andita shena putri terlibat pernikahan rahasia bersama Kairo darel handro di usia mereka yang smaa sama baru menginjak 17 tahun , mereka sama sama memiliki pasangan, bagaimanakah cara mereka mengatasi ikatan pernikahan ini, haruskah mereka mengakhirinya, atau kah mempertahankannya, yuk mampir kalau mau tahu😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mulianah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 Istriku gebetan temanku
"ya itukan terserah shenanya kae, lagian kan darel udah bilang kalau dia ngak ada hubungan apa apa" kata leo
"pokonya ya, darel lo ngak boleh ambil gebetan gue" kata kae menujukkan ekspresi mengancam
darel yang melihat sikap kae yang berubah padanya, tidak tahu harus bagaimana dia memberi tahu kae bahwa shena adalah istrinya
"emm gue ngak bisa janji kae, soalnya kita ngak ada yang tahukan jodoh kita siapa, kalau aku berjodoh sama shena, ya kamu harus Terima" kata darel dengan hati hati, melihat kae yang menarik turunkan dadanya, sepertinya emosi
"pokonya gue ngak akan Terima lo, berjodoh sama shena" kata kae menekan setiap kalimatnya dan pergi dari kantin ingin mencegahnya namun leo menarik tangan darel
leo yang mendengar jawaban darel terkekeh
"leo, kok lo malah ketawa, teman kita lagi ngambek noh" kata darel merasa bersalah pada kae
Leo terkekeh " udah biarin aja, nanti juga nggak ngambek lagi" kata leo santai lanjut makan mie goreng, darel pun hanya mengikuti perkataan leo saja dan melanjutkan makanannya
Sedangkan kae terus berjalan dengan emosi yang tidak reda reda, sampai tidak melihat seseorang didepan nya sedang membawa buku
"ADUUUHHH!!! , ih siapa sih nabrak gue ngak lihat jalan apa" kata ika marah dia ditabrak oleh kae dan dia terjatuh ika mengumpulkan buku paket yang disuruh pak buo "udah nabrak orang, ngak bantuin lagi" omel ika dengan tangannya mengumpulkan buku
"eh sorry tadi aku ngak lihat kamu" kata kae dengan mengulurkan tangannya, ika mendongak dan melihat kae dengan ekspresi kesal pastinya
"gue ngak butuh uluran tangan lo!!" kata ika kembali berdiri dengan mengangkat buku
"sini biar gue bawain bukunya" kata kae ingin mengambil buku buku itu, namun ika tidak ingin memberikannya
"ngak usah gue bisa sendiri, dan ya, kalau jalan lihat lihat, dong, punya matakan gye, badan segede ini lo ngak lihat sama sekali! " omel ika meninggalkan kae yang masih berdiri
Kae membalikan tubuhnya melihat ika yang membelakanginya tidak jauh darinya " gue, tadi kepikiran shena sama darel, maaf" kata kae membuat langkan ika berhenti
"lo emang selalu mikirin shena dan nggak pernah lihat gue di sisi lo" batin ika sedih namun segera mengembalikan ekspresi wajahnya semula dan melanjutkan langkahnya ke kelas
" eh kae lihat ika nggak" tanya Reni dengan memegang plastik gorengan dengan lini yang memegang dua minuman
"oh tadi dia kayaknya mau ke kelas kalian" kata kae, Reni dan lini hanya menggangguk dan pergi
"kok lo berubah sih sama gue ika, lo nggak kayak ika yang gue kenal satu tahun lalu" batin kae sedih melihat sikap ika padanya
"kae tungguin kita" teriak darel tidak jauh dari mereka
kae yang melihat darel segera pergi ke kelas
"KRRIIIING" bel masuk
Selama pelajaran di mulai sampai pulang kae sama sekali tidak menghiraukan darel bahkan darel sudah bebrapa kali mengajak kae ngomong sampai di tegur guru
Sampailah pulang sekolah
di lapangan menuju parkir
"darel pulang yuk" kata shena di dekat darel, kae yang melihat itu segera berdiri di antara mereka
"shena pulang ama gue aja, pakek mobil" kata kae melirik tidak suka pada darel, karena kae tidak tahu darel memiliki mobil maupun apartemen yang dia tahu darel hanyalah anak beasiswa dari kampung namun tidak dengan leo, leo juga berasal dari kampung yang sama dengan darel namun tidak menyembunyikan latar belakang nya dan selalu memakai barang mewah
Shena melirik ika, lini dan reni
"tumben lo mau pulang sama darel" tanya lini memicingkan matanya
"jadi lo mau pulang sama siapa shena" tanya ika dengan suara lembut
Kae menatap ika namun ika tidak menatapnya dan hanya menatap shena, shena yang merasa canggung melihat situasi ini hanya melihat ika, kae dan darel bergantian
"emm darel lo ngak keberatan kan gue nebeng ke lo lagi" kata shena menatap darel, semua mata menatap darel, darel menatap kae, merasa tidak enak
" eee shena, lo pulang sama kae aja" kata darel
shena melotot kan matanya, dan cemberut, ekspresi itu sangat menggemaskan bagi kae, namun sangat mengerikan bagi darel
Shena menatap ika dan menggandeng tangannya "ya udah gue pulang sama ika aja" kata shena kesal dan menarik ika, diikuti oleh Reni dan lini mereka berdua saling tatap sama sama bingung
"kenapa ngak pulang sama shena, darel, kalau datengnya bareng, pulangnya harus bareng dong" kata leo
"eh tadi kebetulan aja ketemu di jalan, terus motor yang biasanya di pakek kemalingan, ya jadi gue kasihan makanya gue pungut"kata darel
Leo tertawa mendengar penjelasan darel, kae yang mendengar itu pun ikut menyahut " lo bisa bilang ke gue, kalau gitu, kan gue bisa berangkat bareng shena darel" kata kae, mendengar kae menyahuti perkataan nya darel senang
"ya gue kan ngak tau kae, lagian pikiran gue ngak kesitu" kata darel merangkul kae berjalan menuju parkiran
"lah gue ditinggalin nih he dasar bocah" kata leo menyusul kae dan darel
"tapi serius ya lo ngak suka sama shena" kata kae
"iya" kata darel ragu ragu dan menaiki sepeda nya
kae membuka jendela mobilnya "gue duluan ya" kata kae dan diangguki darel,
"gue juga duluan yah " kata leo menaiki motor nya
"oke" kata darel
Akhirnya kedua temannya itu sudah pergi sekolah pun sudah sepi
Sedangkan shena masih kesal terus saja menggandeng ika tidak berniat melepaskannya
"lo kenapa kesal, ngak pulang sama darel" kata ika
"ngak gue cuman kesal tadi, pas dia bilang gue dipungut dijalanan, emang nggak ada kalimat yang pas apa" kata shena
"tumben, bisanya lo b aja, di gituin bahkan ya darel pernah ngomong lebih dari itu, lo ngak pernah sekesel ini" kata Reni di angguki oleh lini
" heh gue juga ngak tahu kenapa gue kayak gini" kata shena melepaskan gandengannya membuat ika mempererat gandengannya
"ya mungkin lo, udah ada rasa sama dia" kata ika
Shena melepaskan gandengannya dan mengangkat kedua tanganya, dan menggeleng "ngak, ngak mungkin ika, masa cuman seminggu aja aku langsung suka sama dia " kata shena ceplos
"APAAAAH!!!! " teriak mereka dan shena menutup kedua kupingnya
ika dan lini, Reni yang mendengarnya kaget
"oh my god, jadi lo ilang selama seminggu, lo sama darel, seminggu" kata Reni di angguki oleh lini dan ika jiwa kepo mulai meronta ronta
Shena yang keceplosan pun menepuk kepalanya
"cerita ngak sama kita, apa yang sebenarnya terjadi" kata lini
"hmm betul ceritain, sumpah gue kepo banget" kata Reni
"gue juga" kata ika
Shena menatap mereka
"gueeeee
Semangat nulisnya ❤️❤️❤️