Selama tiga tahun menikah, Elena mencintai suaminya sepenuh hati, bahkan ketika dunia menuduhnya mandul.
Namun cinta tak cukup bagi seorang pria yang haus akan "keturunan".
Tanpa sepengetahuannya, suaminya diam-diam tidur dengan wanita lain dan berkata akan menikahinya tanpa mau menceraikan Elena.
Tapi takdir membawanya bertemu dengan Hans Morelli, seorang duda, CEO dengan satu anak laki-laki. Pertemuan yang seharusnya singkat, berubah menjadi titik balik hidup Elena. ketika bocah kecil itu memanggil Elena dengan sebutan;
"Mama."
Mampukah Elena lari dari suaminya dan menemukan takdir baru sebagai seorang ibu yang tidak bisa ia dapatkan saat bersama suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10. TIDAK GENTAR
Malam itu, aula utama perusahaan Wattson berubah menjadi lautan cahaya kristal. Lampu gantung kristal raksasa memancarkan sinar hangat, memantul di permukaan lantai marmer dan gelas-gelas kristal yang digenggam para tamu. Musik klasik yang lembut berbaur dengan bisik-bisik tamu yang saling bertukar komentar, menciptakan suasana glamor yang sekaligus tegang.
Namun bisik-bisik terdengar di dalam pesta tersebut.
"Kau lihat wanita di samping Raven Wattson?"
"Siapa perempuan di samping Raven Wattson? Kenapa tidak bersama istrinya Mrs. Elena?"
"Jangan katakan kalau wanita itu ...."
Lalu bisikan terhenti ketika pintu masuk terbuka. Elena muncul. Gaun merah gelap menempel sempurna di tubuhnya, menonjolkan lekuk anggun dan memikat yang belum pernah terlihat Raven. Rambutnya tersisir rapi, make-up menonjolkan kecantikannya yang tegas namun tetap elegan. Seluruh ruangan seketika terdiam sejenak.
Pria dan wanita dari berbagai kalangan menatapnya dengan kagum, beberapa wanita tampak iri, beberapa pria menahan decak kagum. Aura Elena yang baru; sensual, berani, dan penuh kekuatan, menguasai ruangan. Semua yang hadir tahu bahwa Elena bukan lagi wanita profesional sederhana yang biasa mereka lihat, melainkan simbol kekuatan, keberanian, dan pesona yang menakutkan sekaligus memikat.
Di sisi panggung, Raven berdiri bersama Jessy. Matanya menempel pada Elena, tak bisa beralih. Ia seperti baru pertama kali melihat wanita itu. Selama bertahun-tahun, Elena tidak pernah berdandan seseksi ini, tidak pernah menonjolkan aura sensual yang sekarang menggetarkan seluruh aula. Sesaat, dunia Raven seakan berhenti, hanya tersisa Elena di hadapannya.
Jessy, yang berdiri di samping Raven dengan tangan pria itu melingkar di pinggangnya, merasakan ketegangan yang tak nyaman. Matanya mengikuti setiap langkah Elena, namun tetap menampilkan senyum manisnya, menyembunyikan rasa tidak nyaman yang semakin membesar saat Elena melewati mereka. Jessy merasakan bahwa malam ini bukan hanya tentang pesta, tapi tentang perang psikologis yang akan segera pecah.
Elena berjalan dengan anggun di tengah kerumunan, memegang gelas champagne di tangan kanan. Dia tetap diam, penuh kontrol, tetapi aura kekuatannya membuat semua orang tak bisa melepaskan pandangan. Beberapa investor pria menatap kagum, beberapa wanita menatap dengan rasa iri dan penasaran.
Seorang anggota dewan, pria paruh baya dengan jas mahal, menyenggol seorang temannya dan berbisik, hampir terdengar oleh beberapa tamu:
"Maaf, Mrs. Elena ... apa yang terjadi dengan Raven dan perempuan di sisinya?" tanya sang Dewan.
Elena menatap pria itu dengan pandangan santai namun menusuk, sambil menyesap sedikit champagne-nya. "Ah, semua orang pasti sudah menduga apa yang terjadi," jawabnya pelan, elegan, tanpa kehilangan ketenangan atau kendali.
Bisik-bisik mulai terdengar kembali di seluruh ruangan. Kekaguman bercampur dengan rasa iba, dan beberapa tamu diam-diam mulai membela Elena. Seorang investor terdengar bergumam pada temannya:
"Raven membuang berlian untuk batu kerikil," merujuk pada Jessy yang berdiri di sisi Raven.
"Kurasa dia menjadi bodoh karena terhasut wanita kelas bawah seperti itu," tukas investor lainnya.
Suasana semakin panas. Elena tetap tenang, memandang sekeliling, matanya sesekali beradu dengan Raven. Ia bisa merasakan pria itu membakar hawa ruangan dengan tatapannya, campuran kemarahan dan ketertarikan yang membingungkan.
Raven menyadari bahwa kemenangan tak lengkap jika Elena tidak terguncang. Ia tahu Elena kuat, tetapi ia juga tahu bagaimana menekan sisi emosional lawan yang ia cintai. Dengan langkah mantap, Raven melangkah ke atas panggung, menarik perhatian semua orang.
"Hadirin sekalian! Malam ini aku ingin mengumumkan sesuatu yang penting!" Suara Raven bergema, membuat semua mata tertuju padanya.
Semua tamu menahan napas, sebagian menatap Elena, sebagian menatap Jessy, sebagian menatap Raven sendiri, menanti kejutan yang akan terjadi.
"Aku akan menikah lagi," lanjut Raven.
Seketika, bisik-bisik yang tadinya penasaran berubah menjadi terkejut. Beberapa wanita menahan napas, pria-pria saling bertukar pandang, sebagian bahkan menahan senyum canggung.
Raven menoleh ke arah Elena. Matanya menusuk, menyala. "Jessy, wanita yang berdiri di sisiku ... dia mengandung anakku. Dan, Elena tidak bisa memberiku keturunan. Karena itu, aku memilih menikah lagi. Aku butuh keturunan untuk meneruskan perusahaan ini, dan nama Wattson."
Suasana menjadi hening. Setiap tamu menatap Elena, yang berdiri tegap, wajahnya masih menahan ketenangan luar biasa meski hatinya bergetar. Beberapa tamu merasa iba, beberapa merasa penasaran, dan beberapa mulai merasa kasihan pada Elena yang menghadapi skandal publik terbesar dalam hidupnya.
Raven menatap Elena lebih intens lagi. "Tapi jangan salah paham. Aku akan bersikap adil pada istriku, Elena. Dia akan tetap menjadi prioritasku ... meskipun keadaan kini berubah," katanya.
Elena menatap Raven, matanya menusuk. Suaranya tegas, suara elegan seorang wanita yang tak akan tunduk:
"Aku tidak sudi melanjutkan statusku sebagai istrimu. Aku sudah menggugat cerai dan tidak akan menarik gugatan itu. Aku di sini bukan untuk menerima ultimatummu, Raven. Tapi aku di sini ingin memberitahu semua orang bahwa aku bukan lagi Elena Wattson tapi Elena Alvarez," umum Elena.
Raven mengangkat alis, nada suaranya semakin dingin. "Elena, jangan impulsif."
Elena mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, tatapannya tidak bergeser. "Aku tidak mau bersama pria yang menghamili wanita lain saat sudah memiliki istri. Aku menegaskan lagi, aku telah menggugat cerai dan tidak akan menarik mundur hal itu."
Raven menatap Elena, matanya menyala dengan kemarahan yang membara. "Kalau kau berani ... aku akan menjatuhkan Alvarez."
Elena tertawa ringan, penuh kepercayaan diri. "Silakan saja, Raven. Jika Alvarez runtuh ... aku akan membangunnya kembali. Alvarez yang baru, lebih kuat daripada sebelumnya."
Raven murka. Suasana di sekitarnya terasa panas, hampir membakar udara. "Elena, kau perempuan tidak tahu diuntung! Aku satu-satunya pria yang mau tetap bersamamu, walau kau mandul!"
Mendengar itu, Elena tak bisa menahan diri lagi. Tanpa ragu, tangannya terangkat dan menampar wajah Raven dengan keras. Suara tamparan itu bergema di seluruh aula.
"Raven! Kau tidak tahu malu! Membongkar kekurangan seorang wanita di hadapan semua orang!" seru Elena murka.
Raven tersenyum sombong, tak sedikit pun terkejut. "Itu fakta, Elena. Kau tidak akan pernah bisa menjadi ibu, karena kau mandul."
Keheningan menyelimuti aula. Semua orang menahan napas, beberapa menatap Elena dengan rasa kasihan, beberapa menatap Raven dengan rasa jijik. Topik itu bukanlah sesuatu yang bisa dibicarakan di depan publik, dan hampir semua tamu merasa Raven telah melewati batas.
"Mr. Raven. Kurasa Anda sudah kelewatan. Itu bukanlah hal beretika mengungkit kekurangan seorang wanita seperti itu di depan publik, terutama dia adalah istrimu sendiri," protes salah satu Investor wanita paruh baya tidak suka dengan ucapan Raven.
"Benar. Ini urusan pribadi, dan kami di sini mengharapkan profesionalisme," sahur investor lainnya.
Namun, kebisingan itu tiba-tiba pecah oleh suara kecil dari arah belakang ruangan:
"Mama?!"
Seketika, semua mata menoleh ke sumber suara. Elena menatap dengan jantung berdebar, Raven menegang, dan Jessy tampak terkejut namun berusaha tetap tenang. Suara itu membawa suasana menjadi lebih dramatis, mengubah pesta glamor menjadi panggung ketegangan psikologis dan emosional yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Sebuah senyum merekah di wajah Elena ketika ia mendapati sosok yang tidak ia duga ada di pesta ini.
Theo.
masih penasaran sm mlm pertama mereka berdua, othor nih bikin penasaran aja deh 😁
kalau Elena gak mandul, semoga yg mandul Raven dan ternyata Jessy hamil dgn pria lain, pasti aku akan bersorak kegirangan 🤣
selamat atas pernikahan Hans dgn Elena dan selamat untuk Theo akhirnya Elena jadi Mama nya beneran 😍
jangan jadi hama😤.