NovelToon NovelToon
Dangerous Woman Jesslyn

Dangerous Woman Jesslyn

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Mafia / Balas Dendam / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Pihak Ketiga
Popularitas:5M
Nilai: 4.9
Nama Author: rissa audy

Mengandung konflik 21+ harap bijaklah dalam memilih bacaan!

Ketika kesetiaan dibalas dengan pengkhianatan, saat itu pula wanita akan berubah menjadi mengerikan. Karena sejatinya perempuan bukanlah makhluk lemah.

Begitu pula dengan Jesslyn Light, kehilangan janin dalam kandungan akibat orang ketiga membangunkan sisi lain dalam dirinya. Hingga dia memilih untuk membalas perbuatan suaminya dan meninggalkannya, tanpa menoleh sedikit pun.

Dia lantas pindah ke negara lain, hingga bertemu dengan Nicholas Bannerick dan menemukan fakta pembantaian keluarganya demi kepentingan seseorang.

Bagaimanakah Jesslyn menjalani hidupnya yang penuh dengan misteri?
Mampukah dia membalaskan dendam?

WARNING!!! 21+++
INI BUKAN CERITA ROMANSA WANITA
TAPI KEHIDUPAN SEORANG WANITA YANG MENGUASAI DUNIA MAFIA.
MENGANDUNG BANYAK PSYCOPATH YANG MEMERLUKAN KESEHATAN MENTAL KUAT SEBELUM MEMBACANYA.

JADI JANGAN CARI BAWANG DI SINI!!!
KARENA BANYAK MENGANDUNG ADEGAN ACTION.

Bab awal akan Author revisi secara bertahap agar penulisannya lebih rapi. Namun, tidak mengubah makna dan alur di cerita.

Karya ini hanya fiktif belaka yang dibuat atas imajinasi Author, segala kesamaan latar, tempat, dan tokoh murni karena ketidaksengajaan. Harap dimaklumi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rissa audy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mario dan Maurer

Setelah dokter selesai merawat adik Mario mereka lantas turun. "Aku pergi dulu, jika terjadi sesuatu padanya hubungi aku nanti!"

"Terima kasih, Dokter." Mario membungkukkan setengah badannya.

Dokter lekas pergi dari rumah itu karena tugasnya sudah selesai di sini.

"Kalian makanlah dulu! Makanan sudah siap!" Nenek Amber menata makanan di atas meja.

Mereka duduk di kursi masing-masing, sedangkan Mario masih berdiri belum beranjak dari posisinya karena merasa enggan.

"Duduklah! Apa kau terkena wasir jadi tidak bisa duduk?" Jessi berbicara dengan nada ketus, meskipun aslinya dia hanya menggodanya.

"Emm tidak, Nona." Mario lalu duduk di kursi yang tersedia dengan enggan

"Makanlah! Tenang saja akan aku hitung sebagai utang!" Jessi bercanda sambil mengambil makanannya ke dalam piring.

Jane dan nenek hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Jessi. Dia memenang seperti itu, tahu jika tamu mereka mungkin tidak ingin dikasihani. Jadi, dia mencoba untuk menindasnya.

"Siapa namamu dan adikmu, Nak?" tanya Nenek Amber.

"Saya Mario, Nyonya dan adik saya Maurer," jawab Mario sopan.

"Aku Nenek Amber, mereka cucuku Jane dan Jessi." Nenek Amber memperkenalkan cucu-cucunya.

"Itu bukan nama asli kalian kan?" Jessi mencoba menebak.

Seketika Mario menjatuhkan sendoknya. Apa Nona Jessi mengetahui sesuatu?

"Tak perlu banyak berpikir! Dilihat dari wajah kalian saja aku tahu dari mana kalian berasal. Nama kalian itu ,tidak umum di sana," jelas Jessi mengetahui apa yang dipikirkan Mario.

"Nama asli saya Kim Dae Han, dan adik saya Kim So Young." Mario menundukkan kepalanya karena dia merasa malu telah berpikiran buruk tentang penyelamatnya.

Jessi melihat Mario yang menunduk dengan hal itu, membuatnya tahu pembahasan ini tidak akan berjalan baik. Dia lekas mengubah arah pembicaraan mereka.

"Apa kau bisa bekerja?" tanya Jessi.

Mendengar hal itu Mario pun mengangkat lagi kepalanya. "Bisa, Nona."

"Nenek, bisakah aku meminta tolong siapkan pakaian ganti untuk Mario?" pinta Jane.

Mengetahui arah pembicaraan ini bersifat serius Nenek Amber mengerti hal itu.

"Akan Nenek siapkan, kalian makanlah!" Nenek Amber beranjak dari kursinya lalu pergi ke kamarnya mencari barang yang dapat digunakan Mario nantinya.

"Apa kau sudah ada rencana, mau bagaimana kehidupanmu selanjutnya?" tanya Jessi

Mario hanya menggelengkan kepalanya. "Kami berdua kabur dari perdagangan manusia dan tidak memiliki teman atau saudara di negara ini. Kami juga tak memiliki tujuan di sini dan hanya ingin bertahan hidup itu saja."

"Apa kau bisa bela diri dan memegang senjata?" Jessi menyuap makanan ke dalam mulutnya.

"Tidak, Nona."

"Tidak masalah, Jane bisa mengajarimu, kami akan menampung kalian!"

"Benarkah ini, Nona? Terima kasih, Nona. Terima kasih telah menolong kami." Mario membungkukkan badannya pada mereka berdua. Dia sungguh bersyukur dipertemukan dengan orang-orang sebaik mereka.

"Tapi ini tak gratis."

"Apa yang anda inginkan, Nona? Kami sudah tidak memiliki apa pun di dunia ini," ujar Mario.

"Aku menginginkan nyawamu!".Jessi menatap tajam ke arah Mario.

Mario terkejut mendengar hal itu dia menelan salivanya sendiri dengan susah payah. Apa hidupnya kini berakhir?

"Aku menginginkan nyawamu kalau kalian berkhianat karena aku tak akan berbelas kasih pada para pengkhiana!"

Mario mengangguk paham. Kini dia merasakan kelegaan di dadanya, dia berjanji akan setia pada penolongnya ini.

"Besok belajarlah dengan Jane! Kau akan membantuku menghasilkan pundi-pundi uang untukku nanti dan setelah itu akan aku carikan kau pelatih bela diri. Kelak akan aku tambah latihanmu dengan caraku sendiri. Apa kau keberatan?"

"Tidak, Nona!"

Jessi memang tidak mahir dalam bela diri seperti Jane. Namun, mahir dalam persenjataan tanpa orang lain ketahui. Wanita itu, tidak mungkin menyuruh kakaknya untuk mengajari Mario bela diri, karena Jane sudah terlalu sibuk dengan banyaknya keinginan Jessi dan harapannya kelak Mario mampu berbagi beban pekerjaan dengan kakaknya.

Tak berapa lama nenek datang, dengan membawa setumpuk pakaiam di tangannya. "Ini adalah pakaian mendiang suamiku dulu, baju lama tapi masih bisa dipakai. Gunakanlah untuk pakaian ganti nanti! Untuk adikmu jika sudah membaik, biarlah dia menggunakan pakaian Jessi!"

"Terima kasih, Nyonya."

Nenek hanya menganggukkan kepalanya.

"Pergilah! Bersihkan dirimu, lalu istirahatlah! Kalian gunakan saja dulu kamarku karena di sini hanya ada tiga kamar, aku akan tidur dengan Jane nanti, tak perlu sungkan."

"Tapi Nona ...." Mario menggantungkan ucapanmya.

"Apa dia bukan adik kandungmu hingga kau enggan satu kamar dengannya," goda Jessi.

"Bukan begitu, Nona. Saya hanya merasa tidak enak dengan Anda, saya bisa tidur di kursi saja."

"Lalu kau menyuruhku mengurus adikmu nanti? Dia sedang demam siapa nanti yang akan mengganti kompresnya kalau kau tidur di luar?" Jessi menunjuk Mario dengan sendok di tangannya menunjukkan ekspresi kesalnya.

"Maaf, Nona. Kalau begitu terima kasih sudah mengalah untuk kami," ujar Mario tulus.

"Sudah ku bilang ini tidak gratis, cepatlah belajar agar kau bisa menghasilkan banyak uang untukku!"

"Baik, Nona. Kalau begitu saya permisi dulu!" Mario membungkuk meninggalkan meja makan.

"Pergilah!"

Meskipun, ucapan Jessi banyak yang tidak enak di dengar. Akan tetapi, mereka tahu tujuannya baik. Dia hanya ingin kedua bersaudara itu nyaman selama tinggal bersama mereka.

***

Hari hari berlalu seperti biasa, Jane dan Mario mengurus restoran dan juga pembangunan bukit yang diminta Jessi, sedangkan Maurer setelah sembuh dari sakitnya dia meminta sebuah komputer untuknya bermain.

"Apa yang sedang kau lakukan," tanya Jessi memasuki kamar.

"Ah, Nona, aku hanya sedang bermain." Maurer tetap fokus menatap pada laptopnya.

Jessi melihat apa yang tengah dikerjakan oleh Maurer, jari-jari gadis itu bergerak cepat, mengetik kode-kode yang hanya kaumnya yang saja yang paham akan hal itu.

"Milik siapa yang sedang kau bobol."

"Hanya sarang semut yang kemarin memberikanku kenangan, aku hanya memberinya sedikit kejutan," celetuk Maurer santai.

"I like you, sepertinya aku dapat jackpot kali ini, bau-bau uang bisa aku cium mulai sekarang." Jessi girang membayangkan hal itu, senyumnya mengembang begitu lebar layaknya orang yang memenangkan sebuah lotre.

Maurer tidak menanggapi apa yang diucapkan Jessi, dia hanya fokus pada laptopnya.

"Kau masih remaja, apa kau mau sekolah lagi?"

"Sekolah? Belajar?" tanya Maurer memastikan.

"Tentu saja, kamu pikir sekolah itu piknik!"

"Aku tidak minat, Nona. Otakku tidak akan mampu menangkap apa yang mereka ajarkan? Aku hanya suka bermain-main seperti ini."

"Ya, terserah kau saja, tapi setidaknya belajarlah menembak untuk melindungi dirimu sendiri nanti. Mario tidak mungkin selalu di dekatmu kalau kau dalam bahaya." Jessi lantas merebahkan dirinya di ranjang.

"Baik, Nona, apakah Nona yang akan mengajariku?" tanya Maurer.

"Apa kau ingin aku ajari? Ini tidaklah gratis kau tau itu!"

"Aku tau, apa yang Nona inginkan?"

"Kembangkan bakatmu, itu nanti bisa menghasilkan uang untukku!" Jessi mengeluarkan ponsel dari sakunya, melihat ada berita apa kali ini.

Maurer lalu menekan tombol enter di akhir permainannya. "Baik, Nona. Akhirnya, selesai juga, merepotkan!" Maurer mengangkat kedua tangannya tinggi untuk meregangkan ototnya yang kaku akibat meretas.

Tak berapa lama berita tentang penyelundupan manusia yang diperdagangkan pun heboh muncul ke permukaan membuat Jessi melirik tajam ke arah Maurer.

"Inikah yang kau mainkan tadi!"tanya Jessi.

"Iya, Nona."

"Good job." Jessi menepuk bahu Maurer lalu keluar meninggalkan kamar itu.

To Be Continue..

1
Ciya
Will kau merusak suasana
Ciya
gila si jane
fitriani
semoga nanti pas udh dewasa jessica gak ketemu lagi sama brandon
fitriani
pasti brandon ini anak si rosi dan brian krn bibinya adalah rosa.... wah ternyata jiwa psychopat brian nurun k anaknya brandon buktinya dy yg bunuh penculik itu dgn racun tikus... ngeri....
fitriani
wkwkkwkwwkwk bnr2 y mulut jessica pedas kyk mulut emaknya... bnr2 gak ada lawan
fitriani
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣akibat salah bicara..... burung2 yg harga fantastis harus mati dicekik jayden🤭🤭🤭🤭🤭
fitriani
ini giliran yg muda mulu yg dpt pasangan paman alex dan bibi maria gak kebagian pasangan apa ini🤪🤪🤪🤪🤭🤭🤭🤭
fitriani
good job anna👍👍👍👍👍
fitriani
wah si nata cari mati dy.... dy pikir maurer kelas rendahan... siap2 aja lu jantungan kl taw maurer anak kolongmerat....
fitriani
mario oh mario knp main nyosor aja k bibir anna jadinya banyak kupu2 yg bermetamorfosis kan tuh🤪🤪🤪🤪🤪🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭🤭
fitriani
hadeh tu nenek malah modus aja datang bknnya bnr2 niat mau jenguk cucunya malah bawa misi malapetaka bwt cucunya🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
fitriani
akhirnya annalah yg mencairkan gunung es itu😜😜😜😜
fitriani
wkwkwkwkwwk mario bisa ngelawak jg dy.... pake segala ngancam anna jgn berani bawa kabur benihnya.... emang benih yg mana mario🤣🤣🤣🤣🤣garap lahan anna aja kamu gak berani gmn mau ada benihnya🤪🤪🤪🤪🤪
nenni makadada
Luar biasa
fitriani
untung mario gak turutin bobol anna....
fitriani
jessi knp harus pakai cara murahan gini sih🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
fitriani
perawat modus😏😏😏😏😏
fitriani
kasihan rey.... bapaknya jg dajjal bentak2 anak mulu bisanya
fitriani
andaikan di indonesia aja fasilitas gitu pasti enak.... krn ibu2 muda yg bekerja tetap tenang saat kerja
fitriani
diam dulu nich jgn bikin semuanya jadi lama... berisik🤭🤭🤭🤭🤭willy sumpel dulu itu mulut tuanmu pakai sepatu mu biar diam🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!