NovelToon NovelToon
Realm Of Forgotten Souls

Realm Of Forgotten Souls

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi / Peradaban Antar Bintang / Fantasi Wanita
Popularitas:755
Nilai: 5
Nama Author: putubambu

Shen Yue, Seorang dewa atau kultivator wanita yang mencapai tingkat tertinggi dari alam dewa,Penguasa dewa. sosok yang hidup di dunia begitu lama sehingga dia disebut sebagai dewa kuno! Penguasa alam semesta yang sebenarnya! Jika iya mengatakan bahwa batu itu roh spritual maka itu akan terjadi! Dia Penguasa Mutlak yang sebenarnya! Namun,penguasa mutlak itu tiba tiba menghilang tetapi nama nya masih abadi! Saat dia membuka mata nya dia menjadi seorang guru di akademi terkenal dan dia membuka mata setelah 50.000 tahun yang akan datang!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putubambu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

dia keluar dari ruangan nya dan melihat punggung Zihyu, dia berpaling ke arah lain namun,dia menggertak bibir nya."Murid Zihyu."kata nya, memanggil Zihyu

Tidak tahu kenapa,wajah Zihyu terkejut. Suara yang tidak pernah dia dengar ketika dia dipanggil ibunya,nada nya yang dingin ,dia mengepalkan tangannya.Kemudian terbalik."Anda memanggil Saya, Profesor?."Tanyanya, Kembali.

Mereka saling menatap,murid murid yang berada koridor melewati mereka,seolah waktu berjalan cepat yang hanya menampakkan bayang bayang para murid. "Ikutlah ke kantor ku,ada sesuatu yang ingin aku katakan."

!!

punggung Zihyu merasa bergidik mendengar nya,dia mengangguk pelan dan berkata."Baik.Proffesor."dia mengikuti nya dari belakang dengan tenang.

Mata biru milik Zihyu menatap punggung Shen Yuan, di mata Zihyu punggung itu tidak terbendung. Dingin dan kokoh.Ini pertama kalinya dia membawa ku kantor nya, seperti apa kantor milik orang yang hampir tidak pernah berbicara dengan putranya. Kata batin nya .Tanpa sadar,mereka sudah sampai di depan pintu masuk kantor Shen Yuan

Pintu kayu itu terbuka dengan sedikit derit, memperlihatkan ruangan yang luas dan tertata rapi. Dindingnya dipenuhi rak buku berisi jurnal dan manuskrip kuno, sementara meja di tengah ruangan tertutup tumpukan dokumen yang tersusun rapi. Cahaya matahari masuk melalui jendela besar di belakang meja, menyoroti sosok Shen Yuan yang melangkah masuk lebih dulu.

Zihyu mengikuti dari belakang, langkahnya hati-hati. Kantor ini terasa dingin, bukan karena suhu udara, tetapi karena aura yang ditinggalkan pemiliknya. Ia berdiri tegak di dekat pintu, menunggu perintah lebih lanjut.

Shen Yuan berjalan ke meja kerjanya, lalu duduk dengan tenang. Jari-jarinya bertaut di atas meja, pandangannya lurus ke arah Zihyu.

"Duduk."

Suara itu tak berubah—tegas, datar, tanpa emosi. Zihyu ragu sejenak, lalu melangkah maju dan duduk di kursi di seberang meja. Punggungnya tetap tegak, matanya menatap lurus, tapi dalam hatinya, ada kegelisahan yang sulit dijelaskan.

Shen Yuan tidak langsung berbicara. Ia hanya menatapnya dengan mata yang sulit diartikan. Beberapa detik berlalu dalam keheningan, hingga akhirnya dia membuka suara.

"Kenapa kau menerima apa yang diminta oleh kepala akademi."

"...apa maksud profesor tentang Produksi array lewat buku?."Tanya kembali, sepasang mata biru itu menatap tenang Shen Yuan. Dia berpikir dalam batin nya , Profesor ya...mereka tidak memanggil ibu dan anak bahwa jika hanya mereka berdua.

Keheningan pun terjadi, sepasang mata milik Shen Yuan menatap kedua mata milik Zihyu."benar. Kenapa kau menyetujui nya."

dia terdiam sejenak dan Menaiki Alis nya dan berkata."Memang nya salah memproduksi array nya..?."ujar nya dengan keras kepala.

Tatapan mata yang menantang, posisi tubuh yang tegap dan bahu yang kokoh ,dia duduk dengan santai sambil menatap Shen Yuan . Namun,jika kau melihat kedalam mata nya ada rasa gugup yang sangat besar,mata yang menunggu pengakuan."Itu akan bahaya untuk mu.."

!?

Lanjut nya."itu tidak akan menguntungkan mu sedikit pun, apakah karena sebuah nilai ? Kenapa kau menyetujui nya tanpa berpikir Panjang."katanya dengan nada dingin

Zihyu tetap diam, bibirnya menekan satu sama lain. Sebuah ketegangan yang tak kasatmata memenuhi ruangan. Shen Yuan menatapnya, matanya seperti menembus pikirannya, mencari jawaban di balik sikap keras kepala itu.

"Aku tidak merasa ini adalah keputusan yang salah." Suara Zihyu terdengar stabil, tapi ada sedikit getaran halus di ujungnya. "Array yang diproduksi lewat buku bisa menjadi inovasi baru. Kepala akademi melihat potensinya—kenapa Anda malah menentangnya?"

Shen Yuan menghela napas pelan. Jemarinya bergerak, mengetuk permukaan meja kayu dengan irama pelan.

"Kau tidak tahu apa yang sedang kau hadapi, Zihyu."

"Jika aku tidak mencobanya, aku tidak akan pernah tahu."

Mata Shen Yuan menyipit, seolah menimbang sesuatu. Namun, alih-alih marah, ekspresinya justru meredup—dingin, tapi dengan jejak kelelahan yang samar.

"Kau benar-benar keras kepala."

Zihyu tersenyum miring. "Itu warisan dari seseorang, kurasa."

"Jangan membandingkan dirimu denganku." Nada Shen Yuan tetap datar, tapi ada sesuatu di dalamnya—sesuatu yang membuat Zihyu ingin membalas, ingin menantang, ingin mengatakan bahwa mereka tidak bisa terus berbicara seperti ini, seolah mereka hanyalah profesor dan murid, bukan—

"...Apakah Anda benar-benar peduli dengan keselamatanku, atau ini hanya soal kebanggaan Anda?"

Hening.

Shen Yuan menatapnya dalam diam.

Zihyu menggertakkan giginya. Ia tidak tahu kenapa ia mengatakan itu. Tidak tahu kenapa ada perasaan tertahan di dadanya, seakan ia sedang berusaha menarik perhatian seseorang yang sudah lama menolaknya.

Namun, jawaban Shen Yuan tetap sama.

"Pergi dari sini."

Zihyu membeku. "Apa?"

"Kau sudah mengambil keputusanmu, bukan?" Shen Yuan menyandarkan punggung ke kursi. "Lakukan sesukamu. Aku tidak akan ikut campur."

"Baiklah.Terimakasih Professor atas nasehatnya."kata Zihyu sambil berdiri.

itu seharusnya menjadi kata-kata pembebasan. Tapi entah kenapa, rasanya lebih seperti sebuah Tetapi,Shen Yuan kening nya sedikit berkedut jika dia membiarkan Zihyu pergi begitu saja."Aku menghawatirkan mu. Aku menghawatirkan mu bukan sebagai profesor tapi sebagai Ibu."kata nya ,sambil berdiri menatap punggung putra nya.

Langkah Zihyu terhenti di ambang pintu.

Kata-kata itu menggema di kepalanya, menembus benteng pertahanannya. Sebagai Ibu.

Dia perlahan berbalik, menatap Shen Yuan yang kini berdiri tegak di dekat meja. Wajah wanita itu masih dingin, ekspresinya tetap sulit ditebak, tetapi ada sesuatu di matanya—sesuatu yang langka, sesuatu yang selama ini Zihyu pikir tidak pernah ada.

Kekhawatiran.

Jemarinya mengepal. Nafasnya terasa berat.

"Kau mengkhawatirkanku?" suaranya rendah, hampir berbisik, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. "Kau... sebagai Ibu?"

Shen Yuan tidak menjawab, tetapi tidak juga mengalihkan pandangannya.

Zihyu menahan tawanya—tawa yang pahit, penuh sarkasme.

"Sejak kapan?" ia melangkah maju, mendekat dengan tatapan tajam. "Sejak kapan kau peduli padaku seperti seorang Ibu, Profesor Shen?"

Shen Yuan tetap diam.

"Sejak kapan?" Zihyu mengulang pertanyaannya, kali ini lebih tajam, lebih mendesak. "Sejak kapan kau melihatku sebagai anakmu?"

Tangannya mengepal begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. "Selama ini, aku hanyalah murid bagimu, bukan? Kau tidak pernah berbicara denganku kecuali untuk urusan akademik. Kau tidak pernah memanggilku dengan namaku, tidak pernah bertanya apakah aku baik-baik saja, tidak pernah..."

Suaranya terhenti. Ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya, sesuatu yang tidak ingin dia akui—rasa sakit yang sudah terlalu lama dia pendam.

Shen Yuan menutup matanya sesaat, lalu berkata dengan suara pelan, "Aku tahu aku bukan ibu yang baik untukmu."

Zihyu tersentak.

"Tetapi... meskipun aku gagal dalam banyak hal, aku tidak bisa membiarkanmu berjalan ke arah yang berbahaya tanpa sedikit pun peringatan."

Udara di antara mereka terasa berat.

Zihyu menatap wanita di depannya, mencoba mencari kebohongan dalam kata-katanya. Namun, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia tidak menemukannya.

Hatinya bergetar.

Namun, seperti biasa, dia memilih untuk menutupi perasaannya. Ia menarik napas panjang, menegakkan punggungnya, lalu berkata dengan suara tenang, "Aku tidak butuh peringatan, Profesor."

Dia berbalik lagi, kali ini tanpa ragu.

Dan tanpa menunggu jawaban, Zihyu melangkah keluar, meninggalkan Shen Yuan berdiri dalam keheningan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!