Arumi Larasati 24th, wanita cantik terlahir dari keluar sederhana, terpaksa menikah dengan Dion Erlangga 26th seorang pengusaha muda yang sangat sukses.
Mereka menikah karena perjodohan para kakek mereka, baik Arumi mau pun Dion tidak bisa menolak perjodohan tersebut.
Sikap Dion yang dingin dan acuh, bukan lah masalah untuk Arumi, Arumi tetap melayani suaminya itu dengan sepenuh hati, walau yang diperhatikan acuh tidak acuh kepadanya.
Hingga suatu hari Arumi mengetahui fakta, bahwa sikap dingin Dion itu hanya berlaku untuk dirinya, tidak untuk para sahabatnya.
Kini Arumi sadar, bahwa sang suami belum bisa menerima pernikahan mereka, dari pada menahan sakit lebih banyak lagi, Arumi memilih menyerah dalam pernikahannya.
Dan apakah Dion bisa menerima itu...?
Yukkk... kepoin cerita selanjutnya... ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Dion tidak tenang dalam bekerja, pikirannya terus tertuju kepada sang istri, dia takut istrinya benar benar pergi dari dirinya, sungguh tidak ada niat sedikitpun di hati Dion untuk berpisah dari sang istri, walau pernikahan yang dia jalani karena perjodohan dari sang kakek.
Awal awal mungkin dia Dion menolak, namun suami mana yang tidak akan luluh dengan sikap istri yang lemah lembut, baik, ceria, penuh perhatian, dan satu lagi istrinya sangat penurut,, lalu bagaimana bisa dia melepas wanita seperti itu, Dion sangat mencintai sang istri, hanya saja dia tidak pandai berekspresi di depan sang istri, gengsi dan malu jelasnya, sekarang saat istrinya minta cerai dia kalang kabur sendiri.
Waktu awal menikah, memang Dion meminta tidak ingin mempunyai anak terlebih dahulu, karena banyak kerjaan yang harus dia selesaikan, lalu saat itu dia belum mengenal sang istri, tapi permintaannya malah di salah arti oleh sang istri.
"Ada masalah apa bos? nggak biasa biasanya bos seperti ini." tanya Leo asisten sekaligus sahabat baik Dion.
"Huufff...." Dion hanya membuang nafas berat.
"Cerita aja kali, kek sama siapa aja." ujar Leo yang tau Dion bukan lah orang yang suka menceritakan masalah pribadinya sama orang lain.
"Istri gue minta cerai." gumam Dion menerawang jauh.
"What...!! " pekik Leo syok mendengar suara ucapan Dion itu.
"Jangan teriak teriak, budek kuping gue." keluh Dion.
"Sorry sorry... Abis gue kaget banget mendengarnya, ada masalah apa memangnya, sampai sampai di neng cantik minta cerai? " ujar Leo penasaran.
"Setau gue dia wanita paling sabar menghadapi sikap dingin loe itu, pasti sesuatu hal yang sangat fatal terjadi, hingga dia mau minta cerai sama loe, secara dia sudah nggak punya siapa siapa, klau minta cerai dengan hal sepele mungkin dia berfikir berkali kali lipat, tapi sekarang tanpa pikir panjang minta cerai, ada apa sebenarnya? " tanya Leo tidak habis pikir.
Karena selama ini hubungan Dion dan sang istri adem ayem aja, tapi sekali ada masalah lansung minta cerai, kesalahan apa yang di buat oleh sahabatnya ini, dia tau sahabat sekaligus bosnya sangat mencintai istrinya itu, hanya saja tidak tau cara berekspresi.
"Haa.... Itu gara gara kemaren anak anak pada kumpul, dan istri gue melihat gue sama Diana." gumam Dion mengacak rambutnya frustasi.
"Goblok.... Loe itu goblok banget kata gue, sudah berkali kali gue bilang sama loe, jauhi wanita sundel itu, jangan gara gara dia rumah tangga loe hancur, bandel sih loe... Jadi kenyataan kan, itu perempuan nggak ada benar benarnya, mentang mentang loe dekat sama dia, udah loe anggap seperti adik sendiri, tapi nggak buat dia, dia dari dulu berharap banget loe jadi miliknya, loe nya aja yang nggak peka, tolol." amuk Leo melupakan yang dia amuk itu adalah bosnya.
"Tapi gue nggak ada rasa sama dia, dia kan juga tau gue udah punya istri, jangan ngomong gitu lah, dia kan wanita baik baik" bela Dion.
"Astaga... Ini laki benar benar deh, pintar loe jangan di pakai buat kerjaan aja, tapi loe pakai juga buat perasaan loe, mana ada wanita baik baik yang terus saja menempel sama suami orang, bahkan ni ya... Si Yasmin yang adek kandung loe aja, segimana manjanya sama loe dari dulu, tapi saat loe sudah mempunyai istri, dia bisa jaga diri dan nggak mau membuat kakak iparnya cemburu, dan membuat loe sama Arumi bermasalah, itu anak kecil loh... bocah ingusan yang masih SMA, lalu Diana itu apa, klau nggak murahan sengaja banget cari perhatian sama suami orang, dasar nggak waras, apa namanya klau nggak gatel." cerocos Leo sudah seperti mak mak komplek yang memarahi anaknya.
"Saran gue, cepat sadar deh loe, sebelum Arumi benar benar pergi dari hidup loe, gue nggak tau seberapa gilanya nanti loe klau di tinggal Arumi, ehhh... Tapi klau dia benaran minta cerai, gue nggak apa apa kok dapatin dia, walau janda, tapi janda berkelas, nggak murahan, yang bisa jaga hati dan perasaan suaminya, nggak kaya suaminya yang nggak ngerti apa apa." ujar Leo dengan santainya.
Tentu saja ucapan Leo itu membuat Dion murka.
"Bangsat... Loe, berani beraninya loe ngedo'a in gue sama Arumi cerai, sini loe lawan gue." maki Dion.
"Nggak dulu deh, makasih. Lagi fokus menyusun rencana untuk mendapatkan hati calon janda." acuh Leo.
Buk...
Satu bantal sofa melayang ke wajah Leo, namun laki laki itu hanya terkekeh melihat kemarahan bosnya itu.
"Ingat ya bray.... Cerai dari loe gue pastikan masih banyak laki laki lajang yang mengantri untuk mendapatkan cinta Arumi, termasuk gue sendiri, gimana gue nggak kepincut sama dia, udah cantik, sholeha walau nggak berkerudung, tapi dia memakai pakaian yang sopan, perhatian, nurut sama suami walau di cuekin dan di kasih muka freezer tiap hari, kurang sabar apa coba itu perempuan, biar lah nanti saat dia sudah sendiri gue yang akan memberikan kasih sayang yang belum pernah dia dapatkan dari suami oon nya ini." celoteh Leo makin menjadi jadi.
"Bangsat loe...!! keluar loe dari ruangan gue." pekik Dion kesal.
"Baiklah... fokus mengejar calon janda..." ucap Leo menjadi jadi.
Sebelum bosnya itu mengamuk, dia terlebih dahulu mengambil langkah seribu.
"Sialan.... Teman nggak ada akhlak... bukannya nyariin solusi, malah ingin merebut istri gue, nggak akan gue biarin, Arumi hanya milik gue seorang, nggak akan ada orang lain yang boleh memiliki Arumi." gumam Dion menarik dasinya yang terasa mencekik lehernya itu.
"Lagi apa si cantik gue itu sekarang ya..? " gumam Dion memandang foto istrinya yang terpajang di atas meja kerjanya.
Ingatan Dion melayang kebeberapa waktu yang lalu, dimana Diana selalu tidak sengaja menyenggol foto Arumi di atas meja itu, berpura pura kepeleset dan membuat figura itu jatuh dan kacanya hancur kemana mana, pernah sekali pas saat habis rapat Dion menemukan figura foto sang istri berada di dalam tong sampah, posisi waktu itu Diana sendiri yang berada di ruangannya, kini klau di fikir fikir apa yang di katakan oleh Leo tadi ada benarnya juga, apa jangan jangan kemaren Diana juga melihat kedatangan sang istri ke ruanganya, kenapa perempuan itu mendadak manja, padahal tadinya bicara santai dan duduk sedikit berjauhan, ahh... sudahlah rasanya ingin pecah kepala Dion memikirkan hal itu.
Sementara di ruangan yang berbeda, menahan marah dan menelfon seseorang.
"Cari tau informasi tentang Diana, jangan sampai terlewatkan sedikit pun." ucap Leo dingin kepada seseorang, dia tidak akan membiarkan wanita gatal itu merusak rumah tangga sahabat yang sudah seperti saudara baginya itu, bagaimana pun Leo tidak akan rela melihat sahabatnya hancur, dia sangat tau Dion sangat mencintai istrinya hanya saja caranya memperlakukan sang istri yang salah.
Kalau Dion tidak mencintai istrinya, tidak mungkin laki laki itu susah payah membangun usaha kakek Arumi yang hampir bangkrut kembali berdiri kokoh, hanya saja Arumi tidak tau hal itu, karena yang Arumi tau perusahaan milik sang kakek sudah di jual karena bangkrut, padahal perusahaan itu sudah berganti nama atas inisial Arumi sendiri.
Bersambung....
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘
gmpur trsssss......
cba tnya sm arumi y doni,gmn cranya bkin tu bocil ska sm km....
jd pgn k psar mlam jg,kgn bgt pgn borong jjanan ky arumi.....😁😁😁....