Cerita tentang dua keluarga hebat, bersatu melalui penerus mereka. Yang mana Zayd, dari keluarga Van Houten. Dan si cantik Cahaya, dari keluarga Zandra...
Ingin tau kisahnya?? Cuss... otewe keun guys🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17
"Mau lu apain si mahasalah?" tanya Grisha
Kini mereka sudah di jalan pulang, setelah mengantar Doni ke rumah sakit. Dan menyewakan kamar, untuk Dion dan neneknya. Karena besok, akan mulai perombakan pada rumahnya.
"Lu kalo manggil nama orang, seenak jidat lu ya." ucap Zayd
"Lah? Salah gue dimana? Kalo kata ustad ya, manusia itu tempatnya salah. Nahh... tuh cewek emang beneran tempat salah, pokonya semua kesalahan manusia, ngumpul di dia." balas Grisha, Cahaya terkekeh
"Aman, pokonya lu mah tau beres aja. Iya ga bang?" jawab Cahaya, seraya menoleh pada Zayd
"Iya sayang" jawab Zayd, ia menggenggam tangan Cahaya dengan tangan kirinya
"Pakyu lu pada, berani ya mesraan depan gue. Pake acara rahasiaan lu, ahh... kesel bet gue. Gini banget jadi jomblo, untung kaya." ucap Grisha, Cahaya dan Zayd tertawa. Mereka sangat senang membuat Grisha kesal, karena dia akan bicara tanpa mikir. Ada saja celetukannya, yang jadi hiburan.
Grisha meski selalu kesal karena jomblo, namun ia bangga dengan kekayaannya. JOMBLO KAYA...
"Tidur aja mendingan lu, ntar kalo udah sampe gue bangunin." ucap Cahaya
"Gue mau nginep di rumah lu Ca, udah malem ini. Takut banget anak perawan mama Tina di culik" balas Grisha
"Coba renungkan baik-baik kalo ngomong tuh Ica, sape yang mau nyulik lu. Yang ada mereka sawan duluan ma lu, kena mental ma mulut lo yang ga ada akhlak. Kalo pun itu penjahat keburu nyulik lu, ga akan lama mereka bakal lepasin lu. Mulut lu udah ngalahin tajemnya silet.." ucap Zayd
BUGH
Grisha menendang jok belakang, tempat Zayd duduk. Bukannya marah, dia malah tertawa. Begitu juga dengan Cahaya, mana ada yang tahan nyekap ni bocah. Udah gila berarti, yang berani nyulik.
.
Sedangkan di markas milik keluarga Zandra....
"LEPASIN GUE, LEPASIN BRENGSEK. LU GA TAU SIAPA ABANG GUE, KALO DIA SAMPE TAU GUE DI GINIIN. LU GA BAKAL BISA LIAT MATAHARI BESOK, LEPPAAAASSSS." teriak Maharani, yang kini di ikat berdiri
"BERISIK" bentak anak buah Zandra
"Asal lo tau, abang lu udah masuk ICU. Dan sekarang, tinggal lu yang bakal dapet hukumannya." Maharani menggelengkan kepalanya tak percaya
"Ga mungkin, GA MUNGKIN. LU PASTI BOHONG, LEPASIN GUE BANGSAT"
PLAK
AAARRGGHHTT
"Lu tau, lu udah salah cari lawan. Sebelum lu dapetin hukumannya, gue bakal kasih tau lu satu hal. Orang yang berurusan sama lu hari ini, dia adalah salah satu anggota keluarga Zandra. Dan lu pasti tau, gimana nasib orang-orang yang udah berani cara masalah ma mereka bukan. Lu tunggu besok, gue mau tidur dulu. Hukuman lu, gue tunda. Siapin diri, karena gue bakal bikin lu mohon buat cepet mati."
DEG
'Ga mungkin' Maharani pun meraung, ia menangis karena takut. Juga rasa sesal, karena sudah membuat abangnya masuk rumah sakit.
"Maafin gue bang, hiks....
.
.
Waktu pun berlalu, tak terasa bila sudah dua bulan. Setelah pertemuan Cahaya dkk, dengan keluarga Dion. Rumah Dion sudah di renovasi, bahkan di rombak ulang. Tanah yang cukup luas, bisa membangun kediaman cukup besar. Dimana bagian depan, di jadikan toko sembako. Yang mana pintu belakang, terhubung langsung dengan rumah utama.
Setelah beberapa kali operasi, kaki Doni sudah lebih baik. Kini ia bisa berjalan, meski dengan bantuan kruk. Dia pun bisa membantu neneknya, menjaga toko. Dion di sekolahkan kembali, dengan beasiswa penuh sampai lulus kuliah dari keluarga Ansika. Sedangkan Doni, ia sedang ikut ujian masuk kuliah. Yang di sponsori oleh keluarga Ezra...
Apa yang di ucapkan oleh Cahaya, berbagi pahala. Benar-benar di realisasikan, dengan mengajak sahabat lainnya berbagi. Zayd tak menceritakan masalah ini, pada Zara dan yang lainnya. Kalo di ceritakan, sudah pasti Zara akan mencak-mencak.
"Kak Ca, Dion pamit pulang ya." ucap Dion
"Udah latihannya? Kata ibu Cia gimana?" tanya Cahaya, seraya menaruh ponselnya
"Ibu Cia bilang, Dion sudah banyak kemajuan. Pukulan dam tendangan Dion, sudah lebih bertenaga. Minggu depan, ibu bilang mau ajarin Dion gerakan yang lebih sulit." Cahaya mengangguk
"Bagus kalo gitu, tapi ingat ya. Jangan pernah...
"Memulai perkelahian, tapi balas lah bila orang lain yang memulainya lebih dulu." lanjut Dion
"Good, kakak percaya sama Dion. Ya udah yuk, kakak antar. Kakak juga mau keluar, ada janji sama kak Ica dan kak Sika." Cahaya bangun dari duduknya, ia mengambil kunci mobil di atas meja. Cia meminta Dion menunggu, karena hendak berpamitan dengan sang ibu.
.
.
"Om Jay, tita nau temana?" tanya Domi, seraya sibuk dengan makanan nya
"Mau cari orang yang suka duduk di emperan" jawab Zayd santai
"Empelan? Nau apain? Mangna Om Jay, nau itut dudut di empelan?" tanya Davi, yang juga sibuk dengan makanan di tangan kanan dan kirinya
"Ck... bukan om, tapi kalian" balas Zayd, membuat kedua anak itu membulatkan kedua bola matanya. Sampai kegiatan kunyah-mengunyah terhenti, susah payah Zayd menahan tawanya.
"Tenapa denan tami? Om Jay nau apain tami?" tanya Domi curiga, ia menyipitkan kedua matanya. Menatap Zayd, lewat kaca spion.
"Om mau sewain kalian lah, biasanya suka banyak itu ibu-ibu yang ngemis sambil mangku anak-anak. Itu kan bukan anaknya, mereka sewa. Terus supaya ga rewel, mereka juga kasih obat tidur sama anak yang di sewanya." kedua mata Domi dan Davi membulat sempurna
"INDAAAAAAAAA... TOLOOOOON... TOLONIN ANAT DANTEN / TANTIK INI, TAMI NAU DI TASYIH OBAT TIDUL. HUAAAAA... TAMI NAU DI TEWAIN." teriak si kembar
"BUAHAHAHAHA" tawa Zayd pun pecah, ia sangat suka menjahili keponakannya
"hiks..." Davi menangis, menatap kesal pamannya.
"Maaf maaf, om cuma bercanda. Cup cup.. sayang, hahahaha" ucap Zayd sesekali melihat ke belakang
"Om dahat syetali, Davi aduin tama oma Lalas. Bilal nati di usil dali lumah, bilal dadi delandanan." ucap Davi, Zayd terkekeh mendengarnya
"Nati Domi aduin tama onty Ca, bilal om di putusin. Bilal nanti onty Ca, pacalan tama Domi." mendengar ucapan Domi, Zayd langsung menginjak pedal rem. Untung dua bocil duduk di baby car seat, sehingga tak membuat keduanya membentur jok depan. Lebih beruntung lagi, di belakang mobil tak ada kendaraan lain.
"ASTAPILOH" teriak dua bocil, karena terkejut
"Berani aduin sama onty Ca, om batalin niat om bawa kalian pilih kado ulang tahun sendiri." mendengar ancaman itu, Domi dan Davi langsung memasang wajah tertekan.
"DANAN" teriak keduanya lagi
"Inda atan, Domi inda atan menadu tama onty Ca." ucap Domi
"Bagus, kita lanjut ke toko mainan yang di mall." Domi dan Davi langsung tersenyum lebar, Zayd menggelengkan kepalanya
"Makanya, yang anteng kalian. Konsen aja ma tu makanan yang ada di tangan, ga usah banyak tanya." ucap Zayd, yang kembali menjalankan mobilnya
"Kata nene buyut Ajen, talo banyat tanya itu tandana pintel." celetuk Domi, namun tak berani bersuara keras
...****************...
Jangan lupa masukin ke favorit, like, komen, gift sama vote nya yaaaa ❤️❤️❤️❤️
lanjutttt mak
masih bocil udah pinter ngegombal🤣🤣
pasti zayd tambah cinta😘😍 karna cahaya keren badass sekali cocok lah sama zayd.. jangan di kasih cewek yg lemah ya maakkk😘
dasar Domi si gembul, makan terus. awas loh nanti jadi kayak gentong😅