NovelToon NovelToon
Duka Dua Garis Merah

Duka Dua Garis Merah

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:588k
Nilai: 4.7
Nama Author: alfajry

Pernikahan Brian Zaymusi tetap hangat bersama Zaira Bastany walau mereka belum dikaruniai anak selama 7 tahun pernikahan.

Lalu suatu waktu, Brian diterpa dilema. Masa lalu yang sudah ia kubur harus tergali lantaran ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya yang semakin membuatnya berdebar.

Entah bagaimana, Cinta pertamanya, Rinnada, kembali hadir dengan cinta yang begitu besar menawarkan anak untuk mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfajry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rinnadaku

Brian saat ini sedang menunggu Rinnada di Kafe depan kampus. Dia tersenyum mengingat Rinnada menelponnya tadi dan mengatakan ingin betemu. Brian sempat heran, karena sebelum pulang, Rinnada tadi mengatakan bahwa ia akan sibuk dalam tiga hari ini dan mungkin akan mengabaikan telepon dari Brian. Namun ia malah di telepon Rinnada satu jam lalu dan mengajak bertemu.

Kriingg!

Suara pintu terbuka masuk ke telinga Brian. Dia langsung menoleh dan melambaikan tangannya ke arah Rinnada.

Brian memicingkan mata. Memandang Rinnada yang sedikit berbeda. Dia memakai celana jeans dan jeket merah jambu dan menutupi kepalanya dengan hoodi.

"Duduklah." Kata Brian.

Rinnada duduk di hadapan Brian. Meja mereka kecil, sehingga jarak mereka dekat.

Di depan Rinnada sudah ada jus jeruk hangat. Seperti yang Rinnada katakan pada Brian, kalau ia sangat suka jeruk hangat saat cuaca dingin.

Rinnada memandang gelas didepannya.

"Aku pesankan duluan. Kesukaanmu." Kata Brian tersenyum.

Rinnada membalas senyumnya.

"Apa tugasmu sudah selesai?"

Rinnada mengangguk. Menggenggam gelas berisi jeruk panas di depannya.

"Kau sangat tampan". Rinnada memandang Brian penuh senyuman.

"Apakah kau berubah kalau malam?" Tanya Brian sambil tertawa mendengar Rinnada yang tiba-tiba memujinya.

"Mau pesan makanan? Biar aku pe.."

"Ah, tidak." Rinnada menggenggam tangan Brian dengan kedua tangannya. Ia genggam erat jari yang lebih besar dari jarinya. Hangat, batinnya.

"Aku ingin terus begini". Ujar Rinnada tanpa mengalihkan pandangan dari jari-jari Brian.

Ia membiarkan Rinnada melakukannya. Karena ia pun menyukainya.

Rinnada terus menggenggam dan mengelus punggung tangan Brian.

"Aku menyukaimu, Brian". Rinnada menatapnya lekat.

Brian tersenyum. "Wah. Kau bahkan mulai berani memanggil namaku seperti itu ya". Ucapan Brian membuat Rinnada menaikkan alisnya.

"Apa sebaiknya aku memanggilmu sayang?" Rinnada mengusulkan.

"Aku menyukai itu". Kata Brian penuh senyuman bahagia. Hatinya berdebar menanti panggilan sayang dari Rinnada.

"Aku sangat menyayangimu, Rinnada."

Rinnada merenggangkan genggamannya. "Baiklah. Aku pulang dulu". Ucapnya pada Brian sambil beranjak dari kursinya.

"Bisakah kita bertemu setiap malam?" Tanya Rinnada yang sudah berdiri.

"Tentu saja. Setiap hari kita selalu bertemu di kampus".

"Tidak. Aku mau setiap malam. Disini. Di jam yang sama. Temui aku walau hanya 5 menit." Rinnada tersenyum dan berlalu meninggalkan Brian yang bingung.

"Rinnada, sepertinya pesonaku mampu membuatmu berubah begitu ya". Gumam Brian terkekeh.

***

Hari-hari berlalu. Brian setiap malam menemui Rinnada di tempat dan jam yang sama. Selama itu pula ia melihat Rinnada selalu memakai sesuatu yang bernuansa merah muda. Saat di tanya, ia mengatakan hanya mencobanya karena Brianlah yang membuatnya begini.

Brian dan Rinnada semakin dekat. Perasaan mereka semakin terpaut satu sama lain.

Malam tadi Rinnada mengatakan bahwa ia masuk kelas siang. Sebenarnya Brian ingin bertemu tapi waktu mereka tidak pas. Brian masuk pagi dan pulang siang, Rinnada pula masuk siang dan pulang pada sore harinya.

Brian melihat Rinnada berjalan bersama temannya sambil sesekali tertawa.

"Lihatlah pacarku yang cantik itu, Ndre". Mata Brian memandang Rinnada yang anggun dengan rok span panjang berwarna hitam dengan belahan yang menampakkan betis mulusnya. Ia padukan dengan atasan liris hitam putih yang dimasukkan kedalam rok. Rinnada berjalan dengan sepatu kets putih yang ia pakai di kencan pertama.

"Cintakuu.." Teriak Brian melambaikan tangannya ke arah Rinnada.

Gadis itu mengerutkan dahi. Wajahnya tetap imut ditambah gulungan rambut dengan tusuk konde yang dibelikan Brian.

"Kau ini! Dia kan, jadi malu kau teriak begitu". Andre menepuk keras bahu Brian. Melihat ke arah Rinnada yang wajahnya memerah karena malu melihat teman-temannya ikut tertawa.

"Malu kau bilang?Justru dialah yang memintaku memanggilnya begitu! Dasar kau, tidak tahu apa-apa!" Gerutu Brian.

Brian menghampiri Rinnada. "Ayo, ikut aku".

Rinnada mengerutkan dahi. "Kemana? Aku ada kelas sebentar lagi".

"Masih ada satu jam lagi, kan? Ayo ikut". Brian menarik tangan Rinnada. Gadis itu hanya mengikuti.

Mereka duduk di bangku taman kampus.

"Kau cantik sekali pakai itu". Brian melirik gulungan rambut di atas kepala Rinnada.

"Kak Ian tahu dari mana aku ada kelas satu jam lagi?" Tanya Rinnada mengabaikan pujian Brian.

"Hei, aku belum tua. Masih ingat apa yang kau katakan tadi malam".

"Tadi malam?"

"Iya. Aku hanya mau bilang, nanti malam aku tidak bisa datang ke tempat biasa. Karena sore ini aku akan menjemput Papa di Bandara. Dia baru pulang dari luar kota. Jadi mungkin aku akan makan malam bersamanya."

Rinnada mengangguk lambat.

Brian memandang wajah Rinnada. "Kau pucat sekali, Rin. Apa sakit?" Brian memegang dahi Rinnada.

Rinnada menggeleng. Menggenggam tangan Brian.

"Ayo, pergi".

"Kemana? Bukannya ada kelas sebentar lagi?" Tanya Brian heran. Rinnada anak yang rajin. Bahkan sebelum tidur Brian menelpon hanya lima menit saja. Katanya dia sedang banyak tugas. Tapi entah kenapa gadis ini selalu menyempatkan waktu bertemu pukul 7 setiap malam di kafe.

"Aku.. ingin jalan bersamamu, kak."

"Mau bolos?" Brian terkejut dengan Rinnada hari ini.

Ia mengangguk. "Hari ini saja. Ajak aku keluar. Duduk di taman juga tidak apa. Asal tidak disini."

Brian tidak yakin. Anak segiat Rinnada, bolos?

"Kenapa? Tadi malam saat di telpon tidak mau lama-lama karena sedang belajar dan kumpulkan tugas untuk hari ini, kan?

Rinnada diam sebentar. "Sekali ini saja. Ayolah kak." Bujuk Rinnada.

"Ah, iya. Baiklah. Ayo." Brian akhirnya mengalah dan menggenggam tangan Rinnada berjalan keluar dari kampus.

Mereka pergi dengan taksi. Rinnada ingin jalan-jalan ke kebun binatang. Brian tak habis pikir dengan tingkah imut Rinnada yang merengek seperti anak kecil di dalam taksi tadi.

Kebun binatang tidak begitu ramai karena bukan hari libur.

Rinnada berlarian. Ia sangat senang.

"Ayo kak kesini, lihat ini." Ucap Rinnada bahagia melihat hewan disana.

"Iya, iya sebentar." Brian sangat senang dengan riangnya Rinnada. Mungkin dia terlalu stres karena tugas kampus, pikir Brian.

Setelah letih kesana kemari. Mereka istirahat disalah satu bangku taman. Rinnada melepas ikatan rambutnya dan menyimpan kondenya kedalam tas sampingnya.

Brian datang membawa dua gelas minuman. Ia menyerahkan lemon tea dingin kepada Rinnada.

"Apa ini?" Tanya Rinnada melihat botol minuman yang di pegang Brian.

"Lemon tea. Kesukaanmu". Ucapnya ringan. Namun botol itu belum diterima Rinnada. "Kenapa?"

Rinnada menggeleng. Dia mengambil minuman itu.

"Kakak minum apa?"

"Air putih dingin". Brian menenggak minumannya.

"Aku mau". Rinnada meraih botol di tangan Brian dan meminumnya.

"Sayang, itu bekasku. Aku bisa membelikannya untukmu". Ujar Brian yang terkejut dengan apa yang Rinnada lakukan.

"Kenapa?" Rinnada menoleh ke arah Brian.

"Bukannya kemarin malam bilang tidak suka berbagi minuman walau dengan orang terdekat sekalipun?"

"Benarkah?" Rinnada tersenyum. "Aku tidak ingat mengatakan itu." Ia menenggak lagi minuman tepat di tempat tadi Brian minum.

"Apakah tugasmu terlalu berat?" Tanya Brian yang melihat aneh ke arah Rinnada.

Rinnada menghela napasnya.

"Setelah mengenalmu, aku jadi malas sekali belajar".

Mendengar itu, Brian langsung tertawa. "Jadi, apakah aku menjadi racun untukmu?"

Rinnada tidak menjawab. Dia meletakkan kepalanya di bahu Brian.

"Apa kakak benar-benar menyayangiku?"

"Aku sudah jatuh cinta padamu, Rinnada". Brian memiringkan badannya, lalu memeluk Rinnada yang sedang bersandar di bahunya. Ia membelai rambut bergelombang Rinnada.

Pelukan Brian di balas hangat oleh Rinnada. "Kalau begitu, bisakah aku meminta tolong?" Rinnada mengadahkan wajahnya menghadap brian.

"Katakan".

"Bisakah kakak menghafal wajahku?"

Brian melihat wajah Rinnada yang berada di dekapannya. Sangat dekat. Bahkan ia bisa merasakan napas Rinnada.

"Aku sudah sangat menghafalnya". Ucap Brian yang memandang lekat-lekat wajah cantik kekasihnya.

Rinnada menggeleng. "Lihatlah dan hafalkan".

Brian memandang wajah Rinnada. Membelai pipinya. Jantungnya kini berdebar. Rinnada yang ia cintai kini berada di dekapannya. Jarak wajah mereka sangat dekat. Bahkan mungkin, debaran di hati Brian dapat dirasakan oleh Rinnada.

Brian semakin merapatkan wajahnya. Ia sudah tidak mampu menahan lagi. Brian memiringkan wajahnya. Meletakkan tangannya di leher Rinnada. Ibu jarinya menyusuri bibi Rinnada. Perlahan menyentuh bibir kecil kekasihnya dengan bibirnya. Ia dapat merasakan Rinnada yang membalas kecupannya dengan lembut. Mereka melakukannya cukup lama. Sampai Brian mengangkat kepalanya. Melihat mata Rinnada yang mulai terbuka.

Brian menelan ludahnya. Memperhatikan wajah kekasihnya lagi. Ia mengusap-usap lembut pelipis Rinnada. Lalu memeluknya, merapatkan tubuh Rinnada dengan tubuhnya. "Aku benar-benar mencintaimu, Rinnadaku sayang".

Mendengar itu, Rinnada memendamkan wajahnya di dada Brian dan membalas erat pelukan Brian.

Bersambung....

(Gambar ilustrasi diambil dari P*nterest)

1
Cana Galak
Luar biasa
Cana Galak
Lumayan
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
yg menghancurkan rumah tangga mu bkn dinnara atau siapapun itu tpi dirimu, dirimu sendiri yg menghancurkan itu
Gesuriwati Damiri
Biasa
Gesuriwati Damiri
Buruk
Pingkan Tumbuan
kayak muter2 ceritanya
Elok Pratiwi
cerita yg burukkk ... alur cerits yg ga jelas ... apa yg msu diceritakan ....
Ooem Ummiyati
Kecewa
Ooem Ummiyati
Buruk
zahra ou
gila ja sendiri gk usah bawa temen, ntar tk lapori sama pak pur. polisi baik yg suka giring org model kamu buat dsembuhin
zahra ou: biar joged asolole tak dung dung
total 1 replies
zahra ou
mampus lu
cow gk tahu diuntung
Amilia Indriyanti
jangan biarkan kemungkaran terus merajalela.... 💪💪💪💪💪💪
Amilia Indriyanti
aku paling seneng sama perempuan tegas seperti ini
cinta semu
ngebut baca ny ...Sampek lupa piring dari pagi belum di cuci😁😂next thor
cinta semu
Rinnada itu sakit parah loh....benar kata dokter Revi ...😁😂ichhh....serem
cinta semu
pelakor ny ngamuk gaess 😂😁hancur semua barang2...
cinta semu
baru baca dah nyesek Thor...😢apalagi zaira yg baca hasil tulisan di kertas itu ya.... penasaran 🤔🤔
Npy
klw aku..akupun akan mengambil keputusan yg sama sprt Zaira🍀😊
Tri Astuti
hahaha
Tri Astuti
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!