Jangan mengharapkan aku kembali setelah kau menyakiti ku, anggaplah yang kau rasakan sekarang itu karma mu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
....
" Ya Allah aku lupa kalau okta ngajak pergi malam ini." gumam ilham dalam hati.
di rumah okta, dia sangat kecewa, sedih dan menyesal karna sangat berharap banyak dari ilham..
padahal dia sudah dandan dengan cantik dengan make up tipis menjadi kesan daya tarik sendiri.. dia pun menghembuskan nafas kasar..
" huff.. sepertinya aku terlalu berharap padanya." gumam okta dari dalam hati.
ibu wati dan ayah ahmad melihat pun ikut merasa sedih, segera bu wati menghampirinya dan berkata.
" sudah nduk sabar mungkin dia ada urusan lain."
" iya nak kamu juga harus tetap semangat memperjuangkannya jika kamu benar cinta padanya." ucap ayah ahmad ikut menyemangati.
" iya bu ayah, makasih ya sudah menyemangati okta." jawabnya mencoba tersenyum.
" ya udah lebih baik kamu tidur. ini sudah jam setengah 10 malam." suruh bu wati..
" iya bu. okta masuk kamar dulu ya bu, yah." jawabnya seraya berjalan lemas menuju kamar
" liat bu anak mu kalau lagi jatuh cinta persis seperti kamu dulu." canda ayah ahmad pada bu wati saat okta sudah menjauh.
" halah kaya ayah pernah liat ibu kaya gitu saja." jawab bu wati.
" pernah dong kan ayah selalu di dekat ibu waktu itu jadi tau semuanya."
" iya deh iya. udah ah ibu mau masuk kamar mau tidur." ucap bu wati seraya berdiri dari duduknya, tapi saat hendak berjalan tangan nya di tahan oleh ayah ahmad.
" bu nyoba bikin dede yuk buat okta." bisiknya ayah ahmad membuat bu wati meramang
" emang ayah masih kuat. ? entar yang ada malah pinggang ayah kumat ibu jadi repot." ledek bh wati.
" hmm ayo kita buktikan sampai pagi." ucap ayah ahmad, seraya menggendong bu wati. bu wati mencoba berontak karna malu jika di lihat anaknya.
dan benar okta yang ternyata habis ambil minum di dapur pun geleng-geleng melihat tingkah kedua orang tuanya.
namun dia sangat senang jika hubungan kedua orang tuanya selalu harmonis dan masalah demi masalah dapat di lewati dengan kepala dingin, dia juga ingin mendapat jodoh seperti sang ayah yang bisa mengalah dan menyikapi tindakan dengan kepala dingin..
okta pun melanjut kan langkah menuju kamar, dia tidak memperdulikan pesan-pesan yang masuk ke dalam Hp nya. dia membaringkan tubuhnya di kasur yang nyaman, tidak lama menunggu lama dia sudah tertidur..
....
di tempat lain, ilham tiduran di kasur merasa gelisah karna pesannya tidak di balas dengan okta, dia terus membolak-balikkan badannya agar tenang tapi rasa gelisah tidak kunjung reda..
" sepertinya dia marah, baiklah aku akan menemuinya langsung besok pagi, sekalian ajak dia jalan pasti dia tidak berangkat karna hari minggu." gumam ilham
ilham pun meletakkan Hp di samping bantal, agar saat alarm berbunyi dia akan mendengar, pun menutup mata untuk segera tidur, dan beberapa menit kemudian dia sudah tertidur..
....
malam pun berganti pagi. jam menunjukkan pukul 7 pagi sang surya sudah menerangi ibu pertiwi, dengan hamparan angin pagi menerpa wajahnya, ilham melajukan motor dengan pelan menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajahnya..
di dalam rumah okta sedang makan pagi bersama kedua orang tuanya..
" ayah apa mas ilham sering adzan di mushola." tanya okta tiba-tiba
pak ahmad pun tersenyum dan menjawab.
" jarang sih sekarang, dia juga jarang keliatan akhir-akhir ini di mushola mungkin dia sholat di rumah tau di mushola lain, kenapa memangnya." jawab ayah ahmad menyerngint
okta tidak menjawab hanya tersenyum malu-malu, sedangkan bu wati curiga jika laki-laki yang di cintai anaknya adalah ilham pasalnya tidak pernah anak gadisnya menanyakan laki-laki pada ayahnya,
bu wati pun bertanya. " apa semalem yang kamu tunggu nak ilham nduk."
okta yang sedang minum pun tersedak mendengar pertanyaan bu wati..
Uhuk..
Uhuk..
Uhuk..
dia segera menetralkan perasaannya. dan menjawab pertanyaan bu wati dengan gugup..
" bu-bukan bu."
" halah kamu itu udah ketahuan dengan tingkah mu yang barusan, masih saja mengelak, lagian tuh di kening kamu ada tulisannya." jawab bu wati.
dengan cepat okta menutupi keningnya, dan bu wati dan ayah ahmad sontak terbahak dengan kelakuan anak gadis mereka..
Saat sedang asik bercanda ada ketukan pintu dari depan rumah dan beberapa kali ucapan salam, hanya suaranya saja bikin okta salah tingkah..
" sana cepat nduk temui, dan suruh masuk ikut sarapan bareng sana pujaan hatimu.." goda bu wati.
" i-iya bu okta ke depan dulu." jawab okta buru-buru meninggalkan meja makan
" liat yah lucukan anak kita kalau lagi jatuh cinta." ayah ahmad hanya menggelengkan kepala dengan kelakuan istrinya.
.
" ya Waalaikumsalam sebentar." jawab okta seraya membuka pintu.
karna masih kecewa dengan ilham dia pun memasang wajah datarnya tanpa senyum
ilham tau jika okta masih marah padanya dan dia segera meminta maaf pada okta.
" hmm maaf ya kemaren aku ada perlu sama temen ayah jadi lupa." ucap ilham
" ya. ayok masuk aku lagi sarapan di dalam ada ayah dan ibu tenang aja." jawab okta seraya berjalan meninggal kan ilham..
ilham pun segera mengikuti okta dan sampai di meja makan ilham pun melangkah menuju ayah ahmad dan ibu wati.
" ibu, ayah. apa kabar." tanya ilham basa basi sambil mencium tangan kedua orang tua okta.
" Alhamdulillah baik nak." jawab ayah ahmad.
" duduk nak ilham sarapan, okta loh yang masak nasi goreng ini." ucap bu wati dengan melirik okta, ilham pun ikut melirik okta. okta yang di lirik tersenyum dan menunduk malu..
" iya bu makasih, tapi saya sudah sarapan." tolaknya dengan halus
" sudah ndak usah malu. okta ambilkan nak ilham nasinya, hitung-hitung kamu belajar melayani suami nanti." goda bu wati
okta pun malu karna ibunya berkata seperti itu, apa lagi ada ilham di depannya, sebelum okta mengambilkan nasi ilham berkata.
" jangan banyak-banyak dek nasinya takut ndak muat perutku." ucap ilham. Membuat okta menatapnya.
okta menatap ilham dengan tatapan yang sulit di artikan, dari dalam hati dia sangat senang dengan panggilan ilham tersebut, tapi dia malu dengan orang tuanya, bu wati melihat anaknya yang melamun memandangi ilham dengan jahilnya berkata.
" cepat dek itu loh mas mu nungguin, kamu malah melamun ngeliatin dia." ucap bu wati menggoda putrinya.
ilham merasa tidak enak menggaruk kepala yang tidak gatal.. ayah ahmad yang sudah tau ilham orangnya tidak enakan pun menegur istri dengan cara mencubit pelan pahanya, dan segera dia berkata.
" maaf ya nak ilham istri saya emang suka menggoda anak gadisnya." ucap ayah ahmad.
" emang aneh ya yah kalau aku panggil okta adek, kan umur dia tidak jauh sama adek saya safira." jawaban ilham yang ambigu membuat okta berpikir.
" apakah kamu cuma menganggap aku sebagai adikmu mas." gumam okta dari dalam hati
" maaf ya nak ilham ibu udah bikin nak ilham ndak nyaman."ucap bu wati, dia sedikit menyesal dengan tingkahnya.
" ndak apa bu saya juga tau ibu bercanda tadi." jawab ilham santai dan sambil menyantap nasi goreng yang okta ambilkan tadi.
setelah acara makan selsai ilham berkata. " ayah, ibu saya minta izin membawa anak gadis ibu pergi jalan-jalan."
bersambung...