Lea seorang gadis belia berusia Enam belas tahun. Yang Terpesona dengan Seorang CEO yang dingin dan pemarah.
Berawal dari tugas Lea yang harus magang di kantor sang CEO.
Rasa kagum dan suka Lea berubah benci saat CEO itu mempermalukan dirinya. Hingga Lea memilih mundur dan pergi.
Gerald sang CEO baru menyadari setelah gadis centil itu tidak lagi terlihat di kantor nya.
Gerald sangat terkejut ketika tau siapa Lea sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tyara Lantobelo Simal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara Gara Kopi
Gerald merasa kesal saat meeting tadi, sikap Lea pada nya biasa saja.
Sedikit pun tidak ada perhatian nya untuk Gerald,gadis itu benar benar sudah tidak mengenalinya.
Hari menjelang malam ketika Gerald sampai di apartemen Lea.
Namun apartemen itu kosong tak ada penghuninya.
Lea tidak lagi tinggal di sana dia sudah pulang ke rumah orang tuanya.
Akibat kenakalan nya Lea kini mendapat pengawasan yang ketat dari kedua kakak laki-lakinya.
Gadis itu tidak lagi sebebas dulu kemanapun dimanapun dia selalu dikawal.
Gerald menuju tempat tinggal My LeGaCy, nihil kedua temannya itu mengatakan bahwa Lea telah pulang ke rumah orang tuanya.
Gerald sendiri tau di mana rumah orang tua Lea, tapi untuk pergi ke sana itu tidak mungkin.
Tidak kehabisan akal Gerald kembali mendatangi sekolah Lea keesokan harinya.
Semua murid menjerit histeris melihat cowok tampan yang datang ke sekolah mereka.
Tapi tidak bagi guru guru nya.
Mereka sudah tidak asing lagi dengan Gerald, kapten basket idola sekolah mereka dulu.
Gerald yang lebih di kenal dengan nama Mario di sekolah ini, Lelaki itu melangkah dengan wajah datarnya, bersama Dandy di sampingnya.
Melewati koridor untuk bisa sampai di ruang kepsek.
Gadis gadis yang berpapasan dengan nya melongo kaget, ada cowok setampan artis yang berkunjung ke sekolah mereka.
Mereka berteriak histeris.
"Mau dong jadi pacar nya, simpanan juga boleh, apa aja deh yang penting bisa dekat dengan nya" kalimat kalimat tidak penting yang sempat terlontar dari gadis gadis itu.
"Selamat pagi pak?!" Gerald Menyapa kepala sekolah ketika langkahnya memasuki ruangan kantor kepala sekolah.
"Pagi Rio, apa kabar?" kepala sekolah menerima uluran tangan Gerald.
Gerald berjabat tangan dengan mantan kepala sekolah nya ini.
Tanpa membuang buang waktu Gerald mengutarakan maksud tujuan kedatangannya ke sekolah ini.
Dia meminta pihak sekolah untuk menempatkan Lea kembali magang di kantor nya, sesuai kesepakatan dan peraturan yang berlaku.
Gerald merasa puas ketika pihak sekolah menyanggupi permintaan nya.
Lea akan mendapatkan sangsinya bila melanggar peraturan yang telah ditetapkan.
Lea dengan terpaksa kembali menyelesaikan tugas magangnya sesuai dengan laporan dan permintaan nya untuk magang di kantor pilihan nya.
Hari ini Lea kembali ke kantor Gerald tapi dengan perubahan sikap nya yang membuat Gerald makin penasaran.
Lea tidak mempedulikan bos badai nya itu, dia memilih lebih banyak diam.
Tidak seperti biasanya dia akan mengomel bila melihat ruangan yang kotor, berkas yang berantakan. meja yang berdebu, AC ruangan yang terlalu dingin.
"Benar benar Badai, ruangan nya sampai berantakan seperti ini" gumam Lea.
Mau tak mau dia harus merapikan seisi ruangan yang memang sengaja di buat berantakan oleh Gerald.
Itu hukuman untuk Lea karena sudah membuat dirinya kesal.
"Isss,,,,ni kantor apa kapal pecah sih?! ruangan ini sudah seperti kapal yang diterpa "Badai"hancur dan berantakan" Lea mulai mengomel yang sempat di dengar Gerald.
Boss badai nya itu tidak peduli dengan Omelan Lea yang terdengar pelan pelan.
Gerald memilih sibuk dengan benda canggih di hadapannya.
"Tolong buatkan aku kopi" titah nya pada Lea.
Lea tidak peduli dengan perintah bos badai nya ini, dia lebih sibuk merapikan ruangan yang mulai terlihat rapi dan bersih lagi.
"Milea?!" pekik Gerald.
Lea terkejut memegangi dadanya suara Gerald benar benar membuat dirinya terlonjak kaget.
"Astagfirullah..! dasar badai" Lea melotot padanya.
Sabar Lea sabar,,, berapa hari lagi tugas mu akan selesai di kantor badai ini.
"Buat kan aku kopi" perintah nya dingin.
Tanpa suara Lea mengerjakan apa yang di perintahkan bos badai nya.
Akal licik Lea mulai berjalan dia ingin mencampur minuman bos nya ini dengan garam. Tapi akal sehatnya melarang untuk tidak melakukan hal konyol itu.
"Jangan Lea! jangan lakukan hal itu, jangan tinggalkan kesan buruk di kantor ini!"...
Lea tersenyum sendiri dia milirik ruangan pribadi boss nya ini, tampak berantakan.
Entah apa yang dia lakukan hingga kamarnya mirip dengan kapal pecah. memang pantas dia mendapatkan julukan Badai.
"Hei ... apakah kamu sedang tidur di dalam sana?" teriak Gerald.
Lea keluar dari ruangan itu dengan kopi yang mengepul. meletakan di atas meja dengan hati hati, lalu kembali ke meja kerjanya.
"Kamu selesaikan semua berkas ini" Gerald memberikan setumpuk berkas.
Lea mengambilnya meneliti dengan seksama satu persatu semua berkas itu. Lalu mulai mengerjakan tugas yang diberikan bos badai pada nya.
Bukan Lea nama nya kalau dia tidak mampu mengerjakan tugas nya dengan baik.
Tangannya dengan lincah bermain di atas keyboard Laptop nya.
Gerald menatap Lea yang serius mengerjakan tugas yang dia berikan padanya.
Gerald mengakui kecerdasan dan kemampuan kerja Lea yang proposional.
Tidak heran Lea anak orang terkaya nomor satu di kota ini, gadis itu bukan tipe anak manja yang malas.
Kedua orangtuanya memilih beberapa kantor dengan bendera Lawrans Group.
Mereka sudah terbiasa bekerja berkat didikan orang tua nya.
"Bersihkan ruang pribadi Ku itu" perintah nya.
Lea mengumpat kesal, mau tak mau dia harus masuk ke kamar bos badai untuk merapikan segala yang berantakan.
Saat Lea sibuk membereskan ruangan pribadi bosnya, Jenny y yang tiba tiba masuk ke ruangan Gerald.
Wanita seksi itu dengan manjanya mendekati Gerald yang sibuk dengan Laptopnya.
"Sayang?! apakah kamu sibuk? aku mau mengajak mu untuk menemaniku belanja hari ini" suara manja nya membuat Gerald menatap ke arahnya.
Gerald segera meraih remote control dan mengunci ruang yang sedang di bereskan Lea.
Takut kalau Lea tiba tiba keluar dan mendapati Jenny berada di ruangannya.
Gadis bar bar itu pasti akan berulah lagi apalagi Gerald sempat memarahinya demi menolong jenny beberapa waktu lalu.
"Aku sibuk kamu pergi lah sendiri, aku akan mengirimkan kamu uang key?"ujar Gerald tanpa menoleh di kini kembali fokus dengan pekerjaannya.
"Sayang...?! aku maunya kamu temani aku, bukan uang mu!" rengek Jenny.
Padahal dalam hati nya dia tertawa girang, Gerald akan menjadi pohon uang baginya. beberapa pun uang akan dengan mudah dia petik nantinya.
Wanita itu dengan seenaknya meletakkan bokong nya di atas meja. hingga tak sengaja menumpahkan gelas kopi di meja itu.
Sebagian kopi panas itu mengenai pantat nya, akhirnya dia kelabakan kepanasan.
Hal itu membuat kedongkolan Gerald yang tadinya akan marah malah hampir tertawa.
Segera dia berdiri dan mendorong Jenny untuk keluar.
Tangan Jenny yang sibuk mengipas pantat nya meraih tisu dan membersihkannya sebagian roknya yang terkena kopi.
"Sekarang kamu pulang, ganti pakaian mu,lain kali akan ku temani kamu belanja kalau aku tidak sibuk"
posisi Gerald yang memeluknya membuat Dandy yang akan masuk ke ruangan itu terkejut.
"Hei hei,,,! pagi pagi sudah kangen kangenan" ejek Dandy. "Hentikan kegiatan kalian, ada hal penting yang akan aku sampaikan" Dandy malah masuk di tengah keduanya.
Jenny dengan kesal Jenny keluar dari sana tapi sejurus kemudian dia senyum senyum sendiri, akan mendapatkan uang dan puas belanja belanja.
"Kemana Lea nya?" tanya Dandy ketika melihat Lea tidak ada di mejanya.
"Ada di dalam sana lagi beres beres"
"Hati hati jangan sampai menyesal kemudian" kata Dandy cepat.
Gerald yang tidak mengerti arti ucapan Dandy, maksud tujuan nya adalah Jenny.
"Astaga bos! dengan cara apa kalian bermesraan sampai berkas berkas ini ketumpahan kopi begini?" tanya Dandy geleng geleng kepala.
"Apakah kamu bisa diam?!" bentak Gerald.
Gerald sendiri merasa kesal ingin marah karena ulah Jenny semua jadi rusak.
Sementara Lea yang kecapekan membersihkan kamar yang bagai kapal pecah ini memilih untuk tidur di kasur king size nya badai.
Lea tidak tau apa yang terjadi di luar sana, setumpuk pekerjaan yang telah menantikan dirinya.
"Apa yang akan kamu katakan?"
"Sore nanti kita akan ada pertemuan dengan utusan dari Amsterdam" kata Dandy sambil tangannya membersihkan sebagian kopi di meja itu dengan tisu.
"Hebat ya kamu sembunyikan Lea, dan asyik asyik dengan Jenny" sindir Dandy. mulut nya memang tidak bisa diam.
"Sebaiknya kamu pergi sekarang sebelum ku tendang ke luar sana" geram Bos nya ini.
Dandy mendelik lalu segera keluar " jangan lupa bos, nanti sore" kata Dandy lalu menutup pintunya.
Gerald memijit pelipisnya, kepalanya di buat benar benar pusing akibat ulah jenny tadi yang telah merusak sebagian berkasnya.
Entah kenapa dia tidak bisa marah kepada wanita itu. Mungkin karena rasa sayang nya kepada Jenny. perempuan yang menjadi pelarian kekecewaannya terhadap Kiki.
Gerald baru ingat dia sedang mengunci Lea di dalam sana.
Pintu itu perlahan terbuka Lea yang sedang tertidur.
Mata Lea terbuka ketika percikan air mengenai wajahnya.
Gerald yang telah membasahi wajahnya dengan air.
"Ini di kantor bukan di rumah mu, jam kerja kamu malah keasyikan tidur di sini" suara dingin itu membuat Lea tersadar.
Lea bangun merapikan pakaian nya lalu keluar menuju meja nya.
Belum lagi duduk Gerald sudah memberikan perintah.
"Bereskan semua berkas yang ada di Maja ini dan buat yang baru ganti semua yang telah rusak" titah nya.
Mata Lea terbelalak melihat sekian banyak berkas yang rusak terkena tumpahan kopi.
"Apa ada gempa bumi barusan? sampai sampai tumpahan kopi merusak semua ini? pekerjaan ku makin menumpuk! ya Tuhan...! kemarin kemarin aku memohon agar waktu lama berlalu. tapi tidak untuk kali ini, aku mohon agar waktu cepat berlalu biar aku segera pergi dari kantor badai ini".
Melihat banyaknya tumpukan pekerjaan di meja nya membuat Lea merasa pusing.
Hari yang benar benar melelehkan kan membuat Lea harus kerja ekstra. Bahkan Lea memilih untuk Lembur sampai sore.
"Rasakan itu akibatnya kalau bermain main dengan ku" Gerald merasa puas melihat Lea yang seharian kerja dari pagi.
"Akhirnya!" desah Lea sambil merentang kedua tangannya. Rasanya begitu capek, buru buru Lea turun, abangnya Harsen telah menunggu nya di parkiran.
*
*
*
* Othor juga capek lho....Beri semangat ya dengan dukungan ya Love❤️❤️❤️
Salam sayang untuk kalian semua.
napa mario mengulang blm tanda tangan berarti tdk sah cerainya
hrs nya klu merasa gitu mario banding kalau tidak terima diceraikan istri
apa nilai hati mario
dua bab dulu kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
aku mampir lagi kak, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
klo Aku mah biasa typo hihihi