Kedua orangtuanya Clara meninggal, ayahnya meninggal karna sakit-sakitan. Setelah dua bulan kepergian ayahnya, Ibunya Clara pun meninggal dunia karna sakit kanker. Karna kedua orangtuanya meninggal Clara harus menggantikan kedua orangtuanya bekerja sebagai pembantu, namun saat Clara sedang menunggu bus di halte untuk pergi ke rumah tujuannya, tiba-tiba Clara diculik dan dibawa ke sebuah hotel hingga dirinya diperkosa oleh orang tak di kenal hingga hamil diluar nikah.
Saat tau dirinya hamil, Clara mencari pekerjaan lain dan tidak jadi ke rumah bos orang tuanya. Di sana Clara bertemu dengan seorang pria tampan yang akan menjadi majikannya, namun banyak keanehan dengan sikap tuan majikannya terhadap dirinya, majikannya seperti tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
Rahasia apakah yang disembunyikan tuannya Clara?
Akankah Clara bakal bertemu dengan pria yang telah memperk*sanya? Dan apakah setelah bertemu dengan pria itu, Clara akan pergi jauh dari pria itu dengan membawa anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Devan Wijaya adalah seorang CEO tampan, kaya raya. Dai mempunyai perusahaan bernama Wijaya Company, dan dia juga mempunyai seperti restoran, cafe, hotel, mall yang bukan hanya di Indonesia tapi di luar negeri pun ada.
Dengan wajah tampan dan kaya raya membuat Devan menjadi incaran wanita-wanita cantik di luaran sana. Tapi menurut Devan semua wanita-wanita yang mendekatinya tidak ada satupun yang masuk ke dalam kriterianya.
Devan adalah sosok laki-laki yang sangat dingin jika dengan orang lain selain keluarganya sendiri. Dia juga mempunyai tatapan mata yang begitu tajam, bibir seksi dan tubuh yang atletis.
Devan sudah berusia 30 tahun, ia memang sudah pernah menikah sebelumya tapi hubungannya berakhir dengan cerai mati.
Devan berpisah dengan calon sekaligus istrinya. Istri Devan meninggal dunia sejak 5 tahun silam saat tengah hamil anak pertama mereka, yang pada saat itu usia kehamilan istrinya sudah menginjak 5 bulan, karena mengalami pendarahan. Jadi Devan sudah menduda selama 5 tahun dan sampai saat ini.
Dan semenjak istri meninggal Devan tak pernah lagi memikirkan wanita, dia sudah membangun tembok es di hatinya. Menurutnya cintanya hanya untuk mendiang istrinya dan juga anaknya yang belum pernah dia lihat. Sadar sudah jatuh cinta pada istrinya saat istrinya dalam keadaan sekarat dan akhirnya meninggal dunia itu merupakan penyesalan yang luar biasa bagi Devan, dan membuatnya terus di hantui penyesalan itu.
Devan memang menikah karna perjodohan, tapi saat istrinya sudah meninggal satu bulan, rasa cintanya mulai tumbuh.
***
Devan terbangun dari tidurnya. Setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan dengan angkutan umum itu, Devan langsung tertidur di kamar karena badannya terasa pegal-pegal ia bahkan tidak jadi menghadiri pertemuan penting itu. Ia melirik jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 4 sore.
"Bagaimana kabar wanita itu apa dia sudah bangun, "gumam Devan, ia memilih beranjak dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sebelum ia menemui wanita itu.
Sepuluh menit kemudian Devan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk sebatas pinggang dan juga handuk kecil yang digunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.
Dreett... dreett...
Ponsel Devan berbunyi di atas nakas, segera pria itu menghampiri ponselnya dan mengangkatnya.
"Ada apa?"tanya Devan.
"Halo bos, saya mau memberitahu jika pertemuan penting dengan perusahaan Leon group yang batal hari ini di ganti hari lain bos, "jawab sekertaris Devan, yaitu Rio.
"Baiklah. Kamu beritahu saja kapan waktunya, "ucap Devan lalu memutuskan sambungan teleponnya dan meletakkan ponselnya kembali di meja nakas.
"Pergi! Jangan dekati saya!" teriakan seseorang dari kamar sebelahnya membuat Devan kaget.
"Astagah ada apa itu?" gumam Devan sembari berjalan keluar dari kamar tanpa mengenakan pakaiannya terlebih dahulu.
"Ada apa ini?"tanya Devan saat sudah memasuki kamar yang berada di samping kamarnya.
"Maaf tuan, wanita hamil ini tiba-tiba berteriak saat saya datang, padahal saya hanya ingin mengatarakan tas miliknya, "ucap pengawal Devan yang badannya sangat kekar dan banyak tato di lengannya.
Sepertinya ini ada kesalahan pahaman, fikir Devan.
"Ya sudah kau boleh keluar, "ucapanya.
"Baik tuan." Pengawal Devanpun keluar dari kamar itu.
Devan mengalihkan pandangannya menatap wanita hamil yang masih terduduk di pojokan kamar.
Devan memilih mendekati wanita itu yang masih menutup wajahnya sambil menangis. Dia kemudian bersimpuh di depannya.
"kamu kenapa?" Tanya Devan sambil mengusap rambut hitam legam milik wanita hamil itu.
Clara yang merasa ada yang mengusap rambutnya lantas membuka tanganya yang tadi ia gunakan untuk menutupi wajahnya.
Clara menatap Devan dengan air mata yang masih mengalir deras.
"Tuan! Orang itu pasti orang jahat kan? Dimana orang itu tuan?" tanya Clara dengan wajah ketakutan dan panik.
Devan hanya mengulum senyum tipis melihatnya. Memang pengawalnya tadi terlihat menyeramkan layaknya seorang preman dan Clara pasti mengiranya dia orang jahat.
"Dia tidak jahat Clara, dia ada pengawal saya. Dia kesini hanya untuk mengantarkan tas mu, " ucap Devan memberi pengertian.
"Dia tidak jahat tuan?" Tanya Clara agi untuk memastikan.
"Tidak," jawab Devandengan singkat.
Clara lalu menatap sekelilingnya, dirinya sekarang berada di sebuah kamar bernuansa coklat muda, kamar ini begitu besar layaknya kamar tuan putri pasti yang punya kamar ini adalah orang kaya. Tapi dimana dia sekarang?
"Tuan saya ada dimana?" tanya Clara.
"Kamu ada di mansion saya, tadi di bus kamu ketiduran dan saya membawamu ke sini," jawab Devan.
Clara mengangguk mengerti, kenapa dirinya bisa tidak sadar di bawah ke mansion besar ini, ia bingung tadi ia tidur atau pingsan.
Clara menatap Devan yang bersimpuh di depannya. Saat ini Devan tidak mengenakan apapun kecuali selembar handuk yang menutupi bagian bawahnya. Pipi Clara memerah saat melihat perut sixpack milik Devan.
Kruyuk... kryuk...
Clara tersenyum malu kepada Devan yang tengah mengulum senyum geli.
"Kamu lapar hem?" tanyanya.
Clara hanya mengangguk malu.
"Baiklah ayo kita ke dapur, mungkin bibi sudah memasak untuk makan malam. Mari kita makan bersama." ajak Devan.
"Tidak tuan, saya disini mau bekerja rasanya tidak pantas saya makan bersama tuan." tolak Clara.
"Tidak apa-apa, kamu kan belum mulai bekerja, jadi kamu masih saya anggap sebagai tamu disini."
"Em baiklah tuan, kalau tuan memaksa." Clara hanya pasrah karena dia juga merasakan begitu lapar saat ini.
Devan kemudian membantu Clara untuk berdiri dari duduknya di lantai.
"Kamu hamil berapa bulan?" Tanya Devan sembari berjalan keluar bersama Clara.
"jalan 5 bulan tuan, " jawab Clara.
"Sudah terlihat besar ya seperti 6 bulan."
Clara hanya tersenyum dia juga merasakan hal itu.
***
"Kamu tidak mau menambah lagi?"tanya Devan menatap wanita yang duduk di depannya sedang mengelus perut buncitnya.
"Tidak tuan. Rasanya saya sudah begitu kenyang hingga perut saya terasa begah, " ucap Clara sambil terus mengelus perutnya.
Devan hanya tersenyum tipis, bagaimana tidak kenyang, jika wanita ini makan sampai menambah dua kali, ia saja tadi sampai heran melihatnya karena Devan belum pernah melihat seorang wanita makan begitu banyaknya. Tapi Devan merasa senang melihatnya karena wanita itu begitu lahap menyantap makanannya.
"Oh ya sepertinya kita belum saling mengenal ya, siap nama mu?" tanya Devan.
"Clara Caroline tuan, panggil saja Clara," jawab Dira sambil tersenyum.
"Nama yang indah. Dan perkenalkan nama saya Devan Wijaya," ucap Devan.
"Saya panggil tuan Devan saja ya?" tanya Clara.
"Silahkan."
"Oh ya ada yang ingin saya tanyakan padamu, dimana suamimu? Kenapa dia membiarkanmu bekerja dalam kondisi hamil seperti ini?" tanya Devan. Devan melihat perubahan raut wajah Clara, raut wajah wanita itu berubah menjadi murung.
"Saya tidak memiliki suami tuan...."ucapnya dengan nada lirih dan tidak melanjutkan ucapannya karena jujur ia malu.
"Jadi kamu-"Aldan sengaja tidak melanjutkan ucapannya saat melihat Clara sudah mengangguk seakan mengetahui apa yang ingin di tanyakan.
"Em.. baiklah kamu bisa istirahat lagi di kamar yang tadi, mungkin kamu masih lelah dan harus banyak istirahat," ucap Devan, ia merasa bersalah saat melihat wajah Clara yang terlihat murung dan sedih, tidak seperti tadi yang tampak ceria saat makan.
"Saya akan membereskan meja makan ini dulu tuan," ucap Clara.
"Tidak perlu Clara, ada bibi disini yang akan membereskannya. Lebih baik kamu pergi ke kamar sekarang," ucap Devan dengan nada yang seperti tidak ingin ditolak.
Clara hanya mengangguk pasrah lalu dia berjalan menuju kamarnya.
jangan nyesel ya nanti ketika Clara udah nyerah dan memilih untuk mundur... Clara berserta anak anak akan pergi meninggalkan kamu ....
gerammmm deh pengen mukul tuh kepala devan... egois banget,,,
buat kaka author semangat....
ditunggu kelanjutan nya...
pasti bapaknya juga udah tau tuh bahwa yang dikandung Clara cucu kandung nya juga