Dalam keluarga yang terhormat dan terpandang, Andi dan Risma hidup bahagia dengan dua anak laki-laki mereka. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi ketika Risma meninggal setelah melahirkan anak ketiga mereka yang diberi nama Annisa.
Andi yang sangat mencintai Risma, tidak dapat menerima kenyataan bahwa Annisa adalah penyebab kematian istrinya. Ia membenci Annisa dan tidak pernah menyentuhnya, bahkan ketika Annisa dewasa dan menderita penyakit serius.
Annisa yang sadar ayahnya membencinya, selalu mencari cara untuk mengambil kasih sayang Andi. Ia berusaha untuk menjadi anak yang baik dan membuat ayahnya bangga, namun Andi tetap tidak mau menerima Annisa.
Kisah ini menggambarkan konflik antara cinta dan kebencian, serta perjuangan Annisa untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Apakah Annisa dapat membuat Andi mengubah pendapatnya dan menerima Annisa sebagai anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"I- Ica ,nenek pengen liat Ica bahagia terus " buk sari dengan suara nya yang lirih ,mencoba bicara, Annisa sudah tak bisa menahan tangisan nya.
"nek , Ica janji bakal bahagia terus sama nenek, nenek harus sehat, nenek harus sembuh ! "
buk Sari sudah lemas , ia menggunakan sisa - sisa tenaganya untuk menghapus air mata Annisa.
"buk Mirah , cepat telepon Aris sama Anton suruh kesini cepat" buk Sari memerintahkan buk Mirah untuk memanggil cucu laki - laki nya.
"nek ! besok kak Anton kesini nenek kenapa malah panggil sekarang" Annisa sangat panik, perasaan nya tak menentu, Dokter dan Andi memasuki kamar buk Sari ,setelah diberitahu buk Mirah bahwa buk Sari sudah mulai melantur.
"pak ,kondisi ibu sudah tidak baik" Dokter yang melihat kesehatan buk Sari yang mulai drop segera melaporkan nya pada Andi, Andi merebut tangan buk Sari dari Annisa, buk Sari memejam kan matanya perlahan.
"buk , jangan tidur dulu buk, lihat Andi ! " Andi tak kuasa menahan tangis nya ,melihat kondisi buk Sari.
"Andi anak ku tolong kamu jaga Annisa , jangan biarin dia kesepian " buk Sari berbisik Andi masih bisa mendengar nya walau sangat pelan.
Garis lurus terpampang di monitor alat pengukur jantung buk Sari suara panjang yang nyaring mulai terdengar dari alat itu ,menandakan ajal buk Sari telah tiba , buk Sari pergi untuk selama - lama nya dengan tenang.
"nenek !" Annisa menangis histeris buk Mirah memeluk erat Annisa , buk Mirah yang bertahun - tahun menemani buk Sari juga tak kuasa menahan kesedihan nya, Andi memeluk tubuh buk Sari yang sudah tak bernyawa, menyesal karena belum sempat ia meminta maaf.
"Assalamualaikum, ada apa ? nenek !!" Aris baru saja datang, setelah melihat apa yang terjadi Aris bahkan tak sanggup lagi untuk berdiri dan terduduk di ambang pintu , Aris berteriak memanggil buk Sari dalam tangis nya.
..
"sayang ? ,perasaan ku kok gak enak yah" ujar Mirna , Anton dan Mirna masih di perjalanan, setelah mereka di telepon buk Mirah mereka langsung tancap gas menuju rumah.
"tenang sayang, udah sampai kita "
Anton yang juga tak kalah khawatir ,mencoba menenangkan istrinya Anton memarkirkan mobil nya di samping mobil Andi, setelah mematikan mesin mobil ,samar - samar Anton dan Mirna mendengar suara tangisan dari dalam rumah Anton dan Mirna bertatap muka sejenak ,mencerna apa yang mereka dengar, sedetik kemudian mereka berdua berlari memasuki rumah yang tak di kunci itu , dan bergegas menuju kamar buk Sari.
"Ahh ! gak mungkin ! gak mungkin ! " Anton yang sudah melihat buk Sari yang terbaring kaku di pelukan ayah nya dan juga adik - adik nya yang menangis histeris ditambah suara alat pengukur jantung yang sudah menandakan tak ada kehidupan lagi dalam tubuh buk Sari, membuat Anton juga lemas dan menangis histeris.
Mirna yang juga merasakan kesedihan yang mendalam memeluk suaminya mereka saling menenangkan diri.
..
Warga sekitar mulai berdatangan ,untuk bertakziah dan juga mengurus jenazah buk Sari untuk di kebumikan esok hari ,karena hari sudah sangat malam,keluarga Andi memutuskan untuk berjaga malam ini , mengajak para tetangga untuk mengaji dan mendoakan buk Sari.
"nenek nyuruh Ica buat manggil kak Anton, entah apa yang mau nenek sampein ke kak Anton" Annisa berkata dengan suara nya yang serak karena terlalu banyak menangis , Annisa kini berada di pelukan Aris yang juga masih menangis sesenggukan.
"nenek kalian mau nitipin Annisa ke Anton ,dia mungkin merasa umur nya gak lama lagi jadi dia pengen mastiin Annisa dijaga dengan baik, tapi waktu dia ternyata tak banyak lagi " buk Mirah yang sudah tau tujuan mendiang buk sari memanggil Anton akhir nya memberitahukan nya, Anton memeluk kedua adik nya setelah mendengar ucapan buk Mirah.
"kakak janji ,gak bakal ninggalin kalian berdua ,sesuai keinginan terkahir nenek" Anton bertekad untuk memenuhi keinginan mendiang buk Sari, namun tidak bagi Andi, walau ia mendengar dengan telinga nya sendiri bahwa buk Sari ingin Andi menjaga Annisa namun Andi justru menyalah kan Annisa lagi, Andi berpikir buk Sari terlalu banyak pikiran karena ulah Annisa akhir - akhir ini ,terutama saat Annisa keluyuran,kematian buk Sari justru membuat Andi semakin membenci Annisa.
..
ke esokan hari nya jenazah buk Sari di makam kan, Annisa dan buk Mirah tak ikut ke TPU karena kondisi mereka yang sedang tidak baik, buk Mirah dan Annisa kebanyakan menangis dan terlewat makan, beberapa ibu - ibu tetangga menemani Annisa dan buk Mirah ,sebagai tetangga, mereka khawatir terutama dengan kondisi Annisa , Annisa yang bahkan tak pernah melihat wajah asli sang ibu yang meninggal kala melahirkan nya , sekarang Annisa harus ditinggalkan buk Sari yang menjadi pengganti ibu nya.
"Ica sayang , namanya takdir gak ada yang bisa ubah, sedih boleh tapi inget diri sendiri yah ,kamu harus makan yah " buk Rumana, atau buk rt membawa bubur dan membujuk Annisa untuk makan.
"Ica gak mau makan buk , Ica gak laper"
buk Mirah yang melihat Annisa semakin pucat , akhir nya mencoba menguat kan diri nya yang juga masih sangat sedih kehilangan buk Sari, buk Mirah sadar Annisa butuh perhatian lebih saat ini.
"Ica makan yuk" buk Mirah mengambil alih untuk membujuk Annisa.
"Ica ,kalau kamu kayak gini terus, nenek pasti sedih nenek udah di surga,kamu gak mau kan bikin nenek sedih?" buk Mirah mulai mengeluarkan bujukan untuk Annisa, Annisa mengangguk dan akhir nya mau makan,membuat ibu - ibu yang disana senang dan lega.
..
"Anton , Aris , Mirna ,segera carikan pondok pesantren yang bagus dan ketat " Andi memberi perintah kepada anak dan menantu nya ,untuk mencari kan nya sebuah pondok pesantren yang bagus dan ketat dalam mendidik murid nya, Andi berencana memasuk kan Annisa ke pondok pesantren.
"loh ,buat apa pa?" tanya Anton bingung dengan perintah Andi.
"adik kamu lulus smp sebentar lagi, papa harus bawa dia mondok biar dia gak manja dan gak nyusahin semua orang " jawab Andi membeberkan rencana nya.
"kita gak ngerasa di susahkan oleh Annisa pa ,kita sayang Annisa , Annisa juga baik kok anak nya" ujar Aris yang tidak setuju dengan keinginan Andi.
"pa , kasihan Annisa kalau harus mondok" Anton yang juga tak setuju mencoba protes.
"Kamu sudah menikah Anton, kamu sama Mirna punya kehidupan sendiri dan Aris ,kamu harus fokus kuliah biar jadi dokter yang handal ,kalian udah ga ada waktu buat manjain Annisa ,sekarang nenek sudah tidak ada , kalian harus paham dong , Annisa udah gede biar dia belajar di pondok pesantren, pokok nya kalian cari kan secepat nya ,sebelum Annisa lulus ! " Andi kesal karena kedua anak nya tak mendukung nya.
"tapi pa ,ada papa yang bisa jaga dan manjain Annisa gantiin nenek"
Andi menatap tajam ke arah Anton,setelah mendengar apa yang Anton ucapkan.