Author Almighty

Kabut tipis mengendap di kaki gunung, angin berembus menggetarkan ranting-ranting pohon perdu di tepi lapangan rumput yang masih basah oleh sisa embun.

Hosh!

Hosh!

Suara napas tersengal mendominasi keheningan bersama suara-suara berdebam ribut di permukaan tanah.

Semak-semak bergetar ketika sepasang kaki berdebuk di jalan setapak menuju lapangan rumput, ranting-ranting kering berkeretak terinjak sepasang kaki itu.

“Berhenti!” Hardikan-hardikan kasar terdengar di belakang pemilik sepasang kaki itu.

Burung-burung tersentak dari ranting-ranting pohon. Terusik oleh kegaduhan itu.

Seorang gadis berlari tersaruk-saruk di semak rumput sembari memegangi bahunya yang terkoyak dan berdarah.

Sejumlah pria berpakaian ksatria memburunya dari berbagai penjuru tempat di sudut-sudut hutan, beberapa dari mereka bahkan berpakaian glamor kaum bangsawan.

SLASH!

SLASH!

Berondongan panah tangan, jarum-jarum perak dan ledakan energi spiritual menyeruak ke arah gadis itu dalam bentuk serangan ganas, menyembur deras seperti aliran sungai.

WUUUSSSSHHH!

WUUUSSSSHHH!

Gadis itu memantul-mantul dengan gerakan indah yang ringan dan gesit.

SLAAAASSSH!

Salah satu pengejar hampir berhasil menyusulnya.

Gawat! Gabrielle terpekik di kamar Bei Tang Moran. Pemandangan itu membentang dalam visinya seolah itu terjadi di depan matanya.

Lu Xi Yuan dalam bahaya!

Ia sudah hampir melesat ke tempat kejadian, tapi segera sadar situasinya. Kekuatannya baru saja pulih!

Ia tak bisa menampakkan diri lagi di depan sekian banyak orang, setidaknya untuk saat ini. Lalu tiba-tiba sebuah gagasan melintas dalam benaknya. Ia segera memanggil Sistem Editor, mengorbankan 100 poinnya untuk ditukar dengan seragam hitam pengawal bayangan, lengkap dengan masker ketat dan jubah gelap bertudung mirip kostum assassin dalam game online.

Sejurus kemudian, gadis itu sudah menghilang dari kamar Bei Tang Moran, meninggalkan pusaran kabut tipis cahaya berwarna putih berlian.

BRUAAAAAK!

Pintu kamar terbentang membuka.

Bei Tang Moran menyeruak masuk dan terkesiap mendapati kamarnya telah kosong. Ia mengedar pandang dan bergegas ke dekat ruang pemandian. “Jian Yuè!” panggilnya sedikit terlalu bersemangat. “Kau di sana?”

Hening.

“Jian Yuè!” ulangnya sembari menerobos ke ruang pemandian itu.

Gabrielle juga tidak ada di sana.

“Mana orangnya?” gumamnya dengan ekspresi hampa.

Pada waktu bersamaan, pelarian Lu Xi Yuan berakhir di tepi ngarai sementara para pengejar sudah mengepungnya di sana sini.

Gadis itu membeku di sana dengan putus asa, memandang semua orang dengan penuh kebencian. Energi spiritualnya sudah hampir kandas sementara ngarai di belakangnya menganga cukup lebar. Sisa energinya tak akan cukup untuk terbang ke seberang.

Lagi pula orang-orang nekat ini takkan berhenti.

“Nona! Serahkan tungku roh itu dengan patuh, dan aku akan mengampunimu!” seloroh seseorang dengan seringai menjengkelkan.

“Atas dasar apa?” sergah seseorang lainnya. “Tungku roh itu akan jadi milikku!”

Situasi berubah gaduh ketika para pengejar itu mulai saling menyerang satu sama lain untuk memperebutkan siapa yang paling berhak merebut harta karun ilahi di tubuh Lu Xi Yuan.

Lu Xi Yuan memanfaatkan kesempatan itu untuk menyelinap ke tempat aman.

GREP!

Tangan kuat seseorang menyergap bahunya yang terluka.

Lu Xi Yuan terpekik dan meringis.

Seorang wanita bergaun merah terbuka di bagian dada dan belahan samping roknya sampai ke pangkal paha, menyeringai di belakang Lu Xi Yuan.

“Qù nǎlǐ?”~Mau ke mana? tanya wanita itu dengan nada pelan merayu. Meski gaya bicaranya kemayu, kekuatannya tak bisa diremehkan. Cengkeraman tangannya yang berkuku panjang dengan jemari lentik itu menyalurkan tekanan besar yang membuat Lu Xi Yuan jatuh berlutut.

Wanita itu kemudian pelan berjalan memutar ke depan dengan jemari tangan menari di bahu Lu Xi Yuan, menggelitik lukanya yang menganga, lalu berjongkok di depan gadis itu seraya tersenyum dingin. Ia mengulurkan tangan lainnya ke dada Lu Xi Yuan, merekahkan jemari membentuk cakar.

GREP!

Tiba-tiba tangan seseorang menyergap tengkuk wanita itu dari belakang. Sarung tangan baja bercorak emas!

Lu Xi Yuan mendongak dan terkesiap.

Seseorang tahu-tahu sudah berdiri di belakang wanita bergaun merah dengan riasan tebal di depannya.

Sosok itu mengenakan seragam hitam pengawal dengan masker ketat dan jubah dengan tudung kepala.

“Shei a?”~Siapa? seloroh wanita berbaju merah itu bernada enteng. Mula-mula wajahnya memandang rendah. Tapi saat ia coba menoleh untuk melihat orang di belakangnya, raut wajahnya berubah dengan cepat. Di luar dugaannya, tekanan yang diberikan tangan itu terasa seberat gunung.

Lu Xi Yuan menatap tangan dengan sarung baja hitam bercocok emas itu. Merasa sedikit familier. Pandangannya lalu beralih ke dahi si pendatang dan mendapati sebuah toten yang sama familier, menyala berkedut-kedut.

Gabrielle!

Burung Gaib Surgawi, batin Lu Xi Yuan penuh syukur.

Seulas senyuman samar tersungging di sudut bibir Lu Xi Yuan. Ia mencengkeram pergelangan tangan wanita berbaju merah itu dan menurunkan jemari wanita itu dari bahunya. Kemudian beranjak dan menyisi ke dekat Gabrielle, menautkan jemarinya di sela jemari tangan lain Gabrielle.

SLAAAASSSH!

Fluktuasi energi meledak saat kekuatan mereka menyatu. Luka mereka pulih seketika dan kekuatan Lu Xi Yuan kembali terisi penuh.

Para penyerang yang sedang berjibaku di sekeliling mulai tersadar dan menoleh ke arah mereka, lalu dalam sekejap semuanya merangsek mengepung mereka.

BUUUUUUUUMM!

BUUUUUUUUMM!

Ledakan energi besar-besaran mulai terjadi ketika semua orang mulai melontarkan serangan yang langsung dihalau oleh Lu Xi Yuan.

“Tunggu! Pengawal bayangan ini aneh!” pekik seseorang dengan waspada.

“Dia bukan pengawal bayangan!” timpal seseorang yang lainnya. “Dia Malaikat Pelindung!”

“Mereka belahan jiwa?” pekik seseorang yang lainnya lagi.

Malaikat Pelindung adalah istilah lain untuk menyebutkan Roh Pelindung, Rekan Monster dan Tunggangan Spiritual. Semua jenis pasangan yang terikat Rune Perjanjian disebut Belahan Jiwa.

“Gawat!” Para penyerang yang memahami situasinya segera mundur.

“Wǎn de!”~Terlambat! seloroh Gabrielle seraya menghujamkan tatapan tajam ke tengah kerumunan.

BUUUUUUUUMM!

Ledakan energi seperti meriam menghempaskan semua orang.

Orang-orang itu terserak di sana-sini, sebagian langsung tewas di tempat dalam kebisuan. Sebagian masih hidup namun babak-belur.

Gabrielle tertunduk dan menancapkan kuku bajanya di kedua sisi leher wanita bergaun merah itu.

KRAAAK!

Kedua sisi leher wanita itu seketika retak dan berangsur-angsur meluruh seperti kertas terbakar. Lalu secara perlahan tubuhnya mulai menguap, meninggalkan percikan debu cahaya berwarna emas.

Para penyerang yang masih hidup bergerak gelisah di tempat mereka, beberapa memaksa dirinya bangkit dan berusaha melarikan diri.

Lu Xi Yuan melepas genggamannya dari jemari Gabrielle dan bergegas menangani mereka.

SLAAAASSSH!

Semburat cahaya merah darah melesat dari kejauhan, menerjang ke arah Lu Xi Yuan.

WUUUSSSSHHH!

BUUUUUUUUMM!