Mohon bijak untuk menanggapai sebuah karya
jangan lakukan boomlike ya jika tidak dibaca🙏🏼😁
Bantu dukung dengan cara Like, Komen, Hadiah dan Vote ya Readers
Kisah Cinta Brondong yang menyukai wanita yang sudah memiliki suami dan anak.
Cinta yang hadir entah pada siapa dan dimana, Pria itu bernama Rendra Gilbert seorang dokter muda. Dia menyukai seorang wanita yang jauh lebih tua dari dirinya.
Rendra selalu menitipkan nama wanita tersebut dalam doa-doanya tiap waktu.
Akankah cinta Rendra terbalas atau hanya menjadi pengagum rahasia saja?
Yuk baca kisah-kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pitriyani Calam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Kebersamaan
Pagi hari
Kenapa inti ku sedikit perih ya, sepertinya punya mas Rendra sedikit berlebihan deh, jadi ngilu begini. Batin Fatimah
“Mas Rendra bangun yuk, nanti subuhnya ke siangan” panggil Fatimah mengelus wajah suaminya
“Hmm, bentar lagi sayang” jawab Rendra serak
“Ngga boleh harus sekarang bangunnya” ucap Fatimah lembut
“Iya nih bangun” jawab Rendra duduk dengan mata terpejam
“Mas cepetan mandi keburu subuh lewat” ucap Fatimah kesal
“Mandiin ya, kaki ku lemes” jawab Rendra
“Tadi malam bisa tidak lemes” ucap Fatimah ngasal
“Itu beda sayang, kamu bahas itu aku jadi pengen lagi nih” jawab Rendra menggoda menarik tangan istrinya untuk menyentuh junior
Fatimah melotot dan langsung menarik tangannya. “Mas mandi atau aku marah nih” ancam Fatimah kesal suaminya mesum
“Iya sayang ku, bantuin berdiri dong” ucap Rendra tersenyum manis, Rendra membersihkan diri dan segera shalat subuh setelah selesai Fatimah masuk membawakan minuman hangat untuk suami.
“Sayang, ulangi yang semalem yuk” goda Rendra meraba dada istrinya dan mulai menyerang. Kali ini Fatimah hanya pasrah apalagi itu keinginan suaminya
Pagi itu terjadi lagi lah serangan fajar dari Rendra untuk Fatimah.
Ruang makan
“Ibu sama Ayah Rendra mana? Apa tidak makan” tanya Dito sambil makan
“Mungkin masih istirahat” jawab mama Alisha
“Mana Rendra dan Fatimah, apa tidak ikut sarapan?” tanya papih Ammar
“Masih dikamar, tadi subuh sih Fatimah udah keluar buat minum hangat, tapi belum keluar lagi” jawab mama Alisha
“Tuh, ibu dan ayah keluar” ucap Dito
“Pagi semua” ucap Rendra senyum lebar
“Pagi juga, tumben baru keluar kamar” ucap papih Ammar
Mama Alisha melihat hijab Fatimah basah “Habis kena serangan dadakan sepertinya pih” jawab mama Alisha senyum
“Pantesan telat keluar kamar” ucap papih senyum
Fatimah merona malu dengan ledekan mertuanya, tapi Rendra santai saja mengelus paha istrinya dan itu tidak sengaja terlihat oleh Ayu.
“Ibu kenapa bibirnya bengkak” tanya Dito polos
“Hah..ini” jawab Fatimah bingung
“Biasa Dit sariawan itu” jawab papih Ammar nahan tawa.
Dito dan Ayu berangkat kesekolah, papih Ammar dan istri pergi ke kantor, sementara Rendra dan Fatimah masih di rumah.
“Sayang, hari ini kamu temani aku terapi ya, aku mau cepat-cepat bisa jalan, supaya bisa melindungi kamu dan anak-anak” ucap Rendra sungguh-sungguh
“Jadwal terapi kan besok mas, aku mau bantu kamu latihan juga takut” jawab Fatimah pelan
“Aku sudah hubungi dokternya, dia teman ku, hari ini terapi besok pun terapi, aku juga udah bilang Diman untuk bersiap, kamu juga bersiap ya” ucap Rendra senyum
“Iya, aku ganti baju dulu deh” jawab Fatimah jalan menuju lemari dan ingin masuk ke dalam kamar mandi
“Sayang mau kemana?” tanya Rendra melihat istrinya mau masuk kamar Mandi
“Mau ganti baju, tadikan disuruh ganti baju” jawab Fatimah bingung
“Ganti bajunya disini aja, tidak perlu ke kamar mandi segala” ucap Rendra santai
“Hah..di..disini?” tanya Fatimah terbata dan malu
“Iya sayang, lagi pula kan aku sudah melihat semuanya, jadi ngapain kamu ganti baju di kamar mandi, disini saja ya” bujuk Rendra tenang
“Ta..tapi mas, ak..aku ma..lu” jawab Fatimah gugup, Rendra mendekati istrinya perlahan, dan mengelus pipi istrinya
“Kamu cantik, manis, tidak apa ganti saja disini, biasakan, bukankah tidak ada batasan aurat untuk suamimu” ucap Rendra
“Maaf, aku hanya belum terbiasa” jawab Fatimah pelan menundukan kepalanya
“Ya sudah, aku mau konfirmasi lagi ke dokternya kalo datang agak telat” ucap Rendra senyum berjalan ke meja, Fatimah bergegas ganti pakaiannya mumpung suaminya sibuk menelpon, padahal diam-diam Rendra memperhatikan lewat pantulan cermin yang ada di depannya
Rendra dan Fatimah sudah dalam perjalanan menuju Rumah Sakit tempat dimana Rendra terapi sekaligus tempat dia bekerja, sudah cukup lama Rendra tidak bekerja dan itu sangat dia rindukan.
Selesai dengan terapi Rendra menuju apotik untuk menebus beberapa vitamin yang di sarankan oleh dokternya.
“Gua penasaran siapa istrinya Rendra?” ucap Haikal berjalan sesisi dengan Devan di lorong rumah sakit
“Sama gua juga penasaran, katanya nikah sama janda di jodohkan sama anaknya teman papih Ammar” jawab Devan so cool
“Apa papih sengaja menjodohkan Rendra dengan janda agar lupa dengan cewe yang dia suka?” ucap Haikal menerka-nerka
“Bisa jadi tuh, saking frustasinya si Rendra akhirnya di nikahkam juga sama janda, nasib banget sih lu Rend” jawab Devan
“STOP” bentak Devan berhenti berjalan
“Apaan sih lu, jadi dokter ngga ada harga diri banget teriak begitu” ucap Haikal heran dan ikut berhenti
“Lihat itu, itu Rendra” jawab Devan menunjuk seseorang
“Tapi perempuan itu siapa yang lagi mengelap keringat Rendra” tanya Haikal penasaran
“Samperin mau ngga?” tanya Devan melirik Haikal dan saling pandang, mereka berdua memberanikan diri menghampiri Rendra
“Hai Bro, apa kabar?” panggil Haikal dan Devan tersenyum
“Alhamdulillah, kabar baik, gimana kerjaan lancar” tanya Rendra senyum melihat sahabatnya
“Selalu lancar, itu perempuan yang lagi ambil obat siapa?” tanya Devan basa basi
“Oh itu istri gua, emang kalian belum kenal? Bukannya kemarin kerumah udah pernah ketemu” jawab Rendra tersenyum lebar
“Kenalin dong, waktu dirumah lu kita ngga ketemu ya Kal, lagian juga kita kan ngga tau kalo lu nikah” jawab Devan santai
“Mas ini obatnya sudah di tebus semua, kita langsung pulang saja ya” ucap Fatimah tiba-tiba membuat Devan dan Haikal bengong menatap Fatimah
“Fatimah, kenalin ini sahabatku namanya Devan dan Haikal” jawab Rendra lembut dan tersenyum manis
“Oh iya salam kenal, saya Fatimah” ucap Fatimah menunduk.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Halo Readers mohon maaf ya apabila banyak kesalahan dalam penulisan dan kekurangan dalam cerita tersebut. Saya cuma berharap untuk selalu bisa memberikan hiburan dengan cerita yang saya buat ini.
Saya juga menerima Komen-komen yang kurang baik untuk di jadikan motivasi dan ada perubahan dalam setiap cerita yang akan saya buat.
Jadi Tolong dukungannya untuk selalu memberikan Like, Komen dan Vote. Oh ya kalo bisa jangan BoomLike ya, dan membaca ceritanya terlebih dahulu, jangan langsung asal Like tapi belum sampai bab nya habis.
Bantu share ke teman-teman kalian ya untuk membaca cerita ini "Beda Usia Tak Masalah". Nanti akan ada cerita-cerita lainnya bila Readers banyak yang mampir. Terima kasih yang sudah menyempatkan membaca cerita pertama saya "Cinta Zavier Untuk Aisyah".
LIKE, KOMEN, & VOTE YUKK....
untuk km gk bs ngomong y Rendra jd gk ngecewain Nabila krn masakan yg sering dia masak keasinan jd semua gk penasaran dengan masakan Nabila😅
untuk gk pada hipertensi gara2 masakan Nabila 😅
Ayu benar2 jago masak, masakan Nabila jd gk terbuang dengan ide masakan Ayu, sehingga Diton tetap dot menikmati olahn masakan daging kesukaan y
Nabila kan lg belajar masak,persiapan jd calon istri 🤭🤣