Nur Azizah gadis biasa yang telah dijual oleh tantenya sendiri untuk menebus rumah yang akan disita. Nur tidak menyangka, nasibnya akan tragis. Saat orang yang membeli tubuhnya berusaha menodai gadis itu, dengan susah payah Nur berusaha kabur dan lari jauh.
Dalam aksi pelariannya, Nur justru dipertemukan dengan seorang pria kaya raya. Seorang pria tajir yang katanya tidak menyukai wanita.
Begitu banyak yang mengatakan bahwa Arya menyukai pria, apa benar begitu?
Rama & Irna
Masih seputar pria-pria menyimpang yang menuju jalan lurus. Kisah Rama, si pria dingin psiko dan keras. Bagaimana kisah Irna hidup di sisi pria yang mulanya menyukai pria?
Jangan lupa baca novel Sept yang lain, sudah Tamat.
Rahim Bayaran
Istri Gelap Presdir
Dea I Love You
Menikahi Majikan
Instagram Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU CAMER
Suamiku Pria Tajir #11
Oleh Sept
Rate 18+
"Hamil?" Arya mengulang pertanyaan sang mama. Mana mungkin Nur hamil, ia bahkan tidak pernah menyentuh gadis itu.
"Bukan, bukan seperti itu. Arya hanya ingin segera menikah."
Suasana hening sesaat. Mama dan papa saling menatap. Kemudian papa mulai bicara.
"Lakukan, lakukan sesuai keinginanmu. Papa akan mendukung dan membantu."
"Makasih, Pa."
"Mama akan urus gedung dan semuanya," potong mama.
"Tidak, Ma. Arya mau acara yang biasa saja."
Untuk apa dirayakan besar-besaran. Toh nanti pada akhirnya ia akan menceraikan Nur. Arya pikir, rasanya tidak perlu merayakan pernikahan ini dengan meriah.
"Mana bisa seperti itu, bagaimana dengan teman-teman Mama? Rekan bisnis Papa? Pokoknya Mama mau acara yang besar. Mama kan ingin semuanya tahu, kamu sudah menikah!"
Arya menghela napas dalam-dalam, mamanya kalau sudah punya keinginan sangat sulit untuk ditahan. Akhirnya, dari pada tidak jadi menikah. Ia pun mengiyakan saja.
"Terserah Mama."
"Nah, gitu dong. Nanti malam bawa ke rumah untuk makan malam. Ajak keluarganya juga. Mama mau mengenal lebih jauh. Masa mau menikah tapi Mama nggak tahu sama sekali siapa mantu Mama?"
Arya diam sejenak, kemudian mengedipkan mata dan mengangguk.
"Ya sudah, nanti kalau kurang apa atau butuh bantuan Papa, langsung bilang Papa," ucap tuan Brotoseno.
"Iya, Pa."
"Jangan lupa, nanti malam." Mama kembali menyela.
"Iya, Ma."
***
Setelah dari rumah sang mama. Arya kembali ke apartemen. Kemudian berangkat ke kantor. Sepanjang hari, pria itu disibukkan dengan urusan perusahaan. Di sela-sela kesibukannya itu ia juga meminta sekretarisnya untuk membantu menyiapkan semua berkas pernikahan yang akan ia urus.
"Fan, bagaimana berkas-berkasnya? Apa sudah lengkap?" tanya Arya pada Fani, sekretaris yang memakai baju sopan dan tertutup. Syarat utama menjadi sekretarisnya adalah harus berpakaian secara santun.
"Sebagian sudah, Pak."
"Cepat kamu urus semuanya."
"Baik, Pak."
Setelah dari ruangan Arya, sang atasan. Fani langsung ke pantry. Di sana, ketika sedang membuat kopi, ia bertemu dengan karyawan lainnya.
"Eh, kamu tahu nggak ... bos kita mau married." Fani bicara sambil bisik-bisik, takut ada yang dengar. Ia sangat yakin, bahwa berita ini belum tersebar merata.
"Pagi-pagi jangan ngibul!" seloroh rekan kerja Fani.
"Astaga! Kamu nggak percaya? Aku juga mulanya nggak nyangka. Tapi aku yang ketik berkas-berkasnya."
Rekan kerja Fani tersenyum remeh, masih tidak percaya. Terang saja ia tidak percaya, Arya sering digosipkan akan menikah. Tapi ujung-ujungnya tidak ada buktinya. Bagaimana mau menikah? Arya selalu membuat lari wanita-wanita yang dijodohkan oleh mamanya. Entah dengan cara apa saja, yang jelas ia membuat teman kencan butanya lari tak kembali.
"Udah, awas tumpah. Kerja yang bener jangan gosip!" sindir karyawan yang lebih senior. Rupanya pembicara keduannya dicuri dengar oleh senior tersebut.
Tidak butuh waktu berhari-hari, beberapa saat kemudian. Kabar akan pernikahan Arya, CEO KCF Group pun tersebar dengan sangat cepat. Sebagian tidak percaya. Namun, beberapa ada yang percaya dan mendoakan yang terbaik untuk atasan mereka yang lama menjomblo tersebut.
***
Sore hari, langit sudah mulai berubah warna. Arya bersiap pulang, ia tidak pulang ke apartemen. Namun, langsung ke kediaman dokter Ronald.
"Apa? Mendadak sekali?" ucap dokter Ronald tidak percaya.
"Mau bagaimana lagi? Nur ... pakai baju ini." Arya mengulurkan paper bag berisi baju branded yang ia beli sebelum ke rumah dokter Ronald.
"Untuk apa, Tuan?"
Arya melirik, masih saja Nur memanggil Tuan. Kalau orang tuanya tahu, bisa-bisa mengundang bencana.
Tidak tahu arti lirikan Arya, Nur lantas menundukkan wajah dalam-dalam.
"Malam ini kita makan malam sama keluargaku."
Ronald tersenyum tipis, melihat temannya mau main sandiwara. Lucunya lagi, ia malah mau ikut terlibat. Ah, namanya juga demi teman. Okelah, bohong sedikit tidak apa-apa, pikir dokter tampan tersebut.
Malam harinya.
Arya sudah terlihat rapi dan tampan, wangi dan maskulin. Begitu juga dengan Ronald, pria itu juga sudah kelihatan siap menghadiri acara makan malam keluarga Brotoseno. Demi Arya, ia akan pura-pura menjadi kerabat Nur. Orang tua Arya tidak mungkin menanyakan keluarga lainnya. Karena dokter Ronald memang sudah tidak memiliki orang tua. Hanya ada kakak perempuan yang menetap di LN bersama suaminya. Jadi seperti rencana Arya, ia akan mengatakan Nur merupakan saudara angkatnya.
Tap tap tap
Terdengar derap langkah yang makin dekat. Saat keduannya sedang mengobrol sambil menunggu Nur, tiba-tiba dua orang itu sama-sama menoleh. Mereka melihat Nur yang berjalan mendekat, terlihat elegant dengan gaun warna hitam.
"Kamu harus mengucapkan terima kasih sama asistenku!" ucap Ronald dengan sombong. Berkat asistennya, Nur disulap jadi cantik.
"Makasih miss Rosa!" Arya tersenyum pada asisten pribadi dokter Ronald.
Miss Rosa membalas dengan senyuman ramah, kemudian masuk kembali ke dalam.
Nur berjalan agak kesusahan, baru pertama kali ia memakai sandal yang ada haknya.
"Tuan, bisa saya ganti sandalnya?"
"Jangan, jangan dilepas!" Baju sudah bagus, masa pakai sandal jelek?
"Tahan ya, Nur. Nggak lama kok."
Nur kemudian mengangguk.
"Sudah jam tujuh, ayo berangkat!" seru dokter Ronald kemudian.
Mereka pun pergi bersama. Namun dengan mobil berbeda.
"Saya naik mobil mana, Tuan?"
Arya dan Ronald saling menatap sesaat.
"Mobilku!" pria itu langsung membuka pintunya.
Dengan pelan Nur masuk, gaunnya sangat merepotkan. Seumur-umur baru kali ini memakai pakain yang ribet begini. Dan ketika sudah duduk, Nur malah melepas sendal yang haknya lebih dari lima centi tersebut. Rasanya Nur ingin memakai swallow saja, sayang sekali. Arya pasti melarang.
"Pakai kembali, Nur!" ucap Arya sambil melirik. Padahal mobil sudah melaju kencang.
"Iya, Tuan."
"Dan lagi! Jangan panggil Tuan di depan orang tuaku!"
"Ah ... baik ... baik Mas."
"Biasakan! Harus hati-hati mulai sekarang."
"Iya, baik Mas."
"Bagus."
***
Kediaman Brotoseno
Begitu mobil yang dikendarai Arya sampai di depan rumah, gerbang itu langsung membuka dengan sendirinya. Disusul dokter Ronald yang ada di belakang.
Saat turun dari dalam mobil, Nur kelihatan kesusahan. Arya pun membantu gadis itu. Pria tersebut sampai memperlambat langkah kakinya, demi menyamai langkah Nur yang ketinggalan.
"Selamat datang," Mama langsung memeluk dan mencium Nur. Baru melihat, mama sudah suka. Apalagi penampilan Nur yang elegant. Ia merasa Nur dari keluarga terpandang. Ditambah dokter Ronald saat memperkenalkan diri sebagai kakak Nur. Mama dan papa pun langsung membuka pintu mereka lebar-lebar.
Semua sudah duduk di perjamuan makan malam istimewa itu. Sambil menyantap hidangan makan malam, mama mulai bertanya-tanya.
"Kamu cantik sekali, dan sepertinya sangat muda. Mama tidak mengira Arya dapat gadis cantik sepertimu. Kalau boleh tahu, masih kuliah apa sudah bekerja?"
"Setelah nikah, akan langsung melanjutkan kuliah, Ma. Kemarin habis lulus sempat cuti karena sesuatu," sela Arya.
"Oh ... Memang berapa usianya?" Mama penasaran.
Arya dan Nur saling melempar pandangan.
"19 Tante."
Uhuk uhuk uhuk
Papa terbatuk-batuk, ia tidak mengira putranya dapat daun yang sangat muda.
"Oh ... nggak apa-apa, malah bagus. Menikah muda, nanti cepat punya anaknya malahan."
Uhuk uhuk uhuk
Giliran Arya yang terbatuk. Bersambung.
Cuss yang mau kenalan sama penulis "Suamiku Pria Tajir (Arya Nur)"
Instagram : Sept_September2020
Terima kasih