Runa seorang gadis cantik yang sudah lelah menjalin hubungan dengan kekasihnya yang posesif memilih mengakhiri sepihak. namun apakah Abi akan membiarkan gadis yang sudah di claim sebagai miliknya lolos dari genggamannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wattped Love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dijenguk Sahabat
Berulang kali runa menghela nafasnya, ia bosan sendirian di ruangannya. Kegiatannya hanya menonton tv atau scroll-scroll media sosial. Ayah dan bundanya sedang pulang sebentar. Tadinya mereka akan pulang bergantian agar putrinya tidak sendirian.
Tapi runa mengatakan tidak papa di tinggal sendiri asalkan ponselnya di kembalikan. Dengan segala bujuk rayunya akhirnya ponselnya kesayangannya kembali ke pelukannya. Sebentar lagi juga ketiga sahabatnya akan datang. Hendra juga menyimpan dua bodyguard yang berjaga di depan pintu. Jadi aman.
Gdubrak
Runa mengalihkan matanya dari tv ke pintu yang tiba-tiba di dorong kuat dari luar. Suara ribut-ribut memasuki Indra pendengarannya. Runa menggeleng-gelengkan kepalanya tak heran dengan tingkah tiga pelaku pendobrakan.
"Awas kita duluan ihh!" Amel mendorong tubuh Roy di pintu.
" Enak aja gue duluan lah!" sewot Roy tak terima di langkahi. Dirinya yang datang duluan kenapa harus mengalah. Siapa cepat di dapat.
" Lo ngalah ngapa sih sama cewek!" ucap Cika menarik kerah baju Roy dari belakang.
" Ogah kalo ceweknya titisan Suzanna kaya lo pada."
Mereka bertiga berebutan masuk ke ruangan runa. Pintu yang hanya muat buat dua orang di paksa menampung tiga kepala. Mereka sama-sama tidak ada yang mau mengalah.
Memang pada dasarnya kedua sahabatnya, Amel dan Cika tidak pernah bisa akur dengan Roy. Entah punya masalah apa mereka runa tidak tau. Roy yang terkenal cool dan memiliki pemikiran yang dewasa akan berubah seperti anak kecil jika di sandingkan dengan Amel dan Cika.
Runa menopang dagunya dengan tangan kanannya. Ia dengan santai menikmati hiburan gratis di depannya. Runa sama sekali tidak berniat untuk melerai. Biarlah nanti kalo capek juga berhenti sendiri.
"Awouu....awouu Run temen lo nih, lepas woyy sakit pea" sentak Roy saat rambut pendeknya di jambak Amel.
" Rasain nih makannya jadi laki ngalah sama cewek!" Amel semakin kuat menarik rambut itu.
" Terus....mel....terus." Cika bertepuk tangan menyemangati Amel.
Akhirnya Roy mengalah, membiarkan dua macam ganas itu masuk lebih dulu. Mulut Roy komat-kamit menyumpah serapaih sahabat runa.bAndaikan mereka cowok udah Roy bogem tuh dua orang. Tapi ia bukan pengecut yang beraninya mukul cewek.
" Bestikuuuu kangennnn." Amel dan Cika menubruk tubuh runa dengan pelukan.
Mereka bertiga berpelukan seperti teletubbies bagaikan tidak bertemu bertahun-tahun. padahal hanya dua hari.
" Dasar cewek." cibir Roy pelan melihat tingkah ketiga cewek itu. Ia memilih duduk di sofa. Tangannya mengusap-usap rambutnya yang terasa perih dan pedas.
Roy menatap miris rambutnya yang rontok akibat Jambakan sadis. Untung tidak botak bisa berkurang tingkat ketampanannya.
" Kok kalian bisa barengan? Atau jangan-jangan kalian janjian yah?" tanya runa setelah pelukannya lepas.
" Sorry ya kita ngga level bareng cowok sok cool itu." bantah Amel menunjuk Roy malas dengan telunjuknya.
" Gue juga ogah ya sama cewek jadi-jadian!" balas Roy sewot.
" APAH LOH BILANG?" teriak Amel berdecak pinggang.
" KENAPA HAH NGGA TERIMA?" tantang Roy dengan wajah songongnya.
" Udah-udah bisa roboh nih rumah sakit dengar teriakan kalian." potong runa yang jengah di mana-mana kalo ketemu kerjaanya ribut mulu.
" Heran kalo deket ada aja yang di ributin. Gue jodohin entar lama-lama lo berdua." imbuh runa.
" Setuju!" ucap Cika semangat empat lima.
" NAJIS!" teriak Roy dan amel barengan.
" Tuh kan kompak banget. Udahlah kalian pacaran aja, gue jamin mel sahabat gue ini orangnya tanggung jawab banget, iya kan Roy?"
" Strowberi mangga lemon sorry gue gamon!" balas Roy mengibas-ngibaskan tangannya seperti abang-abang banci pinggir jalan.
"Hahaha..." runa tertawa mendengar balasan Roy, ternyata sahabat kecilnya masih terjebak di masa lalu.
" Gue juga amit-amit punya pacar kaya dia." balas Amel menatap sinis Roy.
" Hissh.... bisa-bisanya cowok spek ikan cupang jadi mantan ketua OSIS? Curiga gue." Imbuhnya.
" Amit-amit apa imut-imut?" goda Cika tersenyum curiga.
"Terserah, Ini kenapa jadi bahas ngga penting sih."
" Lucu aja liat tingkah kalian, jadi hiburan." balas runa.
" Emang gue topeng monyet apa!" sentak Amel kesal.
" Mirip." balas runa santai.
Mata runa celingak-celinguk mencari sesuatu. Ia memincingkan matanya saat tidak mendapat satu pun makanan atau barang di tangan sahabatnya.
" Serius kalian jenguk orang sakit ngga bawa buah tangan?" ucap runa tak percaya.
Amel dan Cika saling berpandangan lalu terkekeh pelan." Hehe lupa." Keduanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Lo Roy?"
Roy pura-pura sibuk dengan ponselnya. Ia membuang muka agar tidak bersitatap dengan runa. Ia benar-benar lupa karena terlampau semangat ingin mengetahui perkembangan runa.
Sejak di sekolah pun ia tak fokus dengan pembelajaran yang Roy pikiran ingin cepat-cepat selesai dan pergi ke rumah sakit. Bahkan ketiganya masih menggunakan seragam sekolah.
Runa memanyunkan bibirnya sungguh ia tidak percaya dengan ketiga sahabatnya. Bisa-bisanya jenguk orang sakit dengan tangan kosong. Minimal makanan kek atau buah.
" Jangan marah dong, kita beneran lupa suerr." Cika mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membentuk peace yang di angguki kepala Amel cepat.
Runa menghempaskan napasnya pelan. Mau marah tapi ia juga sudah sangat senang di jenguk sahabat-sahabatnya. Meski sedikit kecewa tidak ada makanan yang mereka bawa.
Padahal runa sudah membayangkan berbagai makanan dari luar. ia bosan dengan makanan rumah sakit yang hambar dan pait. Apalagi sayur sup beningnya, runa ingin muntah hanya mencium baunya.
" Janji deh besok kita tlaktir semua makanan kesukaan lo." ucap Cika tak tega dengan raut sedih runa.
Mata runa berbinar mendengar ucapan Cika. Meksipun ia bisa dengan mudah membeli apa saja yang ia mau. Tapi kalo di tlaktir entah kenapa sensasinya jadi berbeda. Ada yang sama?
" Tapi yang ngga pedes." potong Amel.
Bahu runa merosot lemas. Mana enak makan tanpa cabai. Hambar kaya kisah cinta yang baca hehe.
Sedangkan roy merebahkan tubuhnya santai di atas sofa. Kakinya ia taruh di pinggiran sofa sembari menyemil kacang Garuda entah milih siapa yang ia temukan di atas meja dekat sofa.bIa enggan menimpali obrolan ketiga cewek itu. Ujung-ujungnya ia juga yang di salahkan. Emang gini yah susahnya jadi orang tampan. Kalo ngga di rebutin ya di nistain.
Kagak nyambung Juned!
" Btw gimana run, rasanya di gendong mantan?" tanya Cika tersenyum penasaran.
" B aja."
" Ahh...masa?" balas Cika tak percaya.
" Kan gue pingsan ogeb, mana kerasa!" balas runa sembari memasukkan potongan apel di mulutnya. Ternyata ngoceh terus bikin perutnya jadi lapar.
" Ohh iya..iya gue lupa."
" Oon lo." ejek Amel.
" Tapi serius deh, kemarin tuh Abi keren banget tau. Dengan gentle dia gendong lo di depan anak-anak ngga biarin anak lain bantuin lo, pokoknya so sweet banget kaya cowok-cowok yang sering gue baca di novel."
" Semua orang juga kalo pingsan pasti di gendong lah masa di seret." bantah Amel. Ya meskipun ia juga melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana seorang Abi membantu sahabatnya.
Bahkan Abi membentak anak PMR yang berniat ikut membantu mengangkat runa dengan tandu.
" Beda tau. Ini Abi loh cowok dingin dan cuek seantero antariksa!"
" Kenapa lo? Naksir?" tanya Amel curiga.
" Ya ngga lah, ya kali gue jadi pelakor hubungan sahabat gue sendiri." bantah Cika cepat.
" Kalo mau ambil saja, gue ngga level balikan sama mantan." balas runa santai, mulutnya tak selesai-selesai mengunyah satu potong apel.
" Ngga ah bisa mati muda gue, liat matanya aja gue ngga berani." ucap Cika tubuhnya merinding membayangkan tatapan tajam mantan kekasih runa.
" Lebayy." ejek runa perasaan baginya mantannya itu biasa-biasa aja sebelum kejadian di taman belakang sih.
Sekarang runa cukup was-was dengan Abi. Takut mantannya itu berbuat aneh-aneh. Dari sekian banyak mantannya yang menolak ia putuskan baru Abi yang berani mengancamnya.
Biasanya para mantannya hanya merengek dan pasrah ia putuskan. Mereka tetap berhubungan baik meski dengan status yang berbeda. Runa berharap semoga tuhan melindunginya dari laki-laki psikopat macam Abi.
" Ehhh run katanya entar sore Abi mau jenguk lo." timpal Roy tiba-tiba. Ia baru ingat saat mendengar nama Abi di sebut-sebut.
" HAHHH?" kaget runa membulatkan matanya. Runa tidak salah dengarkan, untuk apa mantannya itu datang. Dan sejak kapan sahabatnya itu jadi dekat dengan Abi.