Elara tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah dirinya sadarkan diri. Tubuhnya yang terasa remuk dengan pakaian yang sudah berceceran di lantai.
"Apa yang terjadi padaku?"
Elara ingin sekali menyangkal apa yang terjadi pada dirinya, tapi keadaannya yang sudah menjelaskan semua apa yang tengah dia alami meskipun tidak tahu siapa yang tega melakukanya. Malam itu dunia Elara hancur saat kesuciannya di rampas oleh orang yang tidak dia tahu sama sekali.
Setelah lama dalama kesulitan bersama buah hatinya, tiba-tiba seseorang yang tidak dia kenal datang dan membuat kehidupannya berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendatangi penginapan
Sejak salah membawa wanita bernama Elara yang Noah maksud, Oscar semakin frustasi dengan perintah Noah yang yang tidak bisa ia jangkau. Sudah banyak wanita yang bernama Elara yang Oscar bawa dengan orang yang berbeda-beda. Tapi tetap saja Noah tidak puas bahkan selalu memakinya.
"Kau pintar dalam bisnis, tapi menemukan Elara saja kau tidak becus!!"
'kalau sudah tau kenapa anda masih menyuruh saja' Jerit Oscar dalam hati.
"Kalau tidak bisa menemukan Elara, tidak ada cuti tahunan untuk mu!!"
'Kejam sekali anda tuan.' semua hanya bisa Oscar balas dalam hati.
Karena sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya selama menjadi bawahan Noah Azarel Jhonson, Oscar setia setiap saat kapan pun dan dimana pun pria itu membutuhkannya.
Waktu memang cepat berlalu, tapi tidak dengan Noah, pria itu selalu uring-uringan saat Oscar tidak bisa menemukan wanita yang dia maksud.
"Sir, sebaiknya anda tujukan di mana alamat wanita yang anda maksud, sudah hampir setengah penduduk wanita bernama Elara yang saya bawa, tapi tidak cocok dengan anda." Oscar menghela napas panjang, kali ini dia begitu berani mengutarakan isi hatinya selama ini. Mungkin karena sudah lelah tak kunjung mendapatkan hasil.
Noah sendiri mengusap wajah kasar, "Aku tidak tahu alamat pasti wanita itu, karena saat malam itu aku hanya melarikan diri dari kejaran orang yang ingin membunuhku, dan aku masuk kesebuah penginapan yang ternyata tidak terkunci."
Noah mengingat malam, itu malam di mana dirinya sudah menghabiskan waktu bersama gadis bernama Elara, Noah sendiri tahu dari dua orang yang menyebut nama Elara saat mereka berdebat.
Oscar yang menderanya mengerutkan kening, kalau Noah sendiri tidak ingat, lalu bagaimana dengan dirinya.
"Oscar, kau tanya pada Fabo. dimana dia megambil mobil ku saat itu, jelas penginapan itu tidak jauh dari sana!" Tiba-tiba Noah mengingat sesuatu yang akan menjadi petunjuk untuknya.
"Baik." Oscar pun memilih langsung pergi, semoga saja Fabo bisa di ajak kerja sama.
*
*
Ditempat yang berbeda, tepatnya sebuah klinik kecil tak jauh dari tempat tinggal Elara dan Delena.
Elara mengusap air matanya saat tahu jika bayinya tidak berkembang dengan baik, usia kehamilannya yang memasuki bulan kelima, tapi perut Elara tidak begitu besar, dan saat di periksa ternyata janinnya tidak tumbuh dengan baik dan beratnya sangat kecil.
"Jangan sedih kita masih punya waktu untuk membuatnya tumbuh dengan baik." Delana mengusap bahu Elara untuk menguatkan.
Delana juga merasa sedih, selama Elara tinggal bersamanya wanita itu tidak terpenuhi asupan gizinya, hidup pas-pasan membuat Elara sering mengabaikan makanan yang ia konsumsi, padahal ada janin yang sedang tumbuh di rahim nya, janin yang butuh nutrisi yang cukup.
Elara hanya bisa merutuki kebodohannya, dirinya mengabaikan apa yang seharusnya ia perhatikan.
Setelah melakukan pemeriksaan, Delana mengajak Elara untuk membeli kebutuhan ibu hamil, seperti susu dan buah, vitamin dan juga apa saja yang Elara inginkan. Tidak masalah bagi Delana menghabiskan uang tabungannya, yang terpenting kondisi janin Elara sehat.
"Bibik, ini sudah terlalu banyak." Elara menatap barang-barang yang Delana beli, bukanya Yuda ingin, hanya saja terlihat sayang dengan uang yang sudah mereka kumpulkan hanya untuk membeli semua kebutuhannya.
"Tidak masalah, uang bisa kita cari. Tapi kesehatan bayimu, itu paling penting."
Mendengar ucapan Delana tentu saja membuat Elara terharu, kebaikan apa yang sudah ia perbuat sampai dipertemukan dengan wanita sebaik Delena.
Lalu bagaimana dengan pria yang sudah membuatnya hamil?
Sebenarnya benih siapa yang tertinggal di dalam rahimnya, sampai menumbuhkan janin.
Mereka tidak tahu jika pria yang sudah meninggalkan benih adalah pria kaya raya yang memilki harta melimpah.
Ingin rasanya Elara menyerah, tapi dirinya bukanlah seorang pembunuh, walaupun serba kekurangan, Elara akan berjuang untuk buah hatinya, hanya dia yang Elara miliki dunia ini.
*
*
Oscar melakukan penyusuran seperti yang diperintahkan Noah. Menggunakan Fabo untuk mengetahui alamat yang Noah maksud.
"Kau yakin daerah sini alamatnya?" Oscar menatap rumah dan jalanan yang lumayan sepi dari dalam mobil. Dua orang pria yang memiliki wajah datar itu sedang mengintai rumah penginapan yang Noah maksud.
"Yakin, hanya tempat ini yang belum kita kunjungi." Fabo menatap rumah berderet kecil di seberang jalan.
Mereka sudah menyusuri penginapan yang tidak jauh dari mobil Noah mogok dulu, dan hanya tempat terakhir ini yang belum mereka datangi.
"Kita hubungi bos dulu untuk memastikan." Ucap Fabo yang mendapat anggukan dari Oscar.
Setelah menghubungi Noah dan menunggu cukup lama, mereka berdua keluar saat melihat mobil Noah tiba.
Oscar dan Fabo sedikit menunduk, membuat Noah membuka kaca mata hitamnya.
Noah menarik napasnya dalam, entah kenapa jantungnya berpacu dengan cepat.
"Semoga kau masih ada di sana." Ucapnya dalam hati.