NovelToon NovelToon
SAFFIYA

SAFFIYA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

********

Keesokan harinya sekita pukul 8 pagi, Saffiya bersiap-siap untuk pergi kepasar.

Hari ini ia ingin belajar memasak karena sudah menjadi soerang istri, sehingga Saffiya memerlukan beberapa bahan-bahan masakan yang belum tersedia dirumah.

" Loh! mau kemana? " tanya Rayan yang melihat Saffiya sudah berpakaian rapi keluar dari kamar.

" Aku mau kepasar, beli beberapa bahan masakan. " jawab Saffiya.

" Kepasar? tapi pasar jauh dari sini. sekitar sejaman lebih naik bus. " ucap Rayan.

Saffiya pun langsung kebingungan, karena tidak mungkin ia harus menempuh perjalanan selama itu hanya untuk kepasar.

" Kita kesuper market aja, dekat dari sini. " ucap Rayan yang langsung beranjak dari duduknya untuk bersiap siap.

" Ya udah deh, aku kesuper market aja. " ucap Saffiya yang hendak pergi.

" Tunggu! saya temani. " ucap Rayan.

" Aku sendiri aja mas, aku bisa kok sendiri. " jawab Saffiya.

Mendengar jawaban istrinya, Rayan langsung tersenyum menatapnya.

Hal itu seketika membuat Saffiya faham.

" Baiklah. " ucap Saffiya duduk di ruang tengah menunggunya.

" Saya siap siap dulu. " ucap Rayan masuk kedalam kamar.

Setelah beberapa menit bersiap, keduanya pun turun kebawa kemudian langsung menuju super market.

Selama perjalanan, Saffiya terus saja memperhatikan jalanan yang ia lewati untuk mengingatnya jika suatu hari akan pergi sendirian.

Tidak berselang lama, mereka tiba di super market.

Rayan memarkirkan mobilnya, kemudian langsung menggandeng tangan Saffiya masuk kedalam.

Setibanya di dalam, Rayan mengambil dua troli belanja.

" Mas ngapain ambil dua troli? " tanya Saffiya bingung.

" Buat belanja. " jawab Rayan.

" Satu aja mas, kita kan cuma mau belanja bahan makanan aja. " ucap Saffiya.

" Ya udah deh. " jawab Rayan yang mengembalikan satunya.

Merepa pun mulai menyusuri area tempat yang menjual bahan makanan.

Saffiya mulai memilih beberapa sayuran yang akan ia masak nanti.

" Oh ya, mas suka sayur apa? " tanya Saffiya.

" Semua saya makan, kecuali kentang. " jawab Rayan.

" Kalau ikan sama daging? " lanjut Saffiya bertanya lagi.

" Dua duanya oke. " jawab Rayan.

" Ya udah deh, aku pilihin beberapa jenis sayur dulu. " ucap Saffiya yang mulai memilihnya.

Sementara Rayan hanya memperhatikanya sambil mendorong troli belanjaan mereka tersenyum senang.

Keduanya menghabiskan waktu setengah jam untuk memilih bahan makanan seminggu kedepan.

" Nggak mau beli kebutuhanmu yang lain? " tanya Rayan.

" Nggak, aku masih punya kok. " jawab Saffiya.

" Ya udah, kita pulang sekarang? " tanya Rayan.

" Iya, semuanya udah dapat. " jawab Saffiya.

Mereka langsung membayar semua belanjaan itu, kemudian bergegas pulang kerumah.

Sesampainya di rumah, Saffiya mulai merapikan semua belanjaanya di lemari penyimpanan dan juga kulkas.

Sebelum memasukkanya kedalam kulkas, terlebih dulu gadis itu membersihkannya.

Setelah selesai, Saffiya masuk kedalam kamar untuk membersihkan tubuhnya sejenak, sebelum mulai menyiapkan makan siang.

Sementara di ruang tengah Rayan duduk sambil sibuk dengan laptopnya, tiba-tiba ponselnya berdering. dengan cepat Rayan mengangkatnya.

" Ada apa? " jawab Rayan singkat.

" Sibuk nggak? " tanya Rendy.

" Nggak, memangnya kenapa? " jawab Rayan.

" Aku boleh nitip Naoki bentar nggak, pengasuhnya sedang sakit. sedangkan aku harus menghadiri acara  penting hari ini. " jelas Rendy.

" Antar aja kesini, kebetulan aku juga nggak akan kemana-mana. " jawab Rayan.

" Thanks bro. " ucap Rendy yang langsung mematikan sambungan telponya.

Ia menuju kamar putranya itu, dan mengemasi beberapa keperluan Naoki untuk seharian dirumah Rayan.

Setelah selesai mereka pun menuju kesana, jarak rumah Rendy dan apartemen Rayan cukup jauh. membutuhkan setengah jam menggunakan mobil untuk sampai kesana.

" Nanti jangan ngerepotin paman disana. " pesan Rendy pada putranya itu.

" Siap Yah. " jawab Naoki patuh.

Mereka pun sampai di apartemen Rayan, terlihat sahabatnya itu sudah menunggu kedatangan mereka di lift.

" Paman! " panggil Naoki yang langsung berlari kepelukan Rayan begitu keluar dari lift.

" Hy boy! tos dulu dong. " ucap Rayan senang.

" Sori ya Yan, ngerepotin. " ucap Rendy yang mereasa tidak enak.

" Udah, kayak sama siapa aja. " jawab Rayan yang tidak keberatan sama sekali, justru ia malah senang.

Setelah menyerahkan semua barang Naoki, Rendy pun pamit.

" Ya udah, aku jalan dulu Yan. Nao! ingat jangan nakal. " pamit Rendy sambil berpesan pada putranya lagi.

" Hati-hati. " jawab Rayan.

Setelah kepergian Rendy, Rayan pun membawa Naoki masuk kedalam untuk menemui Saffiya.

" Ray! " panggil Rayan sambil mengetok pintu kamar mereka.

" Iya! bentar mas. aku sedang ganti baju. " jawab Saffiya dari dalam kamar.

" Ada tamu datang, saya tunggu di balkon " ucap Rayan sambil membawa Naoki menuju balkon, untuk bermain di sana.

Udara siang itu cukup sejuk, sehingga sangat cocok bermain di luar ruangan sembari menikmati hembusan angin yang sepoi sepoi.

Pria itu terlihat sangat senang dengan anak kecil, karena Rayan selalu membayangkan jika suatu saat nanti. ia juga akan menjadi seorang ayah seperti Rendy.

Saffiya pun keluar setelah selesai mengganti pakaiannya.

" Loh! mana tamunya? " gumam Saffiya yang tidak melihat siapa-siapa di ruang tengah.

Terdengar suara Rayan dari balkon karena sedang bermain dengan Naoki, karena penasaran Saffiya pun segera menuju kesana.

" Mas! " panggil Saffiya menghampirinya.

Ia melihat Rayan sedang menemani seorang anak kecil menggambar.

" Anak siapa mas? " tanya Saffiya penasaran.

" Kamu belum pernah ketemu ini bocah? " tanya Rayan kaget.

Saffiya hanya menggeleng, karena ia belum pernah melihat Naoki sebelumnya.

" Nao sini! " panggil Rayan.

Bocah itu pun mendekat sambil membawa mainanya.

" Kenalin, ini istri paman. namanya bibi Saffiya. " ucap Rayan memperkenalkan istrinya.

" Halo bibi, nama aku Naoki. " jawab Naoki sambil menyaliminya.

" Kamu manis banget sih. " ucap Saffiya sambil mencubi gemes pipi bocah itu.

" Dia anaknya Rendy. " jawab Rayan memberitau.

" Hah? jadi pak Rendy udah punya istri? " tanya Saffiya kaget.

" Dulu, cuma sekarang udah nggak. " jawab Rayan.

" Maksud mas? " tanya Saffiya tidak faham.

" Nanti mas jelaskan, sekarang kita main dulu sama nih bocah. Rendy nitipin dia sini hari ini, karena dia harus menghadiri ada acara penting. " jawab Farik.

" Ohh.. " ucap Saffiya mengangguk faham.

Mereka pun menghabiskan waktu bersama, sambil menemani anak itu bermain. Saffiya terlihat sangat senang dengan kedatangan Naoki kesini.

Siang menjelang, setelah selesai makan bocah itu langsung tertidur karena lelah bermain.

Saffiya dan Rayan duduk dibalkon kamar mereka, sambil Rayan menceritakan kemana ibunya Naoki pergi.

Saffiya terlihat berkaca-kaca, karena merasa kasihan dengan anak itu, yang tumbuh besar tanpa kasih sayang dari seorang ibu.

" Anak itu tumbuh besar dengan bantuan pengasuhnya, karena Rendy harus bekerja untuk memenuhi kehidupan mereka berdua. " lanjut Rayan.

" Aku nggak tega dengarnya. " jawab Saffiya sambil menghapus air matanya.

" Mas juga, cuma mau gimana lagi. udah takdir mereka seperti itu, terlebih lagi sekarang Rendy masih belum kepikiran mencari ibu untuk Naoki, karena ia masih belum bisa melupakan mendiang istrinya sampai detik ini. " jelas Rayan.

Rendy adalah tipe laki-laki yang jika sudah sayang pada seseorang, maka ia akan merasa sangat sulit untuk melupakannya.

Sehingga sampai saat ini, pria itu masih belum membuka hati untuk gadis lain. karena masih belum bisa melupakan mendiang istrinya.

Sore menjelang, Saffiya tengah sibuk di dapur untuk menyaipak makan malam.

Tiba tiba Rayan datang kemudian memeluknya dari belakng.

" Astagfirullah! " gumam Saffiya kaget.

" Masak apa? " tanya Rayan sambil meletakan dugunya di pundak Saffiya.

" Be-bening bayam sama opor ayam. " jawab Saffiya gugup.

" Mas bantuin ya? " ucap Rayan.

" Nggak usah, mas temenin aja Naoki main. " jawab Saffiya.

" Mm.. baiklah. " ucap Rayan namun enggan melepaskan pelukannya.

Saffiya diam membeku, karena bingung Rayan belum juga melepaskan pelukannya.

" Ma-mas! " panggil Saffiya pelan.

" Hm? " jawab Rayan singkat, namun semakin nyaman dengan pelukannya.

" A-ku mau lanjutin masak. " ucap Saffiya.

" Em. " jawab Rayan singkat lagi.

" Lepas pelukannya dulu, aku nggak bisa gerak. " ucap Saffiya.

" Oh! maaf, mas terlalu nyaman. " ucap Rayan tertawa.

Kemudian langsung melepaskan pelukanya.

" Ya udah, mas temenin Naoki. " ucap Rayan yang beranjak keruang tengah.

" Em! " jawab Saffiya, kemudian mulai melanjutkan kegiatan memasaknya.

Sesekali Saffiya bisa mendengar tawa Rayan yang sedang bermain bersama Naoki, hal itu membuatnya Saffiya sangat senang. karena ada kehangatan dirumah ini, yang selama ini ia impikan.

Hari semakin sore, mereka pun membersihkan tubuh masing-masing.

Saffiya membantu Naoki untuk mengganti pakaianya, setelah itu Rayan mengajaknya kemasjid terdekat untuk sholat magrib.

Sudah tiga hari semenjak kepindahan Saffiya keapartemen Rayan, ia sudah mulai terbiasa berinteraksi dengan pria itu. walaupun masih selalu malu dan gugup.

Setelah selesai sholat magrib, Rayan pun pulang dan langsung duduk dimeja makan.

Naoki terlihat sangat lahap menikmati makanannya, hal itu membuat Saffiya senang, itu berarti kemampuan memasaknya sudah lebih baik selama belajar di pesantren.

###NEXT###

Salam Hangat Dari Penuliss....

1
riez onetwo
Ga sabar lanjut baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!