NovelToon NovelToon
Gadis Desa Milik Mafia Muda

Gadis Desa Milik Mafia Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: bang poro

SYAFIRA ANATASYA, seorang gadis desa yang memiliki paras cantik jelita, yang terlahir dari keluarga sederhana namun sangat bahagia. Dia dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya, karna harus bekerja ke luar kota untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karna ayahnya belum lama ini hanya bisa terbaring tak berdaya karna penyakit yang di deritanya. Sesampainya di Kota yang sangat besar tersebut, gadis itu terlihat cukup di buat bingung dan pusing saat mencari alamat tempat ia akan bekerja nanti. Saat ia akan mencari tempat tinggalnya terlebih, tak senganja ada insiden kecil yg mempertemukan dirinya dengan seorang pria tampan dan gagah. yang tanpa gadis itu sadari bahwa pertemuan itu adalah suatu keberuntungan terbesar dalam hidupnya.. Gimana ceritanya yukk kita simak bareng bareng cerita lengkapnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang poro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

marahnya Syafira?

Flashback off

"Gadis itu.... Sepertinya dia masih merasa takut pada ku" ucap Alfaro dengan nada datarnya yang terdengar pelan.

"Yah, seperti itu lah tuan. Dari dulu dia tak pernah berubah." Jawab Rian sambil tersenyum tipis pada Alfaro.

"Baik lah, aku setuju dengan saranmu.... Kau panggil dia ke sini dan kau jelaskan padanya, jika aku yang berbicara pasti dia ketakutan." Ucap Alfaro memerintahkan Rian.

"Baik tuan, saya panggil dulu" urap Rian sembari berlalu dari hadapan Alfaro. Namun langkahnya terhenti saat mengingat Syafira.

"Tuan, apa perlu kita bicarakan rencana ini juga bersama nona Syafira?" Tanya Rian yang hampir mendekati pintu.

"Sepertinya tidak, aku takut dia bakal menjauhi ku, aku takut jika dia akan membenciku setelah dia tahu bahwa aku seorang ketua mafia." Jawab Alfaro sambil tertunduk lesu.

"Tapi tuan. Bukankah cepat atau lambat dia juga mesti tahu semuanya. Sebelum dia mengetahui semuanya dari orang lain, mungkin saja jika dia tahu semuanya dari orang lain, bisa saja dia akan lebih membenci tuan karna mengetahuinya dari orang lain,  bahkan dari tuan sendiri." Kali ini Rey lah yang menyampaikan pendapatnya.

"Sudahlah, jangan buat aku tambah pusing memikirkan semua ini. Kalian urus semuanya dan bicarakan bersama Raniya, aku sedang pusing, aku harus segera pergi." Ucap Alfaro seraya berjalan mendului Rian yang masih mematung di dekat pintu. Namun saat Alfaro membuka pintu, dia sangat terkejut melihat Syafira yang tengah berdiri di depan pintu sembari memegang alat pel di tangannya.

Flashback on

Beberapa saat yang lalu Syafira tengah asyik mengepel lantai caffe karna keadaan caffe yang sudah sepi. Namun saat dia akan mengepel lantai depan ruangan Rey, dia tak sengaja mendengar pembicaraan semua orang di dalam ruangan. Dia sangat terkejut saat mendengar semuanya. dia mematung di depan pintu ruangan tersebut, dia tak percaya dengan semua yang ia dengar barusan.

Flashback off 

Syafira menatap Alfaro dengan rasa kecewa yang mendalam, ia sangat kecewa saat mendengar Alfaro tak ingin memberitahu Syafira tentang kebenaran yang sesungguhnya. Syafira langsung pergi meninggalkan Alfaro begitu saja meninggalkan alat pel di sana, ia langsung pergi ke ruang belakang dengan rasa kecewa yang sangat mendalam.

Alfaro yang sudah sangat panik coba mengikuti Syafira ke ruang belakang, namun langkahnya terhenti saat sudah sampai di ruang ganti wanita, ia awalnya ingin langsung masuk namun pintunya sudah terkunci dari dalam, akhirnya ia hanya bisa menunggu Syafira keluar dari ruangan tersebut.

Sedangkan di ruangan Rey, Leon dan Rey merasa bingung dengan sikap Alfaro yang begitu panik saat membuka pintu, memang mereka berdua tak melihat kejadian tersebut dari dalam. lalu Leon bertanya pada Rian yang masih mematung di ambang pintu.

"Ada apa?... Apa yang terjadi?... Mengapa dia begitu panik?." Tanya Leon kepada Rian yang masih terdiam di sana.

"Pak Rey, apa ruang ini tak genap suara?...apa orang lain bisa mendengar percakapan kita dari luar?" Tanya Rian balik bertanya pada Rey.

"Ya genap suara sih, tapi kalo pintunya tidak tertutup rapat tetap saja, suara bisa terdengar keluar." Jawab Rey dengan raut wajah yang masih bingung.

"Sial... Pasti nona mendengar semuanya.... Mengapa kau begitu ceroboh saat menutup pintu." Umpat Rian menyalahkan dirinya karna kecerobohan yang sudah ia lakukan. Memang saat masuk ke ruangan Rey, Rian lah yang paling akhir masuk kesana dan dia lupa memastikan pintu sudah tertutup rapat atau belum.

Berpindah ke ruang belakang. Kini Alfaro masih menunggu Syafira keluar dari ruang ganti tersebut. Alfaro sangat panik saat ini, perasaan khawatir dan takut terus menyelimuti pikirnya. ia sangat takut jika Syafira akan meninggalkan dirinya ketika Syafira sudah mengetahui semuanya.

Tak lama kemudian pintu ruangan tersebut terbuka, dan keluarlah Syafira yang sudah berganti pakaiannya dan sudah siap untuk segera pulang. Tanpa menoleh ke arah Alfaro yang sudah menantinya sedari tadi menunggunya, Syafira langsung melewatinya begitu saya. Namun tiba tiba pergelangan tangannya di genggaman erat oleh Alfaro dari belakang.

"Sayang tunggu dulu, biarlah aku jelasin semuanya kepadamu, akan aku ceritakan semuanya dan aku akan jelaskan alasan ku yang menunda memberi tahumu." Ucap Alfaro dengan nada yang penuh rasa bersalah sembari menggenggam erat tangan Syafira, tak memperdulikan semua tatap mata para karyawan caffe itu yang memperlihatkan dirinya dengan rasa terkejut dan tak percaya.

"Aku sudah dengar semuanya, jadi lepaskan tanganku!" Cetus Syafira dengan nada yang sangat kesal, sambil menepis tangan Alfaro dengan kasar lalu pergi begitu saja meninggalkan Alfaro.

"Sayang... Tunggu aku..." Ucap Alfaro sedikit berteriak sambil mengikuti langkah Syafira dari belakang. Namun Syafira tak menghiraukannya dan terus berjalan keluar dari caffe.

Sesampainya di parkiran. Alfaro yang sedari tadi mengikuti Syafira dari belakang pun langsung memeluk Syafira dari belakang dengan erat.

"Sayang, aku mohon jangan tinggalin aku... Berikan aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya." Ucap Alfaro dari belakang tubuh Syafira. Suaranya lirih di penuhi rasa takut, khawatir, dan bersalah yang bercampur aduk.

"Lepasin aku sekarang juga!" Sentak Syafira dengan nada yang masih kesal. Alfaro tak melepaskannya, dia malah memper erat pelukannya di tubuh Syafira.

"Tidak akan, aku tidak akan melepaskan mu sampai kapanpun, aku sangat takut kehilanganmu," ucap Alfaro dengan tegas namun dengan nada yang lembut.

Syafira membuang nafasnya kasar karna tak bisa melepaskan pelukan Alfaro yang begitu erat.

"Baik lah, jelaskan semuanya di dalam mobil" ucap Syafira yang masih merasa kesal.

Alfaro pun tanpa pikir panjang langsung menggendong Syafira ala bridal style. Tak memperdulikan tangan Syafira yang terus memukul dada bidangnya Alfaro dengan kencang, karna baginya itu sangat tidak sakit sama sekali. Sedangkan Syafira sendiri terus berontak minta di turunkan karna merasa malu, semua tatap mata tertuju padanya, dari karyawan caffe, scurity caffe hingga pengunjung caffe semua meloh ke arahnya.

Sesampainya di depan mobil, Alfaro pun langsung membuka pintu mobilnya Tanga menurunkan Syafira terlebih dahulu. Setelah pintu mobil terbuka Alfaro langsung mendudukan Syafira dengan lembut dan hati hati. Setelah selesai mendudukan Syafira, Alfaro pun langsung masuk dari pintu sebelahnya dan duduk di kursi kemudi.

"Jadi cepat bicarakan, apa yang kamu ingin jelaskan." Cetus Syafira dengan nada yang masih kesal.

"Iya aku bakal jelasin semuanya... Tapi sudahi dulu  marahmu ini, aku mohon" ucap Alfaro dengan nada lembut sembari memohon agar Syafira tak marah lagi padanya.

"Cepat jelaskan!" Sentak Syafira yang sudah mulai kesal.

"Astaga, mengapa dia lebih menakutkan dariku, sungguh sangat menyeramkan." Batin Alfaro sambil mengusap keringat yang mulai keluar di dahinya.

"Baik lah, tapi kamu harus berjanji  padaku, kamu gak boleh ninggalin aku dan kamu gak boleh benci sama aku. Aku gak mau kamu menjauhiku aku gak sanggup berpisah darimu." Ucap Alfaro dengan nada yang sendu.

"Akan aku pertimbangkan setelah aku mendengar penjelasan kamu nanti " ucap Syafira dengan nada yang datar, berusaha menutupi rasa bahagia dan senang yang memiliki hatinya, namun ia berusaha tetap dingin dan menunjukkan ekspresi kesalnya padahal dalam hatinya tak seperti itu.

{Mohon maaf jika banyak kata yang salah dan alur cerita yang membosankan, tolong tinggalkan komentar dan masukan kalian, biar aku bisa perbaiki kesalahan dan kekurangannya, supaya aku lebih semangat lagi buat update bab barunya.}

~terimakasih buat yang sudah membaca~

1
Desie Budie
sangat suka
Pororo Korong: makasih udah menyukai karya pertama aku🥹
total 1 replies
Laura Barón
Wuih, jadi terinspirasi.
Pororo Korong: terinspirasi apa tuhh🤭
total 1 replies
Juan Pablo Escamilla
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Pororo Korong: terimakasih atas doa kak🥹, sering sering aja doain author biar cepet sukses hehe
total 1 replies
Felix
Aku rela begadang buat baca cerita ini, wajib banget dicoba!
Pororo Korong: terimakasih karna sudah luangin waktunya buat baca novel aku yah kak, sehat sehat terus☺️👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!