Dibuang karena Ramalan ... Kembali karena Dendam.
Novel ini mengisahkan tentang seorang putra dari Kaisar Langit yang hendak dibunuh oleh ayahnya sendiri karena suatu ramalan. Beruntung, sebelum anak itu berhasil di bunuh, dia di bawa pergi oleh seorang pria tua dan menyembunyikannya di alam Tengah.
Zhang Ziyi namanya...
Hari-hari dia lalui dengan penuh kemalangan dan kesialan. Hingga pada suatu ketika, kesialan itu membawa dia pada sebuah goa, dimana di situlah keberuntungannya ia temukan. Dari situ pula lah dimulainya suatu perjalanan. Perjalanan Menjadi Yang Terkuat Diantara Yang Terkuat... Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit....
"Aku Zhang Ziyi... Seorang Putra dari Kaisar Langit, akan kembali ke alam atas... Menemui kaisar langit dan Menggulingkan Kaisar Langit... Mereka yang menghalangi jalanku, akan ku tebas dengan Pedang Naga Langit!!" ~Zhang Ziyi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 11 ~ Cincin Ruang
Zhang Ziyi memutuskan untuk kembali melatih teknik yang dia dapatkan dari Pedang Naga Langit. Sembari melatih teknik berpedang, Zhang Ziyi juga mencoba membuat pil di waktu istirahat. Hitung-hitung untuk menambah stok pil, selain itu juga bisa di anggap sebagai latihan.
Seminggu lebih, Xiao Wang berlatih. Kini dia hampir sebulan berada dalam goa itu. Zhang Ziyi telah menguasai teknik Pedang Naga Langit yang kedua, meski juga belum bisa di katakan sempurna. Sementara teknik Pedang Naga langit yang satunya Zhang Ziyi belum melatihnya. Pasalnya kultivasi pemuda itu saat ini belum mencukupi kriteria. Kecuali apabila dia menerobos Ranah Langit, baru bisa melatih teknik ketiga dari pedang Naga Langit.
***
Saat ini, Zhang Ziyi tengah menyuling pil untuk yang terakhir kalinya. Pemuda itu berniat meninggalkan goa ini setelahnya.
Bukan Apa-apa, Zhang Ziyi sebenarnya ingin berlama-lama di tempat ini. Pasalnya, dia tidak kekurangan sedikit pun di sini. Namun, mengingat tantangan yang dahulu sempat dia ucap kepada Zhang Fei sepupunya. Zhang Ziyi tak berniat mencabut kembali kata-katanya. Selain itu, Zhang Ziyi juga ingin memberikan pelajaran kepada sepupunya itu.
Zhang Ziyi sendiri tidak tahu sudah berapa lama dia berada dalam goa. Dikarenakan baik siang maupun malam, suasana dalam goa tetap sama.
Tiga jam ia menyuling pil, Zhang Ziyi kemudian membuka tutup tungku. Aroma obat yang begitu pekat kembali menyapa hidungnya. Dalam tungku itu, terdapat 8 pil. Tiga tingkat Rendah. Tiga pil tingkat Tinggi serta dua tingkat Bumi. Dan tentu saja kualitas dari pil tingkat bumi itu masih standar.
Sebenarnya pemahaman Zhang Ziyi tentang alkimia sudah berada di tahapan Tinggi. Namun dikarenakan kultivasi yang tidak mendukung, maka Zhang Ziyi hanya bisa menyuling pil tingkat bumi dengan kualitas standar.
Zhang Ziyi mengambil Pil yang ada dalam tungku. Memperhatikan sejenak pil-pil tersebut. Pemuda itu kemudian menelan tiga pil tingkat rendah dan dua oil tingkat Tinggi.
Selesai menyerap khasiat dari pil yang dia telan tadi, Zhang Ziyi kemudian mengeluarkan semua pil yang berhasil ia suling akhir-akhir ini.
Zhang Ziyi menghitung semuanya. Ada sekitar dua belas pil tingkat tinggi, tiga buah pil tingkat bumi serta dua puluh empat pil tingkat rendah.
"Setidaknya aku sudah memiliki pil bersamaku." Memperhatikan pil-pil tersebut. "Namun pil ini tak akan bertahan lebih dari tiga bulan... Dan aku tidak mungkin kembali ke tempat ini untuk kembali membuat pil!"
Zhang Ziyi mulai berpikir sejenak. Beberapa kali Zhang Ziyi menoleh ke arah tungku serta tanaman herbal yang tumbuh begitu subur di hadapannya secara bergantian. Sangat disayangkan. Barang yang begitu berharga itu. Bahkan banyak diantara tanaman herbal ini begitu langka. Sangat sulit untuk menemukannya. Apalagi dengan usia rata-rata di atas seratus tahun.
Di alam Tengah sendiri cukup sulit untuk menemukan tanaman herbal yang usianya mencapai seratus tahun. Hal itu jugalah yang membuat sedikit sekali alkemis yang mampu membuat pil dengan tingkat Bumi. Selain kekurangan bahan, mereka juga kekurangan pengetahuan.
"Andai saja aku memiliki sesuatu yang bisa menampung semua barang ini!" Zhang Ziyi mulai berandai-andai.
Selang beberapa saat, Zhang Ziyi mulai bangkit dari tempatnya duduk.
Menaik napas panjang, Zhang Ziyi kemudian berkata. "Sudah saatnya bagiku untuk meninggalkan tempat ini!"
Tangan Pemuda itu terkepal keras. Cukup sulit baginya untuk meninggalkan tempat ini. Mengingat begitu langka menemukan tempat yang penuh dengan sumber daya. Namun dia juga tak bisa melupakan ambisi-nya. Tantangan ini akan ia jadikan sebagai awal untuk mengubah nasibnya. Mempermalukan orang-orang yang dahulu sering mempermalukannya. Membungkam orang-orang yang dahulu sering meremehkannya. Menghina orang-orang yang dahulu selalu menghinanya.
Zhang Ziyi kemudian melangkahkan kakinya hendak meninggalkan ruangan tersebut. Saat melewati gerbang pemisah antar ruangan tersebut dengan ruangan sebelah, Mata pemuda itu tidak sengaja menangkap sesuatu yang berkilau merah.
Kontan, Zhang Ziyi langsung menghentikan langkahnya. Penasaran dengan benda tersebut, Zhang Ziyi kemudian memasang insiatif untuk memeriksa, benda apa itu barusan.
"Hmm, sepertinya Kilauan yang semula mengenai mataku tadi berasal dari balik dinding batu ini!" gumam Zhang Ziyi.
Pemuda itu kemudian menelusuri dinding yang dimaksud. Mencari-cari celah, tempat keluarnya binar merah tadi. Tangan Zhang Ziyi pun ikut andil dalam mencari celah. Tangan Zhang Ziyi meraba-raba setiap bagian dari dinding.
Sekitar tiga menit, Zhang Ziyi kemudian menemukan sebuah celah, seukuran hari telunjuk pada dinding tersebut.
"Nah, akhirnya ketemu juga."
Zhang Ziyi mendekatkan sebelah matanya pada celah tersebut. Benar saja, di balik dinding ini ternyata ada sebuah ruangan rahasia.
Dengan menggunakan Pedang Naga Langit yang terselip di punggungnya, Zhang Ziyi kemudian menghancurkan dinding tersbut hanya dengan sekali libasan pedang, juga sedikit dialiri dengan energi Qi.
Nampaklah olehnya apa yang ada dalam ruangan tersebut. Tak ada apa-apa di sana. Ruangan tersebut sendiri semula gelap, Namun saat ini menjadi sedikit terang akibat tersinari oleh cahaya yang berasal dari ruangan tempat dia menemukan tungku serta tanaman herbal. Selain itu, dalam ruangan tersebut terdapat segaris lurus cahaya yang berasal dari langit-langit goa. Entah dari mana cahaya itu berasal. Cahaya tersebut sendiri tepat menyinari sebuah kotak kaca.
Zhang Ziyi kemudian memasuki ruangan tersebut. Penasaran dengan benda yang di Sunari cahaya tersebut, Zhang Ziyi kemudian mendekatinya.
Nampaklah olehnya sesuatu yang ada dalam kotak kaca. Bentuknya seperti cincin seukuran orang dewasa. Dengan batu giok berwarna merah.
Meraih kotak kaca tersebut, Zhang Ziyi kemudian membuka tutup kotak kaca.
"Cincin Ruang!!!" Begitu tersentak Zhang Ziyi mengetahui apa yang ada dalam kotak kaca.
"Tidak salah lagi, cincin ini memang cincin ruang."
Zhang Ziyi pernah membaca buku terkait cincin ruang di perpustakaan klan. Keberadaan benda ini begitu langka di alam Tengah. Sedikit sekali orang yang memilikinya. Hanya mereka yang kelebihan harta yang memiliki benda itu.
Cincin ruang memiliki dimensi yang biasa di gunakan untuk menyimpan berbagai benda ke dalamnya.
Cara kerjanya sendiri hanya dengan membayangkan benda tersebut. Tentu saja agar cincin ruang bereaksi, maka Zhang Ziyi harus meneteskan darahnya pada cincin ruang. Proses ini dinamakan perjanjian kontrak.
Selain itu, proses perjanjian kontrak juga bertujuan supaya cincin ruang mengenali pemiliknya.