Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.
Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Diperjalanan menuju ruangan bosnya, Zahra melihat asisten bosnya sedang berjalan menuju ruangan Alfa.
"Pak Roy, maaf saya mau nanya," Panggil Zahra setelah di hadapan Roy.
"Syukurlah kamu sudah datang Zahra, kamu ingin nanya apa?" tanya Roy sambil menghela nafas lega setelah melihat Zahra yang sudah berada di kantor.
"Tuan Alfanya kemana ya pak, tadi saat saya akan membereskan ruangan tuan Alfa saya keluar lagi karena tuan Alfa tidak ada diruangan nya," ucap Zahra.
"Tuan Alfa sedang ada urusan diluar dan kamu cepat bersihin ruangan tuan Alfa sebelum tuan kembali. Inget jangan ada debu yang tersisa kalau kamu ga mau tuan tambah marah karna kamu terlambat ke kantor," Jelas Roy.
"Baik Pak, saya kerjakan sekarang juga. Saya pastikan semua diruangan tuan Alfa bakal kinclong tanpa ada debu yang tersisa," Ucap Zahra menekuk jarinya membentuk huruf O dengan tersenyum ramah.
"Ya sudah, saya keruangan saya dulu. Kalo ada apa-apa kamu boleh cari saya diruangan atau pake telepon yang ada diruangan tuan Alfa," Jelas Roy.
"Baik Pak," Jawab Zahra mengangguk mengerti.
Roy kemudian pergi menuju ruangannya, sedangkan Zahra bernafas lega karna bosnya tidak ada dikantor. Setidaknya dia tidak langsung disuguhi amarah dari sang bos.
Zahra berjalan menuju ruangan bosnya. Setelah masuk kedalam, dia mulai membersihkan ruangan itu sampai bersih, membereskan kertas-kertas yang ada dimeja kerja bosnya dan menata buku-buku yang ada dirak buku. Tak lupa, Zahra pun mengganti bunga yang ada divas bunga dengan bunga yang baru. Memang sudah kebiasaan dari dulu diruangan Apfa selalu ada satu tangkai bunga mawar pink. Zahra juga heran kenapa harus mawar pink, tapi dia tidak berani menanyakan hal itu pada Alfa. Zahra berfikir mungkin bunga mawar pink itu adalah bunga kesukaan kekasihnya atau istrinya jadi dia sengaja memasang bunga itu agar selalu mengingat wanita yang dicintainya itu.
"Kenapa harus bunga kalau dia punya kekasih atau istri harusnya pajang aja fotonya dimeja jadi kalo kangen bisa liat fotonya, kan lebih buat semangat. Dasar pria aneh," Gumam Zahra saat sedang mengganti bunga itu kedalam vas.
"Tapi aku belum pernah melihat ada perempuan dateng kesini, gak mungkin kan kalau perempuannya ga pernah kesini? Atau mereka lagi LDR ya?" Gumamnya lagi.
"Ah bodoamat ngapain aku mikirin orang seperti dia. Udah syukur aku dapet kerja disini walaupun gajinya dipotong buat ganti rugi jas itu, yang penting aku ada kerjaan tetap. Dan selalu dapet uang sisa kalo disuruh beli sesuatu," Batin Zahra.
Kemudian dia melanjutkan pekerjaanya, menyapu dan mengepel ruangan itu setelah selesai dan bosnya belum datang, akhirnya Zahra keluar ruangan dan pergi menuju pantai setelah meletakkan alat pembersih ditempatnya. Dia mengambil air minum dan duduk dikursi pantri. Saat sedang meneguk air minum, bu Anita kepala pantri datang dan menyapa Zahra.
"Zahra lagi ngapain kamu?" Tanya ibu Anita yang melihat Zahra sedang duduk santai di pantri.
"Ini saya haus bu, jadi minum dulu. Saya baru beres bersihin ruangan tuan Alfa," Jawab Zahra.
"Jam segini baru bersihin ruangan tuan Alfa? Apa kamu telat? Kamu mau dihukum habis-habisan atau mau dipecat? Berani-beraninya kamu telat membersihkan ruangan tuan Alfa, kamu jangan seenaknya ya masuk kerja. Disini itu harus disiplin." Ibu Anita memarahi Zahra yang datang terlambat dan mengundang masalah dikantor apalagi Zahra bekerja melayani tuan bosnya.
"Maafin saya Bu, iya tadi saya telat karna ada masalah karna saya lama menunggu bus bus, tapi tadi waktu saya datang dan bersihin ruangan tuan Alfa, tuan ga ada diruangannya." Zahra menjelaskan dengan sopan dan lembut.
"Saya gam mau menanggung kesalahan kamu seperti kesalahan para pekerja sebelumnya ya, saya sudah cape dihukum karna kecerobohan pekerja diruangan tuan Alfa. Pokoknya jangan sampai kamu membuat saya dihukum atau dipotong gaji hanya cuma gara-gara kamu. Paham!" Jelas bu Anita. Ya, dari dulu memang Alfa selalu melimpahkan kesalahan para pekerja yang melayaninya bukan hanya kepada pekerja itu tapi ibu Anita kepala pantri itu juga mendapatkan hukuman yang sama.
"Maafin saya bu, saya janji tidak akan membuat bu Aniya terlibat dalam masalah ini jika tuan Alfa marah. Saya bener-bener minta maaf bu." Zahra yang merasa bersalah meminta maaf berkali-kali kepada bu Anita.
"Ya sudah, kamu disini aja siapin mental kamu buat menghadapi tuan nanti. Karna saya yakin tuan Alfa gak akan diam aja. Tangan kamu kenapa? Kok diperban?" Tanya bu Anita ketika saat melihat tangan kanan Zahra yang dibalut dengan perban. Walaupun Zahra sudah menyembunyikannya dibawah meja, tapi tetap terlihat oleh bu Anita.
"Oh ini nggak papa kok bu, ini cuma luka ringan aja. Saya masih bisa bekerja kok." Jawab Zahra.
"Syukurlah kalo begitu. Jangan sampai kerjaan kamu terhambat oleh luka kamu itu. Ya udah saya tinggal dulu." Jawab bu Anita cuek lalu pergi meninggalkan Zahra sendirian.
Hari sudah makin siang, tetapi Alfa belum juga kembali kekantor. Karna merasa bosan, Zahra berinisiatif untuk membantu OB lainnya yang sedang bekerja.
"Mba, saya bantu kerjaannya ya." Zahra menawarkan diri kepada salah satu office girl yang sedang mengelap kaca.
"Boleh. Kamu OG baru? Kok aku baru liat? Baru berapa hari kerja disini?" Tanya perempuan itu yang Zahra pikir umurnya lebih tua diatas dia.
"Iya mba, baru setengah bulan. Saya ditugaskan membersihkan ruangan tuan Alfa," Jawab Zahra jujur.
"Waah... keren kamu, kamu bersyukur bisa kerja diruangan tuan Alfa. Emang kamu pake amalan doa apa sih kok bisa masuk kesana? Tanya perempuan itu penasaran
"Gak pake amalan doa apa-apa mba, cuma kebetulan aja ditempatin disana." Jawab Zahra. Dia tidak mungkin menceritakan alasan apa yang membuat dia bekerja dikantor ini.
"Kamu beruntung si, aku yang udah kerja 5 taun aja disini ga pernah direkomendasiin buat bersihin ruangan tuan Alfa. Katanya emang gak boleh ada perempuan yang..." Ucapan prempuan itu terhenti ketika mendengar teguran dari bu Anita.
"Kalian mau kerja atau ngegosip hah?! Kalau tuan Roy atau tuan Alfa melihat kalian kerja sambil ngobrol, kalian bakal dipecat. Dan kamu Zahra, ngapain kamu disini?" Omel ibu Anita kepada mereka berdua.
"Saya bosen nunggu tuan Alfa gak datang-datang ke kantor Bu, daripada gak ada kerjaan mending bantuin yang lain bu." Jawab Zahra.
"Ya sudah, tapi jangan sampai tuan Alfa atau tuan Roh lihat. Nanti saya yang kena marahnya," Ujar bu Anita kemudian pergi meninggalkan mereka bedua.
"Bu Anita memang galak, kamu jangan masukin ke hati ya, tapi segalak-galaknya Bu Anita, Bu Anita yang paling depan kalo kita lagi ada masalah," Ujar perempuan itu. Zahra hanya menganggug paham.
"Nama kamu siapa? Kita udah ngobrol panjang lebar tpi aku belum tau nama kamu?" Tanya perempuan itu.
"Aku Zahra, panggil aja Zahra mba." jawab Zahra tersenyum manis.
"Aku Luna orang-orang biasanya manggil aku Una kalo gak Luna. Kamu bebas mau panggil aku apa aja," Jawab perempuan itu yang ternyata bernama Luna.
Mereka berdua terus mengerjakan pekerjaan dengan sesekali bercanda ketika tak ada siapapun di tempat itu.
semoga cepet sadar de alfa kalo dia suka sama zahra...