosong, ia hanya menatap jalanan di depan tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Jenendra yang duduk di sampingnya merasa heran dengan perubahan sikap Aluna setelah meninggalkan rumah atau lebih tepatnya saat Jenandra bertanya siapa pemuda yang berdiri di depan gerbang rumah Aluna.

"Kak Aluna kenapa?" tanya Jenandra yang sudah tidak tahan dengan diamnya sang kakak sepupu.

"Nggak apa-apa kok," jawab Aluna tanpa menoleh.

Jenandra pun diam dan memutuskan untuk tidak bertanya lagi, mungkin kakaknya itu sedang ada masalah yang tidak ingin ia ceritakan. Aluna seharusnya senang, tapi melihat raut muka Cakra yang kesal dengan tatapan tajamnya membuat Aluna merasa gelisah.

Rasa gelisah yang sama dengan alasan yang berbeda dirasakan oleh Cakra. Jika Aluna gelisah dalam bimbangnya melihat, maka Cakra gelisah dengan rasa bersalah dan takut kehilangan.

Tatapan Cakra yang tadinya fokus menatap jalanan dengan berisiknya kepala perlahan memicing, saat menangkap sosok seorang pria yang berdiri di samping mobil yang terparkir lima puluh meter sebelum bengkel mobil Flashline.

Cakra berdercih,ia berusaha acuh dan pura-pura tidak melihat pria itu. Namun, pria itu malh berjalan ke tengah jalan dan melambai, mengisyaratkan Cakra untuk berhenti. Mau tak mu Cakra pun menepikan sepeda motornya sesuai keinginan pria itu. Setelah menstandarkan motornya Cakra pun turun sembari melepaskan helm. Belum sempurna kaki Cakra berpijak di tanah berumput, tangan kekar pria paruh baya itu mengambil paksa helm Cakra lalu menghantamkan benda keras itu ke kepala Cakra, membuat dia limbung dan jatuh bersama sepeda motornya.

"Apa yang kamu lakukan pada Miranda, dasar anak sialan!" teriak Wira dengan marah, matanya seolah buta tertutup emosi.

Cakra merasakan kepalanya berdenyut sesaat belum akhinya tergeletak di tanah. Kelopak mata Cakra mengerjap memulihkan kesadaran, dengan tenga yang tersisa dia mendorong motornya dan berusaha untuk bangkit. Sementara pria paruh baya itu tidak perduli pada darah dagingnya yang merintih kesakitan.

"Jawab! Kenapa diam saja!" teriak Wira kesal.

Setelah berhasil meloloskan kakinya, Cakra memberdirikan motornya. Dengan merasakan sakit di kaki dan kepalanya Cakra menatap nyalang pria itu.

"Apa mau Anda? Belum puas Anda menyiksa saya, belum puas heh! Belum cukup mengunci saya di kamar mandi sampai mau mati!" teriak Cakra dengan nafas tersengal.

Emosinya kembali memuncah, kilasan malam dingin dimana dia meringkuk kedinginan di kamar mandi yang gelap dan kesakitan itu kembali berputar. Matanya melebar memerah penuh amarah. Sama halnya dengan mata Wira.

"Jangan jadi anak kurang ajar kamu! kamu pikir, kamu pantas bicara seperti itu pada orang tua!"

Cakra tertawa sumbang mendengar ucapan Wira.

"Saya tidak punya orang tua! satu-satunya orang atua saya sudah mati dan Anda yang membunuhnya," sarkas Cakra.

Plak

"Jaga mulut kamu!" teriak Wira setelah menampar Cakra dengan keras sampai laki-laki tertoleh dan menimbulkan robekan di sudut bibirnya.

Cakra meludakan darah di mulutnya. Tanpa mengucapkan apapun dia memilih menaiki motornya, dia ingin meninggalkan pria ini dari pada harus melawan. Tapi niat kabur Cakra tidak semudah itu. Wira menghadang, berdiri tepat di depan motor Cakra.

Dengan kasar Cakra memutar kunci motornya, mematikan mesin yang baru saja menyala. Ia turun lalu menghampiri wira dan mendorongnya dengan keras.

"Apa lagi, An***g!" ledak Cakra frustasi, matanya semakin merah dengan sorotnya yang gelap.

Wira yang sempat terhuyung mundur membalas mendorong Cakra dengan lebih keras, satu tangannya kerah jaket pemuda itu.

"Anak sialan, pantas kamu bicara seperti itu sama saya?! Dasar anak sialan kamu!" teriaknya tepat di wajah Cakra.

"ya, Anda pantes di panggil A**ng," tukas Cakra penuh penekan.

"Kurang ajar," geram Wira.

Brugh

Brugh

Dua pukulan mendarat di kepala Cakra di susul tendangan yang membuat Cakra tersungkur di tanah.

"Keparat kamu, anak sialan!" Wira memukul lagi perut Cakra dengan tinjunya, Cakra tidak membalas ia hanya mengelak dan berusaha menghindar.

"Saya kemari hanya mau bicara baik-baik sama kamu, kamu malah balas kurang ajar kayak gini?!" ujar Wira dengan nafas tersengal setelah menyalurkan emosinya.

Cakra hanya diam merasakan sakit sambil memegangi perutnya.

"Apa yang kamu lakukan pada Miranda, heh. Kamu buat dia malu? Apa pantas seorang laki-laki melakukan itu pada calon istrinya?"

Perlahan Cakra membangkitkan tubuhnya, dia melirik sekilas pria paruh baya yang menatapnya dengan tidak suka.

"Gadis itu urusan Anda, bukan saya," sahut Cakra sambil mengusap ujung bibirnya yang kembali berdarah.

Tangan Wira mengepal, emosinya kembali menyeruak mendengar anak laki-lakinya yang terus saja membantah.

"Kamu sudah saya jodohkan dengan Miranda, pertunangan kalian akan berlangsung bulan depan. Kamu seharusnya bisa merubah sikap kamu pada Miranda. Apa susahnya menuruti kemauan saya, toh kamu juga kan diutungkan dengan hubungan ini. Kamu bia kembali ke rumah dan menikmati fasilitas yang saya berikan,"tutur Wira dengan sedikit menekan egonya.

Cuih

"Saya tidak butuh semua itu. Anda saja yang menikahi gadis tidak jelas itu, lagi pula Anda sudah tidak berhak mengatur saya. Kita sudah tidak ada hubungan apapun Tuan Wira sanjaya laksemana. Saya sudah membuang nama laksemana itu jauh-jauh, jadi Anda adalah orang asing bagi saya sekarang," sahut Cakra dengan terkekeh penuh kemenangan.

"Kamu, bener-ben-"

Tangan Wira terangkat naik, siap mendaratkan pukulan ke tubuh Cakra yang sudah banyak luka itu.

1
jimin park
nyatanya orang luar yg memperlakukan aka seperti keluarga...sementara keluarganya hanya bisa menyudutkan bocah kecil itu tanpa alasan yg jelas...om hail berjuang bukan hanya untuk keadilan aka aja,,tapi juga untuk kk perempuannya...
Didim 😍
astaghfirullah Abii.. apa kata dunia low ada cowok hamil ,, ngadi ngadi kau ini. dah gitu pake acara ngidam segala pake di cariin mangga muda oleh nyolong lagi 😁😁 Abi Abi ,, itu aka buka hamil tapi efek trauma berat
Anie Nhie
Astagfirullah,,, Abi bener² ya,,Gesreknya udah tiada banding,,/Facepalm//Facepalm/
mana ada remaja cwok tiba² muntah itu gejala hamil,,, mana beneran bawa mangga muda sma kerupuk lg,,orang trauma kok disuruh rujakan,,,
Bima Sma Dirga pasti udah nahan bgt kesabaran sampai bisa gak lempar Abi ke Selokan,,,
Anie Nhie
satu persatu kebenaran terungkap,,, dan ternyata faktanya Wira itu bukan Papa kandung dr Cakra,,pantes z dia segitu bencinya sma Aka karena emang Aka bukan anak kandungnya,,
jahat bgt Safira sma Wira,tw jangan² Safira sma Wira itu ada hubungan asmara ya??tw Miranda itu sebenarnya malah anaknya si Wira???
Anie Nhie
Luapan emosi Aka bener² membuat energinya habis,,, cape,,ya Aka cape disalahkan terus,, Aka cape jd samsak hidup mereka,,Aka cape jd pelampiasan segala masalah,,,
tapi Aka yg skrg bukan Aka yg hanya bisa diam,, Aka yg skrg harus kuat,harus bisa melawan,,,
Nyesek bgt,,/Sob//Sob/
Kodok Kejengkit
bisa2 nya abi menyangka akan hamil, emang abi liar biasa pemikiran nya di luar nurul
Anie Nhie
Menyalahkan tanpa bertanya apa yg terjadi sebenarnya,,
Membela diri?bukan gak bisa tapi gak pernah didengar bahkan diberi kesempatan pun nggak,,,
Dianggap Aib dan penuh dosa karena Aka selamat dr kecelakaan yg merenggut nyawa Ibunya,,bahkan Cakra sendiri sangat kehilangan Ibunya,,dia rindu dekap kasihnya,, lantas apa salahnya hingga semua keluarganya benar² membencinya??
Kodok Kejengkit
ternyata dalang dr kematian lestari adalah safira dan wira juga.
pantas wira benci sm aka rupanya aka bukan anak nya wira
Anie Nhie
panik,khawatir dan ketakutan,,itulah yg luna rasakan saat Aka gak kunjung kembali ke kamarnya,,,
Untung bgt Bima sigap nlfn Om Hail,, dan skrg Aka lg bertarung sendirian,, Aka sabar ya,,Aka kuat,,Tunggu sebentar,Om Hail pasti akan temenin dan bantuin kamu melawan keluarga Toxic kamu,,,
Kodok Kejengkit
bagus aka, aka kuat aka bisa lawan mereka, aka hanya jd tumbal bg mereka. bisa jd salah satu dr mereka yg menghamili Miranda dan aka yg hrs bertanggung jawab
Kodok Kejengkit
curiga nih jgn2 miranda hamil anaknya wira.
semoga aka tdk kenapa2
Milda_ynt
Dasar keluarga macam n3raka, menghakimi Cakra sebagai p3mbunuh lalu kalian apa? M3mbunuh mentalnya Cakra sejak kecil .
Kodok Kejengkit
semoga aja bima dan yg lain bisa membawa aka pulang kerumah.
om hail ada urusan apa di rumah sakit
Rajungan biru
Buang aja si Abi, tapi jangan deh eman
jimin park
sakit y aka...padahal bukan kesalahan kita..tapi semuanya dilimpahkan kekita...beruntung om hail cepat datang...semoga bukti yg dibawa om hail bisa membebaskan cakra selamanya dari keluarga sakit ini...jangan dikasih maaf dengan mudah mereka semua
SusiVikers
wah asli sih ini bner² kejutan bgt buat aku, gak nyangka ternyata aka bukan anak kandungnya Wira pantes aja seenak jidatnya memperlakukan Cakra begitu
kematian lestari aja terungkap juga ya ternyata mobil yg di kendarai di sabotase parah sih asli
kieky
didalam rumah lagi tegang" nya meanwhile didunia lain malah sibuk urusan ngidam 🤣🤣...lagian aka kan laki om,,ngidam darimana nya coba 🤦‍♀️...syukurnya penyakit aka g terlalu parah kambuhnya..trio jojoba itu kalo bisa dipisahin deh...bikin g aman dunia🤣🤣
Rajungan biru: efek kelamaan nganggur
total 1 replies
SusiVikers
astaga apa sih maunya mereka? knpa selalu Cakra yg disalahin? knpa harus Cakra yg di jadikan kambing hitam? knpa harus Cakra yg di sebut sebagai pembawa sial? knpa?
kalian pikir Cakra mau semua terjadi padanya? enggak! tapi knpa kalian selalu aja menyudutkan Cakra kayak gitu
ayo Cakra lawan lawan mereka kamu bisa Cakra, kamu bukan Cakra kecil yg dulu lagi ayo Cakra lawan mereka kamu bisa
kieky
wow wow plot twist apa ini...ternyata aka bukan anak kandung si wiro sab***g toh...pantas aja dia selalu menjadikan aka samsak hidup...ah tau saya benang merah dari ini semua...sengaja si sapi ini jebak anaknya supaya aka tanggung jawab dan harta keluarga hendrawan tetap ditangan mereka
Anita♥️♥️
njirrr di rumah tegang,ini para bujang pada kocak/Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!