Penyesalan Anak Durhaka

"Kamu memang sahabatku Kenzo" ucap Denis sambil tersenyum menyeringai.

"Pastinya dude. Siapa sih yang tidak kenal Kenzo Arjuna sahabat satu-satunya Denis Arkana" ucap Kenzo dengan percaya diri.

Senyum dibibir Denis seketika hilang dari wajah tampannya dan melihat Kenzo dengan tatapan yang sulit diartikan.

Kenzo yang melihat tatapan Denis yang terlihat berbeda dari biasanya, mengerutkan kening dengan banyak tanda tanya dalam benaknya.

Kenapa Denis tidak seperti biasanya, batin Kenzo dengan bingung.

"Hay" ucap perempuan tadi dengan suara lembut.

Pipinya merona saat menatap Denis dari dekat membuat dia salah tingkah, tak menyangka bisa berdekatan dengan orang yang sudah lama ia incar saat pertama kali melihat Denis di club.

"Ayok duduk Reni" ucap Kenzo dengan suara lembut mempersilahkan Reni untuk duduk itu.

"Ah! Iya" ucap Reni dengan malu-malu.

Brugh..............

Mata Reni melotot kaget melihat kursi yang ditendang Denis hingga jatuh ke belakang, saat ia akan duduk di samping Denis.

Arsen dan Sandro yang melihat hal itu mengulum senyum geli sambil memalingkan wajah mereka tak ingin sampai kelepasan tertawa disana. Sedangkan Kenzo ia juga tak kalah kaget melihat sifat Denis yang berubah total tak seperti biasa.

"Ada apa dude?" tanya Kenzo dengan bingung.

"Kamu itu sahabat aku tapi tidak tahu apa yang aku suka dan tidak" ucap Denis dengan suara dingin.

"Loh bukannya kamu memang suka dengan wanita cantik. Biasanya juga begitu kan" balas Kenzo dengan cepat.

"Bos itu suka perempuan cantik dari hatinya bukan dari wajahnya saja" ejek Sandro dengan sinis.

"Diam kamu sialan!" bentak Kenzo dengan emosi.

Sandro tersenyum mengejek melihat Kenzo yang menurutnya tak menakutkan sama sekali. Sedangkan Reni yang mendengar ucapan Sandro mengepal kedua tangannya dengan erat merasa di permalukan.

"Sialan" umpat Reni dengan wajah memerah karena emosi.

Ia berlalu pergi meninggalkan mereka merasa harga dirinya di permalukan disana. Padahal dia sedari tadi berusaha membuat kesan gadis lemah lembut untuk menarik perhatian Denis.

"Kamu membuatku kecewa" ucap Denis dengan suara dingin dan tatapan kecewa melihat Kenzo.

Denis berlalu pergi dari sana membuat Kenzo tak bisa berbicara untuk sekedar membalas ucapan Denis barusan. Baru 4 langkah ia berbalik melihat Kenzo dengan ekspresi datar dan dingin.

"Sebaiknya kamu tarik kembali anak buahmu sebelum aku menghilangkan mereka dari dunia ini" ucap Denis memperingati Kenzo.

Deg...............

Jantung Kenzo berdetak dengan cepat tak menyangka jika Denis mengetahui apa yang ia lakukan selama 2 hari belakangan ini.

Ia yang penasaran apa yang dilakukan Denis setelah mundur dari jabatannya, menyuruh anak buahnya untuk membuntuti Denis selama 24 jam.

Kenzo menatap Denis dengan tatapan membunuh merasa kesal, karena lagi-lagi rencana yang ia susun tidak berjalan dengan lancar.

Apa lagi saat ini Denis sepertinya sedang mencurigainya yang sudah menusuknya dari belakang selama ini.

Sial! Kenapa sekarang dia sangat peka dan tidak mudah dibodohi, batin Kenzo dengan emosi.

"Bos 1 jam lagi kita harus bertemu dengan ketua geng Kalajengking" ucap Ando anak buah kepercayaan Kenzo.

"Kita pergi" ucap Kenzo dengan suara dingin sambil berlalu pergi diikuti anak buahnya.

...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...

Denis menatap Kenzo dan anak buahnya dari lantai dua yang mengarah langsung ke parkiran cafe.

"Bos aku tidak sangka Kenzo akan melakukan hal seperti itu" ucap Sandro sambil mengisap rokok.

"Hati manusia tidak ada yang tahu selain Tuhan" balas Denis dengan suara dingin.

"Apa bos baik-baik saja?" tanya Sandro dengan penasaran.

"Lebih baik dari sebelumnya" jawab Denis dengan santai.

Keduanya diam dengan pemikiran mereka masing-masing, sedangkan Arsen ia sedang berkutat dengan laptop di ruang kerjanya melakukan perintah Denis tadi.

1 Minggu kemudian

Waktu berlalu dengan sangat cepat dan sudah 1 minggu berlalu setelah pertemuan Denis dan Kenzo di cafe milik Arsen.

Dalam seminggu itu Kenzo tidak pernah bertemu dengan Denis entah apa yang sedang ia kerjakan. Selama itu juga tanpa orang lain tahu, ternyata Denis sedang merenovasi bangunan yang ia beli dari Arif Handoko untuk kantor miliknya.

Seminggu ini Denis menyuruh Sandro untuk memantau tukang yang sedang merenovasi bangunan miliknya sesuai keinginannya dan dalam 2 hari renovasi bangunan itu akan selesai.

~ Taman kota ~

Denis menatap perempuan yang ia kenali dengan bingung, melihat penampilannya yang tidak pernah berubah selalu memakai dress putih panjang dan duduk di kursi tepat dibawah pohon.

"Apa kamu setiap hari berada disini?" tanya Denis sambil duduk di sebelahnya.

"Denis" panggil perempuan buta disampingnya dengan senang.

"Heemmm"

"Tumben kamu baru datang hari ini"

"Aku sibuk"

"Oh"

Denis lalu memandang kearah depan taman yang ada danau buatan didepan sana dengan pepohonan hijau yang membuat taman itu semakin terasa sejuk.

"Apa pemandangannya indah?" tanya perempuan disebelahnya.

"Heemmmm"

"Aku itu iri sama kamu yang bisa melihat pemandangan indah ini" lirih perempuan tadi dengan sedih.

"Iri hanya akan membuat kamu tersiksa jadi sebisa mungkin hilangkan rasa iri itu dari hatimu" ucap Denis dengan bijak.

"Ya kamu bisa ngomong seperti itu karena kamu tidak pernah rasa apa yang aku rasa selama ini"

"Jika ingin buat pengakuan jangan disini tapi di gereja sana" ketus Denis dengan suara dingin.

Eehhh.............

Perempuan tadi tercengang mendengar ucapan Denis barusan seakan tidak mau mendengar keluhannya. Denis diam menatap perempuan disampingnya dengan tajam.

Entah kenapa ia merasa nyaman dan damai berada didekatnya, tidak seperti biasanya jika ada perempuan yang mendekatinya atau sengaja ingin menarik perhatiannya.

Rasanya sungguh berbeda saat aku bersama ja***g itu, batin Denis.

Ia tak sudi menyebut nama perempuan yang sangat ia benci dalam hidupnya, meski ia belum bertemu dengan Alexa.

Denis akan menunggu hari itu datang dan ingin membalas semua yang ia alami di kehidupan sebelumnya, setelah ia diberikan kesempatan untuk mengulang waktu.

"Yakinlah suatu saat kamu pasti bisa melihat apa yang aku lihat saat ini" ucap Denis dengan tulus.

"Apa aku bisa?" tanya perempuan buta disampingnya.

"Apa yang kamu yakini pasti kamu akan dapat suatu saat nanti"

"Terima kasih" ucap perempuan tadi sambil tersenyum manis melihat ke samping meski tak bisa melihat bagaimana wajah Denis.

Deg............deg...........deg............

Jantung Denis berdetak dengan cepat melihat senyuman yang tak pernah ia lihat dalam hidupnya selain milik sang mama.

Senyuman itu terlihat manis dan tulus, membuat kecantikan perempuan disampingnya semakin berkali lipat menjadi sangat cantik dan mempesona.

"Apa aku boleh memelukmu?" tanya perempuan tadi dengan suara pelan.

...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...

Denis diam tak membalas pertanyaannya membuat perempuan tadi merasa sangat malu dan menunduk sudah lancang meminta hal yang mustahil kepada orang di sampingnya.

Grep.............

Perempuan tadi kaget bukan main saat tubuhnya tiba-tiba ditarik ke dalam pelukan Denis yang terasa sangat hangat dan nyaman.

Ia bisa mencium harum tubuh Denis yang sangat memabukkan sekaligus menenangkan. Sedangkan Denis entah kenapa ia sangat menyukai harum tubuh perempuan yang sedang ia peluk.

"Terima kasih sudah mau memelukku. Kamu orang pertama yang meyakinkan aku jika suatu saat apa yang aku inginkan akan terkabul" ucap perempuan tadi dengan suara lembut.

"Heeemm"

Kring.................

Bunyi ponsel Denis membuat keduanya seketika melepaskan pelukan mereka. Dengan cepat Denis mengambil hpnya dan melihat siapa yang menelponnya.

^^^"Halo"^^^

"Bos segera datang ke klinik Melati dekat rumah bos sekarang" ucap Sandro dengan panik dari seberang.

^^^"Kenapa? Apa kamu terluka?" tanya Denis dengan bingung.^^^

"Tante Amira saat ini berada di klinik Melati bos"

^^^"APA" teriak Denis bergema sambil berdiri dan pergi dengan perasaan khawatir.^^^

Pikirannya kalut mendengar sang mama yang berada di klinik Melati dekat rumah mereka. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi kepada mamanya.

"Semoga kita bertemu lagi Denis Arkana" gumam perempuan buta yang ditinggalkan Denis barusan.

~ Klinik Melati ~

Denis memarkirkan motor trailnya sembarangan di depan klinik dan berlari masuk ke dalam klinik sudah tak sabar ingin melihat sang mama.

"Bos" panggil Sandro yang melihat kedatangan Denis.

"Dimana mama aku? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Denis dengan wajah panik.

"Sebaiknya bos lihat dulu keadaan tante Amira" ajak Sandro sebelum memberitahu apa yang terjadi kepada tante Amira.

Duar...............

Tubuh Denis bagai disambar petir melihat mamanya yang terbaring lemah diatas brankar dengan kepala diperban dan ada bekas memar di pipi kanan.

"Apa yang terjadi dengan mama?" tanya Denis dengan rahang mengeras.

"Tadi pas aku lewat Jl.Xxx aku tidak sengaja melihat tante Amira yang sudah pingsan di aspal bos. Menurut warga sekitar tante Amira sempat melawan jambret yang merampas tas yang dipakai tante Amira" papar Sandro menjelaskan.

"Bangsat" maki Denis dengan suara tinggi mendengar cerita Sandro.

Tatapan matanya berkilat tajam sambil mengepal kedua tangannya dengan erat melihat keadaan sang mama. Denis berjanji akan mencari orang yang sudah membuat mamanya seperti ini dan membalas mereka berkali lipat.

"Hubungi Arsen suruh dia cari tahu siapa yang sudah buat mama aku kayak gini" titah Denis dengan aura membunuh.

"Baik bos"

Sandro bergegas keluar dari bilik rawat tante Amira untuk menghubungi Arsen memberitahu perintah Denis barusan.

Denis menggenggam tangan Amira dengan erat merasa bersalah karena tak bisa menjaga mamanya dengan baik, padahal ia sudah berjanji akan menjaga sang mama sampai ia mati.

"Maafin Denis yang tidak menjaga mama sampai terjadi hal seperti ini" ucap Denis menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpa Amira.

...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...

To be continue.............