Memiliki latar belakang yang tidak megah membuat Angrek tidak terlalu banyak berharap pada hubungan asmara. Tapi sesuai namanya Angrek, pesonanya memukau banyak orang yang memandangnya. Mungkin bagi setiap wanita mendambakan pesona tang Angrek miliki.
Wajah cantik , putih, tinggi semampai dan menonjol di tempat yang tepat tentu impian setiap wanita, dan itu ada pada diri Angrek. Angrek tentu saja sangat mensyukuri kelebihan yang Allah berikan padanya. Tapi siapa sangka wanita cantik itu bernasip malang.
Tepat di hari pernikahannya dengan salah seorang anak pengusaha terpandang di negerinya. Anggrek harus menerima pahitnya sebuah cinta. Bahkan pada saat bahtera rumah tangga itu baru di mulai, pelaminan yang seharusnya menjadi saksi akan kebahagiaan mempelai malah harus menyaksikan kisah pilu seorang Anggrek.
Penasaran? Yuk ikuti kisah perjalanan Anggrek dengan judul cerita Luka di Pelaminan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Model dan Catwalk
Anggrek sibuk dengan rancangannya dan rencananya begitu matahari sudah bertugas wanita cantik itu akan ke studio untuk mengecek proses pembuatan gaun untuk fasion show.
Hingga pagi menjelang, keduanya memutuskan sholat subuh berjemaah. Setelah sholat Anggrek menyiapkan sarapan untuk sang suami. Sedangkan Arjuna masih berkutat dengan laptopnya.
"Nanti berangkat jam berapa Abang?" tanya Anggrek.
"Hari ini lebih pagi, ini juga sebentar lagi mau mandi," kata Arjuna tanpa menoleh.
"Tapi tetap sarapankan? Aku udah siapin sarapan buat aku dan Abang," kata Anggrek kembali.
"Iya, tapi aku mau mandi dulu," Arjuna berlalu setelah mematikan laptopnya.
Anggrek mengambil ponsel untuk mengabari Amanda.
"Aku sudah di USA, nanti aku akan ke studio begitu suamiku pergi bekerja. Kita selesaikan semuanya karena waktu kita sudah tidak banyak lagi!" begitulah Anggrek menulis pesan pada sang sahabat.
Kabari aku begitu kau tiba di studio~Amanda
"Sepertinya dia bermalam di studio. Amanda ku memang sangat totalitas, tapi wajar ini fasion show kami tidak hanya menggunakan satu gaun. Sebentar lagi deadline pengumpulan rancangan dalam bentuk baju dan mereka harus bekerja keras agar bisa menemukan bahan-bahan tepat waktu serta model yang tepat.
Terdengar suara pintu terbuka, Arjuna muncul dengan wajah segqr sehabis mandi dan masih menggunakan handuk. Pria tampan itu melihat ke arah ranjang dan pakaiannya sudah di sediakan sang istri lengkap dengan dasi hingga kaus kaki. Setelah memakai kemeja dan semua perlengkapannya hanya tinggal dasi yang pria tampan itu kalungkan di leher agar sang istri bisa menolong untuk memakaikan dasi itu padanya.
"Sayang! Bantuin aku pake dasi dong," kata Arjuna mendekat pada Anggrek yang telah wangi dan rapi.
Tanpa banyak kata wanita 23 tahun itu merapikan dasi serta pakaian sang suami dan juga memakaikan jas kantor suaminya.
"Abang, aku izin mau ke studio aku ya hari ini! Aku harus menyelesaikan rancangan gaun untuk Fasion Show yang semakin dekat," kata Anggrek yang sukses membuat pria tampan itu menyernyit setahunya sang istri hanya duduk manis di rumah menunggu dirinya pulang. Lalu apa ini Fasion Show? Rancangan busana? Apa pekerjaan Anggrek yang sebenarnya? Begitu banyak pertanyaan menari-nari di otak cerdas Arjuna.
"Nanti akan aku jelaskan ketika Abang pulang bekerja, bukankah hari ini Abang ada meeting pagi hari ini? Jadi nanti waktu Abang pulang kita bahas ya," kata Anggrek seraya mendorong pelan tubuh suaminya agar terduduk di kursi dan segera memulai sarapannya.
"Hmm, baiklah kamu hutang penjelasan padaku!" kata pria tampan itu.
"Segini cukup Abang?" tanya Anggrek pada sang suami yang tengah duduk.
"Sudah, terima kasih," kata Arjuna.
Keduanya makan dengan tenang hingga selesai.
"Di mana studio kamu, biar aku antar kamu ke sana sebelum aku pergi ke kantor.
"Studioku berda di jalan X, apa tidak terlalu jauh dari kantor Abang? Nanti takutnya Abang terlambat karena mengantar diriku ke studio," kata Anggrek begitu sang suami melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kekarnya.
"Lalu kamu berangkat dengan apa?" tanya Arjuna pada istrinya.
"Aku gampanglah nanti, yang penting sekarang Abang segera berangkat," kata Anggrek seraya mengiringi sang suami keluar dari apartment.
Begitu Arjuna berlalu dari Apartement dan memasuki lift. Anggrek segera mengambil perlengkapan rancangan dan juga tablet yang telah dia kemas ke dalam tas sandangnya.
"Baiklah ayo kita segara berangkat sebelum Amanda mengeluarkan tanduknya!" kata Anggrek.
Wanita cantik 23 tahun itu segera mengunci apartment sang suami setelah dia memastikan semua dalam keadaan aman. Dia segera memasuki lift dan menekan tombol yang berbeda angkanya sebanyak 2 jarak dari apartement sang suami.
Ketika tiba di tempat kediamannya semasa kuliah S1 dan S2 dulu, Anggrek segera membuka pintunya setelah memasukkan kombinasi angka-angka yang menjadi sandi Apartment miliknya.
Anggrek tidak berlama-lama, hanya mengambil kunci mobil miliknya agar segera sampai pada studio miliknya.
Tidak membutuhkan waktu lama wanita cantik itu sampai pada studio dua lantai yang di belinya satu tahun silam. Tidak banyak yang berubah hanya saja banyak koleksi pakaian yang bertambah seiring ramainya permintaan konsumen.
"Assalamu'alaikum," kata Anggrek memasuki ruangan studio.
"Walaikumussalam Cintah!" kata wanita manis berhijab dengan lincah langsung memeluk sahabatnya yang telah dua bulan lebih tidak dia jumpai.
"Aku kangen! Kenapa kau betah sekali di Indonesia? Apa kau tidak merindukan diriku yang manis, menggemaskan dan sebentar lagi di jodohkan oleh nenekku tersayang di Inggris sana. Aku awalnya ingin menolak tapi dia terlalu tampan untuk di tolak, nanti aku bisa rugi bandar," kata Amanda memberondong sang sahabat dengan ocehan-ocehan tidak bermutu miliknya.
"Aku harus menjawab yang mana dulu Amanda? Terlalu banyak pertanyaan yang kau ajukan di saat bersamaan membyat aku tidak mampu untuk berpikir," kata Anggrek memasang wajah kesalnya.
"Baiklah-baiklah. Kita hentikan sampai di sini dulu ada hal serius yang harus aku katakan pada dirimu" kata Amanda.
"Apa itu?" kata Anggrek terkejut dan khawatir jika ada hal yang tidak di inginkan terjadi untuk memenuhi kontes fasion show ini.
Setelah Amanda membawa Anggrek untuk duduk di kursi yang ada di ruangan khusus untuk Amanda.
"Model! Sampai saat ini kita belum menemukan modelnya! Sedangkan untuk menampilkan perlombaan awal kita hanya punya waktu kurang dari 2 minggu. Itupun bahan-bahan belum selesai di buat. Aku kerepotan saat bekerja tanpa dirimu sahabat terbaiku," kata Amanda pada Anggrek.
Anggrek menghela nafas panjang. Ini waktu yang rumit. Baiklah tidak ada waktu untuk melamun yang ada waktu untuk bertindak.
"Sekarang kita fokus ke rancangan busana saja!" kata Anggrek.
"Tidak bisa Jubedah! Kalau mau hasil rancangan itu terlihat indah harus langsung ada modelnya Buk!" kata Amanda kesal pada Anggrek.
"Lalu siapa yang yang akan menjadi modelnya Amanda. Apa kamu aja yang jadi modelnya?" kata Anggrek.
"Yang benar ajalah kamu Anggrek! Masa diriku yang jadi model dari sejak bumi ini terbentang aku sama sekali ngak pernah jadi model busana kolaborasi kita!" kata Arjuna.
"Aku sih menganjurkan kayak kamu dulu! Kamu aja yang jadi modelnya, toh aku lihat tidak ada yang berubah banyak dari postur tubuhmu! Kau masih tinggi, masih langsing dan hanya satu yang berbeda, kau menggunakan cadar sekarang. Lalu aku harus bagaimana?" tanya Amanda dan itu membuat Anggrek terdiam.
"Kita langsung kerjakan saja dulu! Aku juga tidak ada ide jika kamu memang sudah melaksanakan seleksi tapi masih belum mendapatkan model! Lalu aku bisa apa?" tanya Anggrek kembali.
"Inikan sangat urgen, bagaimana jika kamu saja yang menjadi modelnya dan mengenai cadar mungkin kita bisa memodifikasi hal itu nanti! Yang penting ada acuan dalam membuat ukuran tubuhnya dan jika benar-benar tidak lagi ada waktu terpakaa dirimu yang harus melakukan catwalk seperti tahun lalu," kata Amanda dengan cengiran watadosnya.
...♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡...