NovelToon NovelToon
Kembalinya Duchess Kejam

Kembalinya Duchess Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Mengubah Takdir / Barat / Chicklit
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Di kehidupan sebelumnya, Duchess Evelyne von Asteria adalah wanita paling ditakuti di kerajaan. Kejam, haus kekuasaan, dan tak ragu menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya. Namun, semuanya berakhir tragis. Pengkhianatan, pedang yang menembus perutnya yang tengah mengandung besar itu mengakhiri segalanya.

Namun, takdir berkata lain. Evelyne justru terbangun kembali di usia 19 tahun, di mana ia harus menentukan jodohnya. Kali ini, tekadnya berbeda. Bukan kekuasaan atau harta yang ia incar, dan bukan pula keinginan untuk kembali menjadi sosok kejam. Dia ingin menebus segala kesalahannya di kehidupan sebelumnya dengan melakukan banyak hal baik.

Mampukah sang antagonis mengubah hidupnya dan memperbaiki kesalahannya? Ataukah bayangan masa lalunya justru membuatnya kembali menapaki jalan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Diana Vernhold

Di dalam aula yang masih dipenuhi cahaya lilin mewah dan alunan musik lembut dari orkestra kerajaan, Evelyne berdiri anggun di sisi Piter. Acara pertunangan mereka berlangsung dengan meriah, tamu-tamu mulai berangsur meninggalkan tempat setelah menyampaikan doa restu.

Namun, saat Evelyne dan Piter hendak meninggalkan area balkon, seorang pelayan mendekati mereka dan dengan hormat membisikkan sesuatu kepada Piter. Lelaki itu mengangguk singkat sebelum menoleh pada Evelyne.

"Pangeran Mahkota ingin berbincang sejenak dengan kita," ujar Piter, nada suaranya tetap tenang namun sarat dengan kewaspadaan.

Evelyne menahan napas sejenak. Pangeran Mahkota Andreas Von Harferd adalah tokoh yang ia hormati, namun saat matanya menatap wanita yang berdiri di sisinya, tubuhnya menegang seketika, Diana Vernhold.

Wanita itu, dengan gaun berwarna biru safir yang menampilkan siluetnya yang sempurna, tampak tersenyum anggun. Tatapan matanya penuh kepercayaan diri, seolah ia telah memenangkan segalanya. Padahal hanya Evelyne yang tahu, bahwa di masa depan, Diana Vernhold adalah orang yang akan menghancurkannya.

Evelyne merasakan perang batin mulai bergejolak. Ia tahu betul bahwa masa depan belum terjadi. Ia memiliki kesempatan untuk mengubah segalanya, termasuk menghadapi sosok yang pernah menghancurkan hidupnya. Tapi, bagaimana jika takdir tetap tak berubah? Bagaimana jika Diana tetap akan menjadi sosok yang menusuknya dari belakang?

"Duke Zisilus, Lady Evelyne, selamat atas pertunangan kalian," sapa Pangeran Mahkota dengan senyumnya yang khas.

Evelyne menundukkan kepala dengan anggun, "Terima kasih, Yang Mulia. Suatu kehormatan bagi kami menerima ucapan langsung dari Anda."

Piter yang berdiri di sampingnya menambahkan, "Kami sangat menghargai kebaikan hati Yang Mulia yang telah mengizinkan acara ini berlangsung di istana. Kami benar-benar berhutang budi."

Pangeran Andreas terkekeh pelan. "Hutang budi? Tidak, ini adalah bagian dari tugas kerajaan untuk mendukung para bangsawan terbaik kami. Terlebih lagi, aku ingin melihat sendiri bagaimana pasangan hebat seperti kalian."

Evelyne tetap menjaga senyumannya, meskipun pikirannya masih berputar pada sosok Diana yang berdiri di sisi pangeran. Wanita itu belum berbicara sepatah kata pun, hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Setelah beberapa saat, akhirnya Diana berbicara. "Lady Evelyne, gaun yang Anda kenakan malam ini sungguh menawan. Tak heran banyak yang terpukau dengan kehadiran Anda."

Evelyne menoleh perlahan. Ia dapat merasakan bahwa pujian itu bukan hanya sekadar kata-kata manis, ada sesuatu di baliknya. Namun, ia tetap membalas dengan sopan, "Anda terlalu baik, Lady Diana. Saya juga harus mengatakan bahwa penampilan Anda malam ini sangat memukau. Tidak heran jika Yang Mulia begitu mengagumi Anda."

Senyum Diana sedikit menegang, namun dengan cepat ia menyembunyikannya. "Terima kasih. Anda terlalu berlebihan."

Percakapan mereka terus berlanjut dalam batasan sopan santun dan formalitas bangsawan. Namun, di dalam hati Evelyne, ia merasa seolah sedang berjalan di atas pisau yang tajam. Ia tidak boleh menunjukkan sedikit pun kelemahan, tidak boleh membiarkan masa lalunya yang kelam menguasai pikirannya.

Namun, saat Diana menatapnya lebih dalam, Evelyne dapat merasakan sesuatu. Ada kilatan kemenangan dalam mata wanita itu, seolah ia tahu sesuatu yang Evelyne tidak tahu.

Apakah Diana juga memiliki kenangan akan masa depan?

Tidak mungkin, pikir Evelyne cepat-cepat menepis kemungkinan itu. Tapi jika benar, maka ini berarti peperangan mereka telah dimulai jauh sebelum waktunya.

"Evelyne," suara Piter membuyarkan lamunannya. Ia menatapnya dengan lembut namun juga penuh selidik. "Apakah kau baik-baik saja?"

Evelyne menenangkan dirinya sebelum tersenyum dan mengangguk pelan. "Aku baik-baik saja, Piter. Hanya sedikit lelah."

Piter menatapnya sejenak sebelum beralih ke Pangeran Mahkota. "Yang Mulia, kami benar-benar menghargai waktu yang Anda berikan kepada kami. Namun, saya rasa sudah saatnya kami undur diri. Evelyne sudah cukup banyak menjalani hari yang panjang."

Pangeran Andreas mengangguk mengerti. "Tentu saja, Duke Zisilus. Aku tak akan menahan kalian lebih lama lagi. Istirahatlah, dan sekali lagi, selamat atas pertunangan kalian."

Evelyne dan Piter membungkuk hormat sebelum mereka melangkah pergi. Namun, sebelum benar-benar meninggalkan ruangan, Evelyne menoleh sekali lagi ke arah Diana. Tatapan mereka bertemu, dan seolah tanpa kata-kata, mereka telah mendeklarasikan sesuatu.

Di dalam kereta yang bergerak perlahan melewati jalanan kota yang mulai sepi, Evelyne duduk dengan tatapan kosong. Cahaya lentera di sisi jalan memantulkan bayangan lembut di wajahnya yang tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri. Duke Zisilus, atau yang lebih akrab dipanggil Piter oleh Evelyne, memperhatikannya dengan saksama. Sejak mereka meninggalkan istana, Evelyne belum berkata banyak. Hanya jawaban singkat dan sesekali senyum yang terasa dipaksakan.

"Evelyne," Piter akhirnya membuka suara, nada suaranya lembut namun penuh perhatian. "Ada sesuatu yang mengganggumu sejak kita bertemu dengan Pangeran Mahkota."

Evelyne menghela napas perlahan, mengalihkan pandangannya ke jendela, melihat bayangan kota yang berlalu begitu cepat. Ada perang batin dalam dirinya, namun dia tidak bisa serta-merta mengungkapkan segalanya. "Aku hanya, berpikir tentang sesuatu, Piter. Ini bukan hal yang mudah untuk dibicarakan."

Piter tidak mendesaknya. Ia tahu bahwa Evelyne adalah wanita yang tidak akan mudah membuka diri tanpa alasan yang jelas. Maka, ia hanya menunggu, memberikan ruang bagi Evelyne untuk berbicara dengan sendirinya.

Setelah beberapa saat sunyi, Evelyne akhirnya menoleh dan menatap Piter dengan mata penuh keyakinan. "Aku mungkin akan berselisih dengan tunangan Pangeran Mahkota di masa depan."

Piter menaikkan satu alisnya, tetapi tidak menunjukkan keterkejutan berlebihan. "Diana?"

Evelyne mengangguk. "Aku belum bisa memastikan semuanya, tetapi ada banyak hal yang harus kupikirkan dan kupelajari lebih jauh. Aku tidak ingin bertindak gegabah, tetapi jika waktunya tiba dan memang benar aku harus berhadapan dengannya, aku ingin kau percaya padaku, dengan segala konsekuensinya."

Piter menatap Evelyne dalam-dalam. Ada sesuatu dalam sorot mata tunangannya itu yang membuatnya yakin bahwa ini bukan sekadar dugaan atau perasaan sesaat. Ada sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih kompleks di balik kata-katanya. "Aku tidak tahu apa yang membuatmu berpikir demikian, tetapi aku menghargai keberanianmu untuk mengatakannya kepadaku."

Evelyne menundukkan kepalanya sedikit. "Aku tidak bisa memberitahumu semuanya sekarang, tetapi aku tahu bahwa suatu saat aku akan membutuhkanmu di sisiku."

Piter tersenyum, senyum yang bukan sekadar formalitas, melainkan penuh ketulusan. "Kau adalah wanita yang kuat, Evelyne. Aku tidak akan mempertanyakan keputusanmu tanpa alasan yang jelas. Jika memang ada sesuatu yang terjadi, aku akan berada di pihakmu. Kau tidak perlu khawatir tentang itu."

Evelyne merasa dadanya sedikit lebih ringan mendengar kata-kata itu. Kepercayaan yang diberikan Piter padanya bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh. Ia tahu bahwa dalam dunia bangsawan, kesetiaan dan dukungan adalah sesuatu yang langka, tetapi Piter telah berjanji untuk berada di sisinya.

Saat kereta berhenti di depan kediaman Duke Astria, Piter turun terlebih dahulu, kemudian mengulurkan tangan untuk membantu Evelyne turun. Gadis itu menerima tangannya dengan anggun, menuruni tangga kereta dengan penuh kehormatan.

Sebelum mereka berpisah, Evelyne menatap Piter sekali lagi. "Terima kasih telah percaya padaku. Aku akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa ini semua tidak menjadi sia-sia."

Piter mengangguk, kemudian membungkuk sedikit sebagai tanda hormat. "Dan aku akan memastikan bahwa aku selalu ada di sisimu, Evelyne."

Mereka akhirnya berpamitan, hati Evelyne menghangat menyadari bila saat ini dirinya tak sendirian lagi. Ada sosok yang mau menemaninya dalam berbagai kondisi, sosok yang di kehidupan sebelumnya lebih baik mati dibandingkan dengan menyakiti hatinya, Piter Von Zisilus.

1
Diyah Pamungkas Sari
jd inget si edward sama bella pas MP kmr nya hancur berantakan wkwkwkwkwk
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: eh, kok iya ya aku baru engeh sama twilight /Facepalm/
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
oke perutku begah!! bacanya ini pas hbs sarapan!! mana hawa adem lg. woeylah
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: keek, kenapa begah kak?
total 1 replies
Rossy Annabelle
ini nih baru keren si Author..ada giveaway nya we🥳
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: semngat kak
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
brti selanjutnya baca nya mlm ja dah 😑😑😑😑😖😖😖😖
Rossy Annabelle
q padamu Evelyn 😍tunjukkan kekejamanmu🥳
Diyah Pamungkas Sari
mantep eve, lope yu
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: lop yu tu lah/Facepalm/
total 1 replies
charis@ŕŕa
semoga sehat selalu n di jauhkn dr musibah...
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: aamiin
total 1 replies
Rossy Annabelle
turut berdukacita y thor 🥺,,cpt sembuh & semoga selalu diberi kesehatan..tetep semangat pokoknya 💪
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: aamin
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
evelyn main sosor bae kan kaget wkwkwkwwkk
Diyah Pamungkas Sari
gemes bgt sm piter n evelyn wkwkwkwkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!