Bagaimana rasanya ditinggal suami saat sedang mengandung demi menikahi perempuan lain, apalagi kakaknya sendiri ? inilah cerita shanaya yang mencoba menyelesaikan masalalunya demi kebahagiaanya kedepan bersama kedua anak kembarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risss___, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Flacback Saat Shanaya Melahirkan
Shanaya hari ini pulang agak larut. Dia Noval baru saja keluar dari rumah sakit. Ya! Shanaya baru saja menjenguk temanya yang baru saja melahirkan. Saat melihat bayi-nya, dia teringat saat-saat melahirkan sikembar
Situasinya cukup sama, namun yang membedakan adalah temanya melahirkan ditemani oleh orang-orang terdekatnya. Sedangkan dia hanya ditemanai oleh Noval dan Ibu Iren yang notabenya tak memiliki hubungan darah denganya.
Bayangan saat suara tangis menguar diruangan itu, yang seketika membuat Shanaya bernafas lega. Dalam hati dia merasa bangga dengan dirinya sendiri, bisa melahirkan dua buah hatinya. Ditengah ribuan masalah yang terus mengghinggapi pikiranya. Baginya itu adalah suatu hal yang hebat
Saat itu suster sedang mencari lelaki yang bisa mengazani Sikembar. Memang ada Noval, namun kalian tau sendiri Nuval itu bukan umat islam. Jadilah mereka menunggu suster. Ibu Iren tak hentinya memandangi sikembar, matanya bahkan berkaca-kaca merasa terharu. Sedangkan hakim berada disamping berangkarnya sambil ikut memandang Ibunya.
“Selamat ya Sha! Anak-anak kamu ganteng dan cantik banget” Ucap Noval tiba-tiba
“Iya Mas!” jawab Shanaya tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya
“Makasih ya Mas, kamu sama Ibumu udah nemenin aku sampai lahiran” lanjut Shanaya
“Apaan sih Sha. Lagian kalau bukan aku sama Ibu siapa lagi!” Ucap Noval
Yang tanpa sadar ternyata mencubit hati kecil Shanaya, membuat raut wajahnya yang sedari tadi tersenyum seketika menjadi murung.
Noval yang menyadari itu langsung gelagapan, tak tauh harus berbuat apa
“Ehhh Sha...”
“Maksud aku bukan gitu...” Ucap Noval
Nyatanya ucapan Noval itu tak mengubah reaki Shanaya
Noval yang melihat itu berinisiatif untuk mengenggam tangan Shanaya
“Sha.. Mas ngak maksud ngomong kaya’ gitu tadi”
“Lagian kamu ngak perlu mikirin orang-orang itu lagi”
“Sekarang kamu punya Sikembar, yang jadi prioritas kamu”
“Kamu kupain hak yang lalu! Kamu cukup bertahan buat sikembar”
Ucap Noval berturut-turut pada Shanaya, berharap ucapanya dapat membuat Shanaya lebi semanagat menjalani hidupnya.
Shanaya yang mendengar itu langsung mengangkat kepalanya memandang Noval yang juga menatapnya. Kalau difikir-fikir omongan Noval ada benarnya juga. Untuk apa dia memikirkan mereka yang udah mencampakkanya, lagian dia udah punya sikembar. Yang jadi prioritas utamanya, yang jadi penyemangatnya, dan menjadi kekuatanya menjalani hidup ini.
Ditengah lamunanya, tiba-tiba pintu ruang rawatnya terbuka menampilkan perawat tadi yang datang dengan seorang dokter muda
“Ini Dok! Anaknya” ucap perawat itu
Sang Dokter lalu menatap anak itu
“Ternyata kembar ya?” ucap sang dokter saat menyadari bahwan pasien melahirkan anak kembar
“Iya Dok!” jawab Ibu Iren, yang masih berada disana
“Yaudah Bu, saya Azani dulu” Ucap Dokter itu
“Iya iya silahkan” ujar Ibu Iren mempesilahkan
Sang Dokter pun mengazani sikembar sati persatu. Shanaya yang mendengarnya tanpa sadar meneteskan air matanya, seharusnya Hakimlah yang melakukanya. Namun dengan teganya lelaki itu meninggalkan tanggung jawab sebagai Ayah.
****
Shanaya tiba dirumah pukul 10 malam, dia memang sempat singgah mengisi perutnaya dengan Noval. Shanaya rasanya malas pulang kerumah dan bertemu dengan orang tuanya apalagi Hakim. Kalau bukan karna sikembar dia tak akan pulang malam ini.
Saat sampai didepan rumah, Shanaya melihat lampu teras syudah dipadamkan. Apakah mereka sudah tidur? Kalai Iya, baguslah. Shanaya tak perlu menjadi aktris yan bersikap baik, namun dalam hatinya sudah muak ingin mungumpat
“Mas aku turun dulu ya” ucap Shanaya pada Noval
“Iya. Kalau ada apa-apa kamu langsung hubungin aku aja” Ucap Noval, berjaga-jaga.
Walaupun Shanaya bersam keluarganya, tak menutup kemungkinan kan meeka bisa berbuat hal diluar nalar
“Iya Mas” balas Shanaya, lalu melangkah turun dari mobil
Shanaya perlahan membuka pintu rumah menggunakan kunci rumah yang selalu dia bawa. Shanaya msuk kedalam rumah lalu kembali mengunci pintu. Dia melangkah dengan pelan takut membangunkan mereka yang Shanaya pikir sudah tertidur
Namun ternyata oh ternyata! Shanaya mendapati Ayahnya dan Hakim masih dudk meninton tv diruang tamu.
“Ehh baru pulang Sha?” tanya Ayahnya
Enggak! Masih nanya lagi, kalau belum pulang ngak mungkin dong aku disini. Ucap Shanaya yang pastinya hanya dalam hati
“Hehehe Iya Yah” jawab Shanaya
“Abis jengukin teman di Rumah sakit” jelas Shanaya
“Bunda sama anak-anak diamana?” tanya Shanaya, mengalihkan topik pembicaraan sambil berpura-pura menatap kesana kemari, seolah olah mencari orang yang ditanyakanya
“Udah tidur Sha”
“Kaya’nya mereka kelelahan abis jalan-jalan seharian” jawab Pak Ahmad
“Owh...” respon Shanaya
“Kalau gitu Shanaya kekamar dulu ya, mau bersih-bersih” lanjut Shanaya, ingin segara pergi kekamarnya
Yang hanya dibalas anggukan oleh Pak Ahamad dan Hakim. Membuat Shanaya langsung berjalan menuju kamarnya, lalu mengunci pitunya rapat-rapat.
ni klo kknya hidup mah, bakalan ngga ingat sama sekali sama istri pertama dan anak"nya
sy baca smpai sni saja Thor semoga success berkarya..
4thn d tinggal tanpa nafkah lahir batin tanpa khabar berita auto boleh jatuh talak atau boleh menguggat cerai, jgn kn 4thn 6bulan saja pun bisa gugat cerai🤭