NovelToon NovelToon
Ambil Saja Suamiku

Ambil Saja Suamiku

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Pelakor / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Penyesalan Suami / Transmigrasi / Tamat
Popularitas:4.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lily Dekranasda

Desi 25th, wanita hamil 7 bulan yang menjalani kehidupan sederhana namun penuh kasih bersama suaminya, Bima, kapten pemadam kebakaran.

Suatu hari, nasib mempertemukan Desi dengan tragedi besar. Ketika ia terjebak di dalam reruntuhan sebuah bangunan, ia menelfon suaminya untuk meminta pertolongan.

Namun, harapannya pupus saat Bima lebih memilih menolong cinta pertama dan anak nya 5th.

Hati Desi hancur saat melihat suaminya memprioritaskan orang lain, meskipun ia sendiri berada dalam bahaya.

Di tengah derita fisik dan emosional, tragedi semakin besar. Saat dilarikan ke rumah sakit, Desi mengalami pendarahan hebat. Bayinya meninggal dalam kandungan, dan Desi koma selama tiga hari.

Ketika Desi membuka matanya, ia bukan lagi wanita yang lemah dan penuh luka. Jiwa baru telah memasuki raganya, jiwa seorang perempuan kuat dan pemberani.

Dengan kenangan Desi yang masih melekat, ia bertekad menjalani hidup baru dan meninggalkan suami nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Oh O.. Kamu Ketahuan..

Sementara itu, Bima masih termenung di depan pintu kamar mereka. Tatapannya kosong, pikirannya melayang mengingat kata-kata tajam Desi tadi. Setelah beberapa saat, ia menghela napas panjang dan memutuskan untuk mengikuti Desi ke ruang makan.

“Dia tadi bilang lapar, kan? Pasti sudah turun ke bawah,” pikirnya sambil menuruni tangga dengan langkah berat.

Sesampainya di ruang makan, ia melihat Desi sudah duduk di meja makan, menyantap makanan dengan lahap. Tidak ada tanda-tanda bahwa Desi peduli pada kehadirannya.

Bima berdiri tak jauh dari sana, memandangi istrinya yang tampak tenang menikmati makanannya. Ia duduk perlahan di kursinya sendiri, berharap Desi akan menyadari kehadirannya dan membantunya seperti biasa.

Namun, Desi hanya meliriknya sekilas sebelum kembali fokus pada makanannya.

Bima menunggu. Ia mengingat kebiasaan mereka dulu, di mana Desi selalu mengambilkan makanan untuknya dengan senyuman hangat. Tapi sekarang, yang ada hanya kesunyian. Desi tidak bergerak untuk membantunya, bahkan tidak memulai percakapan apa pun.

Akhirnya, setelah beberapa menit yang terasa seperti selamanya, Bima membuka suara. “Sayang... bisakah kamu ambilkan aku nasi dan lauk?” tanyanya pelan, mencoba menjaga suaranya tetap lembut.

Desi berhenti mengunyah sejenak, menatap Bima dengan sorot mata tajam dan dingin. Jawabannya datar, nyaris tanpa emosi.

“Kamu punya tangan, kan? Ambil sendiri. Dan jangan banyak ngomong.”

Kata-kata itu terasa seperti pukulan di dada Bima. Ia tertegun, tidak percaya dengan perubahan sikap istrinya. Sekarang, setiap kata yang keluar dari mulutnya penuh dengan duri yang tajam.

“Mungkin dia masih marah. Wajar saja, aku memang salah,” pikir Bima. Dengan berat hati, ia bangkit dan mengambil nasi serta lauk sendiri. Sesekali, ia melirik Desi yang masih sibuk menyantap makanannya tanpa sedikit pun memedulikan keberadaannya.

Saat kembali ke tempat duduknya, Bima mencoba makan. Tapi setiap suapan yang ia masukkan ke mulut terasa hambar. Tidak ada rasa, tidak ada kenikmatan. Ia hanya mengunyah dengan pelan, menelan makanan itu dengan susah payah.

Di sisi lain, Desi sudah hampir selesai dengan makanannya. Setelah menaruh sendoknya, ia mengambil tisu untuk mengelap mulutnya. Tanpa sepatah kata pun, ia bangkit dari kursi dan berjalan ke ruang keluarga.

Bima menatap punggung istrinya yang pergi tanpa menoleh sedikit pun ke arahnya. Ia merasa semakin kecil, semakin jauh dari sosok yang dulu ia kenal sebagai Desi.

Di ruang keluarga, Desi menyalakan televisi. Ia membuka aplikasi Netflix di TV Android mereka dan mulai mencari drama Korea yang sedang populer.

“Untung Desi asli berlangganan Netflix,” pikir Desi alias Gendis sambil tersenyum kecil. “Dia jarang pakai sih, tapi lumayan buat aku sekarang yang pecinta cowok ganteng, alias pemain yang ada di drama korea.”

Setelah beberapa menit mencari, ia menemukan sebuah drama yang menarik perhatiannya. Desi duduk di sofa dengan nyaman, menyandarkan tubuhnya sambil menonton dengan tenang.

Sementara itu, di ruang makan, Bima menyelesaikan makanannya dengan susah payah. Ia merasa perutnya kenyang, tapi hatinya tetap terasa kosong. Setelah selesai, ia membereskan piringnya sendiri, sesuatu yang jarang ia lakukan sebelumnya.

Ia berjalan ke ruang keluarga, berharap bisa berbicara dengan Desi untuk memperbaiki keadaan. Namun, saat sampai di sana, ia melihat Desi yang sudah terfokus pada layar televisi.

“Sayang...” panggilnya pelan.

Desi tidak menoleh. Ia hanya melambaikan tangan ke arah Bima tanpa mengalihkan pandangannya dari layar. “Jangan ganggu. Aku lagi nonton,” katanya singkat.

Bima terdiam. Ia merasa seperti seorang asing di rumahnya sendiri, tidak tahu harus bagaimana untuk mendekati istrinya lagi.

Bima duduk di sofa, beberapa langkah dari Desi yang tetap fokus menonton drama Korea di layar televisi. Ia mencoba memulai percakapan, tetapi tenggorokannya terasa kering. Sesekali, ia mencuri pandang ke arah istrinya yang tampak santai, meskipun ada aura dingin yang terpancar darinya.

“Sayang...” Bima akhirnya membuka suara. “Boleh aku bicara berdua denganmu?”

Desi tidak menoleh. Mata Desi tetap terpaku pada layar, ekspresinya datar, nyaris tak menunjukkan emosi.

“Silakan bicara saja,” jawab Desi singkat, tanpa usaha sedikit pun untuk melihat ke arah Bima.

Bima merasa canggung. Sikap Desi yang dingin membuatnya kehilangan keberanian. Ia mengusap tengkuknya, berusaha merangkai kata-kata yang tepat.

“Sebenarnya...” Bima memulai, namun suara Desi memotongnya.

“Hem...” balas Desi, nada suaranya menunjukkan bahwa ia mendengar, tapi tak benar-benar tertarik.

“Sebenarnya, 4 hari ini aku...” Bima mencoba melanjutkan, tetapi kalimatnya menggantung di udara.

Desi menghela napas pelan, masih dengan tatapan yang terpaku pada layar televisi. “Bersama Maya, kan?” ucapnya santai, seolah pernyataannya adalah fakta yang tidak bisa dibantah.

Bima terperanjat. Matanya membelalak, jantungnya berdegup kencang. “Apakah dia tahu?” tanyanya dalam hati dengan tangan gemetar.

Desi akhirnya memalingkan wajahnya, menatap Bima dengan dingin. Senyuman tipis muncul di sudut bibirnya, tetapi bukan senyuman hangat yang biasa ia berikan. Kali ini, senyum itu terasa seperti pisau tajam yang siap menusuk. "Ku kerjain deh, biar tau rasa nih laki" ucap Desi dalam hati.

“Apakah kau bertanya bagaimana aku tahu?” Desi membalas dengan nada yang tenang, tetapi ada ancaman terselubung di balik suaranya.

Bima tidak menjawab. Ia hanya menundukkan kepala, merasa seperti seorang anak kecil yang ketahuan melakukan kesalahan besar.

“Kau tidak perlu bertanya. Itu sudah jelas,” lanjut Desi sambil bersedekap. “Dari awal kejadian itu, aku sudah tahu ke mana arah langkahmu. Bahkan saat aku sekarat, kau memilih berada di sisi mereka. Cinta pertama dan anaknya itu.” geram Desi dengan sikap Bima ini.

Bima langsung menggeleng, mencoba membela diri. “Tidak, sayang. Aku hanya menjalankan tugasku. Aku seorang petugas pemadam kebakaran. Aku harus membantu mereka yang membutuhkan.”

Desi mendengus kecil. Tatapannya semakin tajam, penuh dengan emosi yang hampir meledak. “Membantu? Apa seorang petugas pemadam kebakaran sepertimu harus menginap dengan mereka? Mengabaikan telepon dari istrimu? Bahkan tidak sekali pun berpikir untuk kembali mencariku dan memastikan aku baik-baik saja?”

Bima terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Setiap kata yang keluar dari mulut Desi seperti cambuk yang menghantam dirinya tanpa henti.

“Kau bisa menyelamatkan cinta pertamamu itu, bahkan membawanya ke ambulans bersama anaknya,” lanjut Desi dengan suara bergetar karena menahan emosi. “Tapi kenapa? Kenapa kau tidak kembali untuk menyelamatkanku? Kenapa kau membiarkan aku sekarat sendirian? bukankah di ambulance sudah banyak orang, kenapa harus kamu?”

“Desi, aku...” Bima mencoba berbicara, tetapi Desi memotongnya.

“Apa aku kurang penting bagimu, Bima? Apa aku hanya istri yang bisa kau abaikan begitu saja? Lalu, bagaimana dengan anak kita? Apa kau lupa dia juga ada di dalam kandunganku saat itu? Apa kau lupa kau bahkan bisa kehilangan dua nyawa sekaligus karena keegoisanmu?” ucap Desi penuh drama. Dalam hati Desi berkata "Ceilah, boleh juga akting ku."

Desi berdiri dengan tangan mengepal erat di sisi tubuhnya. Matanya berkilat marah, menatap Bima yang duduk terdiam di sofa. Ia berusaha keras menahan emosi yang hampir meledak, tapi setiap kata yang keluar dari bibirnya adalah luapan amarah yang telah ia pendam selama ini. "Sabar Desi, sabar, orang sabar banyak duitnya. Tapi.. beneran deh pengen ku tonjok muka Bima ini. Emosi bener aku, melihatnya."

Bima menunduk, tak berani menatap istrinya secara langsung. Ia tahu apa yang akan dikatakan istrinya selanjutnya tidak akan mudah diterima, tapi ia tetap mendengarkan.

1
tini 06
yaelah liat visual el bikin panas dingin
Rara 01
tolol banget dah anjing,, pengen gua tabok anjirr
tini 06
woyyy dia tuh ank org bukan ank u ngapain u urusin bego bukan urusin istri sma ank u sendiri malah urusin ank org lain biarin aja nangis suruk maknya yg tenangin u g punya kewajiban bego....jd emosi bacanya
tini 06
kondisi desi hampir sama ky aku cuma bedanya aku g kecelakaan cuma ya awalnya nyesek trs koma 10hari bayiku g bisa diselametin untungnya suami nungguin dari awal sampe aku sadar pas udh stabil bru deh bisa krj lg
Dbz Mar
tak pa Bu denes...di syukuri aja..dpt mnntu idaman kn...
Dbz Mar
jeahhhh
Dbz Mar
laki2 seperti ini tak bisa menjadi kepala keluarga krna slalu di setir ma ibunya..dgn alasan takut durhaka..keutuhan keluarga jadi taruha..
awesome moment
smua pasti kembali ket4 seharusnya
awesome moment
knp n hyooo
awesome moment
sampah dibungkus sutra c. g kecium buzuknya y?
awesome moment
wkwkkwk...mungut sampah c
awesome moment
deal. bsok sah
awesome moment
el n santuy bgt ngegiring desi jd pasangan sahnya
Mak Gemoy
kereeen. mantaap
Qian Lin
astaga, usaha dikit ke, dobrak pintunya atau lewat jendela atau gimana kek, lembek banget. gitu ajah nyerah. katanya petugas pemdam kebakaran gitu aja masa ga bisa. cemen banget deh
Marunov_25: Masih bingung sama Desi habis operasi Ceisar pengambilan bayi, masih ada jahitan & nifas pasca lahiran emang udah bisa mandi berendam ya... 🤔
total 1 replies
Qian Lin
heleh jelasin dong, lu kan emaknya, atau jangan2 emang lu yang ngedoktrin anak lu kalau ayahnya itu Bima.
Kasmiwati P Yusuf
penderitaan keluarga bima dan si bima blm dpt bgi ku tor..aku ingin lbh penderitaan ny..
Kasmiwati P Yusuf
tor crita ku bikin mataku melekkk seruuu.. g sabar ngu gong ny
Priskha
baru baca sdh bikin esmosi
gempi
j
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!