Menanggung Beban Orang Tua Toxic

Keesokan harinya Ema dan Grey benar-benar kembali ke jakarta, Grey dalam perjalan tidak berhenti memegang tangan Ema membuat gadis itu was-was sendiri

Aduh bagaimana jika orang lain melihat ini, pak Grey juga padahal dia sendiri mengatakan jika kami harus privasi sangat tidak konsisten. Gumam Ema menatap sekitarnya dengan was-was

Saat mereka sudah berada di luar area Bandara Ema melepaskan genggaman tangan Grey dengan paksa membuat pria itu sedikit kesal

“ada apa?”

“Saya takut orang lain melihat, anda sendiri mengatakan jika hubungan ini harus di rahasiakan”. ucap ema menunduk

“Kau pintar juga”. Grey mengusap wajah gadis itu dengan lembut “baguslah kau sudah mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya, pertahankan itu”

“baik”.

Grey mengantar Ema kembali ke apartemen keadaan sudah mulai gelap karena mereka sampai di Jakarta sore hari, Grey keluar dari mobil terlebih dahulu tidak membiarkan Ema untuk membuka pintu mobil

Pintu mobil terbuka, Ema menatap pria itu dengan tajam bagaimana jika orang lain melihat mereka seorang Grey Hendrick membukakan mobil untuknya yang hanya seorang karyawan biasa

Apartemen itu juga merupakan kawasan elit banyak orang di sana mengenal Grey, dia tidak akan membuat sedikitpun gossip mengalir begitu saja

“Pak sebaik nya anda tidak melakukan hal ini lagi, anda yakin tidak ingin membuat masalah kecil ini menjadi besar kan”. Terutama anda punya calon tunangan

“memang kenapa? Aku tidak masalah jika harus mengeluarkan dana besar untuk menutup mulut orang”

“Saya tidak akan melakukan itu jika menjadi anda”

Grey takjub dan sedikit kesal karena Ema yang menjadi sedikit dengannya entah sejak kapan hatinya mulai berdebar didekat gadis itu

Untuk saat ini dia tidak menyesali perbuatannya dia sudah mendapatkan Ema walaupun dia yakin tidak seluruhnya

“Terimakasih telah mengantar saya, hati-hati di jalan pak”. ucap Ema dengan gontai hendak masuk ke dalam lift

“Kau tidak mengajak ku?”

“Adik saya ada di dalam, saya ingin menghabiskan waktu dengan mereka bisakah anda memberikan saya izin?”. tanya Ema dengan nada rendah terdengar seperti sebuah permohonan

Pria itu tampak mempertimbangkannya dia masih ingin bersenang-senang dengan Ema seperti saat mereka di hotel

Tapi dia sendiri merasa kasihan dengan gadis itu jelas Ema sangat lelah karena ulahnya, dan mereka juga akan bertemu besok jadi dia tidak akan memaksa gadis itu lagi

“Baiklah Ema, sampai bertemu besok”. grey mengedipkan matanya menggoda kecil gadisnya

Ema hanya bisa terdiam dia menatap kepergian Grey dengan senang hati setidaknya dia akan punya waktu ruang untuk membenah diri. “Aku merindukan Leo dan Linda”

Kaki gadis itu melangkah dengan cepat menuju kamar apartemennya, Ema membuka pintu hendak mendapati kedua adiknya namun dia malah mendengar suara orang lain di sana

‘Hahah kak Dean kalah…… sekarang giliran Leo!”

“humhh aku tidak mau kalah!”

Michell… Dean. Gumam gadis itu dan benar saja dua sahabatnya sedang ada di sana sedang bermain bersama kedua adiknya

“Kalian…”. Gadis itu tersenyum kecil menyapa mereka “terimakasih kalian sudah menemani kedua adik ku”

“kakak!”. Leo dan Linda berlari memeluk gadis itu mereka sudah sangat merindukan Ema gadis itu pergi lebih dari waktu yang di tentukan

“Kenapa kakak sangat lama”. Linda cemberut dan sedikit kesal “untungnya ada kak Dean dan kak Michel yang menemani kami di sini”

“maafkan kakak, ada pekerjaan tambahan di sana”

“hei-hei pekerja keras ini, kau tampak sangat lelah”. Ujar Dean memperhatikan Ema, dia merasa sedikit aneh karena gadis itu mengenakan pakaian yang sangat tertutup “Kau pasti lelah Ema, beristrahatlah”

“Ah tidak aku akan di sini, aku sangat merindukan kalian semua”. Ema duduk di samping Michel yang menatapnya intens

Ada rasa curiga di hati Michel menatap wajah Ema karena dia juga pernah mengalaminya tapi gadis itu menepis hal itu dan menyambut kepulangan Ema

“Ck kau terlalu bekerja keras hingga tidak pernah ke kampus lagi, kan tidak ada yang menolong u lagi ketika aku kesulitan”. Kesal Michel menyenggul sikut Ema “Kapan kau akan kembali huh!?”

“Aku? Aku sudah mengambil kelas malam dan juga online aku tidak akan ke kampus di siang hari”.

Michel mengangguk dia tidak mempermasalhkan hal itu dan memutuskan untuk mengerti keadaan Ema yang memang sangat sibuk

”apakah adik ku menyusahkan kalian?”. tanya Ema tidak enak hati karena menitipkan adiknya lebih dari seminggu

“Tidak mereka anak yang baik, aku dan Dean senang bermain dengan mereka”

“Begitu ya, aku jadi lebih tenang kalau begini”

Leher Ema yang terasa pedih karena keringat membuat gadis itu risih, bekas gigitan grey kemarin malam belum semuh juga

Entah apa yang di lakukan pria itu yang jelas Grey sangat bernafsu malam itu, seakan itu akan menjadi malam terakhir mereka

Sakit, dan juga gatal mungkin karena keringat… aku tidak tahan untuk tidak menggaruknya. Gumam Ema dia melirik semua orang di sana memastikan mereka tidak meliriknya

Jika aku hanya menggaruk luarnya tidak apakan, ini sangat menyiksa. Gumam Ema dia menyentuh lehernya yang terbalut kain hitam tipis tanpa menyadari kain itu terbuka saat dia menggaruknya pelan

Michel yang tidak sengaja melihat itu menjadi sedikit syok karena dia tahu bekas apa yang ada di leher Ema, dia mengenal bekas macam apa yang tergambar di leher gadis itu

“Ah iya, kalian sudah makan? Aku akan memesan makanan aku akan menraktir kalian semua”. Ujar Ema bersemangat dia mengambil ponsel di saku tasnya

Melihat sebuah nontifikasi di sana . Dana sebesar 50jt masuk ke rek anda dengan nomor XXX

Ema terdiam beberapa saat uang sebesar itu dia tidak pertama kali menerimanya . Tuan Grey apa yang anda rencanakan selanjutnya huh? Aku tidak akan tertipu lagi dengan mu!

“Ada apa Ema?”. Tanya Michel melihat gerutan di wajah Ema, sangat jarang gadis itu berwajah murung seperti saat ini

‘Ah tidak, kalian mau pesan apa?”. Tanya Ema mengubah raut wajahnya “Kalian bebas memilih makanan apapun”

“Benarkah?”. Ujar Dean dan kedua adiknya dengan semangat berbeda dengan Michel yang kini sedang berpikir keras

“Tentu saja!”.

“Aku mau pizza dan spagetti dari restoran CEi”. Ujar Dean dia tampak sedang balas dendam karena dia tahu jika Ema sudah memiliki uang yang banyak sekarang

Kedua adiknya juga sama semangatnya memesan makanan yang menurut mereka enak

‘bagaiamana dengan mu Michel?”. tanya Ema karena gadis di sampingnya masih diam

“Ah samakan saja dengan Dean”

‘Baiklah”. Ema memesan semua pesanan mereka di aplikasi online, tidak menunggu lama untuk pesanan mereka sampai

Ema meletakkan ponselnya sembarang dan keluar untuk mengambil pesanan mereka, tanpa sadar jika Grey mengirimkan sebuah pesan untuk gadis itu

Bunyi nontifikasi di ponsel Ema nyatanya menarik perhatian Michel yang ada di samping

Sudah terima notif, selama bersen……

Sebuah pesan ramah dari Grey, jelas sangat asing jika atasan yang terkenal dingin seperti grey bisa mengirim pesan seperti itu kepada bawahannya