NovelToon NovelToon
Andai

Andai

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mamah Mput

Andai .... kata yang sering kali diucapkan di saat semua sudah berlalu. Di saat hal yang kita ingin gapai tersandung kenyataan dan takdir yang tidak bisa terelakan. Kadang aku berpikir andai saja waktu itu ibuku tidak meninggal, apakah aku masih bisa bersamanya? ataukah justru jika ibuku hidup kala itu aku bahkan tidak akan pernah dekat dengannya.

Ahhh ... mau bagaimana lagi, aku hanyalah sebuah wayang dari sang dalang maha kuasa. Mengikuti alur cerita tanpa tau akhirnya akan seperti apa.

Kini, aku hanya harus menikmati apa yang tertinggal dari masa-masa yang indah itu. Bukan berarti hari ini tidak indah, hanya saja hari akan terasa lebih cerah jika awan mendung itu sedikit saja pergi dari langitku yang tidak luas ini. Tapi setidaknya awan itu kadang melindungiku dari teriknya matahari yang mungkin saja membuatku terbakar. Hahaha lucu sekali. Aku bahkan kadang mencaci tapi selalu bersyukur atas apa yang aku caci dan aku sesali.

Hai, aku Ara. Mau tau kisahku seperti apa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mamah Mput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maaf? untuk apa?

Setelah merapikan pecahan mangkuk, aku segera turun ke dapur untuk membuangnya. Sementara Alan tertidur.

Aku duduk merenung sambil mengaduk teh yang semula panas menjadi dingin. Memikirkan banyak hal yang saking terlalu banyaknya sampai aku sendiri bingung memikirkan apa.

Ucapan Alan, perlakuannya, perasaanku dan memikirkan orang tua bercampur menjadi satu. Gundah yang begitu bergejolak dalam dada.

Di atas sana aku mendengar Alan muntah. Tanpa ragu aku segera berlari menuju kamarnya. Benar saja, dia tidak ada di atas kasur. Aku melihat pintu kamar mandi terbuka. Dia ada di sana.

"Kak, kita ke dokter ya. Kita ke rumah sakit biar kakak dirawat." ucapku sambil memijat tengkuknya.

Alan menggelengkan kepala.

"Kalau begini terus takut tambah parah sakitnya. Ya, kak. Kita ke rumah sakit aja. Jangan bikin Ara takut."

"Telpon Yoo saja, Ra." ujarnya lirih.

"Kak, Yoon?" aku segera keluar dari kamar mandi, lalu mencari ponsel milik Alan. Kalau harus mengambil ponsel milikku, akan memakan waktu karena ada di bawah.

"Kak, sandinya apa?" tanyaku menanyakan sandi pasword layar ponselnya.

"Ulang tahun kamu."

"Oh, oke."

Setelah layar ponselnya terbuka, aku segera mencari nomor Yoon.

"Kak, tolong bisa ke rumah gak? Kakak di mana sekarang? Kak Alan sakit. Sepertinya maag nya kambuh lagi."

"Rumah? memangnya gak ada orang di sana?"

"Bukan rumah mama, tapi rumah kak Alan."

"Rumah kak Alan yang mana?"

"Loh, kakak gak tau. Duh, mana Ara juga gak tau ini di mana?"

"Bilang pada Yoon datang saja ke rumah kamu," ucap Alan lirih. Sepertinya dia begitu lemas.

"Kata kak Alan datang aja ke rumah kamu."

"CK! Ara. Kamu itu ya kamu, bukan Yoon."

"Oh, kata kak Alan datang aja ke rumah Ara."

"Oh rumah kamu. Ternyata kalian di sana. Oke, aku ke sana bawa dokter sekalian. Gak lama kok. Jagain Alan aja."

"Iya, Kak. Buruan ya, Kak."

Setelah menutup pembicaraan dengan Yoon, aku membantu Alan berjalan menuju tempat tidur. Setelah memastikan dia terbaring dengan nyaman, aku segera turun untuk mengambil air hangat.

"Minum dulu, Kak."

"Terimakasih."

Alan kembali tidur. Sementara aku pergi ke depan menunggu kedatangan Yoon yang tak kunjung datang.

Begitu kembali ke kamar, Alan rupanya sudah terlelap. Mungkin dia lelah setelah muntah. Biarkan saja, aku tidak ingin mengganggunya. Aku duduk di kursi tepat di samping tempat tidur.

Wajahnya terlihat begitu pucat, dan juga .... Ah, lagi-lagi dadaku berdegup tak karuan. Tapi, siapa yang bisa membantah bahwa dia memang sangat menawan.

Aku terhipnotis hingga tidak bisa berpaling dari wajahnya.

"Permisi."

Suara seseorang yang masuk membuatku akhirnya tersadar.

"Kak Yoon?"

Dia datang seraya tersenyum bersama seseorang.

"Bagaimana kondisi Alan, Ra?"

"Ya begitulah. Dia sedang tidur, Kak."

"Lama banget Lo datang. Gue sampai bingung mau ngapain diliatin terus dari tadi."

Hah! Apa? Jadi sejak tadi kak Alan gak tidur? Oh my Gosh, berarti dia tau dong dari tadi aku natap dia.

"Hahaha. Terpana sama ketampanan Lo kali."

Ini lagi, kenapa ikutan ledekin coba.

"Udah buruan bangun, periksa dulu bentar. Ampun banget dah, cari perhatian sampai segininya."

Plak! Alan memukul lengan sahabatnya.

"Kak, aku minum apa? Ara siapin ya di bawah."

"Yang dingin-dingin aja, Ra."

"Iya, Kak."

Aku kembali turun menuju dapur untuk menyiapkan minuman dan camilan. Begitu semuanya siap di meja. Mereka pun turun. Termasuk Alan.

"Loh, kok kakak ikut turun. Kenapa gak istirahat aja di kamar."

"Kalau gak ditemenin kamu, ya gak bakalan mau lah dia molor sendiri."

"Kak, Yoon! Apaan coba. orang kita tidur sendiri-sendiri kok."

"Ya gak usah marah gitu Ara, kenapa? Kamu mau bobo barengan sama dia?"

"Nggak gitu maksudnya. Ara marah bukan Karena gak tidur bareng, tapi --"

"Dek, tolong nanti obatnya dikasih ya suruh diminum. Serta pola makannya dijaga jangan sampai telat."

"Iya, dok. Terimakasih ya dokter."

Dokter itu berpamitan pada Alan dan Yoon, setelah itu dia pun pergi. Kami duduk di ruang keluarga sambil nonton televisi.

Aku duduk di sofa single kecil berbentuk bulat, sementara kak Yoon duduk di sofa yang satunya. Alan sendiri berbaring di sofa yang paling panjang.

"Ara, kamu gak takut tinggal berdua di sini bareng Alan?"

"Nggak, kenapa gitu?"

"Takutnya dia berubah jadi singa, tar tiba-tiba nerkam gimana?"

"Kan Ara bukan domba, ngapain Ara diterkam."

"Kamu bukan domba Ara, tapi kamu lebih menggemaskan dari itu."

Bugh! Sebuah bantal kursi melayang tepat di wajah Yoon. Dia tertawa sementara Alan kembali berbaring.

"Ra, ada makanan apa di dapur? Aku lapar."

Sekali lagi Alan melempar bantal ke arah Yoon, tapi kali ini berhasil ditangkisnya.

"Lo udah gak berguna di ini, balik!"

"Ogah. Udah, Lo tidur aja. Gue sama Ara mau ke dapur. Mau masak. Yuk, Ra."

Tanpa mengerti apapun aku manut pada apa yang dikatakan Yoon. Aku bangun dari kursi lalu mengikuti Yoon dari belakang menuju dapur.

"Ara, kembali!"

Aku menoleh dan mendapati Alan sedang menatapku tajam.

"Sini kamu."

Dengen mengerutkan kening, aku berjalan menghampiri Alan. Dia menarik tanganku, dan duduk di sofa. Setelahnya Alan tidur di atas pangkuanku.

"Kak, aku mau masak."

"Buat Yoon? Jangan harap!"

"Bukan, aku juga laper. Kan dari pagi belum sempat makan ngurusin kakak."

Alan nampak terkejut. Lalu dia mengambil ponsel untuk memesan beberapa makanan.

"Lain kali jangan sibuk ngurusin orang. Urus diri kamu sendiri."

"Ya gimana aku mau makan, orang tadi kakak narik aku buat--, opsss!" aku segera membungkam mulutku sendiri agar tidak mengatakan hal yang lainnya.

"Maaf, ya."

"Buat apa?"

"Karena membuat kamu harus nahan laper."

"Itu saja?"

"Memangnya untuk apa lagi."

"Untuk--".

Ah, kenapa aku terus saja terjebak sama kak Alan, sih.

"Untuk hal selain itu, aku tidak akan pernah minta maaf karena aku tidak melakukan kesalahan apapun lagi."

Sebenarnya aku ingin bertanya tentang apa yang dia lakukan. Sadarkah dia melakukan itu? Apa menurutnya itu bukan suatu kesalahan sehingga dia tidak ingin mengatakan maaf? Tapi jika diperjelas sekarang pun tidak mungkin karena ada Yoon di sini.

"Ara, sorry bikin dapur berantakan. Aku tadi habis masak mie."

"Iya, Kak. Gak apa-apa nanti Ara bersin. Maaf ya, kakak cuma makan mie."

"Aku ngerti kok. Kalau gitu aku permisi ya, Ra. Kalau ada apa-apa kabarin aja."

"Buruan balik ah, cerewet banget."

"Dasar tidak tahu terima kasih, udah baik gue datang ke sini. Udah lah, gue pergi. Hati-hati ya, Ara."

"Iya, Kak. Kaka juga hati-hati di jalan."

Hening.

Suasana canggung mulai menguasai isi rumah ini. Aku berusaha mengendalikan detak jantungku agar tidak diketahui oleh Alan yang masih tidur di pangkuanku.

Beberapa menit berlalu, Alan masih saja tertidur. Entah tidur sungguhan atau hanya sedang diam menikmati keadaan, keadaan di mana aku gugup setengah mati.

Dia tiba-tiba saja bangun, duduk di sampingku, lalu menatap.

"Ada apa?" tanyaku merasa risih karena dia terus saja menatap tanpa bicara sepatah katapun. Aku sedikit menjauh saat dia mendekat.

"Kakak mau ngapain?" tanyaku.

"Menurut kamu?" ujarnya datar.

Dan ya ....

1
Musdalifa Ifa
yah end kan masih penasaran sama pernikahannya Ara sama Candra tapi walau begitu saya tetap senang karna happy ending 👏👏👏
kartini aritonang
akhirnyaaa....end. walau banyak rasa penasaran yang beljm terjawab, gimana acara pernikahsnnya? gimana rumab tangganya alan dan wngela? gimana ayah biokogisnya ? dan gimana gimana ysng lain...

terimakasih othor, tulisanmu sudah menghibur dikala senggang. walau pembacamu. masih sikit, tetap semangat 🦾💪
Mamah Mput(Bilanoure): iya kak, terimakasih ya. Sebenernya masih banyak yang belum terungkap karena nenek nya pun belum kembali. 🤭

Tadinya mau ada S2 nya tapi masih mikir dulu karena ya begitulah readers nya masih sedikit. jadi butuh effort besar untuk melanjutkan nya.

sehat selalu ya kak 💜
total 1 replies
Musdalifa Ifa
kok ara plin plan yah kadang sudah ada rasa sama Candra tapi juga masih mau di cumbu sama Alan, Thor tolong dong jangan buat karakter Ara kayak cewek murahan sana sini mau kan jadi kesel bacanya🙏
Mamah Mput(Bilanoure): iya Ara nya serakah mau Alan sama Chandra juga kayaknya dia. 🤭🤭🤭 tunggu up nya nanti sore ya kak 💜
total 1 replies
Ecka Fanda
yuk Thor jangan gantung aku terus di tungguin nih😭😭
Mamah Mput(Bilanoure): siap kakak sore ini ya kita up 💜💜
total 1 replies
kartini aritonang
Aku gak nyangka selemah itu dirimu Ara , menyerahkan kehormatanmu sama candra. Apa itu yang namanya cinta?
seharusnya cinta itu saling menjaga , menahan diri untuk tidak berbuat diluar batas. tapi semua sudah terjadi..aku jadi nggak respek sama ara.

Jadi, siapakah pemenangnya? Candra atau Alan?
kutumggu apdet nya othor 😍😍
Mamah Mput(Bilanoure): Iya bingung nih ara. cinta nya sama Alan tapi nyerahin kehormatan sama Chandra. 😢

nantikan up hari ini ya kak. seperti biasa 4 bab setiap harinya.🙏💜
total 1 replies
Ecka Fanda
kenapa menggantungku lagi Thor lagi seru nih ehhh malah cukup sekian ceritanya😭😭 auto gak bisa tidur nih Thor mikirin Ara dan Alan❤️❤️
Ecka Fanda
ayo Thor semangat aku selalu stay nungguin up'nya nih😭😭
Mamah Mput(Bilanoure): hahaha siap, Kak. Langsung tiga part ya nanti sore. 💜💜💜🫰
total 1 replies
kartini aritonang
ha ha ha ...wanita seperti itu memang perlu dibasmi sampai akar akarnya. Ara gitu dilawan
Semangat thor updetnya.
aku semangat ngintip udah updet belum ya 🥰🥰
Mamah Mput(Bilanoure): hahaha siap kak. Hari ini up 4 bab ya. masih edit dulu. makasih udah setia sama Ara 🙏💜
total 1 replies
kartini aritonang
Kamu memang harus bahagia Ra, untung ada trio kwek kwek yang nenghibur Ara...Tapi awassss...kayaknya ada yang cemburu....
Apa Candra suka sama Ara ya ?
Mamah Mput(Bilanoure): jadi pilih Alan apa Chandra kak? othor juga bingung mau pilih yang mana hahahaha keren semua. tapi mereka gak ada yang mau sama othor 😭😭😭
total 1 replies
kartini aritonang
Dua hati yang sama sama terluka. Harusnya kalian saling terbuka supaya tidak saling menyakiti. Aduh Ara...semoga kamu kuat yah

Semangat Thor. ditunggu updetnya
Mamah Mput(Bilanoure): terimakasih kak dukungannya 💜🙏
total 1 replies
Yati Susilawati
kak alan?
Mamah Mput(Bilanoure): semoga iya ya dia yang bantuin 🤭🤭💜
total 1 replies
Sahriani Nasution
wuih cool
Mamah Mput(Bilanoure): iya dia cool banget, suami aku sebenarnya dia tuh 🤧😂😂
total 1 replies
mly
plot twist nya alan Sma ara suami istri wokwok
Mamah Mput(Bilanoure): mau kondangan gak? hahaha
total 1 replies
nowitsrain
Ini visualnya Alan?
Mamah Mput(Bilanoure): iya kak itu Alan.
total 1 replies
nowitsrain
Ayuhhh, yang dikerjain guru baru 🤣
nowitsrain
Yah, usil banget bocah
Timio
belum apa apa udah nyakitin aja kalimatnya tor 😭
Mary_maki
Bagus banget ceritanya, aku udah nggak sabar nunggu bab selanjutnya!
Mamah Mput(Bilanoure): terimakasih kak. tiap hari aku up ya 💜💜
total 1 replies
y0urdr3amb0y
Suka banget sama ceritanya, harap cepat update <3
Mamah Mput(Bilanoure): terimakasih 😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!