Ellen merencanakan misi besar untuk menghancurkan pernikahan Freya dan Draco.
Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PKM BAB 11 - Tantangan
Draco terkekeh pelan. "Jadi, kau mau Freya memperlakukanmu dengan baik? Sepertinya itu mimpi yang tidak akan pernah terwujud!"
"Aku tidak akan bertanggung jawab atas apa yang akan dilakukan Freya padamu!"
"Tenang saja, aku bisa menjaga diriku sendiri," sahut Ellen percaya diri.
Pada saat itu, Ellen selesai mengobati luka Draco, dia memasang perban yang melilit bahu lelaki kekar itu.
"Kemarilah!" Draco menepuk pahanya.
Dengan senang hati, Ellen naik ke sana dengan membuka kedua kakinya.
"Kau tidak memakai pakaian dalam?" tanya Draco yang bisa merasakan benda hangat di atas perutnya.
"Aku kan sudah bilang kalau aku tidak mempunyai baju ganti, aku ingin mempunyai pelayan pribadi seperti Freya, aku sudah menemukan orangnya tapi aku membutuhkan persetujuanmu," ucap Ellen dengan sesekali menggoyangkan pinggulnya.
Draco tampak tidak merespon kelakuan nakal Ellen itu. Dia masih diam dan memandangi wajah cantik Ellen dari bawah.
"Jadi sampai kapan kau ingin menjadi pengagum rahasiaku?" tanyanya.
"Kita sudah mengurangi satu jadi tinggal 98 kali percintaan lagi," jawab Ellen sambil memeluk leher Draco hati-hati supaya tidak mengenai luka lelaki itu.
"Ellen, namaku Ellen," bisiknya kemudian di telinga Draco. "Sepertinya kau harus tahu namaku supaya saat berteriak kenikmatan, kau tidak menggigitku!"
Ellen melirik jam dinding di kamar Draco, seharusnya surat yang dia tulis sudah dibaca oleh Freya. Sekarang dia hanya perlu melakukan tugasnya.
"Kali ini aku yang di atas, aku tidak ingin kau bermain kasar seperti sebelumnya!" Ellen membuka tali bathrobe yang dia pakai kemudian membuang pembungkus tubuhnya itu.
Tanpa mau membuang waktu, Ellen mulai mencium Draco dengan lembut, tangannya turun ke bawah untuk membuka resleting celana Draco yang sudah sesak.
Dan seperti kata Ellen sebelumnya kali ini permainan dipimpin oleh perempuan itu.
Sementara di sisi lain, Rara kebingungan untuk memberikan surat yang ditulis Ellen pada Freya.
Akhirnya dia meminta salah satu pengawal yang memberikannya.
"Ini surat untuk Queen Freya dari King Draco," ucapnya.
Beruntung pengawal itu mau memberikan suratnya langsung ke kamar Freya.
"Draco, ingin aku menemuinya, apa dia benar-benar sudah kembali?" Freya tampak kesenangan.
Freya segera berdandan cantik lalu memakai baju seksi untuk pergi ke kamar suaminya. Draco harus takluk padanya malam ini.
Tapi, saat sampai di kamar Draco, dia mendapati sesuatu yang mengejutkan.
Sebelumnya saat Draco meminta Ellen mengunci pintu ternyata perempuan itu tidak menuruti perkataan Draco, Ellen memang sengaja supaya Freya membuka pintu kamar king mafia itu.
Rencana Ellen sukses besar karena Freya membuka pintu itu dan mendapati suaminya tengah bercinta dengan Ellen.
Menyadari Freya melihat, Ellen semakin mengerang dan mendesaah senyaring-nyaringnya.
"Jalaang sialan!" umpat Freya kesal setengah mati.
Freya menutup kembali pintu kamar suaminya dan menunggu sampai Ellen keluar dari kamar itu. Dia tidak peduli harus menunggu berapa lama.
Waktu sudah menunjukkan tengah malam dan Ellen baru keluar dari kamar itu. Saat melihat Freya, Ellen memasang wajah santai saja.
"Kau pasti menungguku, ya? Maaf kalau lama, suamimu begitu menikmati tubuhku," ucap Ellen secara gamblang.
Ellen mendekati Freya sambil memainkan tali bathrobenya. "Rasanya sungguh, Akhhhh...."
"Milik suamimu sungguh menakjubkan!"
Freya semakin geram karena Ellen yang terus memancingnya tapi dia tidak boleh kalah oleh perempuan itu. Dia harus menunjukkan kekuatan istri sah.
"Bersiaplah, besok aku menantangmu di ring tinju!" ucap Freya.