SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
*******
Dua bulan berlalu, Rayan semakin sibuk dengan pekerjaan di caffe dan juga sebagai dosen, namun ia masih menyempatkan diri untuk mencari Saffiya.
Pria itu seperti merasa kehilangan sejak gadis itu menghilang entah kemana, setiap hari jika sedang ada waktu luang, Rayan selalu menyusuri jalan untuk mencari Saffiya.
Sampai-sampai ia menghubungi teman-temanya yang ada diberbagai kota, untuk ikut mencari jika mereka melihat Saffiya dikota mereka.
Pagi hari Rayan dalam perjalanan menuju pesantren karena ada jadwal mengajar disana, keadaan langit sudah mulai medung sehingga ia mempercepat laju motornya agar segera sampai di tempat tujuan.
Setelah sampai disana, Rayan langsung masuk kedalam kelas setelah memarkirkan motornya. kelas pun dimulai, semua santri mendengarkan dengan cermat materi yang ia sampaikan.
Dua jam berlalu kelas pun selesai, Rayan langsung dipanggil oleh pimpinan pondok untuk keruanganya sebentar.
" Assalamu'alaikum. " ucap Rayan yang masuk kedalam ruangan kerja ketua pondok itu.
" Waalaikum'salam, silahkan masuk nak. " jawab sang kiyai ketika melihat Rayan.
" Sehat bah? " tanya Rayan sambil menyalimi pria paruh baya orang yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya itu.
" Allahmdulillah, seperti yang kamu lihat nak. " jawab sang kiyai.
" Allahmdulillah, Rayan ikut senang. "ucap Rayan yang ikut senang mendengarnya.
" Oh ya, maksud abah memanggil kamu kesini karena ada yang ingin abah diskusiin dengan kamu. " ucap kiyai yang mulai memberitahukan maksdunya mengundang Rayan keruang kerjanya.
" Apa itu bah? " tanya Rayan penasaran.
" Ini cuma saran abah aja, kalau kamu tidak setuju, tidak nggak apa-apa. " jawab kiyai.
" Memangnya ada apa bah? " tanya Rayan yang semakin penasaran.
"Apakah abah boleh menjodohkan kamu dengan salah satu santri disini? " tanya sang kiyai yang langsung terus terang.
Rayan langsung kaget mendengar penuturan abahnya itu, ia diam dan berfikir harus menjawab apa.
" Bagaimana nak, apa kamu mau? " tanya kiyai penuh harap.
" Maaf bah, bukanya Rayan tidak mau. hanya saja Rayan sudah tertarik dengan salah satu gadis didekat tempat tinggal Rayan. " jawab Rayan tidak enak.
" Oh ya, siapa namanya? " tanya kiyai terlihat sangat senang mendengarnya.
" Namanya Saffiya bah, dia juga merupakan salah satu murid Rayan dikampus. " jawab Rayan.
" Wah bagus dong, terus gimana? apa rencana kamu selanjutnya? " tanya kiyai tidak sabar mendengar kabar baik dari anak angkatnya itu.
" Untuk sekarang, Rayan belum bisa memberikan keterangan apa-apa bah. " jawab Rayan sambil menggaruk belakang kepalanya sambil tersenyum.
" Loh, kenapa begitu? apa dia tidak menyukaimu? " tanya kiyai bingung melihat ekspresi Rayan yang seperti sedang gelisah.
" Untuk itu Rayan belum tau bah, karena belum mengutarakan perasaan Rayan padanya. " jawab Rayan malu.
Abahnya langsung tertawa mendengar jawab Rayan, menurutnya anak ini sangat lucu ketika berusan dengan yang namanya perempuan.
" Apa perlu abah bantu? kita datangi orang tuanya untuk memintanya langsung. " tawar sang kiyai.
" Jangan bah, Rayan belum siap. " jawab Rayan panik.
" Loh, bukanya kamu sudah punya perasaan kepada gadis itu? terus kenapa nggak mau? ingat Yan, kalau kelamaan ntar diambil orang loh. " ejek kiyai.
" Bukan seperti itu bah, hanya saja Rayan belum yakin. " jawab Rayan.
" Apa karena masalalumu dulu yang gagal berumah tangga? " tanya kiyai memastikan.
" Bukan itu bah, Rayan sudah melupakan semua yang terjadi di masa lalu. hanya saja Rayan belum yakin dengan perasaan Rayan sendiri. " jelas Rayan.
" Kenapa belum yakin? apa dia wanita kurang baik? tapi kalau kamu sudah ada perasaan padanya, mana mungkin dia wanita yang tidak baik. abah selalu yakin dengan pilihanmu Yan. " tanya kiyai yang ikutan bingung.
" Dia wanita baik-baik kok bah, cuma sekarang Rayan nggak tau dia kemana. sudah dua bulan ini Rayan mencoba untuk menemukan dimana ia berada, namun sampai sekarang belum juga ketemu. " jelas Rayan yang terlihat murung.
" Maksud kamu? dia menghilang gitu? " tanya kiyai memperjelas.
" Kurang lebih seperti itu bah, karena masalah keluarganya. kata teman sekamarnya, dia pergi karena nggak mau dinikahkan secara paksa dengan pria yang belum pernah ia lihat. " jelas Rayan.
" Abah turut prihatin. " jawab kiyai yang ikutan merasa kasihan dengan kehidupan wanita yang Rayan cintai itu.
Rayan hanya diam sambil terus memikirkan dimana keberadaan Saffiya sekarang.
" Sebenarnya abah tidak benar-benar berniat ingin menjodohkanmu, abah cuma mau tau aja. apa selama ini kamu sudah ada yang ingin dilirik apa belum, eehh.. ternyata udah ada calonmu, jadi abah ikutan senang. " ucap sang kiyai yang mencoba menjebak Rayan dengan pertanyaanya itu.
Rayan langsung tersenyum mendengar penjelasan abahnya itu.
" Rayan pasti akan bilang kok bah, kalau udah ada calonya. " jawab Rayan.
" Ya udah deh, abah masih ada kegiatan diaula sama guru-guru lainnya. kamu mau ikut? " ajak kiyai.
" Lain kali aja bah, Rayan masih harus kekampus karena ada kelas siang. " jawab Rayan.
" Ya udah, hati-hati abah doain semoga calonmu cepat ketemu dan secepatnya bisa dikenalin sama abah. " goda abahnya.
" Insyaallah bah. " jawab Rayan tersenyum.
Ia pun keluar menuju motornya yang berada diparkiran, namun tiba tiba perhatianya teralih dengan beberapa santriwati yang sedang beres-beres di dekat masjid. sebab mendengar seperti ada suara yang ia kenal.
Rayan pun mendekat karena penasaran, namun sayangnya ia tidak bisa melihat wajah mereka karena semua santri putri disini diwajibkan untuk memakai cadar guna menjaga pandangan lawan jenis.
" Apa cuma perasaanku saja. " gumam Rayan seperti mendengar suara yang mirip dengan Saffiya, karena merasa tidak yakin ia pun pergi menuju motornya dan segera berangkat menuju kampus.
***
" Sa! " panggil salah satu santri yang sedang menjemur selimut.
" Iya, kenapa Sel? " tanya Saffiya yang sedang berada di dalam asrama.
" Tolongin. " jawab gadis itu yang terlihat sedikit kesulitan.
Saffiya langsung menghampirinya dan membantu Sela mengangkat selimut ketempat jemuran.
Sejak menghilang dua bulan silam, Saffiya memutuskan untuk menjadi salah satu santri dipondok pesantren itu.
Selama disini ia telah banyak berubah, kehidupan disini membuatnya merasa lebih tenang.
Saffiya masuk kepondok itu karena bertemu dengan istri dari pemilik pondok pesantren ini, Ia bernama Umi Salama.
Umi Salama secara tidak sengaja bertemu denganya, ketika melihat Saffiya sedang duduk sendirian ditaman sambil menangis.
Karena merasa kasihkan umi Salama mengajaknya kepesantren, namun ketika pertama kali menginjakan kaki didalam pesantren.
Saffiya langsung merasa ada yang berbeda, lingkungan disini menurutnya sangat amat tenang dan damai. berbeda dengan lingkunganya yang penuh dengan kebisingan akan masalah.
Ia melihat semua orang terlihat sangat bahagia akan hidup sederhana, hanya ada tawa dan canda yang terlihat disini.
Hingga saat ini Saffiya berada disini untuk belajar hidup lebih baik, ia tinggal disalah satu kamar bersama santriwati yang lain.
Setiap hari Saffiya selalu bangun pagi, melaksanakan kegiatanya seperti santri yang lain. dan itu ia lakukan dengan penuh kebahagiaan.
Sementara itu dikampus, Rayan sedang mengisi kelas untuk mahasiswa semester bawah.
Pria itu terus saja kepikiran dengan perkataan abahnya yang ingin secepatnya melihat calonya, sampai-sampai ia tidak konsen dalam mengajar.
Setelah selesai kelas, Rayan pulang menuju apartemenya tepat pukul lima sore, hari ini ia terlihat sangat lelah karena banyak sekali pekerjaan dan fikiran.
Setelah memarkirkan motornya dibasement, Rayan keluar menuju mini market untuk membeli beberapa kotak susu dan alat pembersih.
Namun tiba-tiba ia tidak sengaja menabrak seorang gadis karena kurang fokus.
" Maaf mbak, saya tidak sengaja. " ucap Rayan sambil mengambil semua barang gadis itu yang jatuh.
" Nggak apa-apa. " jawab gadis itu yang ikut memungut barang belanjaanya.
" Ini mbak, sekali lagi maaf. " ucap Rayan yang memberikan semua barangnya.
" Iya. " jawab gadis itu.
Tatapan mata mereka langsung bertemu begitu gadis itu mengangkat pandanganya menatap Rayan, hanya matanya yang terlihat karena ia memakai cadar.
" Mata itu! " batin Rayan yang sangat mengenal aura yang diperlihatkan oleh kedua mata gadis itu,
Gadis itu langsung menunduk karena ikut kaget ketika melihat siapa pria yang berdiri di hadapanya saat ini.
Hari ini Saffiya memutuskan untuk datang berkunjung melihat Meyra, karena sudah cukup lama ia tidak melihat keadaan sahabatnya itu.
Sebelum naik keapartemen, Saffiya memutuskan untuk membeli beberapa cemilan dimini market dekat gedung apartemen mereka.
Namun siapa sangka, ia malah bertemu dengan Rayan secara tidak di sengaja.
Dengan cepat Saffiya pergi meninggalkan Rayan karena takut ketauan, namun semua itu tidak berarti lagi.
Rayanlangsung mengenalinya, dan dengan cepat ia berlari mengikuti Saffiya.
" Saffiya! " panggil Rayan.
Saffiya berhenti begitu Rayanmemanggilnya, gadis itu terlihat panik harus bagaimana menghadapinya, ia berfikir Rayan tidak akan mengenalinya dengan penampilanya saat ini.
" Kamu Saffiya kan? " tanya Rayan yang berdiri beberapa meter dibelakangnya.
Saffiya tidak menjawabnya dan terus membelakangi Rayan.
" Saya tau itu kamu. " ucap Rayan yakin walaupun penampilan Saffiya sudah sangat berubah.
Namun Saffiya tidak juga membalikkan badanya.
" Kamu kemana aja selama ini? saya sudah mencari hampir keseluruh kota tapi tidak juga ketemu. " tanya Rayan penasaran dimana tempat tinggal gadis itu sekarang.
" Maaf pak, saya tidak bisa menjawab. saya permisi. " jawab Saffiya yang hendak pergi.
" Tunggu! bagaimana dengan kuliahmu? " tanya Rayan memastikan.
" Saya sudah tidak berniat menyelesaikanya, maaf pak saya permisi. " jawab Saffiya yang pergi masuk kedalam gedung apartemen.
Namun Rayan terus mengikutinya dari belakang, walaupun gadis itu memilih naik menggunakan tangga darurat karena tidak ingin satu lift dengannya, sehingga membuat Rayan mengikutinya menggunakan tangga darurat juga.
Sesampainya dilantai enam, Saffiya dengan cepat menuju keunit apartemenya. namun Rayan terus mengikutinya dari belakang kemudian memanggilnyalagi.
" Saffiya tunggu! " ucap Rayan yang langsung menghalangi jalanya.
" Maaf pak, saya rasa tidak ada yang perlu kita bicarakan. " jawab Saffiya yang terus menunduk.
" Tapi saya ada. " jawab Rayan.
Saffiya diam terus menunduk terlihat gelisah.
" Kamu tinggal dimana sekarang? " tanya Rayan.
Namun Saffiya tidak menjawabnya, ia merasa hubungan mereka tidak sedekat itu sampai harus memberitau Farik dimana ia tinggal sekarang.
" Saffiya jawab saya. " tanya Rayan lagi.
" Maaf pak, saya rasa hubungan kita tidak sedekat itu. " jawab Saffiya.
Rayan langsung terdiam mendengar jawaban gadis itu, ia tidak menyangka Saffiya telah berubah 360 derajat, bukan hanya penampilanya saja namun tutur katanya pun terlihat sangat amat berbeda.
Gadis itu langsung masuk kedalam apartemenya tanpa mengeluarkan kata sedikit pun.
Sementara didalam tidak ada siapa pun, Meyra sedang berada dikampusnya karena sedang melaksanakan ujian semester.
Saffiya masuk kedalam kamarnya mencari beberapa barang yang ia perlukan, kemudian keluar lagi setelah menemukan apa yang cari.
Sebelum pergi Saffiya meninggalkan catatan dimeja makan untuk Meyra, kemudian langsung pergi.
Ia tidak menunggu kepulangan Meyra lagi, karena merasa gugup bila perpapasan dengan Rayan.
Namun tanpa ia sadari, Rayan mengikutinya sampai Saffiya masuk kedalam pesantren.
" Ternyataa..." gumam Rayan kaget ternyata selama ini orang yang ia cari, tinggal dipesantren tempat ia mengajar.
Saffiya langsung bergabung bersama teman-teman disebuah saung mengikuti kegiatan yang sedang mereka lakukan.
Rayan memperhatikanya dari jauh, ia merasa sangat senang ketika melihat Saffiya bisa tertawa lepas seperti itu.
Sudah lama gadis itu tidak terlihat segembira seperti sekarang ini.
Ada rasa syukur dihati Rayan, ketika mengetahui ternyata orang yang ia cari selama ini berada ditempat yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
###NEXT###
Salam Hangat Dari Penuliss...