NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / EXO / Persahabatan / Romansa / Bad Boy
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sam Lee

Yun dan Sean adalah sepasang kekasih dengan kepribadian yang berbeda, Yun yang penyayang dan lembut mampu menaklukan sifat keras dalam diri Sean. Sean yang merupakan ketua genk motor tersohor sangat mencintai Yun, pria itu juga posesif pada Yun. Yun juga memiliki perasaan yang sama, walau sering dibuat jengkel oleh sifat kekanakan pria itu. Mereka bahagia memiliki satu sama lain, tapi...

Semuanya berubah kala Yun harus pergi, kondisi keuangan keluarganya merosot tajam. Yun tak ingin pergi, ia ingin bersama Sean. Tapi Sean berubah, pria itu membuatnya memutuskan untuk pergi dari sisinya. Ia mencoba memulai kehidupan baru dengan kepribadian baru, ia pun bertemu pria berkepribadian tak tersentuh. Sama dengan Sean, pria itu adalah anggota genk motor di kota itu. Saat pria itu tak sengaja mendekatinya, semua orang jadi menjodoh-jodohkan mereka, Yun pun memutuskan untuk dekat dengan pria sekali lagi.

Apa yang akan terjadi selanjutnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sam Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sean vs Dega

"Sean!! Sean!!"

"Dega, semangat!!"

Teriakan yang terdengar riuh itu membuat Sean memutar matanya, ia benar-benar tak habis pikir dengan permainan Jay. Tentu saja, awalnya ia menyangka akan bertarung di dalam ring, ia bisa mengalahkan Dega dengan kemampuan bertarungnya. Tapi apa-apaan ini? Balapan motor di jalan tengah malam, bahkan ia tak menyangka akan bisa balapan lagi, setelah ia menghancurkan mobil kesayangan Kai waktu itu.

"Muka loe kenapa? Kok begitu?" tanya Jay, tertawa mengejek. "Hei!! Harusnya loe udah duga hal seperti ini dong, karna kami ini sebenarnya pembalap, bukan petarung."

"Loe berani jebak gw?" Ujar Sean, kesal.

"Wehh, santai, Bang. Gw gak jebak ya, loe yang setuju gw tentuin semuanya kan?" Ujar Jay, sepertinya ia sangat puas mengerjai bocah songong yang tiba-tiba menyerang daerah mereka itu. "Tapi loe tetep mau terima, kan? Iyalah, Dega bilang, loe juga jago balapan." Ujarnya, lagi. "Gimana? Mau mundur atau..."

"Jay, udahlah, loe ngapain sih?" Ujar Dega, tak habis pikir pada pria ini. Pantas saja Jay tak terlalu keras padanya, rupanya dia memang berniat mengerjai Sean. Tapi memang benar, bertarung maupun balapan, kemampuan Sean tak bisa dipandang remeh. Sejak dulu ia mengikuti pria itu, Sean jarang sekali kalah dalam permainan seperti itu.

"Hei, loe masih takut sama dia? Oh, atau takut sama ketuanya?" Tanya Jay, membuat Stuart menatapnya jengah.

"Jangan keterlaluan deh, mau dimulai nggak?" Tanya Kai, ikutan kesal pada pria yang ternyata banyak bicara itu.

"Udah pada siap, kan?" Tanya Jay, membuat Dega dan Sean bersiap memakai helm dan menaiki motornya.

Dega melirik Yun yang diam sedari tadi, pria itu tentu saja merindukan gadis yang tengah termenung itu. Yun semakin terlihat kurus di saat seperti itu, membuat Dega semakin khawatir padanya.

"Fokus, Ga!!" Ujar Jay, membuat Dega tersadar di tempatnya. "Nyalain motornya..."

Sean tersenyum, belum apa-apa sudah tak fokus, pikirnya. Sean menyadari tatapan Dega tak beralih dari Yun, semenjak mereka datang. Sean tersenyum lagi, sepertinya ia akan bisa mengalahkan Dega dengan telak malam ini.

Brummm!!! Brummm!! Brummm!!

Semua orang menunggu untuk melihat mereka melajukan motornya, menunggu sang gadis pemegang bendera mengangkat benderanya.

Suara peluit disertai diangkatnya bendera, membuat Sean dan Dega langsung melajukan motornya ditengah jalanan yang sepi itu. Tentu saja Jay telah menyiapkan semuanya, meskipun harus mendadak. Bukan tanpa alasan Jay seenaknya mengganti permainan, tapi ia memang terpaksa mengganti pertarungan ring itu dengan balapan. Tentu itu desakan dari berbagai pihak, mereka mengkhawatirkan keadaan Dega yang katanya belum pulih dari kejadian tempo hari. Padahal Jay sangat menantikan pertarungan itu, ia ingin mengetahui kemampuan Dega yang sebenarnya. Pasti Dega mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengalahkan musuh terbesarnya itu, kan? Tapi semuanya harus gagal, hanya karna keadaan pria itu. Bukan hanya Sean yang kecewa, dia sendiri pun kecewa mengetahui hal itu.

"Boss, taruhannya!!"

Teriakan itu membuat Jay tersadar, pria itu langsung mengambil lembaran uang itu untuk dihitungnya.

"Sepertinya penontonnya lebih banyak sekarang, taruhannya juga lumayan."

"Bagus, kan?"

"Sepertinya mereka tau, kalo Dega tengah melawan musuh besarnya. Dega kan jarang mau turun, meskipun dia hebat."

"Mereka juga tau tentang cewek itu?"

"Tentu aja, mereka kan inget loe yang nantangin Dega demi tuh cewek." Ujar pria itu, tertawa mengejek.

"Ck!! Gw kan menang, kenapa loe ngeledekin gw mulu dah?" Ujar Jay, kesal. "Hm, Andrew kemana? Kok ngilang??"

"Loe gak tau ya, Andrew pergi dulu, katanya ada urusan urgent." Ujar pria itu, pelan.

"Urusan apa?"

"Entahlah, dia pamitnya cuman bilang gitu doang." Jawab pria itu, pelan. "Oh, shit!!" Ujarnya lagi, membuat Jay menatapnya. "Polisi!!"

Jay melihat kearah pria itu menunjuk, ia melihat rombongan polisi yang tengah berpatroli menuju kearah mereka. "Oh, shit!! Bubarin, bubarin!! Cepetan!!"

Melihat kerumunan orang di tengah malam seperti itu mungkin membuat polisi-polisi itu curiga, mereka langsung mendekati kerumunan itu. Tapi begitu melihat mereka membubarkan diri, kecurigaan mereka semakin menguat. Saat itulah terdengar suara sirine polisi yang membuat semua orang menyadari kehadiran mereka dan langsung panik, ada yang langsung melarikan diri dengan kendaraan, berlarian meninggalkan arena, ada juga yang bingung harus kemana.

Dega mendengar suara sirine itu, ia langsung menoleh kearah suara itu. Semua orang disana tampak bubar dengan panik, Dega langsung berbalik arah meninggalkan balapannya. Tujuannya adalah Yun, ia harus memastikan Yun tak ada disana. Bisa gawat kalau gadis itu tertangkap, entah apa jadinya bila orang tua Yun mendengar itu.

Sean juga menyadari itu, ia segera menghentikan motornya. Pria itu menoleh, ia melihat Dega yang berbalik pergi meninggalkannya. "Shit!! Apa-apaan mereka?" Ujarnya, kesal. Ia pun berbalik, tapi tiba-tiba polisi sudah mengepung tempat itu. "Shit, gw harus pergi kalo gak mau ketangkap." Gumamnya sambil berbalik pergi, meninggalkan Dega yang masih mencari Yun yang sepertinya masih terjebak dalam kepanikan orang-orang itu.

"Yun, Yun, loe dimana?" Tanya Dega, panik. Tak peduli polisi semakin mendekat, Dega tak menyerah begitu saja untuk mencari Yun. "Yun!!"

"Kak Dega, disini!!" teriak Yun, ia hampir menangis karna bingung harus kemana. Disaat itulah ia mendengar suara Dega mencarinya, membuatnya segera berdiri dari tempatnya jongkok tadi.

Dega segera menghampiri Yun, pria itu memeluk gadis yang ternyata sudah menangis itu. "Loe baik-baik aja, kan? Kita harus pergi dari sini, kita gak boleh tertangkap."

"Tapi mereka udah ngepung kita, Kak. Kita harus gimana?" Tanya Yun, panik.

"Loe ikut aja, gw bakal cari jalan." Ajak Dega sambil menarik tangan Yun, menyuruhnya untuk naik motornya yang terparkir tak jauh dari sana. "Anak-anak pada kemana? Loe tau?"

"Nggak, mereka panik, mereka ninggalin aku begitu aja." Ujar Yun, pelan. Ia bahkan sempat jatuh tadi, lututnya terluka, tapi ia diam karna tak mau menambah kepanikan.

"Ok, pegangan yang erat, gw bakal ngebut..."

"Kakak mau nerobos mereka? Apa kakak udah gila? Motornya bisa keliatan..."

"Kamu tenang aja, kita bakal baik-baik aja. Siap?"

Yun memeluk Dega erat, mereka bersiap menerobos dua mobil polisi yang tak jauh dari hadapan mereka. Yun mempererat pelukannya, saat motor melaju sangat kencang, membuat Yun seolah melaju diatas udara. Untung saja Yun sempat memakai helm, membuatnya tak dikenali dengan mudah.

"Oiii, disana!!" teriak salah satu polisi itu, saat Dega berhasil melewati mobil mereka dan hampir menabrak polisi yang menghalangi jalannya.

"Wowwww!!" Teriak Dega, saat mereka sudah menjauh dari tempat itu. "Yun, loe baik-baik aja, kan?" Tanyanya, baru teringat gadis itu.

"Ya, cuman kaget..." Jawab Yun, jawaban jujur itu membuat Dega tertawa. Tentu saja, Yun pasti baru mengalami hal seperti itu, tidak sepertinya yang sudah terlalu sering lolos dengan cara seperti itu.

"Tak ada yang mengejar kita, kan?"

"Takkan ada, mereka terlalu sibuk dengan orang-orang yang mereka tangkap, tenang saja." Jawab Dega, ada nada geli terdengar dalam suaranya itu. Dalam hatinya, tentu saja Dega tak tega melihat Yun yang sepertinya memang shock, terdengar dari nada bicaranya yang ketakutan. Dega menghela nafas, perlahan ia menurunkan kecepatan motornya. "Yun, mau ke pantai?"

1
༄𝓜§⍟ Marwah ( AliMar)༄𝑓𝑠𝑝⍟
tetap semangat ya,Thor buat update terus
tutiana
Luar biasa
Sam Lee: makasih, semoga terhibur ❤
total 1 replies
༄𝓜§⍟ Marwah ( AliMar)༄𝑓𝑠𝑝⍟
bagus
༄𝓜§⍟ Marwah ( AliMar)༄𝑓𝑠𝑝⍟
semangat terus ya Thor dan jangan lupa mampir juga di karyaku,cintaku bertepuk sebelah tangan
spirit thor
Sam Lee: makasih, ntar mampir kalo ada waktu yaa...❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!