NovelToon NovelToon
Warisan Mutiara Hitam 3

Warisan Mutiara Hitam 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan / Fantasi Timur / Balas Dendam
Popularitas:60.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kokop Gann

(Warisan Mutiara Hitam Season 3)

Gerbang dimensi di atas Pulau Tulang Naga telah terbuka, menyingkap "Dunia Terbalik" peninggalan ahli Ranah Transformasi Dewa. Langit menjadi lautan, dan istana emas menjuntai dari angkasa.

Chen Kai, kini menyamar sebagai "Tuan Muda Ye" yang arogan. Berbekal Fragmen Mutiara Hitam, ia memiliki keunggulan mutlak di medan yang melanggar hukum fisika ini. Namun, ia tidak sendirian.

Aliansi Dagang Laut Selatan, Sekte Hiu Besi, dan seorang monster tua Ranah Jiwa Baru Lahir memburu Inti Makam demi keabadian. Di tengah serangan Penjaga Makam dan intrik mematikan, Chen Kai harus memainkan catur berdarah: mempertahankan identitas palsunya, menaklukkan "Istana Terbalik", dan mengungkap asal-usul Mutiara Hitam sebelum para dewa yang tidur terbangun.

Ini bukan lagi perburuan harta. Ini adalah perang penaklukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tarian Logam dan Ruang

"SERANG!"

Suara mekanis bergema serentak dari dua belas mulut logam. Automaton Logam Dewa itu tidak bergerak kaku seperti golem batu. Gerakan mereka luwes, cepat, dan presisi, seolah-olah mereka adalah ahli bela diri yang telah berlatih selama ribuan tahun.

Tiga automaton di depan melesat maju, tombak logam mereka berputar membentuk pusaran angin tajam. Tiga lainnya melompat ke dinding, menembakkan panah energi dari lengan mereka. Sisanya membentuk formasi pertahanan di sekitar takhta kosong.

"Luo Sha, ambil yang di kiri! Jangan biarkan mereka mengepungmu!" teriak Chen Kai.

"Baik!" Luo Sha meluncur ke samping, pedangnya menangkis dua tombak logam sekaligus. TRANG! Getaran benturan itu membuat tangannya mati rasa. "Keras sekali! Zirah mereka setara dengan Artefak Roh Tingkat Menengah!"

Chen Kai tidak menjawab. Ia sibuk menari di antara hujan panah energi.

"Langkah Hampa."

Tubuhnya berkedip, muncul di belakang salah satu automaton penyerang. Pedang Meteor Hitam menebas horizontal.

CLANG!

Pedang itu menghantam leher automaton, tapi hanya meninggalkan penyok dalam. Logam Dewa yang menyusun tubuh mereka terlalu padat.

"Hah, keras kepala," dengus Chen Kai.

Automaton itu memutar kepalanya 180 derajat—gerakan yang mustahil bagi manusia—dan memukul dada Chen Kai dengan siku logamnya.

BAM!

Chen Kai terdorong mundur lima langkah. Ia merasakan dadanya sesak.

"Kalian tidak bisa dihancurkan dengan cara biasa, ya?"

Chen Kai melompat mundur, mendarat di atas pilar yang tumbang. Ia menatap formasi musuh. Mereka bergerak dalam sinkronisasi sempurna. Jika satu diserang, dua lainnya melindungi. Jika satu mundur, yang lain maju.

"Hancurkan koneksinya, Chen Kai," saran Kaisar Yao. "Gunakan gelombang gravitasimu untuk mengacaukan sinyal internal mereka."

Chen Kai mengangguk. Ia menancapkan Pedang Meteor Hitam ke lantai.

"Semuanya, mendekatlah."

Ia merentangkan kedua tangannya.

"Medan Gravitasi: Tarikan Bintang."

WUUUUUNG!

Lantai aula bergetar. Titik gravitasi di sekitar Chen Kai meningkat drastis. Kedua belas automaton itu tiba-tiba merasakan tubuh mereka ditarik paksa ke arah Chen Kai, seolah-olah Chen Kai adalah magnet raksasa.

Formasi mereka berantakan. Mereka terseret, bertabrakan satu sama lain di udara.

"Sekarang!"

Chen Kai mencabut pedangnya. Aura ungu dan hitam bercampur di bilahnya.

"Langkah Hampa: Tiga Ribu Bayangan."

Chen Kai bergerak begitu cepat hingga ia meninggalkan jejak bayangan di mana-mana. Ia tidak menyerang zirah mereka. Ia menyerang persendian mereka—titik di mana lempengan logam bertemu.

SRET! SRET! SRET!

Bilah Ruang memotong sendi lutut, siku, dan leher.

Dalam tiga detik, tujuh automaton jatuh lumpuh ke lantai, tubuh mereka terpotong-potong rapi. Meskipun mereka tidak mati (karena tidak hidup), mereka tidak bisa bergerak.

Namun, lima sisanya—yang menjaga takhta—tidak terpengaruh tarikan gravitasi. Mereka memiliki rune penyeimbang di dada mereka.

"Penyusup terdeteksi. Tingkat Ancaman: Tinggi. Mengaktifkan Protokol Pemusnahan."

Kelima automaton itu menyatukan tangan mereka. Dada mereka terbuka, memperlihatkan inti energi merah yang berputar cepat.

ZIIIING!

Lima sinar merah ditembakkan serentak ke arah Chen Kai.

"Tuan Muda!" teriak Luo Sha, yang baru saja berhasil memenggal satu kepala automaton yang lumpuh.

Chen Kai tidak bisa menghindar. Ruang di sekitarnya dikunci oleh tekanan energi kelima sinar itu.

Jadi, ia tidak menghindar.

Ia mengangkat tangan kirinya ke depan.

"Stasis: Cermin Waktu."

Di depan telapak tangannya, sebuah lapisan ruang transparan terbentuk. Di dalam lapisan itu, waktu berhenti total.

Kelima sinar itu menabrak lapisan Stasis.

Mereka tidak meledak. Mereka berhenti. Kelima batang cahaya merah itu membeku di udara, tertahan satu inci dari tangan Chen Kai.

"Kembalikan."

Chen Kai memutar pergelangan tangannya. Lapisan Stasis itu berputar, membalikkan arah vektor serangan.

"Lepas."

BOOM!

Kelima sinar itu melesat kembali ke arah pengirimnya dengan kecepatan dua kali lipat.

BLARRRR!

Kelima automaton penjaga takhta itu meledak hancur berkeping-keping, terkena senjata mereka sendiri.

Asap mengepul di Aula Singgasana. Potongan logam berserakan di mana-mana.

Chen Kai menurunkan tangannya, napasnya sedikit memburu. Menggunakan Stasis untuk menahan serangan energi murni memakan banyak Qi.

"Selesai," kata Chen Kai.

Luo Sha berjalan mendekat, menendang kepala logam yang menggelinding di dekat kakinya. "Itu... menakutkan. Kau membalikkan serangan mereka?"

"Hanya meminjam energi mereka sebentar," jawab Chen Kai sambil berjalan menuju takhta.

Di belakang takhta itu, pintu kecil yang memancarkan aura Mutiara Hitam kini terbuka sedikit, seolah mengundang mereka masuk.

Chen Kai berjalan mendekati takhta.

"Pemilik makam ini..." gumam Chen Kai. "Dia mati dalam kesepian, dikelilingi mesin yang tidak punya jiwa."

Dia merasakan resonansi Mutiara Hitam semakin kuat. Benda di balik pintu itu memanggil Mutiara-nya.

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari pintu portal masuk.

"Luar biasa..." suara Nona Peramal terdengar lelah namun kagum.

Chen Kai berbalik dengan cepat, menutupi tulisan itu dengan tubuhnya.

Nona Peramal dan Tie Sha (Ketua Sekte Hiu Besi) muncul. Mereka terlihat berantakan. Jubah Nona Peramal robek di beberapa tempat, dan zirah Tie Sha hancur separuh. Rupanya, mereka dilempar ke "Ruang Ujian" lain yang jauh lebih sulit sebelum akhirnya bisa mencapai aula ini.

"Kalian menghancurkan semua penjaga ini sendirian?" tanya Tie Sha tak percaya, melihat bangkai-bangkai automaton di lantai.

"Kami hanya membersihkan sampah," jawab Chen Kai dingin. "Kalian terlambat."

Nona Peramal menatap pintu kecil di belakang takhta. Matanya berbinar. "Itu... Ruang Harta Karun Inti?"

"Benar," kata Chen Kai. "Dan seperti kesepakatan awal... yang pertama sampai, yang pertama dapat."

Chen Kai berbalik dan melangkah menuju pintu itu.

"Tunggu!" seru Tie Sha. "Kau pikir kami akan membiarkanmu mengambil semuanya?"

Tie Sha mengangkat palunya yang retak. Nona Peramal juga mengangkat tangannya, siap merapal mantra.

Suasana kembali tegang. Aliansi yang rapuh itu hancur di depan pintu harta karun.

Chen Kai berhenti di ambang pintu. Ia menoleh sedikit, mata di balik topengnya berkilat berbahaya.

"Kalian ingin masuk? Silakan. Tapi di dalam sana..." Chen Kai menunjuk ke kegelapan di balik pintu. "...hanya ada ruang untukku."

Chen Kai dan Luo Sha melangkah masuk, dan pintu batu itu membanting menutup tepat di depan hidung Tie Sha.

BAM!

Chen Kai sekarang sendirian. Di dalam ruang rahasia yang mungkin menyimpan jawaban tentang ayahnya, dan rahasia terbesar dari Mutiara Hitam.

1
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Gigi Hitam telah dicabit🤣🤣🤣
Nanik S
Ternyata Loisha bisa swlamat
Nanik S
Joooooost
Nanik S
Putri Lan... jangan biarkan Tetua Besi hidup
Evi Sirajuddin
Mana adikmu KAI 🤭
Chen Ling
Nanik S
Kalau penjaga Gerbang srigala Mutan lalu Tuan Rumahnya sekuat apa
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Lembah kematian
Hendra Yana
makin seruu
BankToso
sehat selalu thor, semangat update ya thor 👍🙏
Nanik S
Kemana Gadis kecil itu
Nanik S
Blaaaaar.... ambil apimu... Hangus dan Gosong 🤣🤣🤣🤣
Nanik S
Nah begitu Kai... gadis kecil perlu ditolong agar tidak patah semangat
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Kai🌺⚔️🌼
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Sriiiinkz 🌼⚔️🌺
Nanik S
Prang.... buang saja resep Sampah
Inulsyila
gaspollll
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu 🌼⚔️🌺
Nanik S
Harusnya gadis itu diajak sekalian Kai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!