NovelToon NovelToon
Secret Of Paralyzed Husband

Secret Of Paralyzed Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Tukar Pasangan
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Qaeiy Gemilang

Hi hi haaayyy... selamat datang di karya kedua akuu... semoga suka yaaa 😽😽😽

Audrey dipaksa menggantikan adiknya untuk menikah dengan seorang Tuan muda buangan yang cacat bernama, Asher. Karena tuan muda itu miskin dan lumpuh, keluarga Audrey tidak ingin mengambil resiko karena harus menerima menantu cacat yang dianggap aib. Audrey yang merupakan anak tiri, harus rela menggantikan adiknya. Namun Asher, memiliki rahasia yang banyak tidak diketahui oleh orang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeiy Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memulai hubungan baru

Audrey duduk sendirian di sudut gelap penjara bawah tanah. Ruangan itu terasa dingin dan lembab, dengan dinding yang terbuat dari bahan kokoh yang terlihat usang dan retak.

Cahaya yang redup masuk melalui celah kecil dari atap, memberikan sedikit pencahayaan pada ruangan di mana Audrey di kurung.

“Kenapa gelap sekali di sini?” Audrey bergumam sambil sorot matanya menyisir dengan nanar ketakutan.

Audrey memeluk tubuhnya sendiri, mencoba menghangatkan diri dari dingin yang menusuk tulang.

“Aku harus bertahan. Aku harus tetap berharap. Karena harapan adalah cara Tuhan memberikan jalan dari masalah yang aku hadapi.” Audrey mencoba menguatkan dirinya sendiri.

Sayup-sayup, Audrey mendengar suara orang melangkah, Audrey segera berdiri ingin tahu siapa yang datang. Apakah Asher? Akan tetapi, harapan itu sirna ketika Audrey melihat kehadiran Kane, dua pelayan dan satu pria tinggi berbadan besar.

“Perkenalkan, aku Kane, Nyonya. Aku datang kemari untuk mengobati tangan anda.” Ucap Kane memperkenalkan diri.

Pria berbadan besar kini membuka pintu penjara itu, Kane segera masuk diikuti dengan dua pelayan. “Berikan tangan anda, Nyonya.”

Audrey mengulurkan tangannya. Kane menatap sedih saat tangan yang dia raih bengkak dan memar. “Tahan, ya, aku akan mengoleskan salep anti nyeri dan bengkak.”

Audrey memperhatikan Kane yang mengobati tangannya dengan serius. “Terima kasih, Kane,” ucap Audrey dengan lembut.

“Sudah menjadi tugasku, Nyonya,” jawab Kane.

“Hmm... Kane, apakah Asher orang yang kejam?”

“Tidak juga. Tuan hanya mengalami Depresi.”

“Tapi, dia terlihat menakutkan. Aku sering diperlukan dengan kasar. Dan... Dia tidak pernah menghargai setiap aku memasak untuknya. Asher pasti akan membuang semua makananku.”

Kane menatap lekat wajah Audrey sambil tersenyum. “Tuan pasti berpikir jika... Nyonya sedang mengejeknya.”

Mata Audrey membulat. “Aku tidak mengejek, bagaimana bisa aku mengejek suamiku sendiri? Aku memberikan kopi tapi dia malah menyiramiku!”

Kane membuang nafas sebelum menjawab. “Tenang, Nyonya. Tidak ada yang salah dengan anda. Sangat wajar kalau anda merasa lelah dan frustasi. Terlebih lagi, situasi yang anda hadapi sekarang ini.” Kane berusaha menenangkan Audrey.

“Dan masalah makanan, tuan sedang dalam proses pemulihan untuk tulangnya. Tuan hanya akan makan makanan tinggi kalsium, tinggi protein dan tinggi antioksidan. Jika Nyonya memasak makanan yang tidak sesuai yang dianjurkan, tuan tentu marah. Karena sebenarnya, tuan juga ingin makan manakan tersebut. Tapi dilarang oleh dokter!” sambung Kane menjelaskan.

Audrey tercengang mendengar penjelasan Kane. Banyak hal yang tidak diketahui oleh Audrey. Ternyata, di balik kemarahan dan ketidakpuasan Asher terhadap Audrey.

“Oh... Jadi begitu? Aku sungguh tidak tahu,” gumam Audrey pelan.

Audrey merasa bersalah karena selama ini dia menganggap Asher hanya pria bejat dan tidak mengerti perasaannya.

Dan kini Kane memberikan penjelasan yang membuatnya mengerti. Bahwa suaminya itu sedang mengalami kesulitan dan perjuangan dalam proses pemulihan dari berbagai sisi.

“Sudah selesai, kuharap Nyonya bersabar menghadapi tuan. Dan silahkan dimakan. Aku permisi dulu.” Pamit Kane.

Audrey tersenyum pada Kane. “Terima kasih, Kane. Aku akan berusaha bersabar dan mengerti Asher lebih dalam lagi.”

Setelah Kane pergi, Audrey merasa lebih tenang. Wanita memejamkan matanya sejenak dan berdoa, “Tuhan, tolonglah Asher untuk dapat melewati masa sulit ini. Berikan aku kekuatan untuk tetap bersabar dan dapat mendampinginya hingga sembuh. Amin.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara di ruangan, Asher tampak sudah tenang. Dan mulai melihat latar belakang Audrey dan menyelidiki apa saja yang dialami oleh Audrey selama wanita itu tinggal di kediaman Barnes.

“Semuanya lebih jelas sekarang,” gumam Audrey.

Pria itu meraih telepon yang tergeletak di atas meja. “Franklin, kirim orang untuk menyelinap ke perusahaan Barnes. Ingat, kirim data yang aku butuhkan!” perintah Asher saat sambung teleponnya tersambung.

“Luwan!” panggil Asher.

Luwan yang sedari tadi berada di ruangan tersebut yang sedang menunggu perintah itu pun berdiri. “Ya, Tuan!”

“Antar aku ke ruang bawah!” titah Asher.

Luwan mengikuti perintah Asher dan mereka berjalan menuju ruang bawah. Sesampainya di sana, Asher melihat Audrey tidur meringkuk di atas lantai.

Dalam hati, Asher merasa sangat bersalah. ‘Wanita lemah ini, sampai kapan dia harus berpura-pura kuat. Kenapa sampai saat ini kau masih tidak mempercayaiku dan menutupi semua perlakuan mereka? Apakah setiap ucapan yang kuucapkan kau tidak bisa mencernanya? Dasar bodoh,’ gumam Asher.

“Buka pintunya!” Titah Asher.

Luwan bergegas membuka pintu tersebut, Audrey yang mendengar suara pintu berbunyi, terlonjak kaget.

“Astaga...!” kaget Audrey, ia merapikan rambutnya yang berantakan.

Dengan separuh kesadarannya, Audrey yang terkejut melihat kehadiran Asher, cepat-cepat ia bangkit lalu menghampiri Asher dan duduk bersimpuh di depan kursi roda pria cacat itu.

“As-Asher, tolong maafkan aku. Aku bukannya ingin membohongimu. Tapi mereka memaksaku, jika tidak-“

“Aku sudah tahu! Maka berdirilah, jangan duduk di lantai dan menyembahku seperti itu !” tekan Asher dengan suara dingin.

Audrey terpaku sejenak, belum bisa percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Namun, dia merasakan lega dalam hati karena setidaknya Asher tahu bahwa dirinya tidak bersalah.

Dengan tangisan yang terbendung, Audrey bangkit dari lantai dan berdiri di depan Asher dengan tubuh gemetar, kepalanya tertunduk.

“Katakan padaku segalanya. Jangan sembunyikan apa pun lagi,” ujar Asher dengan suara yang sedikit lebih lembut.

Audrey menela ludah. Pelan-pelan, Audrey mulai menjelaskan apa yang sudah terjadi di dalam hidupnya hingga dirinya menggantikan posisi Callie.

Asher hanya menyimak apa yang disampaikan oleh Audrey tanpa memotong ucapan Audrey.

Setelah menjelaskan semuanya, Audrey menatap ke arah Asher dengan mata berkaca-kaca. “Asher, aku benar-benar tidak punya pilihan. Aku ingin jujur padamu, tapi mereka mengancam akan menyakiti nenekku jika aku mengatakan yang sebenarnya,” ucap Audrey dengan nada lirih.

Asher menatap Audrey dengan tatapan tajam. Karena sebenarnya, ia sudah tahu ia hanya menunggu kejujuran yang datang dari Audrey sendiri.

“Aku akan memberikan kesempatan untukmu. Dan aku akan pastikan jika nenekmu akan berada di tempat yang aman. Kau tahu, Audrey? Aku paling benci dengan kebohongan. Jadi, kedepannya, tolong jangan menyembunyikan apapun dariku!” tekan Asher.

Audrey tersenyum di sela air matanya yang sudah menitik. “Ya, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang kamu berikan, Asher!” jawab Audrey dengan membungkuk.

“Berhenti memperlakukan dirimu sabagai seorang pelayan, Audrey. Kau adalah Istri....” ucapan Asher tergantung.

Ada sesuatu yang salah. Audrey bukan Istrinya. Yang menjadi istrinya adalah Callie. Maka dari itu, ia menahan hasratnya agar tidak menyentuh wanita di hadapannya.

“Hmm... Oke, Karena kamu bukan Callie, maka kita harus menikah lagi. Tapi, kali ini, aku ingin memberitahukan ke semua media. Dari itu, kembali ke kamar. Besok, kita akan memilih cincin pernikahan dan mengatur pernikahan kita. Aku ingin yang mewah untuk melakukan pernikahan ini! Apa perlu, aku melamar untuk meminta persetujuan mu?” tekan Asher.

Audrey tercengang mendengar kata-kata Asher. Dia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Setelah melewati begitu banyak rintangan dan ketegangan dalam hubungan mereka, Asher sekarang ingin melangsungkan pernikahan lagi.

Audrey merasa bingung, apakah ini adalah jawaban dari semua masalah yang telah mereka hadapi?

“Asher, apakah kamu serius?” tanya Audrey dengan wajah penuh kebingungan.

Asher menaikan satu alisnya. “Menurutmu?”

1
Salbiah
semangat author..
Qaeiy Gemilang🌟: makasih
total 1 replies
Jihan Hwang
hai aku mampir...
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
Marifatul Marifatul
🤔🤔
Qaeiy Gemilang🌟
cerita baru yg sangaaattt menariiikkk😍😍😍
Delita bae: salam kenal. semangat ya😇👍🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!