NovelToon NovelToon
Kekuatan Dari System

Kekuatan Dari System

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mdlz

Seorang pemuda tanpa sengaja jiwanya berpindah ke tubuh seorang remaja di dunia lain. Dunia dimana yang kuat akan dihormati dan yang lemah menjadi santapan. Dimana aku? Itulah kata pertama yang diucapkannya ketika tiba di dunia yang tidak dikenalnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mdlz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kelima

Lima menit berlalu dengan sangat cepat. rasa sakit yang ditimbulkan dari kolam darah mulai mereda, bahkan digantikan dengan rasa nyaman.

Arsa memejamkan matanya, mulai menikmati dirinya sendiri atas reaksi tubuhnya terhadap kolam darah. Dan tanpa terasa, sudah satu jam berlalu yang ditandai dengan notifikasi system.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Tuan telah memiliki garis keturunan Naga Kuno tertinggi, dan memiliki Teknik Penguat Tubuh. Level saat ini 1/30.000.”

‘Buset! Banyak sekali level yang harus ditembus! Sampai lebaran monyet pun mungkin belum tentu tertembus semuanya,’ lontar Arsa di dalam hati dengan kaget.

Begitu membuka matanya, Arsa melihat air kolam sudah tidak lagi berwarna merah. Saat ini warna air sangat jernih, bahkan lebih jernih dari air sungai diluar celah batu.

Segera Arsa bangkit dari kolam, ia benar-benar merasakan jika kekuatan tubuhnya meningkat secara signifikan.

“Jika aku bertarung, melawan tiga tingkat di atasku saat ini, mungkin dengan sedikit usaha, aku dapat mengalahkannya,” gumam Arsa dengan gembira.

Mengalihkan pandangannya kearah lain, Arsa menuju ke tempat deretan botol giok berada, seperti sebelumnya, ia langsung mengambilnya lalu menyimpannya di ruang penyimpanan system.

Beralih ke rak senjata pertama, terdapat sekitar seratus senjata tingkat bumi kualitas tinggi, senjata ini terbilang cukup langka di kota Dreams. Hanya beberapa orang saja yang memilikinya.

Ketika Arsa akan menyimpanya di ruang penyimpanam system, notifikasi system terdengar di telinganya.

System. “Ding! Ruang Penyimpanan System tidak memadai, Segera Upgrade Ruang Penyimpanan System!”

System. “Ding! Berikut ketentuan penukaran poin system. Satu meter kubik bernilai sepuluh poin system. Dua meter kubik bernilai dua puluh poin system. Tiga meter kubik bernilai tiga puluh poin system, dan seterusnya.”

System. “Ding! Silahkan Tuan memilih untuk Upgrade Ruang Penyimpanan System!”

Tanpa ragu, Arsa memilih sepuluh meter kubik dalam peningkatan kapasitas ruang penyimpanan system.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Ruang Penyimpanan System telah di upgrade menjadi sepuluh meter kubik. Poin System yang tersisa adalah dua ratus enam puluh poin system.”

Tidak menunda waktu begitu notifikasi System berakhir, berbagai jenis senjata tingkat bumi dipindahkan oleh Arsa ke ruang penyimpanan System.

Beralih fokus, Arsa melihat kearah rak yang lain. Hanya ada empat jenis senjata pada rak di pandangannya, Sebuah topeng kayu menarik perhatiannya.

System. “Ding! Topeng Siluman. Dengan menggunakan Topeng Siluman ini, maka Tuan dapat meniru orang lain tanpa dapat diketahui.”

System. “Ding! Teknik peniruan ini tidak terbatas oleh tingkat kekuatan pihak lain, dan mampu mencapai sembilan puluh sembilan koma sembilan persen seperti aslinya, terkecuali ingatan dari objek yang ditiru.”

System. “Ding! Topeng Siluman tidak dapat meniru benda mati, Binatang, Monster, Jiwa, maupun Roh.”

System. “Ding! Benda mati tidak termasuk objek yang serupa dengan mahluk hidup. untuk selengkapnya, Tuan dapat melihat deskripsi dibawah ini.

“Waaah…. bagus ini! Akan aku buat keluarga Bohim mati tanpa harus membunuhnya. Hahaha,” Arsa tertawa dengan pikirannya, ada rencana pembalasan yang kini bergulir di kepalanya.

Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, Arsa pun keluar dari ruangan itu. Tidak lupa mengambil kotak giok putih susu, yang sebelumnya ia masukkan ke rongga dinding.

Ketika kotak giok diambil, dinding batu kembali bergetar, bergerak dari atas kebawah, menutup serupa gerakan pintu Lift dibumi.

Menuju pintu celah batu, hari sudah mulai gelap. Tidak ada yang dapat dilihat oleh Arsa, tapi dia merasakan bahaya yang mengintainya diluar sana.

Dari indra spiritualnya, persepsi Arsa mendapati beberapa ekor Serigala Api. Setidaknya terdapat sekitar dua puluh ekor Serigala dengan aura yang sangat ganas.

‘Kampret nih, Serigala! Dia memanggil sanak saudaranya segala, Sialan!’ Arsa kembali menggerutu kesal di dalam hati, dia hanya bisa mengurungkan niat, berbalik kearah ruang pertama di dalam celah batu, duduk bersandar pada dinding.

“System, berapa poin system untuk kupon undian?” tanya Arsa tak berdaya, berpikir untuk mencoba peruntungan.

System. “Ding! Seratus poin system untuk satu kupon undian.”

“Apa? Seratus? Kenapa mahal sekali! Apa kamu ingin merampok di atas penderitaanku, System?” sela Arsa dengan marah, tapi tidak ada jawaban apa pun dari system setelah beberapa saat.

“Hah!” desah Arsa menahan kesal, tidak ada pilihan baginya selain harus menukar Poin System yang dia miliki. “Baiklah. System, tukar dua ratus Poin System untuk Kupon Undian, dan langsung undi saja!”

System. “Ding! Selamat Tuan. Tuan telah menukar dua ratus Poin System untuk dua Kupon Undian. Poin System saat ini adalah enam puluh Poin System.”

System. “Ding! Selamat Tuan. Tuan telah mendapatkan Teknik Mata Dewa, Apakah Tuan akan memperlajarinya?”

System. “Ding! Selamat Tuan. Anda belum beruntung. jangan menyerah dan coba lagi.”

Mendapati Undian kedua telah berakhir. Arsa segera meminta system dengan perintah lanjutan, “Pelajari Teknik Mata Dewa!”

Dalam sekejap mata, aliran pengetahuan membanjiri kepala Arsa. Berbagai hal terkait Teknik Mata Dewa seolah-olah telah ia pelajari sejak lama.

System. “Ding! Selamat Tuan. Tuan telah mempelajari Teknik Mata Dewa.”

System. “Ding! Teknik Mata Dewa merupakan keterampilan yang dapat melihat objek secara detail meskipun jaraknya sangat jauh. Dapat melihat situasi dalam kegelapan maupun berkabut.

System. “Ding! Ketika berada pada level yang cukup, Teknik Mata Dewa dapat menciptakan ilusi kepada pihak lain. Ilusi yang tercipta pun dapat membunuh lawan hanya dengan cara memandangnya.

System. “Ding! Untuk saat ini, Teknik Mata Dewa berada pada level 0/10. Selengkapnya, Tuan dapat melihat bagian desktipsi dibawah ini.

“Wuuuuiwww…. Keren cuy! System memang Is The Best. Ini bisa bisa membunuh lawan tanpa bergerak. Makyos Coy!” Arsa berteriak dengan gembira, tidak menyangka, dirinya akan mendapatkan keberuntungan yang melebihi harapannya.

Segera setelah itu, Arsa merasakan matanya gatal dengan rasa sakit yang tak tertahankan. Sekuat tenaga dia menahannya, Ia memejamkan mata dengan gigi yang terkatup rapat.

Sekitar dua atau tiga menit berlalu, rasa sakit mulai mereda. Arsa pun merasakan adanya perubahan pada pandangan matanya saat ini.

Pandangannya semakin cerah dan jelas, sekecil apapun, bahkan ia dapat melihat jumlah sayap dari seekor nyamuk yang terbang di hadapannya.

Namun karena tingkatannya yang sangat rendah, Arsa hanya dapat melihat detail objek pada jarak lima meter saja. selebihnya akan cenderung buram.

Masih tetap bersemangat, ia mulai melatih diri terhadap Teknik Mata Dewa. Dilakukannya berulang kali, sesuai dengan pengetahuan yang masuk kedalam pikirannya.

Setelah beberapa kali berlatih, akhirnya Level Teknik Mata Dewa meningkat ke level satu. Dengan begitu, Arsa dapat melihat objek secara detail pada jarak satu kilometer.

Teknik Mata Dewa juga dapat menciptakan ilusi ringan pada level ini, dan ilusi itu akan mampu bekerja dengan baik terhadap kekuatan Tahap Transformasi kebawah.

“Kriuuuk…!” suara bergemuruh panjang terdengar dari perut Arsa, membuatnya menunduk seraya berkata, “aduh…lapar sekali.”

“Ah, bukannya banyak daging diluar celah ini! Hehehe,” Arsa terkekeh sambil menatap ke arah luar celah.

Begitu sampai di pintu celah batu, Arsa berucap di dalam hati. ‘Mata Dewa Penglihatan Malam.’

Saat itu juga, pandangan visual Arsa berubah. Yang semula dari gelap gulita, kini menjadi hijau terang, serupa dengan visi teropong malam.

Arsa segera mengeluarkan pedangnya, mengalirkan energi tubuh ke bilah pedang, menembas kearah gerombolan Serigala Api, “Slash!”

Berhasil, tebasan pedang Arsa mengenai sasaran. Satu dari sekian banyak Serigala Api itu, tubuhnya terbelah menjadi dua bagian.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Tuan telah membunuh Serigala Api Level Ketiga. Poin Pengalaman bertambah tujuh poin.”

Merasa sukses dengan tebasan pertama, Arsa menebaskan pedangnya lagi, lagi dan lagi. Bahkan ia tidak lagi peduli dengan suara notifikasi system yang terus berdering di benaknya.

Dalam beberapa saat, gerombolan Serigala Api tidak lagi berdiri garang. Semua mati akibat cahaya merah yang muncul dari tebasan pedang Arsa.

Dengan Cepat Arsa menuju bangkai Serigala Api yang berserakan, mengambil bagian tubuh binatang itu yang kiranya berguna.

Begitu selesai, Arsa kembali ke dalam ruang kecil celah batu. Dan untuk menanggulangi perutnya yang keroncongan, daging panggang Serigala Api menjadi solusi saat ini.

***

Keluarga Nugraha

Hari sudah menjelang pagi, namun Arsa belum juga kembali. Hal ini membuat Ayunda semakin cemas akan keselamatan putranya itu.

Apalagi Romo juga tidak menemukan keberadaan Arsa di pinggiran Hutan Kegelapan, bahkan di area Pinggiran Dalam, membuat kekhawatiran Ayunda terus meninggi.

Pagi hari, Ayunda bergegas ke kediaman ayah mertuanya. Wanita paruh baya ini bermaksud memberi tahu situasi putranya saat ini.

“Ayah, Arsa belum kembali dari Hutan Kegelapan.” ungkap Ayunda begitu tiba, suaranya sedikit serak dengan nada agak terisak.

“Apa? Kapan Arsa pergi ke Hutan Kegelapan? Kenapa dibiarkan pergi sendiri?” Tanya kakek Arsa, terkejut mendengar pernyataan Ayunda yang menangis.

“Arsa mencari Rumput Awan untuk cedera Wahyu. Kami tidak memiliki cukup koin emas untuk membelinya, Ayah. “papar Ayunda, isaknya kian meningkat ketika melanjutkan perkataanya, “jadi…tanpa sepengetahuanku, Arsa pergi ke Pinggiran Hutan Kegelapan untuk mendapatkannya. maafkan aku, Ayah.”

Mendengar apa yang disampaikan oleh menantu perempuannya, Kakek Arsa jatuh terduduk di kursinya.

Lelaki tua ini benar-benar terkejut sekaligus merasa bersalah, perhatiannya mulai berkurang kepada cucunya itu.

Hal itu juga bukan tanpa alasan. Semenjak meridian Arsa mengalami penyumbatan yang tidak diketahui, usaha Keluarga Nugraha juga mulai menurun.

Usaha utama Keluarga Nugraha berbasis pada obat-obatan dan bambu. Ada juga sebagian kayu bermutu dan berbagai bahan lainnya.

Namun dampak dari tersiarnya berita Arsa tidak mampu lagi berkultivasi, telah mengakibatkan pelanggan beralih ke pengusaha lain.

Bahkan ada rumor yang beredar, mengaitkan kesialan jika berbisnis dengan keluarga yang sial. Membuat reputasi Keluarga Nugraha jatuh hingga ke titik terendah.

Menarik napas panjang, kakek Arsa menyerahkan sejumlah koin emas,” Tenanglah! ini koin Emas untuk membeli obat bagi suamimu. Jangan sebutkan hal ini pada saudaramu yang lain agar tidak ada kecemburuan.”

Sebelum Ayunda menyela, kakek Arsa menambahkan, “Siang ini Nisin dan yang lainnya kembali dari kota, mereka akan mencari Arsa di pinggiran Hutan Kegelapan.

Hari ini aku harus bertemu dengan Tuan kota, dan tidak mungkin bagiku untuk mengabaikannya.”

“Iya, Ayah. Aku mengerti.” Jawab Ayunda, menggengam rapat-rapat koin emas yang diterimanya.

Tidak menunda waktu, Ayunda bergegas menuju toko obat untuk membeli ramuan yang diperlukan suaminya, Wahyu Nugraha.

*

Tidak lama kemudian, dalam perjalanan kembali dari toko obat. Ayunda mendengar perbincangan para pejalan kaki. “Apakah kamu sudah mendengar bahwa Arsa Nugraha sudah mati?” ucap seorang pejalan kaki paruh baya kepada rekan di sebelahnya.

“Dari mana kamu mendengarnya?” sahut rekan paruh baya itu.

“Berita itu sudah menyebar. Menurut berita yang beredar, Arsa Nugraha diterkam binatang buas, dan matanya dicabik-cabik oleh binatang itu.” jawab si pria paruh baya menekankan, seolah dirinya mengetahui peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri.

“Jangan mengada-ada! kita tidak tahu kejadian yang sebenarnya.” Sanggah rekan si pria paruh baya.

Perbincangan di tengah jalan itu membuat Ayunda semakin khawatir. Wanita anggun ini tidak lagi berjalan, tetapi berlari kembali rumahnya.

“Ayah, berita yang disampingkan Romo kemarin sudah jadi perbincangan orang banyak. aku takut… aku takut…” tak kuasa melanjutkan kata-katanya, Ayunda langsung menangis di samping suaminya.

“Bu…. Arsa anak yang cerdas. Tidak mungkin anak itu melakukan tindakan gegabah. Apalagi melawan binatang buas yang bukan tandingannya. Kamu ibunya, pasti lebih tahu bagaimana Arsa, bukan!” sahut Wahyu Nugraha sembari memegang tangan Ayunda, mencoba menenangkan kekhawatiran istrinya.

1
Uraaaa
oke kak
Hr⁰ⁿ
baru baca,Thor kalo bisa pas di system pake tanda ( ) gitu Thor biar mempermudah pembaca,itu aja si sarannya untuk skrng Thor,smngt trus
Uraaaa: oke mksh kak
total 1 replies
Uraaaa
semoga menghibur
Alfathir Paulina
lucu thor nama dr para penjahatnya ada blangkon ada ndasmu ada telu limo🤣🤣🤣🤣👍👍💪💪😙😙
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!