Definisi pernikahan menurut Alya yaitu saling mencintai dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing, akan tetapi Bagaimana jika pernikahan itu hanya menguntungkan pasangan sedangkan kita merasa dirugikan?
Belum lagi suami yang dipilih oleh orang tuanya adalah Pria beristri bahkan tidak tanggung-tanggung istrinya itu sampai ketiga yaitu Alya, hanya karena menginginkan anak cowok sebab kedua istrinya yang lain yaitu hanya bisa memberikan dirinya anak cowok membuat Bagas mau tidak mau memilih pasangan hidup satu lagi.
jika kata orang istri muda bakalan selalu disayang tetapi sepertinya kata orang itu hanya kebohongan, karena buktinya Bagas tidak pernah menghampiri istri mudanya itu lagi ketika mengetahui Alya sudah hamil Jadi untuk apa sering bersama jika hasilnya sudah terlihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mima ah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meja makan 02
Aulia yang baru saja keluar dari kamar mandi merasa heran dengan perbuatan Bagas itu, sebab menurutnya pria itu terlihat sangat aneh masa iya mau melakukan olahraga kecil begitu harus dilakukan di kamar padahal tadi baru saja menyuruhnya untuk segera mandi karena keluarga sedang menunggu.
"kamu kenapa? kalau mau olahraga jangan di sini tuh pergi di kamar-kamar para istrimu yang lain soalnya aku tuh tidak akan pernah terpesona dengan kamu, jadi Jangan melakukan hal itu lagi di sini Kalau ada aku karena aku benar-benar risih melihatnya apalagi semua Kegiatan kamu itu!"ujar Aulia cuek sebab menurutnya Apa yang dilakukan Bapak itu sangat tidak masuk akal.
Bagas yang tadi semangatnya begitu menggebu-gebu dan jangan juga lupakan sesuatu di bawah sana yang begitu meronta-ronta minta tolong langsung seketika menciut, Bagaimana tidak menciut Ketika seseorang langsung menjatuhkan harga dirinya ke bawah terperosok jauh bahkan bisa dibilang tidak ada yang namanya ketakutan ataupun nada waspada di dalamnya.
"Kamu bicara apa? kamu berani menghina saya, apa kamu lupa status kamu di rumahnya sendiri apa? Kamu semakin hari semakin ngelunjak ya Kalau saya biarkan saja, cepat pakai pakaian kamu dan ikut saya ke lantai bawah Ingat jangan dandan yang cantik karena aku tidak akan pernah terpesona!" sinis Bagas Ia juga tidak mau kalah dari Aulia karena kata-kata wanita tadi itu memang benar-benar merusak harga dirinya.
"Ya sudah kalau begitu Kamu pergi saja dari sini untuk apa menunggu saya mau berpakaian, kalau kamu di sini terus sih tidak bisa melakukan apa yang saya inginkan Bukankah kamar yang milik saya?" tanya Aulia penasaran.
Bagas ingin sekali tertawa mendengar pertanyaan dari wanita itu karena mungkin sedang saking semangatnya sampai-sampai lupa jika dirinya bisa berada di mana saja di rumah itu sesuai dengan kehendaknya, Jadi kalau menikah dari kamar Aulia itu merupakan sebuah keharusan yang tidak boleh ditolak oleh wanita itu kapanpun.
"apa kamu lupa mana rumah ini merupakan rumahnya sayang jadi otomatis kamar ini juga merupakan kamarnya saya, jadi Terserah dong saya mau ada di mana saja sesuka hati saya tidak ada yang berani membantah apalagi melarang? Lebih baik kamu diam dan cepat lakukan seperti apa yang saya perintahkan tadi, untuk apa itu malu Kalau nantinya saya bakalan melihat semua apa yang ada di dalam bathrobe itu!"perintah Bagas sambil tersenyum mengejek membuat Aulia yang merupakan seseorang yang suka sekali bergaya ekstrem langsung Menanggalkan apa yang ia pakai itu.
srettt
Wanita itu terlihat seperti menantang Bagas tetapi masih dengan menampilkan wajah cueknya karena menurutnya pria itu terlalu banyak bicara sampai-sampai meremehkan nyalinya, maka dari itu diri nya Ingin menantang Bagas agar bisa melihat kira-kira sampai di mana pria itu bertahan menolak kemolekan tubuhnya.
Sedangkan Bagas seperti termakan oleh omongannya sendiri dan kini pria itu hanya bisa berdiri mematung karena tidak percaya jika nyali istrinya ternyata tidak bisa dianggap remeh, padahal tidak tahu kah pria itu kalau sebenarnya saat ini Aulia benar-benar merasa malu karena baru pertama kali dalam hidupnya tidak memakai apa-apa di hadapan seorang pria.
"ini orang kenapa sampai-sampai tidak takut dengan ancamanku sedikit Padahal tadi itu aku benar-benar serius mengatakan, apa dia selama ini sudah selalu melakukan hal itu yaitu tidak memakai apapun dari hadapan pria lain?"tanya Bagas dalam hati karena memang tidak melihat tanda-tanda Aulia merasa malu kepada nya saat ini.
padahal tanpa pria itu sadari Jangan ditanya lagi perasaan Aulia saat ini hanya saja sedang berusaha menjadi terlihat biasa saja tidak merespon berlebihan, karena dirinya yakin besok pasti Bagas tidak akan pernah mempermainkan dirinya lagi.
"Biarlah kali ini dia memikirkan kalau aku ini wanita yang tidak benar dengan begitu dia tidak akan berani macam-macam ataupun mengancamku seperti tadi, Aulia kok dilawan orang yang badannya segede gabanaban saja aku jabanin masa yang model kutu kupret seperti kamu malah membuat aku kalah?"sungut Aulia dalam hati tetapi jangan lupakan dirinya Sambil tertawa kemenangan karena melihat wajah Bagas yang merah padam seperti sedang menahan sesuatu.
"wajah kamu kenapa memerah seperti itu kayak lagi menahan sesuatu? lebih baik itu Keluarkan saja jangan ditahan-tahan soalnya sesuatu yang ditahan itu rasanya tidak enak, dan kalau ingin aku bantu katakan saja mungkin caranya dijepit atau dipotong begitu?"kata-kata Aulia itu terdengar begitu ambigu padahal sebenarnya sedang menyindir suaminya sendiri Siapa suruh pria itu mencari masalah dengannya ya akhirnya dirinya mencari masalah balik dengannya.
"kamu kalau sudah memakai pakaian habis Ayo sekarang kita keluar Jangan banyak bicara soalnya suara kamu itu terdengar seperti orang yang lagi berdemo, dan aku juga tidak ingin meminta bantuan kepada kamu karena belum saatnya kamu melakukan apa yang aku inginkan!"jelas Bagas yang mulai memikirkan hal yang tidak-tidak soalnya melihat sikap Aulia itu dirinya sedikit menyesali Kenapa menikahi wanita Barbar dan juga semurahan Itu pasti di luaran sana dia sudah tidur dengan banyak laki-laki Entah sudah berapa banyak jumlahnya Bagas pun tidak tahu menahu.