NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 11

Zidan melangkah dengan perasaan marah yang menggemuruh. ia menuju tempat pengawasan cctv di rumah sakit itu.

setelah tiba, ia langsung meminta rekaman cctv yang ada dilantai 4 kamar rawat Dirga berada.

direkaman cctv itu, seseorang yang berpakaian perawat menghampiri pengawal Zidan yang sedang berjaga di depan kamar rawat Dirga.

perawat itu menawarkan mereka minuman dan tanpa rasa curiga sekalipun mereka menerima minuman itu dan meminumnya.

perawat itu pergi meninggalkan mereka. para pengawal itu terlihat menguap hingga akhirnya mereka tertidur.

perawat tadi datang menghampiri mereka namun ia membawa seorang temannya. mereka masuk ke dalam dan keluar lagi dengan membawa Dirga yang tidak sadarkan diri di kursi roda.

kemudian mereka melihat cctv di parkiran. Dirga dimasukkan ke dalam mobil dan mereka meninggalkan rumah sakit.

nomor plat mobil terlihat, segera Zidan menghubungi semua pengawalnya untuk mencari mobil itu.

📞 Zidan

segera lacak nomor mobil yang sudah aku kirim. temukan mobil itu bagaimanapun caranya

📞pengawal

baik bos

"aaaggghh....kurang ajar"

braaakkk....

Zidan menendang meja di dalam ruangan itu, mereka yang berada di dalam tidak berani untuk bicara

"bisa-bisanya rumah sakit sebesar ini, harus terjadi hal yang seperti ini" ucap Zidan marah

"maafkan kami pak, ini kelalaian kami"

"memang ini kelalaian kalian, aku akan tuntut rumah sakit ini, kalau perlu akan aku tutup sekalian. dasar tidak berguna"

Zidan pergi dengan amarahnya, ia menuju parkiran dan masuk ke dalam mobilnya meninggalkan rumah sakit.

"apa Dirga hilang...?" ayah Adnan kaget

"maafkan aku mas, aku lalai menjaganya" Zidan tetunduk

"bagaimana bisa Zidan, bukankah pengawalmu menjaganya...?"

"itu dia mas. mereka menggelabui pengawalku dengan memberikan mereka obat tidur"

"ya Allah Dirga, kamu dimana nak" ayah Adnan mengusap wajahnya dengan kasar

"siapa yang tega melakukan ini, apakah kamu punya musuh...?" tanya ayah Adnan

"aku tidak mempunyai musuh, tapi kecurigaan ku sepertinya mereka adalah musuh mas Burhan"

"bagaimana kalau yang menculik Dirga adalah yang telah membantai mereka 4 tahun yang lalu. kalau itu benar berarti Dirga sekarang dalam keadaan bahaya" ucap ayah Adnan

"aku akan berusaha untuk menemukannya mas, aku janji"

"iya, kamu harus menemukannya bagaimanpun caranya" ucap ayah Adnan

*****************************************

"gue senang akhirnya kak Bima bisa pulang dengan tenang" ucap Leo mengunyah makanannya

sekarang ini, mereka berada di warung makan. saat diperjalanan pulang karena merasa lapar akhirnya mereka memutuskan untuk mengisi perut yang sudah demo minta di isi.

sebenarnya ibu Hilda menawarkan mereka untuk makan terlebih dahulu, apalagi hari sudah sore. namun mereka menolak karena tidak enak hati harus merepotkan ibu Hilda.

mereka berpikir, ibu Hilda butuh istirahat karena baru saja mendengar kabar duka atas kematian anaknya, pastinya ia sangat terpukul. mereka tidak ingin menambahkan beban dengan memasak untuk mereka bertiga.

setelah mereka melaksanakan sholat ashar di rumah ibu Hilda, mereka berpamitan untuk pulang.

"iya, dan semoga ibu Hilda tidak terlalu larut dalam kesedihan" timpal Vino

Leo dan El manggut-manggut mendengar perkataan Vino

"ngomong-ngomong ya Le, berarti setelah ini kita nggak akan lagi melihat yang namanya setan lagi kan...?" tanya Vino

"hummm, kak Bima kan udah pergi. berarti sekarang kita aman" jawab Leo

El yang sedang menikmati makanannya, di sudut matanya ia melihat seseorang sedang duduk dipojokan. saat ia melihatnya, seorang nenek tua sedang duduk sendiri dengan tatapan sayu terus memandang ke luar.

ramai pembeli di warung makan itu namun mereka seakan tidak menghiraukan nenek tua itu. El masih saja terus menatap nenek itu.

"El" panggil Leo namun tidak dijawab

"El-Syakir" panggil Leo lagi

"eh iya, ada apa...?" tanya El

"gue yang harusnya nanya ada apa. elu dari tadi diam saja dan terus melihat ke arah sana. memangnya elu liat apa sih...?" Leo berbalik melihat ke arah yang dilihat El namun ia tidak menemukan apa-apa di sana selain kursi dan meja.

"gue liat nenek itu, yang ada dipojokan sana" tunjuk El dengan tangannya

"mana, gue nggak liat apa-apa" ucap Leo

"buta banget sih lu. itu nenek yang duduk sendirian dipojok sana" ucap El

"nggak ada El, gue nggak liat ada nenek-nenek di sana. coba deh Vin, elu liat. emang ada nenek-nenek di sana...?" ucap Leo

Vino yang tadinya tidak menghiraukan mereka, kini ikut melihat ke arah yang ditunjuk Leo.

"nggak ada, gue nggak liat ada nenek-nenek" ucap Vino

"tuh kan, halu nih lu kayaknya" ucap Leo

"tapi tunggu. elu benaran liat ada nenek-nenek di pojokan sana...?" tanya Vino dan El mengangguk

"elu liat sementara kami berdua nggak liat. apa jangan-jangan itu....s-setan" ucap Vino gagap

saat Vino menyebut setan, seketika nenek itu melihat ke arah El yang juga sedang melihatnya. tatapan mata mereka bertemu. tatapan nenek itu, tajam menusuk dan El seakan tidak sanggup berpaling dari matanya.

dua orang pengunjung datang. mereka lebih memilih duduk dipojokan yang dimana ada nenek itu di tempat itu. saat satu orangnya duduk, ia duduk pas ditempat duduk nenek itu dan dirinya tembus tidak mengenai nenek itu.

melihat itu, El mulai merasa tidak nyaman. nenek itu sekarang tetap menatapnya, bahkan ia tersenyum kepada El.

"kalian benar" ucap El

"apanya yang benar...?" tanya Leo dan Vino

"dia bukan manusia. cepat pergi dari sini"

El segera beranjak dari duduknya diikuti Leo dan Vino. bahkan makanan mereka belum habis, namun mereka harus pergi. mereka membayar terlebih dahulu kemudian keluar dari warung makan itu.

saat berada di luar, seseorang memanggil mereka namun hanya El yang dapat mendengarnya.

"cu" panggilnya

El menoleh dan ia mendapati nenek yang tadi sedang berdiri tidak jauh dari mereka.

"astagfirullahaladzim" El langsung menoleh ke tempat lain

nenek itu wajahnya pucat, rambutnya berantakan dan sebelah wajahnya hancur.

perlahan ia berjalan mendekati mereka dengan kaki yang pincang dan berdarah.

"ayo cepat pergi dari sini, cepat" teriak El

"elu kenapa sih, elu liat nenek yang tadi...?" tanya Leo dan El mengangguk

"dia benaran setan ya...?" tanya Vino dan El mengangguk cepat

nenek itu semakin dekat saja dengan mereka. El mulai histeris dan berteriak agar mereka segera meninggalkan tempat itu.

"cepatan Le, ayo cepaaaat" teriak El

Leo dan Vino segera menyalakan motor mereka dan meninggalkan tempat itu tepat saat tangan nenek itu hampir meraih lengan El.

"tolong nenek" nenek itu melihat kepergian mereka

"gimana El, dia ngikutin kita nggak...?" tanya Leo

El melihat disekelilingnya, apakah nenek tua itu mengikuti mereka. El bernafas dengan lega, saat tidak melihat sosok nenek tua itu.

"aman Le aman" jawab El

mereka terus saja membelah jalan raya. namun sangat disayangkan, langit yang tadinya cerah kini berubah hitam.

tiba-tiba saja langit menjadi mendung, sepertinya hujan akan segera turun.

rintik-rintik hujan mulai turun, setetes demi setetes dan kemudian berganti dengan derasnya hujan yang akan membasahi bumi.

mereka harus segera berteduh, jika tidak tentu saja tubuh mereka akan basah kuyup.

untungnya di dekat mereka ada sebuah rumah yang sangat besar, disitulah mereka berteduh dari guyuran hujan.

"malah hujan lagi, sepertinya kita akan kemalaman sampai di rumah" ucap Leo yang memeluk tubuhnya sendiri karena kedinginan

"apa perlu kita bertamu di rumah besar ini, supaya kita bisa masuk ke dalam...?" tanya Vino yang sedang memperhatikan rumah megah itu

rumah mewah dan megah adalah hal yang biasa untuk Leo dan Vino, karena mereka juga dari keluarga yang berpunya.

rumah megah itu, sama besarnya dengan rumah mereka, lebih tepatnya rumah orang tua mereka.

berbeda dengan El yang hidup sederhana, namun ia tidak begitu mengangumi rumah itu karena baginya semuanya sama saja. baik rumah besar atau kecil, keduanya adalah tempat seseorang untuk beristirahat.

"sepertinya nggak ada orangnya deh, lihat kan pagarnya saja nggak ada yang jaga dan dengan bebasnya kita bisa masuk" ucap Leo

"masa rumah sebesar ini nggak ada penghuninya sih" timpal El

hujan semakin deras saja, bahkan belum ada tanda-tanda akan reda. mereka bertiga sudah sangat kedinginan, apalagi mereka tidak mempunyai jaket untuk menghangatkan tubuh.

tidak lama sebuah mobil mewah datang, ia parkir di tempat parkiran mobil dan seorang laki-laki menghampiri mereka bertiga.

"kalian siapa...?" tanya laki-laki itu

"mohon maaf paman, kami bertiga numpang berteduh sebentar sembari menunggu hujan reda" ucap El

laki-laki itu melihat mereka yang sedang menggigil, ia merasa kasihan kepada ketiga remaja itu.

"ayo masuk" ajak laki-laki itu

mereka bertiga saling pandang, entah apa yang mereka pikirkan

"ada apa, kalian tidak ingin masuk ke dalam...?"

"paman tidak akan berbuat jahat kepada kami kan...?" tanya Leo

"memangnya wajah paman ini tampang seperti penjahat...?"

ketiganya menggeleng tidak membenarkan pernyataan itu

"terus...?"

"serius paman, kami bisa masuk...?" tanya Vino

"tentu saja, kalau tuan rumah sudah mengizinkan. ayo masuk, diluar dingin. kalian bisa sakit" jawabnya

pintu dibuka dan mereka dipersilahkan masuk ke dalam.

rumah mewah itu terlihat sepi sekali seperti tidak berpenghuni.

"Bi Rumi...bibi"

seorang ibu yang sudah tidak muda lagi tergopoh-gopoh menghampiri majikannya.

"saya tuan"

"tolong buatkan minum untuk mereka ya. minuman yang hangat dan juga apakah bibi sudah masak...?"

"sudah tuan, mau bibi sediakan sekarang makanannya...?"

"nanti saja, aku mau mandi dulu. tolong buatkan minum untuk ketiga tamuku"

"baik tuan"

bibi Rumi pergi ke dapur untuk membuatkan minum tamu majikannya.

"duduklah, paman mau ke atas dulu untuk bersih-bersih. jangan sungkan"

"terimakasih paman" ucap mereka bertiga

laki-laki itu menaiki anak tangga menuju lantai atas. mereka bertiga duduk di sofa yang empuk lagi nyaman.

hanya beberapa menit bi Rumi datang membawakan mereka minuman jahe campur gula merah dan juga cemilan sebagai pelengkapnya.

"silahkan den diminum" ucap bi Rumi

"terimakasih banyak Bi, maaf sudah merepotkan" jawab El

"sama sekali tidak. kalau begitu bibi tinggal ke dapur ya"

"iya Bi, silahkan" ucap El

Vino segera menyeruput minumannya.

"aah...pas sekali dingin gini minumnya jahe, tubuh langsung hangat" ucap Vino

El dan Leo pun menyeruput minuman mereka. beruntung pemilik rumah adalah orang baik dan mereka dipersilahkan masuk, kalau tidak mungkin mereka akan membeku diluar sana.

"kalau hujan seperti ini, bisa-bisa kita nggak bisa pulang" ucap El

"kalau kalian tidak bisa pulang, kalian bisa tidur di sini" ucap laki-laki tadi yang baru saja datang

"terimakasih paman, tapi kami akan tetap pulang meski hujannya tidak reda" ucap El

"kalian yakin akan pulang hujan-hujanan, apalagi sudah menjelang malam. rawan kecelakaan karena jalanan licin" ucapnya

"sepertinya gue nggak yakin deh, gue kan nggak bisa mandi hujan, kalian tau itu" ucap Vino pelan namun masih didengar oleh laki-laki itu

"tuh kan, teman kalian tidak bisa terkena air hujan. jangan khawatir, paman orang baik. paman tidak akan berbuat jahat kepada kalian" ucapnya

"oh ya kalau boleh paman tau, siapa nama kalian...?"

"aku Vino paman, dan ini El terus yang satunya Leo" jawab Vino

"nama kalian bagus. perkenalkan nama paman, Zidan" ia tersenyum hangat

ya, laki-laki itu adalah Zidan. beruntung mereka bisa berteduh di rumah orang sebaik Zidan.

"melihat kalian bertiga paman jadi teringat keponakan paman" ucap Zidan

"memangnya keponakan paman dimana sekarang...?" tanya Leo

Zidan menghela nafasnya berat, ia jadi khawatir dengan keberadaan Dirga sekarang.

"dia diculik dan masih dalam keadaan koma" jawab Zidan

"diculik, kenapa bisa...?" tanya El

"entahlah, paman juga tidak tau. semoga dia baik-baik saja" Zidan menyandarkan tubuhnya di sofa

adzan magrib berkumandang, ketiga remaja itu meminta izin untuk sholat magrib. tentu saja Zidan mengizinkan, Lagi pula dirinya juga akan sholat. mereka sholat berjamaah di tempat yang telah disediakan khusus untuk beribadah kepada sang pencipta.

hujan masih setia turun membasahi bumi, seakan enggan untuk berhenti.

setelah sholat isya, Zidan mengajak mereka untuk makan malam, dan tentu saja mereka mengiyakan.

karena hujan belum juga reda, akhirnya mau tidak mau mereka menerima usulan Zidan untuk menginap di rumahnya.

ceklek.... pintu kamar dibuka

"masuklah" ucap Zidan

mereka semua masuk ke dalam kamar yang sepertinya pemiliknya adalah seorang lelaki.

"ini adalah kamar keponakan paman, kalian bisa tidur di sini malam ini"

"keponakan paman laki-laki...?" tanya Vino

"iya" jawab Zidan

"kalau begitu paman tinggal dulu"

"terimakasih banyak paman" ucap mereka bertiga

"sama-sama, sekarang kalian tidurlah. kalian pasti lelah"

Zidan meninggalkan mereka menuju kamarnya.

mereka bertiga menghubungi keluarga masing-masing mengabari bahwa mereka baik-baik saja dan sedang menginap di rumah teman karena tidak bisa pulang lantaran hujan.

ayah Adnan dan ibu Arini merasa resah El belum juga pulang. ayah Adnan pikirannya kacau karena Dirga diculik dan sekarang El juga tidak ada kabar. namun saat El menghubungi mereka, perasaan mereka menjadi lega, meskipun perasaan ayah Adnan masih dilanda kekhawatiran atas keselamatan Dirga.

1
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Mey Ana: bagus ceritanya....seru....
total 1 replies
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!